Suatu hari, aku memutuskan untuk melakukan healing sendirian menuju kepedesan nenek ku. Diperjalanan Bus kami mengalami kecelakaan dan yah tiba-tiba saja aku terbangun di hutan belantara...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jamag, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gadis Pemalu yang pubertas.
"Cantiknya! " Ujarnya, mata itu hanya tertuju pada perhiasan saja.
Ada berbagai aksesoris perhiasan yang ku beli dengan harga satu jutaan, ada pula yang hanya 15 ribuan sampai 200 ribuan.
Yah, perhiasan sederhana saja didunia ini pasti populer.
"Sangat indah, cicin yang dihiasa batu putih kecil-kecil... Apa ini berlian? " Tanya April dengan wajah sangat berminat.
Aku menggeleng kan kepala.
"Tidak, itu dari kaca... Namun, yang di gunakan pada ring nya adalah emas putih... "
Aku ingat, harga nya sekitar 800 ribu... Entahlah, apa yang membuat nya mahal begitu... Yah, aku juga kurang tau harga perhiasan...
Dia kemudian menatap tusuk rambut.
"Ini punya pola indah dan tusuk kayu yang sangat cantik... Rasa nya seperti bukan kayu? "
Aku menjawabnya. "Kau benar, itu dari plastik yang disebut resin, di berikan cat bergambar pola batik... "
"Batik? " Dia tampak bingung April.
Kemudian dia menyentuh bibirnya dengan wajah agak memerah.
"Aku mau tau harga nya? " Ujarnya agak malu.
Hmmm, aku jadi merasa bahwa ini sumber masalah ku... Apa aku harus bertanya pada nya, soal angka dunia ini? " Ujarku dihati.
Yah, pikirku saat ini orang-orang takut mendekat seperti kata April. Mereka takut beetanya dan malu sendiri, saat tau bahwa harga nya mahal.
"Hm, hm, hm... Aku punya ide deh... " Ujarku menganggukkan kepala dengan senyuman.
Iris melihat itu bingung. "??? "
Sedangkan April selesai memilih barangnya.
"Aku ambil beberapa, tapi tak tahu berapa total nya... "
Aku tersadar kemudian dari pikiran ku yang kemana mana.
"Oh, sudah memilih apa yang mau kau beli? "
Saat aku melihat nya, dia tak hanya membeli perhiasan saja. Dan juga tampak banyak barang yang ku kategori mahal.
"Hmmm, apa kau yakin mengambil barang mahal? Harganya persatunya 1 keping emas lo bahkan yang 10 keping emas juga? "
Dia menatap ku dengan wajah memerah dan agak gemetar.
"A-aku bayar kok... Aku anak nya Despant, seorang pedagang Lokal yang terkenal... "
Aku baru ingat, dia memperkenalkan dirinya padaku dengan menyebut Ayah nya seorang Pedagang lokal.
Iris memeluk tangan nya April, aku tak tau sejak kapan mereka dekat tapi aku sempat melihat Iris mengajak nya salaman. Apa mungkin mereka tadi berkenalan dan Iris atau April mengajak untuk berteman?
Entahla...
"Kau yakin, mahal lo? Makanya, dagangan Tuan sepi karna terlihat seperti menjual Item langka bahkan bangsawan saja enggan mendekat... " Ujarnya si Iris.
April mengangguk. "Iya, ada beberapa bangsawan lewat di sini tapi kok bisa ga ada yang mau dekat... Iris juga jangan menganggap ku gak ada uang dong... "
Aku jadi heran dengan percakapan santay mereka, kok April bicara keaku rada-rada takut dan ke Iris lebih biasa aja.
"Ini aneh... " Ujarku dihati.
Aku mengela nafas dan mengambil keranjang yang ada di meja yang telah diisi April dengan barang yang mau dibelinya.
"Hmmm, kau beli leser? Apa lagi yang ini cukup berbahaya, kan sudah ada kertas penjelasan di depan benda-benda yang ku jual? "
Dia mengangguk padaku dengan wajah tenang.
"Yah, aku tertarik dengan senjata yang bisa membelah sesuatu dengan sihir cahaya merah..."
"Yah, aku tak bisa menyangkal mu..." Dari pada jadi rumit, hanya bisa berkata begitu.
Aku menaruh nya di keranjang, lalu menatap Iris.
"Iris catat ya, 2 keping emas! "
Dia mengangguk.
"Oke, Tuan! " Ujarnya Iris mengeluarkan Kalkulator mesin genggam nya.
April yang melihat barang yang dipegang Iris jadi sangat penasaran.
"Apa itu? Angka atau huruf? "
Iris menjawabnya. "Angka, ini berasal dari Negara kelahiran Tuan ku... "
Aku mendengar percakapan dua gadis loli ini jadi agak senang.
"Kayaknya, si Iris punya teman bicara... Aku ikut senang... " Ujarku dihati, kemudian mengambil barang lagi.
Aku cukup terkejut, dia membeli Vibrator.
"Eh? "
Aku memandang April dengan wajah agak khawatir.
"April? Kenapa kau pesan ini? "
Dia menoleh kearah ku dan memasang wajah memerah.
"Itu, itu... "
Aku meneguk liur ku.
"Bukannya, kau sudah tau kegunaan nya di kertas penjelasan? " Keringat mulai turun di wajahku.
Seketika aku jadi kepikiran, umurnya sudah 16 tahun kan? Artinya, kemungkinan dia memasuki usia begitu ya? " Ujarku dihati.
Aku menaruhnya di keranjang lagi dan tertawa tak enak.
"Hahaha, tak perlu kau jawab April... Harga nya 1 keping emas... "
Iris mengangguk dan mulai mengetikmengetik namun sambil menoleh ke wajah nya April yang memerah banget.
"Alat apa sih yang kau beli, April? "
Dia berbisik. "Itu... "
*Psttt!
Seketika Iris ternganga dan wajah nya memerah.
Aku tak sempat menghentikan April, meski mereka terlihat seumuran tapi Usia beda... Iris sendiri mungkin masih 8 tahun... Hanya tubuh mereka terlihat sepantaran karna April yang kecil.
"Astaga, aku tak sempat memberi tahunya... " Ujarku menepuk kening.
Aku kemudian memandang yang ku pegang.
"Ini barang yang normal, sebuah anting yang cantik... Ada gantungan ringan berbentuk daun indah... Warna keemasan dan juga stenlish... "
Yah, barang ini bercampur 2 materi emas dan besi stenlish lalu sisa nya pelastik yang menambah keindahan hiasan anting telinga.
"Harga nya 1,5 keping emas... "
Aku kemudian mengambil selusin batre dan memasang wajah datar.
"Ini pasti untuk Vibrator itu? "
April memerah seketika menatap kelain dengan jari telunjuk di kedua tangan nya saling bersentuh didepan dadanya.
"Mhmmmmm... "
Aku mengela nafas dan berkata padanya dengan wajah agak khawatir.
"Jangan berlebihan ya? "
Dia mengangguk dengan wajah memerah berkali kali.
"Iya... "
Iris pun ikut memerah dan ternganga menatap April yang begitu.
"Kau mesum April... "
April jadi shock.
"Agh! " Dia salah tingkah.
Aku lanjut melihat barangnya dan Iris mencatatkan harga nya. Setelah itu, Iris menjumlahkan nya dan harga yang didapat lebih dari 20 keping emas.
Aku kaget, April membawa Uang itu dalam kantong sedang yang ada di tas dibalik jubah ronde nya.
"Ini Tuan, 20 keping emas... Makasih ya... " Ucapnya dengan wajah masih kemaluan.
Yah, aku jadi terbiasa dengan apa saja yang dia beli. Bahkan aku sampai tak menyangka gitu, untuk apa Vibrator? Lalu, apa yang mau dia gunakan dengan ulekan mengkilat berpola seni gambar gambar serupa tato? Apa dia mau memasukkan nya kedalam? Kemudian, ketertarikan nya dengan produk kecantikan yang ku perjualkan juga memperjelasnya. Dia sudah puber!
Membuatku makin tak menyangka adalah Ko*d*m, apa dia mau ena ena? Dengan siapa? Apa dia punya pacar?
Aku bertanya padanya, dia bilang tak punya... Terus, ku tanya buat siapa? Dia malah diam?
Aku cuman bisa memperingati nya dengan wajah datar, untuk tidak sembarang ena-ena tanpa adanya rasa suka dan tertarik pada lawan jenis.
Aku bahkan juga mengatakan untuk melakukan hal semacam itu pada orang yang kau cintai saja, dan dia mengangguk. Apa mungkin dia punya kekasih?
Aku mau menolak menjual nya tapi, dia kan? Cukup umur untuk melakukan hal tersebut?
Aku tak mau ambil pusing, karna banyak barang-barang dewasa yang dibelinya. Bahkan aku menaruh komik komik doujin dan dia beli juga.
Anak bernama April ini, wujud sejati pemalu tapi buas.
Jadi, aku hanya bisa diam saja dan memadang wajah tak habis pikir.
Setelah, itu Aku menerima bayar nya dan dia kembali ke neneknya membawa sekeranjang barang yang dia beli dariku.
"Hah, aku harap tak seperti yang kupikir kan... Dia hanya anak kecil polos, bukan gadis kecil pemalu yang buas... " Ujarku mengangguk kan kepala.
Iris menatap nya dari jauh si April yang melambai padanya.
"Aku tak sangka, dia itu jenis pemalu yang begitu... "
Aku meliriknya dan menyilangkan tangan.
"Iris, kau dilarang meniru sikap April... Dengar ga, ini perintah lo! "
Dia melirik ku dengan senyuman yang sangat mencurigakan.
"Iya, aku dengar kok... "
Seketika aku terkejut dan berkeringat dingin.
"Apa ku jauhkan saja Iris dari April?! Aku takut, dia terpengaruh oleh sikap mesum April..." Ujarku dihati.
Sekarang aku agak cemas dengan teman pertama Iris.
...