NovelToon NovelToon
KETIKA MANTAN ISTRI KEMBALI

KETIKA MANTAN ISTRI KEMBALI

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Khaula Azur

Pernikahan yang awal bahagia harus goyah saat sang mantan istri dari suami Delia Ismawati kembali dari Hongkong. Mampukah Delia mempertahankan rumah tangganya dengan Husni sang suami?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khaula Azur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KETIKA MANTAN ISTRI KEMBALI

Bab 9

"Eh.. tuhkan anaknya malah nangis? Kamu gimana sih, Rindu? Ibu, kan. Sudah bilang kamu harus sabar." Bu Susi mengingatkan.

"Maaf Bu! Mia, maafin Mama. Ya." Rindu jadi panik Mia masih menangis tersedu-sedu. Dua orang dewasa dan anak kecil usia delapan tahun membujuk adiknya, namun semuanya tak mampu membuat Mia berhenti menangis.

Mendengar suara motor di depan rumah, Mia langsung berdiri dari duduknya, ia langsung berlari menuju ke depan. Ternyata benar suara motor milik Delia berhenti di depan rumahnya.

Delia mencabut kunci motornya, ia terkejut begitu melihat Mia menangis tersedu-sedu di depan pintu.

"Loh, Mia. Kok nangis sayang?." Mia bertanya setelah turun dari motor.

Ibu sambung Mia dan Dita memasukan kunci motor ke dalam tas berwarna hitam yang di sampirkan di bahunya, tak lupa ia menutup kembali resleting tasnya. Delia melangkah mendekati gadis kecil itu yang masih sesegukan.

"Anak mama yang cantik ini kok nangis, kenapa?." Tanya Delia penasaran.

Diangkatnya gadis itu untuk menggendongnya. Mia diam saja, hanya Isak tangis yang terdengar ditelinga Delia.

Sementara' itu Bu Susi yang melihat Delia sudah pulang jadi deg-degan, Bu Susi, Rindu, dan Dita masih duduk di kursi ruang makan di rumah Husni.

"Pasti sebentar lagi Delia menyalahkan ibu, gara-gara tuh bocah, nangis! Kamu sih ibu, kan sudah bilang kamu mesti sabar ngadepin si Mia."

Bu Susi.

Rindu berdecak, "Ck.. Ibu kenapa jadi nyalahin aku sih?, anaknya aja yang susah diatur." Rindu tak merasa bersalah. Mereka diam saat melihat Delia datang dengan mengangkat tubuh Mia.

"Bu Susi, ini Mia nangis kenapa, ya?." Tanya Delia menatap Bu Susi, telapak tangan kanannya mengelus-elus rambut Mia, membuat gadis kecil itu tak menangis lagi.

"Itu tadi kami menyuruhnya makan siang, tapi malah nangis. Kalo kamu tidak percaya kamu bisa tanya Dita. Ya, kan. Sayang?" Bu Susi bertanya pada Dita mencari dukungan.

"Iya!." Dita jawabnya sambil duduk di kursi, bermain game di handphonenya.

"Lagian kamu gimana sih, Del? Mendidik anak aku, kok dia jadi nyebelin gini?." Rindu tanyanya, tak pelak pula menyinggung nya.

"Maaf, Mba Rindu! Tapi setahu saya Mia itu anaknya penurut, dia tidak mungkin sampai nangis, kalo gak ada sesuatu yang membuatnya tidak nyaman?." Jawab Delia protes.

"Jadi maksud kamu, Mia. Gak nyaman sama aku? Kamu harus sadar diri dong kalau aku ini ibu kandungnya!." Rindu dengan nada sewotnya.

"Mbak Rindu, please jangan marah-marah di depan anak-anak, aku khawatir mereka meniru apa yang mereka liat!." Delia mengingat kannya.

Bu Susi yang melihat keadaan sudah mulai tegang segera menyudahi perdebatan mereka.

"Rindu sebaiknya kita pulang saja, ayo!." Bujuk Bu Susi.

"Ibu kenapa sih, Bu? Ibu takut sama Delia?." Rindu

"Rindu, Delia benar kamu jangan marah-marah didepan anak-anak? Ayo, cepat pulang. Ibu ada acara arisan di rumah temen ibu." Pinta ibunya.

Bu Susi menarik tangan putrinya untuk bangun, dengan malas Rindu bangun dari duduknya.

"Ayo, Dita. Kita pulang!." Rindu menarik tangan Dita.

Mereka bertiga meninggalkan kediaman rumah Husni. Delia menghembuskan nafas beratnya. Delia masuk kamar putrinya. Mendudukkan Mia di tepi ranjang.

"Mia, ganti seragamnya dulu, nanti makan siang terus tidur. Ya!." Bujuk Delia.

Delia hendak meninggalkan Mia, tapi tangannya menahan tangan Mamanya.

"Mama marah sama Mia, Ya?." Mia dengan menunduk.

"Enggak, Mama gak marah sama Mia, kok!."

"Terus kenapa? Mama gak jemput Mia ke sekolah?." Mia dengan mata berkaca-kaca.

"Maafin Mama ya? Tadi tiba-tiba ada telepon dari teman mama di butik." Delia menjelaskan.

Mia berhamburan memeluk pinggangnya.

"Mia sayang banget sama mama, maafin aku ya, Ma!."

Delia membalas pelukan Mia, ia mengelus-elus punggungnya.

"Ya, sayang! Mia sudah gak marah sama Mama?."

Mia menggelengkan kepalanya.

Sementara itu, Dalam perjalanan pulang ke rumah nya, Rindu masih kesal mengingat perdebatannya dengan Delia.

"Belagu banget, sih. Delia? Mas Husni pasti belum tau kelakuan istrinya itu." Rindu, raut wajahnya sudah merah padam.

Bu Susi dan Dita diam saja enggan menanggapi ucapannya. Terlebih lagi Bu Susi menurutnya tadi anaknya sendiri lah yang salah yang sudah membuat Mia menangis, karena di bentak!.

Sebuah tangan melingkar di dada seorang pria yang sedang bercermin sambil memakai kaos casualnya. Pria itu adalah Husni. Sementara sang istri tengah memeluknya dari belakang.

Husni memegang kedua tangannya, seakan memeluknya dengan senyumnya yang khas.

"Ada apa ini, tumben manja kaya gini?." Husni.

Delia menenggelamkan wajahnya pada punggung sang suami.

"Aku bahagia banget, Mas! Akhirnya Mia sudah gak marah lagi sama aku."

"Ya, memang harus seperti itu, kamu gak salah. Yang harusnya Mia marah itu sama ibu kandungnya." Husni

Delia melepas pelukannya, kini ia berdiri berhadapan dengan suaminya.

"Aku gak ngerti deh, sama mantan istri kamu itu. Masa dia nyalahin aku gara-gara aku tanya kenapa Mia menangis?. Dia malah nyolot padahal ada anak-anak saat itu." Delia.

"Dia dari dulu memang seperti itu, Dia gak mau di salahkan. Mantan ibu mertua aja kadang angkat tangan kalau udah seperti itu." Husni.

"Heran, dulu kamu kok bisa tergila-gila sama wanita macam itu?." Delia celetuknya.

"Dulu dia gak seperti itu, dia baik kok." Husni.

"Ya, dia baik kalo di depan kamu. Hampir semua anak kampus juga tahu gimana? Judesnya dia." Delia ungkapnya.

"Yaudah. Sih! biarin aja." Husni sahutnya lagi.

Delia mengambil kedua telapak tangannya untuk di genggamnya.

"Mas, makasih ya. Mia bilang kalau kamu yang udah bujuk dia, buat gak marah lagi sama aku." Delia menatap manik suaminya.

"Cuma makasih aja, nih? Gak ada imbalannya gitu?." Kata Husni dengan manarik alisnya keatas.

"Ish.. Dasar gak ikhlas banget nolongin bini sendiri." Delia dengan bibir manyun. Husni terkekeh geli di buatnya.

"Aku ikhlas tapi masa 'iya. Sih. Kamu gak mau ngasih imbalan." Husni.

"Ingat, ya. Mas. Ini masih sore!."

"Dih. siapa juga yang mau itu, hayo jangan-jangan kamu yang mau. Ingat tadi yang kamu bilang, ini masih sore. Tapi kalau kamu gak tahan." Husni makin menggoda istrinya.

"Ih.. sumpah, ngeselin banget kamu mas." Delia

"Aww.."

Husni mengadu kesakitan saat delia mencubit perutnya.

"Sakit sayang." Husni

"Ih biarin ngeselin, sih!."

memegang tangan Delia untuk tak mencubitnya lagi. Husni justru mencium telapak tangan Delia. Husni menatap kearah Delia. Wajah Delia bersemu merona, terlihat menggemaskan di mata Husni. Di kecupnya pipi sang istri dan berbisik..

"Makasih sih ya, sayang! I love you." Husni.

Delia terpaku menatap punggung suaminya yang meninggalkannya sendiri di kamar.

1
murni l.toruan
Syukurlah Delia pergi, makanya jadi suami itu harus percaya sama istrinya. Sudah pergi sibuk nyari sampai ke ujung kulon
Khusnul Khotimah
walaupun g suka karakter Husni tp AQ sukaodelan cerita yg author buat g bertele tele
Khaula Azur: makasih kak
total 1 replies
murni l.toruan
Syukurlah kalau sudah sadar dan menyesal karena Delia sudah pergi jauh dan tidak akan kembali lagi. Makanya jangan duakan cintanya Delia, belajar dari pengalaman tentang kelicikan mantanmu
murni l.toruan: Hehehe... terlalu semangat kakak Author
Khaula Azur: duakan cintanya ma anaknya Husni hihi
total 2 replies
Khusnul Khotimah
moga sakit beneran hingga metong,,,,,moga kebongkar kebusukan mantan,,,,moga Delia pergi jauh dan mandiri,,,,,,moga Delia mampu bahagia bersama buah hati,,buang jauh lelaki yg g bisa jaga hati istri,
murni l.toruan
Good ideas Delia.. biar Husni hidup dalam penyesalan karena ilmu licik Rindu dan maknya, semoga Dita sakit berat seperti ucapannya Rindu, karena ucapan adalah doa'
murni l.toruan
Capek bacanya, kalau Husni tidak senang kamu hamil, tinggalin saja toh kamu punya kehidupan sendiri Del, sudah mpet banget sama ceritanya Rindu
Khaula Azur: makasih kak udh mampir
total 1 replies
murni l.toruan
Jangan sampai ada penyesalan akibat mantan istri terlalu banyak ikut campur. Rindu cocok jadi bintang sinetron televisi burung terbang. Husni karma sedang menunggu di kehidupanmu
Khaula Azur: makasih mba udh mampir
Khaula Azur: terima kasih mba murni I.toruan
total 2 replies
murni l.toruan
Ampun deh nihh si Husni...kok bisa percaya sama mantan nenek lampir Rindu. Istrimu kamu bilang baik, ketemu mantan kok jadi tunduk sama nenek lampir ya, yang baik dan tulus dan terus tidak dipercayai lama-lama kita suruh saja pergi jauh.
Khaula Azur: makasih udh mampir kak
total 1 replies
murni l.toruan
Rindu orang stres... yang perlu ke psikiater itu Rindu karena gila. Anaknya Mia masih kecil di tinggal pergi... datang2 mau ambil dengan cara ngak ada aturan
murni l.toruan
Kok pengen nimpuk kepala nih orang ya, Husni jangan kasih kesempatan sama mantan istri yang tidak ada akhlak.
murni l.toruan
Keluarga yang tidak manusiawi, mama kandung kembali mau merusak mental Mia. Tolong jangan sampai nenek lampir juga ikutan ngak punya otak
Khaula Azur
menarik
Kang Malik
mantep lanjutkan kak
pine
Tertinggal sama ceritanya, cepat update author!
Khaula Azur: ya di tunggu terus ya, makasih udh mampir🤗
total 1 replies
Khaula Azur
dukung terus dan jangan lupa tinggalkan jejak komen kalian para readers,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!