Berawal dari kesalahan yang Faiz Narendra lakukan di masa lalu, membuat hidup Keluarga Narendra terancam bahaya.
Berbagai teror, dan rentetan penyerangan dilakukan secara diam-diam, oleh pelaku misterius yang menaruh dendam kepadanya.
Namun bukan hanya pelaku misterius yang berusaha menghancurkan Keluarga Narendra.
Konflik perebutan pewaris keluarga, yang dilakukan oleh putra sulungnya, Devan Faiz Narendra, yang ingin menjadikan dia satu-satunya pewaris, meski ia harus membunuh Elvano Faiz Narendra, adik kandungnya sendiri.
Sedangkan Elvano yang mulai diam-diam menyelidiki siapa orang yang meneror keluarganya. Tidak sengaja dipertemukan, dengan gadis cantik bernama, Clarisa Zahra Amanda yang berasal dari keluarga sederhana, dan kurang kasih sayang dari ayahnya selama hidupnya.
Ayah Clarisa, Ferdi tidak pernah menyukai Clarisa sejak kecil, hanya karena Clarisa terlahir sebagai anak perempuan. Ferdi lebih menginginkan bayi laki-laki untuk meneruskan keturunannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laksamana_Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Clarisa pulang kerumah di temani bayu untuk mengemasi barang-barang yang belum sempat bundanya bawa, ketika kemarin bundanya kabur setelah diceraikan dan disiksa oleh ayahnya.
"Lo serius gak papa ni Bay, temenin gue? Padahal gue bisa sendiri kok" tanya Clarisa sambil membuka seat belt.
"Udah gak papa, lagi ini juga atas permintaan bunda lo kan. Dia kuatir kalau lo sendirian pulang ke rumah," balas Bayu tersenyum.
Mereka turun dari mobil, dan bergegas masuk ke dalam rumah yang terasa begitu sunyi. Clarisa menghela nafas panjang, kemudian mulai berjalan ke ruang tamu.
Di sana, ia melihat perabotan rumah yang berantakan, seperti meninggalkan jejak setelah kejadian tragis semalam.
Clarisa menatap sekeliling dengan mata berkaca-kaca, mencoba menahan air mata yang ingin berlinang.
Bayu menepuk pundak Clarisa "Udah, gue yakin sehabis ini semua bakalan baik-baik aja. Lo harus kuat Cla, cuma lo, yang bunda lo punya saat ini" ujar Bayu mencoba menenangkan Clarisa.
"Iya Bay, gue ngerti kok" balas Clarisa mencoba tersenyum.
"Ih, kok dikit amat sih neng senyumnya," protes Bayu.
"Yang banyak dong, senyum tuh ibadah, dan ketawa tuh bikin hidup tambah berkah. Asal lo gak senyum-senyum sendiri, sawan yang ada" ujar Bayu cengengesan.
"Apaan sih Bay," ucap Clarisa sedikit tertawa.
"Nah gitu dong neng Clarisa yang cakep, kalau neng senyum kan bikin hati abang jadi jedag jedug" goda Bayu
Tak
"Argh, sakit oy" ringis Bayu ketika Clarisa menginjak kaki nya.
"Bodo amat" balas Clarisa cuek
"Yee, ya udah, yuk kita cepet-cepet bawa barang lo dan bunda, sebelum ayah lo datang" ucap Bayu membuat Clarisa mengganguk.
"Eh bentar, lo tunggu aja disini, biar gue sendiri yang mengemasi barang-barang gue dan bunda" ujar Clarisa.
"Lah kok gitu, terus kapan kelarnya" protes Bayu.
"Astaga Bay, lo gak mikir apa kalau gue emm.." Clarisa menjeda perkataannya dan membuat Bayu terkekeh melihat raut wajahnya.
"Gue apa hmm? Lo takut kalau kita berduaan di kamar, terus lo jatuh cinta ma gue ya?" goda Bayu sambil mengedipkan sebelah matanya.
Bugh
"Argh," ringis Bayu ketika Clarisa menendang kaki kanannya.
"Entah kenapa kok gue nyesel ya nemenin lo, kalau endingnya gue dibikin samsak kayak gini" keluh Bayu.
"Ya suruh sapa lo mikir aneh-aneh" protes Clarisa.
"Iya deh Tuan Putri Clarisa, hamba meminta maaf" mohon Bayu seraya membungkuk hormat.
"Ya udah cepet sana beresin" lanjutnya sambil mendorong Clarisa.
"Lah, sawan ni bocah" kesal Clarisa yang ingin menendangnya lagi, tapi ia lebih memilih masuk ke kamar dan segera mengemasi barangnya, dari pada ia harus berlama-lama merespon ulah tengil Bayu.
"Hehehe, lucu juga tuh bayi kingkong" ucap Bayu terkekeh.
"APA LO BILANG!!!" teriak Clarisa yang berada di dalam kamar.
"Enggak, bukan apa-apa" elak Bayu.
Buset dah tuh anak pendengarannya tajam juga ya, batin Bayu.
Setelah menunggu kurang lebih 20 menit akhirnya Clarisa sudah selesai mengemasi barang-barangnya.
"Yuk Bay, udah kelar ni" ucap Clarisa sambil membawa satu tas besar.
"Yakin udah semua?" tanya Bayu memastikan.
"Iya, udah kok. Ini udah lebih dari cukup" balas Clarisa.
"Ya udah yuk pulang" ajak Bayu.
Saat Bayu dan Clarisa ingin beranjak pergi, tiba-tiba muncul Ferdi yang membuat mereka berdua terkejut, dan Bayu segera mengambil sikap memunggungi Clarisa untuk melindunginya
"Kalian, ngapain di rumah saya?" tanya Ferdi dingin.
"Dan kamu anak kurang ajar, di mana bunda mu hah!" bentak Ferdi sambil menunjuk wajah Clarisa yang berada di belakang tubuh Bayu.
"Om bisa santai gak" dingin Bayu menepis tangan Ferdi.
"Cih, kamu siapa hah? Gak usah ikut campur masalah keluarga saya" ucap Ferdi marah.
"Gak perduli siapa saya, tapi om gak berhak membentak Clarisa" balas Bayu dengan nada semakin tinggi.
"Cih, sok jadi pahlawan" ejek Ferdi.
"Dan kamu bocah sini ikut sama ayah, ayah masih berhak atas hak asuh kamu!" ucap Ferdi ingin menarik paksa Clarisa. Namun dengan cepat tangannya di tahan oleh Bayu.
Tap
"Argh," ringis Ferdi ketika Bayu memelintir kasar tangannya.
"Cla, lo masuk ke dalam mobil duluan. Biar ayah lo yang jadi urusan gue" pinta Bayu yang masih menatap tajam Ferdi.
"Bay, lepasin tangan lo dari tangan ayah" ucap Clarisa membuat Bayu mengeryitkan dahi
"Kenapa?" tanya Bayu.
"Udah lepasin aja" ucap Clarisa dan Bayu pun menurut melepaskan cengkramannya.
"Cih, dasar gak punya sopan santun. Emang bapak kamu gak ngajarin itu!" emosi Ferdi menatap tajam Bayu
Bugh
Pukulan keras mendarat di pipi Ferdi, tapi bukan Bayu yang memukulnya , melainkan Clarisa.
"Ck, kamu mau jadi anak gak tau diri hah?" tanya Ferdi yang tersulut emosi
"Perban kepala ayah masih basah kan?" tanya datar Clarisa.
"Tapi perlahan, seiring waktu bakalan kering dan sembuh kan tapi.." Clarisa mengepal kasar kedua tangannya menahan emosi yang sedari tadi ingin meledak.
"TAPI GIMANA DENGAN LUKA BATIN BUNDA, YANG DARI DULU AYAH SIKSA, DAN SIKSA TERUSS!!" teriak Clarisa marah mengema di seluruh ruangan rumah.
"Ayah" panggil Clarisa lembut.
"Apa ayah lupa dengan janji-janji ayah, waktu pernikahan kalian dulu hmm?" tanya Clarisa yang mulai menangis.
"Ayah mengikrarkan janji di atas pelaminan, meminta bunda dari kedua orang tuanya, dan ayah berjanji akan membuat bunda bahagia, terus sekarang apa?"
"JUSTRU AYAH SENDIRI YANG MELUPAKAN JANJI-JANJI AYAH, DAN AYAH DENGAN TEGA MAU MEMBUNUH BUNDA, ISTRI AYAH SENDIRI !!" teriak Clarisa sekali lagi, dan kini tangis Clarisa pecah.
Hati Clarisa sangat terpukul mendegar cerita bundanya semalam, yang bercerita jika bundanya hampir saja kehilangan nyawanya, jika semalam bundanya tidak melawan.
"Sudah cukup omong kosongnya, telinga ku gatal ni" ucap enteng Ferdi sambil mengaruk telinganya.
"Ck, sudahlah. Lagi ayah sudah tidak menginginkan aku dan bunda lagi kan? Ya sudah Clarisa pamit. Ayo Bay kita pergi" ucap Clarisa.
"Est, tunggu dulu. Enak aja mau pergi, gak bisa" tahan Ferdi.
"Lalu ayah mau apa? Mau menghajar, dan mencekik leher Clarisa gitu? Sama kayak apa yang udah ayah lakuin sama bunda semalam" ketus Clarisa.
"Oh tidak, justru ayah ingin menjual mu. Sebagai balasan karena ayah sudah kasih kamu makan selama ini" ucap Ferdi dengan enteng membuat Clarisa geram mendegarnya, ia ingin menampar wajah ayahnya. Namun Bayu lebih dulu maju dan....
Bugh
Satu pukulan mendarat di pipinya
Bugh
Pukulan lainya mendarat di perut Ferdi dan
Bugh
Pukulan terakhir mendarat di dada Ferdi hingga membuatnya tersungkur, dan muntah darah.
"Argh" ringis Ferdi kesakitan.
"AYAH MACAM APA ANDA INI HAH!!" teriak Bayu emosi.
"Bay, tenang tahan emosi lo" ucap Clarisa menenangkan Bayu yang terlihat sangat marah.
"Gak Cla, sumpah ni orang harus di kasih pelajaran. Dia sama sekali tidak pantas di sebut seorang suami, ayah, atau pun orang tua yang harus kita hargai" balas Bayu menatap tajam.
"Seorang singa saja tidak mau memakan anaknya sendiri, tapi ini justru mau menjual anaknya sendiri demi uang" geram Bayu.
"Sudah Bay, mending kita pulang saja. Kasihan pasti bunda gelisah" ajak Bayu.
Bayu menghela nafas kasar, dan pergi mengandeng tangan Clarisa, meninggalkan Ferdi yang masih terkapar di lantai.
"DASAR ANAK GAK TAU DI UNTUNG. AWAS AJA AKU BAKAL HANCURIN HIDUP KALIAN!!! "teriak Ferdi mengacam namun tidak dihiraukan Clarisa dan Bayu yang fokus berjalan pergi, dan masuk ke dalam mobil.
gak bisa berkata kata banyak