++ Iwan seorang pemuda usia 19 tahun, setelah ia menemukan sebuah cincin ajaib saat memancing disungai. Iwan mendapatkan kesaktian yang dipergunakan untuk memijat.
Seiring waktu banyak pasien yang telah disembuhkan, sehingga menjadi masalah karena banyak wanita yang menginginkan dia. Sehingga membuat ia terlena akan kenikmatan dunia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jamal Nurcahya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Iwan menuju kekamarnya dilihatnya Shinta masih tertidur pulas , ia segera menuju keruang pijat dan benar perkiraannya kalau Mbak Ju tertidur.
Iwan menepuk tepuk kaki Mbak Ju, tapi Mbak Ju hanya menggeliat dan melanjutkan tidurnya.
Iwan menekan kuku jempol kaki Mbak Ju, hanya beberapa detik Mbak Ju pun membuka matanya, " Sudah selesai mijatnya Wan?" Tanya Mbak Ju sambil menelentangkan tubuh.
" Pijatnya dari tadi sudah selesai Mbak!" Kata Iwan lalu keluar dari ruang pijat.
"Badanku sudah lebih enakan Wan! Terimakasih!" Kata Mbak Ju sambil salam tempel ke Iwan.
" Aku pulang ya Wan!" Pamit Mbak Ju.
"Iya Mbak, terimakasih!" Saut Iwan.
Hari telah sore, tapi Shinta masih tidur. Iwan melihat selimut yang tersingkap hangga membuat si bocil ingin terbang pulang ke sangkarnya. Iwan segera naik ketempat tidur dan membangunkan Shinta, dikecupnya pipi, bibir dan semua yang tersaji dihadapannya. Shinta yang gelisah geli geli basah segera membuka mata dan tersenyum memandang Iwan, dengan gemas Iwan langsung melumat bibir Shinta. Dipegang, diputar dan diremasnya dua buah yang menantang untuk segera dipanen.
Iwan yang sudah tidak sabar segera mengambil posisi untuk mengendarai kuda supaya baik jalannya. Dengan sentuhan sentuhan yang menyesatkan , Iwan terus memacu dan berkejar kejaran dengan Shinta, hingga Shinta melewati beberapa sumber air bahagia. Iwan yang berkuda dengan gesit dan telah melewati gunung gunung yang cukup besar, hingga menyebabkan desahan angin semakin kencang.Iwan segera menggapai sesuatu yang sangat Shinta dambakan," Awas Shin, aku mau keluar ahhh....!" Rancau Iwan sambil menghentak dan menarik rambut Shinta yang sudah letih karena sudah beberapa kali mendapat kenikmatan.
Bermain kuda kudaan selama satu jam lebih membuat Shinta kembali letih, dilihat jam di hp nya dan dia terkejut karena hari telah petang Dengan malas ia turun lalu pergi mengikuti.
Iwan membawa Shinta berkeliling untuk menikmati ke indahan kota, mulai makanan dan jajanan pun tak luput mereka nikmati. Bercanda dan bercengkrama mesra bagai Rama dan Shinta membuat para Rahwana iri dibuatnya.
Malam tak terasa larut dan dingin, hasrat yang ingin terus bersama harus terhenti karena besok pagi Shinta harus bekerja. Sekembali dari mengantar Shinta, Iwan segera mengganti seprai tempat tidurnya yang sebagian basah akibat air kehidupan dan kebahagiaan.
Setelah itu ia merebahkan diri dan mulai tenggelam kedalam alam mimpi.
Pagi yang cerah mentari tersenyum ramah, Iwan terbangun dan segera memulai aktifitas rutin di setiap paginya.
Dan seperti hari kemarin, Iwan datang kembali ketaman. Bukan karena gadis berkursi roda tapi Iwan merasa setiap ia berada di taman tubuhnya kembali segar dan pikirannya terasa tenang.
Saat dilihatnya gadis berkursi roda datang kedalam taman, Iwan segera berdiri dan berjalan kearah motornya.
Saat mereka berhadapan," Kakak mau kemana?" Tanya gadis itu menghentikan Iwan.
"Mau pulang, sudah dari tadi aku berada disini!" Jawab iwan meneruskan jalannya menuju ke motor.
"Apa dia mengalah kepadaku ya?"Tanyanya dalam hati.
Notif pesan berdering, dibuka dan di bacanya sebuah pesan dari Bu Diana yang meminta dia datang.
Iwan bergegas menuju ke rumah Bu Diana, ia memang tak menjadwal secara khusus untuk orang orang yang meminta terapi.
Sesampai dirumah Bu Diana, Iwan segera di antar kekamar untuk melakukan terapi pijat. " Mas Hari! Ini Iwan sudah datang!" Seru Bu Diana didepan pintu kamar.
Pak Hari segera duduk menyambut kedatangan Iwan, setelah berbasa basi sebentar Iwan segera memijat Pak Hari.
Dengan energi bathin, Iwan mengerahkan penglihatan dan jari membetulkan kembali urat urat dan pembuluh darah diseluruh tubuh Pak Hari. Setelah selesai, Iwan menyuruh Pak Hari mencoba menggerakkan jari kakinya. Pak Hari mencoba menggerakkan jari meskipun awalnya kesulitan, lama kelamaan jari kakinya dapat digerakkan.
Bahagia hati Pak Hari sampai air matanya menetes saat melihat jari kakinya bergerak pelan.
Iwan menyuruh Pak Hari berdiri," Sekarang Bapak turun dari ranjang dan coba untuk berdiri!" Suruh Iwan.
Bu Diana menangis haru melihat suaminya bisa berdiri dan mulai mencoba langkah langkah kecil.
Pak Hari berseru " Na.... aku sudah bisa jalan Na!". Meski hanya menyeret kakinya, tapi bagi Pak Hari itu suatu hal yang sangat membahagiakan dirinya karena selama ini dia hanya diam terbaring tak bisa melakukan apa ара.
Setelah memberi beberapa saran ke Bu Diana dan Pak Hari.
Iwan berpamitan dan segera keluar dari kamar dan menunggu Bu Diana diruang tamu.
Tak selang berapa lama, Bu Diana keluar dari kamar dan membawa sebuah amplop.
Dengan senang hati Iwan menerima amplop itu dan berpamitan untuk pulang.
Iwan segera memacu motornya agar lebih cepat sampai dirumah. Ia sudah tak sabar ingin tahu berapa banyak isi dari amplop itu.
"Wow lima juta!" Berbinar mata Iwan saat selesai menghitung uang dari dalam amplop. Iwan berniat pergi ke Bank untuk membuka rekening tabungan, lalu ia pergi kekamar dan mengeluarkan uang yang selama ini disimpannya didalam lemari.
Dimasukan kartu atm didompet sedang buku tabungan ia taruh disaku celana. Ia yang selama ini hidup serba kekurangan, sekarang sudah mempunyai tabungan yang lumayan.
Dihentikan laju motornya saat ia melihat lapak mie ayam lalu memesan seporsi mie dan segelas es kelapa muda.
Iwan begitu menikmati makanan dan minumannya, saat ingin membayar tiba tiba seorang pengendara motor matic terjatuh.
Orang orang mulai berdatangan, sebagian menonton, sebagian memfoto dan merekam tapi hanya sebagian kecil yang menolong pengendara itu.
Iwan hanya melihat kepengendara motor dan segera pergi dari lapak mie ayam tak terbersit untuknya menolong, karena disitu sudah banyak orang. Iwan teringat masa lalunya saat menolong orang yang terjatuh dari motor, bukannya berterima kasih tapi malah dicaci maki.
Sesampai dirumah, Iwan segera membaca beberapa pesan dan segera membalasnya. Damai hati Iwan, diambilnya sebatang rokok dan dinyalakannya sambil menunggu kedatangan Dewi. Ingin ia mempercepat waktu namun apa daya ia tak kuasa dan tanpa sadar ia tertidur dengan rokok yang masih menyala.
Saat panas api menyentuh jarinya, Iwan terbangun dengan reflek mengibaskan tangan. Bergegas dimatikan rokok itu dan diambilnya sapu dibelakang pintu, dengan menggerutu tak sadar ada seseorang di pintu.
***
Bersambung....
Aku pernah baca ini cerita Iwan tukang pijat.. ketemu cincint leluhur. Roh didalamnya bernama Siti. Punya calon istri 12 bahkan bertambah. Belum baca lagi lanjutannya...
Di novel sebelah Fzz Judulnya "Pijat Nikmat". Kalau gak percaya coba cek.
Jangan marah ye