NovelToon NovelToon
Mimpi Buruk Clara

Mimpi Buruk Clara

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Teen School/College / Keluarga / Persahabatan / Cinta Murni
Popularitas:409
Nilai: 5
Nama Author: Grace caroline

"Aku pikir kamu sahabatku, rumah keduaku, dan orang yang paling aku percayai di dunia ini...tapi ternyata aku salah, Ra. Kamu jahat sama aku!" bentak Sarah, matanya berkaca-kaca.

"Please, maafin aku Sar, aku khilaf, aku nyesel. Tolong maafin aku," ucap Clara, suaranya bergetar.

Tangan Clara terulur, ingin meraih tangan Sarah, namun langsung ditepis kasar.

"Terlambat. Maafmu udah nggak berarti lagi, Ra. Sekalipun kamu sujud di bawah kakiku, semuanya nggak akan berubah. Kamu udah nusuk aku dari belakang!" teriak Sarah, wajahnya memerah menahan amarah.

"Kamu jahat!" desis Sarah, suaranya bergetar.

"Maafin aku, Sar," bisik Clara, suaranya teredam.

***

Mereka adalah segalanya satu sama lain—persahabatan telah terjalin erat sejak memasuki bangku kuliah. Namun, badai masalah mulai menghampiri, mengguncang fondasi hubungan yang tampak tak tergoyahkan itu. Ketika pengkhianatan dan rasa bersalah melibatkan keduanya, mampukah Clara dan Sarah mempertahankan ikatan yang pernah begitu kuat?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Grace caroline, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 19. Kemunculan Antonio

"Bener juga loh, aku aja sampe pengen makan mereka saking keselnya. Aduh, mereka pinter banget ya aktingnya, bisa bikin kita yang nonton naik darah!" seru Sarah, tertawa sambil menggelengkan kepala.

Drama Korea yang mereka tonton memang sarat konflik, dan adegan-adegannya begitu menguras emosi. Rasanya, para protagonis selalu dibuat menderita sementara para antagonis berjaya.

Banyak sekali adegan menyedihkan di sana yang membuat mereka berlinang air mata dan kesal setengah mati. Apalagi Sarah, yang sangat mengidolakan tokoh Bae Rona di dalam drama itu.

Tiba-tiba...

"Clara, kamu di sini?" Suara seorang pria mengalun lembut. Clara dan Sarah spontan menoleh.

Di sana, berdirilah Antonio—pria tampan yang selalu terlihat rapi. Hari ini ia mengenakan kemeja flanel biru dongker yang dipadukan dengan celana jeans dan sepatu kets putih bersih. Rambutnya yang sedikit berantakan menambah kesan charming padanya. Ia adalah anggota BEM, dan orang yang di sukai Clara yang selama ini diceritakannya pada Sarah.

Senyum manis terkembang di bibir Antonio, menampakkan lesung pipit di pipinya. Clara dan Sarah berdiri, sedikit canggung. Pipi Clara merona, senyumnya malu-malu, mengangguk pelan.

"Iya, lagi nongkrong aja sama Sarah. Kamu dari tadi di sini?" tanya Clara pada Antonio, berusaha terdengar tenang. Detak jantungnya berpacu—gugup bukan main melihat Antonio di depannya.

Lalu Sarah yang paham segera menepuk bahu Clara. "Ra, kamu ngobrol aja ya sama dia, aku mau ke toilet dulu," katanya, memberi ruang bagi Clara dan Antonio untuk berbincang berdua.

Clara menoleh ke Sarah, wajahnya seakan berkata tidak. Bibirnya mengerucut, menggeleng pelan, tapi tak sepatah kata pun terlontar. Malu, mungkin, karena Antonio ada di sana.

"Aku pergi dulu ya, kamu ngobrol aja sama dia," ucap Sarah, lalu berlalu menuju toilet kafe—tempat yang sudah sangat dikenalnya karena sering menghabiskan waktu di sini bersama Clara.

Setelah kepergian Sarah, Clara mengajak Antonio duduk di tempat Sarah tadi. Keheningan menyelimuti mereka, diselingi sesekali tatapan malu-malu yang—lucu sekali—menyerupai kucing yang sedang dimabuk cinta.

"Ehm, kamu,"

"Ehm, kamu,"

Mereka bicara hampir bersamaan, yang tentu saja membuat keduanya merasa sangat gugup. Lalu Clara mendongak, wajahnya yang tadinya tertunduk karena gugup kini perlahan terangkat. Ia mencoba menenangkan detak jantungnya yang tak menentu.

"Kamu mau pesan apa?" tanya Clara, pipinya merona merah. Antonio senang melihat kegugupan Clara yang terlihat jelas. Senyumnya—ah, begitu tampan di mata Clara. Ia memang menyukainya.

"Apa saja," jawab Antonio santai.

Ia mengangkat tangannya, memanggil pelayan. Setelah pesanan disampaikan dan pelayan pergi, hening menyelimuti mereka. Keduanya terdiam, seolah tak tahu harus memulai pembicaraan dari mana. Tiba-tiba, Antonio meraih tangan Clara. Sentuhannya hangat, berbanding terbalik dengan dinginnya tangan Clara.

"Ra..."

Sementara itu di toilet kafe, Sarah berdiri diam di luar pintu. Ia tak sedang kebelet, tak pula ingin buang air kecil. Sarah hanya ingin memberi ruang bagi Antonio dan Clara untuk berbincang.

Ia tahu Clara menaruh hati pada Antonio, dan Sarah ingin sahabatnya itu bahagia. Setelah semua kesedihan yang dirasakan Clara, ia pantas mendapatkan kebahagiaan.

Tapi...

"Entah kenapa... aku kok agak ragu ya sama Antonio," gumam Sarah, matanya menerawang.

Emang sih dia ganteng, anak BEM lagi, cukup terkenal, banyak yang suka. Tapi entah kenapa aku kok ngerasa ada yang nggak beres ya sama dia. Apa ini cuma perasaanku aja?

Dari sikapnya, terus matanya waktu natap Clara, kok rada aneh gitu. Hmm... semoga ini cuma perasaan aku aja lah. Lagian aku kan nggak begitu tahu soal anggota BEM. Juga nggak begitu kenal sama Antonio."

Berbagai bayangan buruk tentang Antonio tiba-tiba berkelebat di benaknya. Sarah berusaha keras menepisnya, mengganti dengan pikiran positif.

Setelah cukup lama di toilet, Sarah keluar dan kembali ke kafe. Baru saja sampai di pintu, matanya terbelalak. Antonio dan Clara berpegangan tangan, saling tersenyum mesra. Sarah bahkan melihat Antonio mencium punggung tangan Clara.

Deg!

"Mereka...mereka udah??!!" Sarah terkesiap, matanya membulat sempurna. Ia terpaku di ambang pintu, tak percaya dengan pemandangan di hadapannya.

Antonio dan Clara, yang tadinya sama-sama canggung, kini berpegangan tangan, saling menatap dengan tatapan yang tak bisa diartikan selain mesra.

Sarah teringat bagaimana Clara menceritakan betapa ia mengangumi Antonio, betapa ia berharap bisa selalu bersamanya dan menjadi kekasihnya. Dan kini, takdir seakan menuntun mereka. Tapi, ada rasa yang mengganjal di hatinya.

"Mereka udah... pacaran?" gumam Sarah, suaranya nyaris tak terdengar. Ia tak yakin, tapi melihat Antonio mencium punggung tangan Clara, perasaannya mengatakan itulah yang terjadi.

Sarah menelan ludah, perasaan aneh menyergapnya. Ia merasa seperti sedang menyaksikan adegan di dalam drama Korea yang biasa ia tonton bersama dengan Clara. Adegan di mana protagonis wanita yang dicintai MC berakhir bersama dengan antagonis yang selama ini membuatnya menderita.

"Apa aku salah menilai Antonio?" Sarah bertanya pada dirinya sendiri. "Atau mungkin aku terlalu cepat menilai seorang pria hanya berdasarkan perasaan aja?"

Sarah mencoba berpikir lagi. Ia tahu bahwa Clara adalah wanita dewasa yang mampu membuat keputusan sendiri. Ia percaya bahwa Clara akan memilih jalan yang terbaik untuk dirinya.

Tapi, sejujurnya, Sarah masih merasa sedikit tak nyaman dengan Antonio. Ada sesuatu yang tidak beres dengan pria itu, meskipun ia tak bisa menjelaskan dengan jelas.

Bersambung ...

1
Yokai-nya Rena
Nyess banget jadi Clara
◍•Grace Caroline•◍: Eh dah rilis ternyata 😍 makasih dah mampir kakk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!