Perfect Ketos

Shani melihat teman temannya sibuk memakan pizza sedangkan dia hanya diam sambil meminum es teh yang di beli untuk mereka.

Tringgg...

Shani membuka ponselnya membaca pesan yang masuk.

...Ibunda sayang❤️...

Cici pulang jam berapa!

^^^Pulang jam setengah 4 an Bun^^^

^^^kenapa?^^^

tetangga bilang ada cowo yang

gedor gedor rumah dan kemungkinan

itu ayah jadi kamu jangan pulang dulu

sebelum bunda pulang ya, bunda ga jadi

lembur dan pulang jam 5.

^^^Iya bunda^^^

Shani meletakan kembali ponselnya, " eh ci anak yayasan cakep ya," tanya Ara pada Shani yang sedari tadi diam itu, " biasa aja," Ara menatap Shani kesal karena tidak ada reaksi apa apa dari Shani.

" itu cakep banget ci," ucap Ara tak terima, " menurut kamu aja," Shani mengambil sepotong pizza untuk nya, " selera ci Shani itu rumit Ra, kamu nanya cakep ga di ci Shani," sahut Jingga.

" udah cepat abisin kita pulang, kapan lagi jam 3 kita pulang," sudah menjadi hal biasa bagi mereka untuk pulang lebih lama dari murid biasanya, bisa di bilang sekolah adalah rumah mereka.

" Semangat ya besok kita udah harus berhadapan dengan pelajaran," celetuk Ilyas yang tengah memakan pizza, " iya, belajar yang benar ya teman teman," balas Ayu.

...ʕ⁠·⁠ᴥ⁠·⁠ʔ...

Shani memakai tasnya setelah semua anggota OSIS pulang, Shani mengunci pintu ruang OSIS dan keluar sekolah yang sudah sepi, " baru jam setengah 4," Shani berdiri di halte dan tak lama bus pun datang, Shani naik ke bus.

Shani turun di halte yang cukup jauh dari halte rumahnya, Shani keluar halte dan berjalan memasuki gang gang perkampungan hingga akhirnya Shani sampai di sebuah tanah luas yang sangat sepi.

Shani berjalan melewati setiap gundukan tanah, " Hallo mas," Shani seolah mengejutkan gundukan tanah yang menjadi rumah terakhir sang Abang, Shani berada di TPU tempat dimana sang Abang di kebumikan.

" Aduh udah lama ga ke makam mas, kangen adik mas yang paling cantik ini ga?" Shani duduk di samping gundukan tanah itu tak peduli rok abunya kotor oleh tanah merah itu.

" tapi Shani ga bawa hadiah apa apa buat mas soalnya Shani spontan datang kesini, Shani baru pulang dari sekolah," Shani membersihkan daun daun kering yang jatuh di atas gundukan tanah.

" ga ada mas ternyata sepi banget ya, ini udah bulan ke 11 mas pergi," Shani melamun menatap batu nisan yang tertulis nama abangnya.

Shaka Adiwijaya

" Shani bingung mau kemana lagi, Shani nungguin bunda pulang," monolog Shani sambil mengelus nisan Shaka, " jadi orang yang tenang di tengah dunia kacau ternyata ga enak ya mas, kok mas ga ngomong sih ke Shani kalau misalnya dunia akan terasa secapek ini."

" oh Shani tahu, pasti karena capek itu makanya mas pergi ya? oke gapapa Shani maklumi, tapi mas tenang aja Shani ga akan pergi dulu sampai bunda benar benar bahagia," lanjut ucapan Shani.

" pas masih ada mas Shani bisa nangis sepuasnya tapi ternyata sekarang udah ga bisa, bahkan Shani ga bisa nangis di depan bunda soalnya Shani selalu mikir kalau Shani lemah di depan bunda terus siapa yang bakalan kuatin bunda, kan kita udah ga punya Saudara lagi."

Shani menahan dagunya dengan tangan sambil menatap gundukan tanah itu, " Shani juga ga mau ketemu ayah, Shani takut DID Shani kambuh dan Aira bakalan keluar."

Shani pengidap dissociative identity disorder (DID) atau Kepribadian ganda karena trauma yang ia alami sedari kecil, trauma yang di sebabkan oleh sang ayah yang perilakunya begitu kejam kepada Shani, Shaka, dan bundanya.

" tapi akhir akhir ini Aira berontak banget mas di hati, pengen keluar kalau liat rumah berantakan karena ulah ayah tapi Shani berusaha buat tetap menguasai tubuh," Shani sempat melakukan Hipnoterapi yang dimana alam bawah sadar Shani di sugesti.

.....................