Keesokan paginya Ana pun terbangun dari tidurnya dan mendapati pria itu sedang duduk di atas ranjangnya sembari melihat ke arah jendela.
Ana bergegas bangun dan menghampirinya "Bagaimana keadaanmu Tuan?" tanya Ana tersenyum.
Tuan itu diam tak bergeming dengan tatapan melihat ke arah jendela.
"Tuan katakanlah sesuatu?"
Tuan itu menoleh dan menatap Ana "Kau siapa?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noona frog, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu
Ana keluar dari kamar Robert menutup pintu pelan, sesaat ia terdiam di depan kamar Robert, tubuhnya lemah Ana terduduk dan akhirnya dia menangis.
Hiikksss~ hikkssss~ setelah beberapa menit ia menangis, Ana bangun dan menghapus air matanya. Ia pun pergi ke dapur terlihat beberapa pelayan tengah sibuk.
Seorang pelayan menghampiri Ana "Nona apa perlu sesuatu?"
Ana menggeleng "Tidak, tapi dimana Tante Cristy dan cucu nya itu?" tanya Ana.
"Nyonya Cristy baru saja pergi ke gallery nya sedangkan Tuan muda masih di kamarnya". Jawab pelayan.
Ana menyeringai "Baiklah, kalau begitu aku naik ke atas saja" Sadar jika ia terlalu lama di bawah maka secepatnya akan bertemu dengan Harry.
Ana pun buru-buru balik ke kamarnya namun setelah beberapa langkah anak tangga yang iya naiki,
Ceklekkk!
Terdengar suara pintu di atas seperti sedang di tutup.
Mata Ana melebar "kamar kakek di bawah sedangkan Tante Cristy pergi keluar pasti dia.." Ana berbalik arah buru-buru ia lari mencari tempat bersembunyi.
Setelah menemukan tempat bersembunyi, Ana mengintip Harry yang sedang menerima panggilan telepon "Sudah ku duga itu dia, jadi kamarnya juga di atas"
"Aduh aku belum siap bertemu dengannya secepat ini" keluh Ana.
Tiba-tiba Ana termenung teringat dengan ucapan Kakek Robert tentang perjodohan Harry "Jadi saat ini dia sedang di jodohkan, tapi kenapa dia begitu padaku".
Ana menggeleng "Sudahlah, sebaiknya aku cepat pergi dari sini"
Saat Harry masih sibuk menerima telepon, Ana langsung berlari naik menuju kamarnya.
Harry yang saat itu seperti merasakan ada sekelebat seseorang yang lewat di belakangnya langsung menengok ke belakang, namun ia tidak melihat apa-apa "Apa cuman perasaanku saja" gumam Harry.
*
Ana duduk termenung di dekat jendela sembari menatap langit-langit malam yang bertaburan bintang.
Tokk tokk Tokkk suara ketukan pintu dari luar membuyarkan lamunan Ana, ia bangun dari duduknya dan membuka pintu, pelayan itu tersenyum "Nona Tuan Robert memanggil anda untuk makan malam sama-sama"
Ana tercengang "Apa makan malam?"
"Iya Nona"
"Di bawah ada siapa saja?" tanya Ana.
"Tuan Robert, Nyonya Cristy dan Tuan muda Harry"
"Bagaimana ini, jika aku menolak itu tandanya aku tidak sopan, tapi di bawah ada Harry" pikir Ana.
Ana berdalih "Begini aku ingin tapi saat ini aku belum mandi karena sibuk mengirim laporan kepada Dr Jonas jadi kau katakan kepada kakek dan yang lainnya untuk makan duluan saja" kata Ana tersenyum.
"Baiklah nona" ucap pelayan itu kemudian pergi.
Harry datang menghampiri Kakek dan tantenya di meja makan "Harry duduk di sini" Cristy mempersilahkan Harry duduk di sebelahnya "Sudah lama kau tidak makan malam di rumah".
"Benarkah?"
"Iya! Ayah Harry sudah datang sebaiknya kita mulai makan" ucap Cristy.
"Masih belum"
"Oh iya kita masih menunggu dia turun"
"Siapa?" tanya Harry.
"Ana perawat dari rumah sakit, dia tinggal di sini merawat Ayah sampai sembuh" ucap Cristy.
"Ana?" tanya Harry tak percaya.
"Iya! Kau kenapa Harr?" tanya Cristy bingung dengan sikap Harry.
Robert melihat pelayan yang ia suruh memanggil Ana hanya datang seorang diri "Nona Ana menyuruh duluan saja karena dia baru saja mau mandi, dia tidak ingin Tuan menunggu lama" ucap pelayan itu.
"Kita tetap akan menunggunya" ucap Robert.
"Ayah.."
"Cristy kau panggil dia!" perintah Robert.
"Aku saja!" ucap Harry "Biar aku yang memanggilnya" Harry bangun dari duduknya beberapa kali ia tersenyum tidak jelas, Harry tak percaya ternyata Ana ada di rumahnya dan dia tidak tau itu bahkan Jonas tidak memberi tahunya sama sekali.
Tokkk tokkk tokkk!
Ana tersentak "siapa lagi, apakah pelayan tadi?" Ana berjalan menuju pintu tanpa pikir panjang langsung membukanya.
Degh!
Matanya melebar, Ana tercengang melihat Harry dengan senyuman liciknya kini ada di hadapannya, Ana yang segera tersadar dengan sigap ingin menutup pintu kembali namun ia kalah cepat, Harry lebih dulu menahan pintu.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Ana.
Harry mengernyitkan kening "Kau sendiri apa yang kau lakukan, kau berbohong ya agar tidak bertemu denganku"
Ana berdalih "siapa yang berbohong?"
Harry memegang tangan Ana dan menariknya keluar kamar "Turun makan, Kakek menunggumu" Ucap Harry meninggalkan Ana.
"Huhh dasar!" ucap Ana kesal, mau tidak mau akhirnya Ana turun dan mengikuti Harry di belakang.
-
-
-
To be continued...