EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.
Jika menemukan cerita ini di tempat lain, tolong laporkan🔥
Hari ulang tahunnya dan juga saudari kembarnya yang seharusnya menjadi hari bahagia mereka, justru berakhir duka. Berliana mengalami kecelakaan. Dan sebelum meninggal dunia, Berliana memberikan wasiat agar sang suami, Dion Ananta, menikahi kembarannya yakni Binar. Demi kedua buah hati mereka yang belum genap berumur satu tahun yakni Devina dan Disya.
Binar Mentari Mahendra terpaksa menikah dengan kakak iparnya demi kedua keponakannya yang sangat membutuhkan figur seorang ibu. Pernikahan yang membawa nestapa baginya karena hanya dianggap sebatas istri bayangan oleh suaminya.
Padahal di luar sana ada lelaki yang begitu mencintai Binar walaupun usianya lebih muda dua tahun darinya yakni Langit Gemintang Laksono. Satu-satunya orang yang mengetahui rahasia penyakit Binar.
Simak kisah mereka yang penuh intrik di dalamnya💋
Update Chapter : Setiap hari.
🍁Merupakan bagian dari Novel Bening☘️ONE YEAR
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 - Dalam Pengaruh Obat
Selepas menyelesaikan hasratnya untuk buang air kecil, Prita bergegas menuju ke toilet pria guna melihat bosnya. Namun Dion juga sepertinya belum keluar karena di depan masih sepi dan lorong tersebut sedang tak ada orang lain. Alhasil Prita memberanikan diri masuk ke dalam toilet pria untuk mencari Dion.
"Pak... Pak Dion," panggil Prita seraya kepalanya celingak-celinguk dan membuka satu per satu bilik di toilet umum tersebut. Namun hingga ujung ternyata semua bilik kosong, tanpa penghuni.
"Kok kosong semua?"
"Apa Pak Dion sudah kembali ke privat room lagi ya?"
"Ya sudah aku balik saja ke sana saja," ucap Prita seraya berjalan keluar dari toilet pria dan menuju privat room.
Namun sialnya ternyata di dalam, Dion pun tak ada. Berkali-kali Prita mencoba menghubungi ponsel bosnya itu namun tidak aktif.
"Maaf, nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan. Silahkan hubungi sesaat lagi."
Begitulah bunyi mesin penjawab saat Prita mencoba mendial nomor kontak Dion.
"Pergi ke mana sih tuh duda dingin? Padahal sudah aku beri obat juga di minumannya malah gagal total. Huft !!" keluh Prita karena rencananya malam ini sepertinya gagal total.
Dirinya memang sengaja membayar pelayan hotel untuk memasukkan zat afrodisiak atau yang biasa dikenal dengan sebutan obat perang*sang ke dalam jus jeruk pesanan Dion. Namun ia harus menelan pil pahit sebab targetnya pergi entah ke mana.
Akhirnya dengan terpaksa Prita berpamitan pada Mr. Jonathan dengan alasan dirinya kurang enak badan. Ia pun membawa tas kerja milik Dion yang tertinggal.
Sedangkan ponsel dan dompet Dion semua dibawa sang empunya. Biasanya bosnya itu memang suka mengantongi ponsel dan dompetnya sendiri.
"Astaga ke mana sih tuh orang!! Di telepon enggak aktif. Mana berangkat gak bareng. Sekarang main tinggal saja. Padahal aku sudah nyewa kamar di sini. Mana kamar suite room yang harganya cukup menguras kantong pula. Benar-benar sial !!" gerutu Prita seraya menghentakkan kakinya dan berjalan menuju kamarnya.
Sebab ia baru saja mencoba datang ke pihak resepsionis yang ada di lobby hotel guna meminta bantuan untuk mengecek cctv. Namun pihak hotel tidak bersedia. Dikarenakan hotel tersebut sangat menjaga privasi para tamunya dan alasan yang dikemukakan Prita juga tidak jelas. Sehingga mereka juga tak berani membuka cctv yang diinginkan Prita.
Sedangkan orang yang tengah gencar dicari oleh Prita sedang mengebut di jalanan membelah kota Bandung untuk pulang ke rumah. Dirinya butuh berendam air dingin di kamar mandi untuk meredam hasratnya. Dan jika tetap tak bisa, ia berharap Binar sebagai dokter bisa membantunya menemukan jalan lain atas problem dirinya sekarang.
Ia tak mau melampiaskannya pada Binar. Selain karena ia merasa tidak mencintai Binar, ia juga sudah pernah mengatakan pada istrinya itu bahwa selama pernikahan mereka, dirinya tidak akan menyentuhnya. Kalimat pedas itu terlontar dari bibir Dion sewaktu malam pengantin mereka.
"Jangan berharap lebih pada pernikahan ini. Kamu tentu tahu aku menikahimu hanya karena dua alasan. Demi menjalankan amanah dari wanita yang aku cintai yakni Berliana, kakakmu. Dan juga karena Devina dan Disya. Hanya untuk itu, tak lebih."
"Urusan nafkah lahir aku bisa penuhi semuanya termasuk jika kamu ingin melanjutkan kuliahmu ke jenjang spesialis. Tapi jangan pernah meminta nafkah batin padaku. Karena aku tak akan pernah menyentuhmu sampai kapan pun. Kamu paham ?"
"Iya, Kak. Aku mengerti. Terima kasih," jawab Binar lirih kala itu.
☘️☘️
Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Suasana di dalam rumahnya tampak sepi. Tentu saja di jam begini si kembar sudah tertidur pulas. Dion berjalan sempoyongan seperti orang mabuk. Sebab kepalanya tengah pusing berat. Ia berusaha menahan hasrat sekuat tenaganya.
Dikarenakan dirinya tak jelas melihat pintu kamar akibat pengaruh obat tersebut, alhasil Dion justru bukan masuk ke dalam kamarnya sendiri melainkan masuk ke kamar Binar yang dalam kondisi tidak terkunci. Sepertinya Binar lupa menguncinya.
Ceklek...
Derit pintu kamar Binar dibuka oleh Dion. Kondisi kamar Binar yang redup karena hanya remang-remang dari cahaya lampu tidur saja yang menyala.
Mendadak pandangan mata Dion menggelap seketika saat disuguhi pemandangan kemolekan tubuh Binar yang dalam pandangannya adalah sosok Berliana. Sehingga rencana awal yang sudah ia susun pun menguap entah ke mana.
Binar tertidur pulas di atas ranjang mengenakan baju tidur tanpa lengan berwarna broken white dengan kain yang cukup menerawang. Terlebih Binar tidur dengan memeluk guling dan sedang tidak menggunakan selimut.
Alhasil kaki jenjangnya yang mulus terlihat sangat jelas hingga bagian paaha karena baju tidurnya dengan model terusan itu tersingkap ke atas. Bahkan terlihat jelas juga saat ini bahwa Binar sedang tidak memakai penutup melon kembar ranumnya.
Sebab menurut pakar kesehatan, ketika tidur khusus untuk para wanita disarankan tidak memakai br*a. Dan Binar juga menerapkan hal tersebut.
Hasrat Dion sudah tak dapat ditahan. Logikanya tertutup kabut gai*rah tak kasat mata dan kerinduan mendalam pada sosok mendiang Berliana. Dion pun segera melepaskan pakaiannya secara keseluruhan.
Setelah kondisinya sudah polos tanpa sehelai benang pun, Dion merangkak naik ke ranjang Binar. Lalu...
Grepp...
Seketika Dion memeluk tubuh Binar dari arah belakang yang ia sangka itu adalah Berliana. Bahkan ia memejamkan matanya. Dion menciumi dan mengendus-endus leher mulus nan wangi milik istrinya itu yang beraroma strawberry musk. Semakin meningkatkan hasratnya yang tengah menggebu-gebu di ujung.
Dan bukti gairahnya di bawah sana sudah berdiri tegak nan kokoh sejak tadi. Sangat ingin segera memasuki rumah terdalam milik istrinya.
"Ehmm... sayang," bisik Dion mesra dan tangannya sudah mulai merayap meraaba paaha Binar.
Deg...
Seketika Binar pun membuka matanya perlahan kala merasakan ada seseorang yang memeluknya. Terlebih ada yang mengganjal di bawah sana mirip seperti balok kayu yang keras sedang men*usuk-nuusuknya.
Binar pun langsung membalikkan tubuhnya dan matanya membeliak sempurna dengan sudut bibir berkedut. Melihat suaminya dalam kondisi tanpa sehelai benang pun. Kini sudah berada di atas ranjangnya.
"Kak Di_on," ucap Binar dengan nada terbata-bata.
Bersambung...
🍁🍁🍁
*aroma musk biasanya memberikan kesan wangi yang menyegarkan, hangat, dan juga sen*sual.
msh blom puas?
cerdas dan pinter dan tanggap
kan sudah besar ditinggal binar aja umur a 3thn lah sekarng di+ 5 thn kemudian kn sudah besar🙏