Alysa seorang gadis muda, cantik serta penuh talenta yang kini tengah menempuh studynya di bangku kuliah. Namun, selama dua semester ia memutuskan untuk cuti, demi bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang tengah bangkrut.
Dalam perjalananya, Alysa harus mendapatkan uang sebanyak 300 juta dalam semalam untuk biaya operasi jantung orang tuanya. Dalam keadaan mendesak, Alysa memutuskan menjadi wanita panggilan. Mengikuti saran sahabatnya, Tika.
Sialnya, pelanggan pertamanya adalah dosen ia sendiri. Hal itu membuat Alysa malu, kesal sekaligus bingung bagaimana harus melayani sang Dosen. Lalu bagaimana kelanjutan ceritanya? serta bagaimana hubungan Alysa dengan kekasihnya, Rian. Akankah setelah mengetahui fakta sebenarnya ia akan tetap bersama Alysa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon By.dyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kolam Renang
"Pak Reyhan, gak ngajar?" tanya Alysa.
"Saya ngajar kamu aja." ucap Reyhan membuat Alysa tersenyum kecil sembari menggelengkan kepala tidak percaya.
"Saya ngajar nanti sore. Hari ini saya masuk cuma dua kelas."
"Maaf, saya jadi ganggu istirahat Bapak." ucap Alysa.
"Saya enggak merasa terganggu, saya senang sama kamu disini." Mata Reyhan terjentik satu melihat Alysa.
Pada waktu itu, Alysa memberi reaksi senyum, pipinya pun mendadak memanas, semoga saja tidak membuat pipinya merona, karna Alysa akan malu sekali kalau ketahuan. Bagaimana mungkin Alysa dengan mudahnya tersipu malu oleh gombalan kecil Reyhan untuknya.
Sekarang ini, keduanya berada di mall. Reyhan memerintahkan Alysa untuk membeli pakaian renang terlebih dahulu. Mulanya, Alysa menolak. Ia tidak berniat membuang uang pesangonnya begitu saja, hanya untuk membeli hal yang tidak perlu.
"Bikini yaa." pinta Reyhan ketika sudah sampai ditoko baju renang.
Alysa mendelikkan mata tidak suka. "Saya bercanda." kata Reyhan.
"Gak lucu."
"Tapi kalau mau, saya akan suka sekali." bisik Reyhan dibelakang tubuh Alysa yang tengah memilih pakaian renang.
Tanpa diduga Reyhan. Alysa membalikkan badan, kemudian menarik daun telinga Reyhan. "Mimpi."
"Ah Sa, sakit." keluh Reyhan.
"Rasain."
Alysa segera bergerak menuju kasir setelah mendapat pakaian renang yang akan dipakai olehnya. Satu set pakaian renang pendek dipilih Alysa. Meski masih terbilang terbuka, pilihan Alysa lebih baik dibanding deretan bikini yang terpajang.
Alysa ini sebenarnya biasa menggunakan bikini jika tengah bermain air, apalagi jika tempatnya itu dipantai. Alysa suka sekali. Hanya saja sekarang berbeda situasi, Alysa bersama dengan Reyhan.
"Jadi, 830 ka." ucap kasir.
Reyhan menyerahkan kartu ATM prioritasnya pada sang kasir. "Terima kasih ka," ucap sang kasir perempuan ramah sembari memberikan kembali kartu ATM pada Reyhan.
Alysa berjalan lebih dulu dibanding Reyhan menuju tempat parkir. Tapi, sebelum itu, dari arah belakang tubuhnya, tangan Reyhan melingkar sempurna dipinggang Alysa.
"Pak Reyhan."
"Kenapa?"
"Jangan kaya gini." Protes Alysa.
"Saya cium disini mau?" tanya Reyhan.
"Ish." Alysa mendelik tidak suka.
Alhasil Alysa tidak banyak protes lagi, ia membiarkan tangan Reyhan melingkar di pinggangnya. Mata Alysa beberapa kali mendapati orang-orang menatap Reyhan dan dirinya, mungkin Alysa tampak sekali seperti perempuan panggilan. Entahlah, tapi Alysa tidak suka sekali orang-orang ketika melihatnya.
"Pen gue colok matanya." keluh Alysa.
Reyhan terkekeh. "Lucu ya?" tanya Alysa.
"Iya, kamu lucu." puji Reyhan membuat Alysa terkesima atas pujian Reyhan. Kaki Alysa berenti, kemudian menatap Reyhan. "Gak usah muji-muji saya." protes Alysa.
Alis Reyhan berjengkit bingung. "Salah?" tanya Reyhan.
"Yaiyalah." sahut Alysa ketus, kemudian berjalan cepat lebih dulu dari Reyhan menuju parkiran. Disisi lain Reyhan hanya menggelengkan kepala, ia memasukkan kembali satu tangannya masuk kedalam celana.
"Kamu tidak seperti perempuan panggilan, tapi, fakta mengatakan kamu melakukannya." monolog Reyhan.
Sampai didalam mobil, Reyhan segera tancap gas menuju tempat yang ia tuju. Selama dalam perjalanan Alysa tidak banyak bicara, ia lebih memilih menatap luar jendela dengan tatapan kosong.
"Sampai." kata Reyhan.
"Ini rumah Pak Reyhan, bukan kolam renang." tekan Alysa. Sebelumnya, Alysa pikir keduanya akan berenang di Aparteman kalau tidak ditempat khusus berenang, bukan rumah besar mewah seperti ini.
"Memang."
"Kamu bilang kita bakal renang di..." Alysa belum menyelesaikan ucapannya segera disela oleh Reyhan.
"Kita renang dirumah. Aparteman terlalu terbuka untuk pakaian kamu, Sa."
Reyhan menyeret tangan Alysa untuk masuk. "Ini dirumah siapa? milik Pak Reyhan?" tanya Alysa.
"Temen aku, aku cuma pinjem aja, kebetulan kosong. Ayo." Reyhan membawa tangan Alysa masuk kedalam rumah.
Alysa tampak takjub dengan interior rumah yang tengah ia pijak saat ini, bergaya American clasic dengan warna cat rumah putih gading. Alysa jadi rindu rumah yang dulu ia tempati.
Reyhan yang sangat semangat mengajak Alysa masuk, tidak memberi waktu untuk Alysa melihat sekitar. Reyhan membawanya cepat ke belakang rumah, tempat dimana ada kolam renang.
Suasana sejuk nan asri segera bisa dinikmati Alysa kala mendapati belakang rumah sebesar ini. Area kolam renang yang menyatu dengan tempat olahraga lain seperti area fitnes gym, area golf, tenis meja bahkan lapangan bola basket ada disini. Dikelilingi dengan pepohonan besar dan tinggi serta pemandangan rumput hijau nan luas. Alysa tidak bisa membayangkan seberapa kaya orang yang memiliki rumah ini dengan cukup lengkapnya fasilitas olahraga didalam rumah.
"Semoga kamu nyaman." kata Reyhan.
Alysa mengangguk kecil. Reyhan segera membuka pakaian kerjanya menyisakan kolor bagian dalam miliknya. "Reyhan, lo gila ya. Gak punya malu banget. Lo bisa ke kamar mandi dulu." protes Alysa.
Reyhan terkekeh. "Nanti juga kamu liat Alysa, ayo buruan ganti." titah Reyhan. Setelah itu segera masuk kedalam kolam renang.
Alysa cepat menuju toilet dekat kolam renang untuk ia berganti pakaian. Sudah berganti pakaian, Alysa segera menyusul Reyhan. Tapi, sebelum itu. Alysa tampak canggung dengan dirinya menggunakan pakaian renang.
"Badan lo bagus Alysa." puji Alysa melihat tubuhnya di cermin besar area menuju toilet.
Usai memandangi cermin Alysa segera keluar dari toilet. Ketika dibukanya pintu toilet, tubuhnya bertubrukkan dengan badan Reyhan.
"Astaga."
"Pak Reyhan."
"Bapak ngapain berdiri di kamar mandi si." tegur Alysa kesal.
Alysa masih protes atas bertubruknya tubuh Reyhan yang besar dengan kepala Alysa. Sedangkan, Reyhan terdiam cukup lama melihat Alysa dengan costume renangnya.
"Awas." titah Alysa.
Reyhan masih diam. Kali ini, ia benar-benar terpesona atas tubuh Alysa yang indah dipandang matanya. Saking, terpesonanya, Reyhan membiarkan Alysa melewati tubuhnya begitu saja. Perempuan itu berlari kecil menuju tangga kolam renang.
Reyhan membalikkan badan melihat Alysa. "Dingin." komentar Alysa, kala kakinya ia turunkan masuk kedalam kolam renang.
Reyhan kembali lagi, matanya yang gelap menatap Alysa penuh minat. Reyhan tidak bisa memutus tatapannya dari Alysa.
"Ayo masuk." ajak Reyhan.
"Dingin."
"Kalau ga dingin bukan air." Reyhan menuruni kolam renang, mendekati Alysa, kemudian mengulurkan satu tangannya untuk Alysa gapai.
"Dalem gak sih?" tanya Alysa.
"Kamu bisa berenangkan?" tanya Rehan.
"Bisa, cuma ya tetep aja. Kalau dalem banget mah aku juga takut."
"Saya pegangin tangan kamu." kata Reyhan.
Alysa mengulas senyum kecil. Alysa menurut dengan menggapai tangannya Reyhan. "Akhhh..." jerit Alysa kala tubuhnya hampir setengahnya memasuki kolam renang.
Reyhan tidak bisa membohongi kalau Alysa sangat cantik hari ini. Reyhan baru menyadari bagaimana ia sangat berminat untuk tertarik lebih jauh dengan perempuan di depannya. Bukan kenal sebagai perempuan panggilan, lebih jauh dari itu. Reyhan tertarik pada Alysa sebagai seseorang untuk ia ajak pada sebuah hubungan lebih.
Hanya saja, akan sangat tidak elok kalau pilihan Reyhan benar-benar jatuh pada Alysa yang berstatus sebagai perempuan malam. Pikiran Reyhan masih sadar penuh, Alysa tidak seideal itu untuk ia ajak bersama, kecuali kalau hanya untuk ia ajak sebagai perempuan bayaran untuk ia kenalkan sebagai calon tunangannya, mungkin Alysa adalah pilihan terbaik yang ada saat ini.