NovelToon NovelToon
Berbisnis Di Isekai

Berbisnis Di Isekai

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Epik Petualangan / Dunia Lain / Anime / Fantasi Isekai / Toko Interdimensi
Popularitas:968
Nilai: 5
Nama Author: Yeffa

Elise, Luca dan Rein. Mereka tumbuh besar disebuah panti asuhan. Kehidupan serba terbatas dan tidak dapat melakukan apa-apa selain hanya bertahan hidup. Tapi mereka memiliki cita-cita dan juga mimpi yang besar tidak mau hanya pasrah dan hidup saja. Apalah arti hidup tanpa sebuah kebebasan dan kenyamanan? Dengan segala keterbatasannya apakah mereka mampu mewujudkannya? Masa depan yang mereka impikan? Bagaimana mereka bisa melepaskan belenggu itu? Uang adalah jawabannya.

Inilah kisah mereka. Semoga kalian mau mendengarkannya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeffa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11. Slime!! Part 3

Elise kembali menatap sekeliling yang masih dalam gelap total. tidak ada suara ataupun cahaya. Rasanya Elise sudah berjalan jauh hingga peluh membasahi tubuhnya tapi tetap tidak ada ujung yang ditemukannya.

"LUCAAAAA!!LEEEIINNN!! KALIAN DIMANA!!" teriaknya tanpa suara.

Tidak ada suara yang terdengar. Apakah suaranya menghilang?? Atau telinganya yang tidak mendengar?? Elise menangis, matanya sembab karena airmata yang terus mengalir tanpa bisa dihentikannya. Apakah ini yang dinamakan kematian?. Dirinya mati muda. Banyak hal yang disesalkan.Kenakalan dirinya. Keegoisannya. Elise menangis hingga tidak tahu berapa lama waktu yang terlewati.

"Elise." terdengar samar tapi pasti suara Luca dan Rein diujung jalan. Ada sedikit cahaya yang menanti. Kecil tapi menghangatkan.

Elise berlarian dengan langkah gontai menuju cahaya itu. Terus berlarian jauh sekali rasanya cahaya itu untuk digapai. Beberapa kali jatuh dan terbangun. Tubuhnya sakit luar biasa tapi dihiraukan.

"Kumohon bangunlah Elise." bisik Rein lirih. Sebuah kecupan hangat mendarat dikening Elise terasa begitu nyata.

Sedikit lagi. Tinggal sedikit lagi Elise mampu menggapainya. Dan sedetik kemudian Elise seperti dilahap oleh cahaya menyilaukan itu sendiri. Elise membiarkan tubuhnya terbungkus oleh cahaya itu. Rasa hangat menjalar ke seluruh tubuhnya.

****

Langit kemerahan, matahari terlihat condong ke barat yang sebentar lagi akan terbenam. Elise terbangun diatas ranjangnya dengan tubuhnya yang terasa segar. Rasa sakit yang tadi dirasakan seperti hanya bunga tidur baginya. Tubuhnya seperti dipenuhi oleh kekuatan yang bahkan Elise mungkin mampu menimba air selama tiga jam penuh. Disampingnya Luca tertidur lelap memegang tangannya dengan erat. punggung kurus Luca terlihat menyedihkan. Pintu terbuka pelan dengan Rein yang membawa semangkuk apel yang sudah dikupas berbentuk kelinci.

"Astaga Elise!!" teriaknya pelan kemudian memeluknya erat membuat Luca terhenyak kaget. Melihat Elise yang sudah sadar membuatnya semakin terkejut bukan main.

"Syukurlah. Aku fikir kamu mati." Isak tangis Rein terdengar lirih. Pertama kalinya Elise melihat mereka yang benar-benar sedih hingga menangis. Dirinya ingin marah tapi urung demi melihat ekspresi kawannya itu.

"Dimana Tama?" tanya Elise ketika mereka sudah lebih baik. Rein melotot marah. Mata birunya menyala terang menatap tingkah Elise.

"Hah!! Bukannya bertanya bagaimana susahnya kami membawamu tanpa ketahuan kamu malah memikirkan slime busuk itu!!" Rein marah dengan suara yang pelan agar tidak terdengar keluar.

"Maaf tapi aku melasa aneh jika tidak didekatnya." Luca menunjukan kondisi Tama yang terlihat tertidur disudut ruangan. Tertutup beberapa buku sebagai penyamaran jika ada yang masuk kedalam tidak akan ada yang melihatnya karena tertutup buku.

"Telima kasih Luca."

"Sama-sama." jawabnya singkat. Hatinya masih kacau memikirkan keadaan Elise.

"Jadi celitakan bagaimana kelanjutannya setelah aku pingsan." kini Elise tampak antusias hingga lupa jika tadi dirinya yang pingsan bukan orang lain.Luca bersedia menceritakan rentetan kejadiannya.

...****...

Tiga jam sebelumnya...

"Bagaimana ini Luca!! Kenapa begini!!' teriak Rein panik.

"Aku tidak tahu. Mungkin kontrak ini memberikan beban bagi tubuh Elise. Kemungkinan Elise kehabisan mana." Luca tampak membolak balikan buku yang dibacanya.

"Hah!! KAMU GILA!! ARTINYA DIA MATI JIKA KEHABISAN MANA!!" Rein tidak dapat membendung amarahnya.

"Dari awal sudah kukatakan lebih baik dibunuh saja monster sialan ini!." sekali lagi Rein melepaskan skillnya.

BUUMM...

"Kamu gila melepas kekuatan sebesar itu!! Ayo kita pulang dulu." Luca terlihat marah melihat area pohon yang membeku akibat serangan Rein.

"Masukan itu semua juga." tunjuk Luca kepada tumpukan barang yang sudah dikumpulkannya. Sayang sekali jika harus ditinggalkan begitu saja Alih-alih memasukan yang ditunjuk Luca. Rein malah memasukan seluruh barang yang ada ditempat itu dengan melempar kantong miliknya ke langit dan sekejap semua barang menghilang.

"Hei!! Kamu gila—" Luca tidak menyelesaikan kalimatnya saat terdengar beberapa langkah kaki mulai mendekat ke arah mereka. Luca menarik Rein pergi dari area itu dengan menggendong Elise dipunggungnya dan memasukan Slime itu ke saku bajunya.

Mereka bergegas pergi meninggalkan area itu menuju panti dengan jalan memutar. Untung saja mereka tertutup oleh beberapa pohon saat hampir berpapasan dengan prajurit yang bertugas. kemudian melangkah santai karena semuanya mulai fokus ke area pembuangan.

"Hei!! Lihat itu, pohonnya membeku." tunjuk seorang warga yang berkumpul. Mereka sibuk membicarakan hal itu sementara mereka tetap melangkah santai seolah tidak terjadi apa-apa.

Luca berjalan dengan tenang walaupun jantungnya berdegup kencang saat melewati pos prajurit. Luca menghela nafas pelan saat dilihatnya pos itu kosong tanpa penjagaan. Mereka kembali dengan selamat tanpa adanya bahaya apapun.

Sesampainya dipanti Rein pergi ke kamar lebih dulu melalui pintu dapur seolah baru kembali dari kebun. kemudian Rein membuka pintu jendela memberi kode situasi aman. Luca menggunakan jendela sebagai pintu masuk ke kamarnya agar tidak ketahuan membawa Elise yang pingsan. memanjat pohon kemudian melompat ke atas jendela.

Merupakan hal yang terhitung mudah melakukan itu dibantu dengan sihir angin miliknya. Sehingga dirinya bisa dengan tepat hinggap di pintu jendela yang terbuka. Rein membantu Luca menurunkan Elise dari gendongannya. Untung saja anak-anak yang lain sedang sibuk dilantai bawah entah karena apa sehingga mereka tidak akan sibuk mengetahui apa yang telah mereka lakukan.

"Bagaimana ini!! Elise belum bangun juga " Rein berkata lirih. Tubuhnya bergetar ketakutan. Luca menepuk pundaknya menyuruhnya tenang.

"Pertama tenang dulu. Jangan panik."

"Kamu gila?? Elise tidak sadarkan diri karena idemu dan menyuruhku jangan panik?" sanggah Rein marah dengan kelakuan Luca. Seandainya Rein langsung membunuh slime itu alih-alih mendengarkan ide Luca pasti semuanya baik-baik saja. Seandainya saja Rein bisa menggantikan posisinya. Sungguh Rein akan melakukannya tanpa harus disuruh. Sekilas ide terbesit dalam benaknya.

"Jika aku memberikan Mana ku kepada Elise. Apa, Apakah mungkin Elise hidup lagi?" ucap Rein lirih.

"Aku akan mencobanya. Kufikir mana ku saja sudah cukup Rein. Jadi simpan saja manamu" Tanpa fikir panjang Luca mulai menyuntikan mana kedalam tubuh Elise.

"Recovery." bisiknya. Memang skill ini biasa digunakan olehnya untuk benda mati. Jadi dia tidak tahu apakah bisa digunakan untuk benda hidup seperti Elise ataupun hewan lain.

Luca juga cemas sejak tadi, tapi dirinya mencoba bersikap tenang dan memikirkan solusinya. Jika memang dirinya mampu membangunkan Elise dengan menyuntikan mana. Sungguh Luca tidak masalah jika mananya tersedot habis oleh tubuh Elise.

Tiga puluh menit berlalu begitu saja. Mana yang selama ini disimpannya tersalurkan dengan cepat oleh ke tubuh mungil Elise. Tubuhnya mulai terselimuti oleh aura hijau. Mungkin Elise membutuhkan banyak mana karena tubuh bagian dalamnya tidak berfungsi dengan baik apalagi aliran mana miliknya membuat tubuhnya tidak bisa memperbaiki dirinya sendiri. Sehingga Elise sering merasakan kelelahan dibandingkan Luca ataupun Rein yang memiliki mana yang tinggi.

Tiga puluh menit sudah berlalu, tubuh Elise sudah tidak bisa menerima mana yang disuntikan oleh Luca. Hampir dari seluruh mananya terkuras habis. Peluh membanjiri tubuhnya. Rein yang sejak tadi diam memperhatikan Luca ikut khawatir dengan kondisi kedua kawannya.

"Mana mu tidak cukup? Gunakan Mana ku saja." Rein sudah bersiap menyuntikan mana ketika Luca menjawabnya.

"Tidak. Sudah cukup." ucapnya terengah-engah

"Tapi Elise belum bangun." tanya Rein khawatir.

"Tidak. Dia sedang tertidur. Mungkin karena mahkluk hidup jadi dia butuh menyesuaikan mana didalam tubuhnya sendiri. Aku yakin sebenar lagi dia akan bangun." jawab Luca bersandar pada kursi disebelahnya.

"Kamu yakin?" Luca mengangguk sebagai jawaban. Dirinya lelah. Membutuhkan waktu untuk istirahat barang sejenak untuk mengumpulkan kembali mana yang hilang.

"Baiklah. Aku akan kebawah membawakan makanan untukmu."

1
Miawchan
authooor semoga sehat selaluuuuu biar bisa update tepat waktuuuu ..
One More: terima kasih kak atas komentar dan dukungannya kak
total 1 replies
Miawchan
Aku sukaaaaa ... plis jadiin komik ini seru bangettt
aku tiga
Semangat Thor..
aku tiga
Semangat authooor... ditunggu update selanjutnya..
One More: terima kasih kak.. atas dukungannya/Angry//Angry//Angry/
total 1 replies
Bianca Garcia Torres
Mantap banget ceritanya!
One More: 😍😍😍 terima kasih komentar dan dukungannya...
total 1 replies
PR0_GGRAM3D
Menegangkan tapi juga romantis, pertahankan kualitasnya!
One More: terima kasih komentar dan dukungannya.. 😍😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!