NovelToon NovelToon
Dalam Secangkir Kopi

Dalam Secangkir Kopi

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Pihak Ketiga
Popularitas:25k
Nilai: 5
Nama Author: Komalasari

Ratri Swasti Windrawan, arsitek muda yang tidak ingin terbebani oleh peliknya masalah percintaan. Dia memilih menjalin hubungan tanpa status, dengan para pria yang pernah dekat dengannya.

Namun, ketika kebiasaan itu membawa Ratri pada seorang Sastra Arshaka, semua jadi terasa memusingkan. Pasalnya, Sastra adalah tunangan Eliana, rekan kerja sekaligus sahabat dekat Ratri.

"Hubungan kita bagaikan secangkir kopi. Aku merasakan banyak rasa dalam setiap tegukan. Satu hal yang paling dominan adalah pahit, tetapi aku justru sangat menikmatinya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komalasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Kerinduan Kecil

Sastra memilih tak menggubris dering panggilan, dari telepon genggam yang diletakkan dekat asbak dan kaleng soft drink. Dia lebih menyukai melanjutkan kemesraan bersama Ratri. Akan tetapi, itu tidak berlangsung lama. Setelah panggilan pertama diabaikan, panggilan kedua kembali masuk. 

“Jawab saja dulu. Barangkali telepon penting.” Ratri menghentikan ciumannya, meskipun Sastra tengah sangat menikmati. Dia merasa tak nyaman. Ratri berpikir panggilan tadi berasal dari Eliana. 

“Ah! Mengganggu saja,” gerutu Sastra pelan, seraya kembali ke tempat dirinya duduk tadi. 

Sastra meraih telepon genggam, kemudian memeriksa panggilan yang telah berhenti sendiri karena kembali diabaikan. Dia mendapati nama sang ayah di layar. 

“Apa itu panggilan dari Elia?” tanya Ratri, seraya menghadapkan tubuh sepenuhnya kepada Sastra. 

“Bukan,” jawab Sastra. “Papaku yang menelepon. Sebentar.” Sastra menghubungi balik sang ayah.  

“Dari mana saja kamu?” tanya Carson, setelah panggilan tersambung. 

“Maaf, Pa. Aku agak sibuk tadi,” sahut Sastra, seraya menoleh kepada Ratri yang tengah menatapnya dengan sorot tak dapat diartikan. “Ada apa?” 

“Aku ingin bicara berdua denganmu. Sebagai sesama pria.” Nada bicara Carson terdengar serius. 

“Boleh. Datang saja ke cafe. Kita bisa bicara santai di sini.” Meskipun pikirannya sibuk menerka-nerka, tetapi Sastra tetap memperlihatkan raut tenang. 

Carson menggumam pelan. “Aku akan ke sana sekarang.”

“Sekarang juga?” 

“Ya. Mumpung mama-mu ada yang menemani,” sahut Carson. Dia menutup sambungan telepon tanpa basa-basi lagi.

Setelah selesai berbincang singkat dengan sang ayah, Sastra menatap Ratri. Dia seperti hendak mengatakan sesuatu, tetapi tak juga terucap. 

“Ya, sudah. Sebaiknya, aku pulang saja.” Ratri seakan paham dengan makna tatapan pria di hadapannya. 

“Ah, tidak. Bukan begitu.” Sastra mendekat ke hadapan Ratri. “Tetaplah di sini. Aku tidak mau kamu pulang sendiri,” ucapnya.

“Ayolah. Aku sudah terbiasa begitu. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.” Ratri hendak berlalu dari hadapan Sastra.

Namun, Sastra langsung menahan geraknya. Hanya dengan sorot mata, pria itu memberikan isyarat tegas bahwa dirinya tak ingin dibantah. 

“Ya, ampun.” Ratri berdecak pelan.

“Kamu punya aturan yang harus kupatuhi. Aku pun demikian. Deal?” 

Walaupun kurang suka dengan aturan itu, tetapi di sisi lain Ratri merasa senang. Entah yang Sastra berikan benar-benar perhatian murni karena kebaikan hatinya, atau sekadar omong kosong yang biasa diberikan pada semua wanita. Satu yang pasti, Ratri cukup terkesan. 

“Baiklah, Bapak Sastra Arshaka.” Ratri mengalah.

“Gadis pintar.” Gemas, Sastra mencubit pangkal hidung Ratri, kemudian mengecup keningnya sesaat. "Aku harus ke bawah, sebelum papa mencariku kemari."

"Ya, sudah. Pergi sana. Aku tunggu di sini." Ratri tersenyum kecil, setelah berkata demikian.

Ucapan wanita muda itu berbalas kedipan mata sebelah kiri Sastra. Dia berbalik, lalu berjalan menuju tangga. Namun, sebelum turun, pria tampan berdarah campuran tersebut kembali menoleh. "Aku tahu, sebenarnya kamu sudah menyukaiku sejak dulu."

Bukannya menanggapi dengan manis, Ratri justru menjulurkan lidah.

"Akan kugigit lidahmu nanti." Sastra tersenyum, kemudian melanjutkan langkah meniti anak tangga turun ke lantai satu.

Sastra masuk ke cafe melalui pintu belakang. Setelah melewati gudang tempat menyimpan stok bahan-bahan, dia masih harus melalui koridor tidak terlalu panjang, hingga tiba di ruang utama. Si pemilik tinggi 185 cm itu langsung memilih meja paling sudut, kemudian duduk tenang di sana menunggu kedatangan sang ayah.

Selang beberapa saat, Carson datang. Wajah serta perawakannya yang hampir mirip Sastra, jadi perhatian beberapa pengunjung. Pria paruh baya itu segera menghampiri, saat melihat lambaian tangan putranya.

"Mau kupesankan kopi, Pa?" tawar Sastra hangat.

"Tidak usah. Aku tidak minum kopi pada jam seperti ini," tolak Carson, setelah duduk di hadapan sang putra. Dia sempat mengedarkan pandangan ke sekeliling, sebelum kembali memfokuskan perhatian kepada Sastra.

"Elia ada di apartemenku. Dia sedang berbicara dengan mama-mu," ucap Carson, membuka perbincangan.

"Untuk apa dia ke sana?" Sastra menaikkan sebelah alis.

"Aku tidak ingin disebut sebagai tukang nguping. Namun, tadi aku mendengar perbincangan mereka." Carson terdiam sejenak, sebelum mengembuskan napas dalam-dalam.

"Apakah masih seputar pertunangan?" terka Sastra.

"Lebih dari itu," sahut Carson. "Aku tidak mengerti, kenapa Elia berpikir kamu telah berselingkuh? Apakah dia mengetahui sesuatu yang tidak kami ketahui?"

Sastra hanya tersenyum samar mendengar ucapan Carson. Dia menatap sang ayah sesaat, sebelum melihat ke luar. Bayangan paras cantik Ratri muncul di pelupuk mata. 

“Elia terlalu berlebihan. Dia hanya mengada-ada,” bantah Sastra, seraya kembali mengarahkan perhatian kepada Carson. 

“Aku belum tahu pasti. Namun, perasaan seorang wanita teramat sensitif. Mereka bisa mencium sesuatu yang tersembunyi sekalipun. Tatapannya jeli, bahkan dalam radius puluhan kilometer.”

“Astaga, Pa.” Sastra tertawa pelan, mendengar ucapan Carson yang dinilai bak lelucon usang. “Papa tahu sendiri seperti apa hari-hari yang kujalani selama di Skotlandia. Apakah aku pernah terlihat bersama wanita lain? Maksudku dalam tanda kutip.” 

“Aku hanya menyarankan agar kamu bicara lagi dengan Elia. Beri pengertian sejelas mungkin padanya. Para wanita terkadang membutuhkan sesuatu yang … kamu pasti paham maksudku.”

Sastra menggumam pelan. “Baiklah. Aku akan membicarakan ini lagi dengannya.” 

Embusan napas pelan meluncur dari bibir Sastra. Pikirannya kembali tertuju pada Ratri, yang menunggu di lantai dua. Namun, Sastra mencoba menepiskan kerinduan kecil itu, dan tetap fokus pada sang ayah. 

“Aku tidak mengerti kenapa bisa jadi seperti ini. Menurutku bukan masalah besar selama kami masih bersama. Namun, begitulah Elia. Aku sudah memahaminya.” 

“Aku hanya tidak ingin ikatan yang terjalin di antara kalian, berakhir dengan buruk. Bagaimanapun juga, aku berusaha menjaga hubungan baik dengan orang tua Elia," jelas Carson penuh wibawa.

"Aku tahu, Pa. Jangan khawatir," ucap Sastra menanggapi tenang, meskipun pikirannya lagi-lagi tertuju kepada Ratri. Sastra jadi sedikit kehilangan konsentrasi. Bahasa tubuhnya terlihat lain.

"Apa kamu sedang sibuk?" tanya Carson, yang dapat melihat jelas sikap putranya.

"Um ... ya. Begitulah. Ada sedikit urusan yang belum kuselesaikan. Tentang pekerjaan," jawab Sastra, diiringi senyum kalem. "Daniel menghubungiku kemarin malam. Dia bercerita tentang kondisi toko di Edinburgh dan Dundee."

"Semua terpantau baik. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ujar Carson menanggapi tenang. "Ya, sudah. Aku juga harus pulang, sebelum mama-mu menelepon. Kamu tahu seperti apa dia."

"Papa sangat mengenalnya." Sastra tersenyum samar.

Mendengar nada bicara serta ekspresi berbeda dari Sastra, membuat Carson memahami sesuatu. Dia yang awalnya sudah bersiap pergi, terdiam sejenak. "Mama-mu tetap berada di tempat istimewa dalam hatiku." Setelah berkata demikian, Carson berlalu dari hadapan Sastra.

Bersamaan dengan itu, seorang wanita datang menghampiri mereka. "Sastra," sapanya lembut.

1
Rahmawati
Mairi udah besar aja, gmn kabar sastra ya, apa mama laras gk pernah keceplosan bahas ttg ratri depan sastra
Rahmawati
percuma jg ratri dendam sm jangat toh sastra jg udah pergi, mending berdamai dengan keadaan, jagat jg sudh menjaga ratri
Anellakomalasari: Iya. Betul, Kak
total 1 replies
Mira Esih
Thor Sastra kasih tau dunk
Anellakomalasari: Nanti ada waktunya ya, Kak
total 1 replies
octa❤️
tuhhkan..diculik bg jagatlah dek ratrinya bang sastra..
Rahmawati
ayo ratri, km kuat km bisa lahirin anakmu dengan selamat
Rahmawati
yg penting mama laras tahu kl ratri hamil anak sastra, jaga rahasia ya ma
octa❤️
ntar nyesel kayak moedya..cintanya direbut orang..gemes aku am si sastra ini..🫣
aca: pergi jauh aja ratri
octa❤️: tau aj y kak😆
total 7 replies
Rahmawati
ratri km kuat,jalani saja semampu km jgn jadi lemah
aca
pergi aja Ratri yg jauh jauhin jagat gendeng ini
aca
sastra tunggu penyesalan mu Ratri pindah ke luar kota aja emank jagat ne biang kerok
Yuyun Yuningsih Yuni
wah wah....hamil anaknya sastra niih...

makin seru aja niih...
lanjut lagi atuuh momy nya maher yg cantik jelita
Rahmawati
waduh ratri hamil, sastra udah pergi, terus gmn dgn ratri harus menjalani kehamilan sendirian
Rahmawati
sastra km bener2 egois, km ninggalin ratri gitu aja
aca
Ratri jg boodoh ngapain buka pintu buat jagat
Anellakomalasari: Biar rame aja, Kak
total 1 replies
Rahmawati
kebisaan km sastra gk mau dengerin penjelasan orang dan seenaknya aja ambil keputusan
ɱαɾყσɳσՇɧeeՐՏ🍻¢ᖱ'D⃤ ̐
pergilah sejauh mungkin ratri jangan sampe 2laki itu menemukanmu
Rahmawati
jagat pengen bgt ya ngerasain ciuman ratri, jgn mau rat, nanti kl jagat ketagihan bisa berabe
octa❤️
berikan aj rat..berikan tonjokan ke bibirnya si jagat..
Rahmawati
ratri hatimu sgt lembut, masih aja bisa baik. ke elia
Anellakomalasari: Teman tetaplah teman, Kak. Meskipun sudah jahat sama kita, tetapi dulu pernah tertawa bersama
total 1 replies
Anna Kusbandiana
malin kesini, episodenya makin galau, makin membuat....😠😡
Anellakomalasari: Menenangkan diri dulu ya, Kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!