SAFFIYA RAY & RAYAN ADITNYA. Kisah gadis cantik yang mengejar cinta pria duda tampan, yang merupakan dosennya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Fey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
*******
Malam menjelang, setelah selesai makan malam. Saffiya menghampiri Rayan yang tengah berada di balkon kamar mereka sibuk dengan pekerjaanya.
Ia membawa sepiring penuh buah semangka dan juga dua gelas air putih.
Saffiya duduk disamping Rayan yang sedang serius dengan pekerjaanya.
" Oh ya, tadi ibu telpon pas mas dikampus. nanyai kapan mau kesana. " ucap Rayan yang langsung meletakan laptonya.
" Terus kapan kita kesananya? " tanya Saffiya yang langsung semangat.
" Kamu pengen kesana? " tanya Rayan tidak menyangka dengan respon istrinya itu yang begitu semangat.
" Pengen banget, kalau bisa besok kita berangkat. aku pengen lihat suasana di rumah ibu. " jawab Saffiya yang sudah tidak sabar.
Rayan tersenyum senang, kemudian tiba-tiba ia mengecup lembut bibir istrinya itu.
Saffiya langsung membulatkan matanya karena kaget, namun Rayan hanya tersenyum menatapnya.
" Kenapa? " tanya Rayan tertawa, karena melihat pipi Saffiya sudah memerah.
Namun gadis itu hanya menggeleng, kemudian menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah seperti kepiting rebus.
Tiba-tiba ada seekor kucing datang dan bermain dikaki Saffiya.
Hal itu langsung membuatnya kaget dan berteriak.
" Aaaaa.... " teriak Saffiya yang langsung naik kepangkuan Rayan sambil menyembunyikan wajahnya dileher suaminya itu.
Rayan langsung tertawa melihatnya.
" Apa sih Ray, cuma kucing. liat nih mereka lucu banget. " ucap Rayan tertawa.
" Nggak mau. " jawab Saffiya yang semakin mengeratkan pelukanya.
" Liat dulu, kamu nggak usah takut. " ucap Rayan membujuknya.
" Nggak mau mas, geli. " jawab Saffiya yang tetap enggan melihat kucing itu.
Karena tidak ingin membuat istrinya marah, Rayan pun mengusir kucingnya itu untuk menjauh.
" Udah, kucingnya udah masuk kedalam. " ucap Rayan.
" Bohong. " jawab Saffiya yang tidak percaya.
" Benar, udah nggak ada kucingnya. " jawab Rayan.
Dengan ragu Saffiya pun melihat kebawah, untuk memastikan kucingnya sudah tidak ada.
Pelan-pelan ia ingin turun dari pangukuan suaminya itu, namun Rayan langsung menahanya.
" Kenapa kamu takut sama kucing? padahal mereka lucu banget. " tanya Rayan penasaran.
" Geli aja. " jawab Saffiya singkat.
" Nggak mungkin, masah cuma geli sampai nggak mau pegang mereka? " tanya Rayan tidak yakin.
" Aku nggak tau, nggak ingat. " jawab Saffiya menunduk.
Mendengar jawaban istrinya itu, Rayan langsung tersadar. jikalau Saffiya masih dalam kondisi yang belum ingatan apa apa sekarang.
" Udah! nggak usah sedih begitu, gimana kalau lusa kita berangkat? " ucap Rayan yang mencoba untuk menghiburnya.
" Kemana? " tanya Saffiya yang seketika lupa.
" Katanya pengen kerumah ibu. " jawab Rayan.
" Mas serius? " tanya Saffiya langsung terlihat senang.
" Menurut kamu? " jawab Rayan tersenyum menatapnya.
Saffiya langsung memeluknya dengan erat, karena merasa sangat senang dan tidak sabar.
***
Dua hari kemudian mereka sedang siap-siap untuk berangkat, namun Rayan keluar sebentar menuju ketempat penitipan hewan untuk mengantar peliharaan berbulunya untuk beberapa hari kedepan.
Sementara Saffiya mengemasi beberapa bajunya dan milik Rayan didalam satu koper.
" Sayang udah? " tanya Rayan yang masuk kedalam kamar.
" Udah mas. " jawab Saffiya yang selesai mengemasi barang mereka.
" Ya udah mas bawa turun barangnya dulu, kamu siap-siap sekarang. " ucap Rayan.
Ia memasukkan semua barang yang akan dibawa kebagasi mobil, hari ini ia meminta bantuan Rendy untuk mengantar mereka menuju bandara.
Setelah semuanya siap, keduanya pun berangkat. kemudian singgah sebentar di caffe untuk mengajak Rendy.
Jam sepuluh menjelang siang Saffiya dan Rayan tiba dibandara, mereka mulai mengeluarkan semua barang-barang dengan dibantu Rendy.
" Thanks bro. " ucap Rayan.
" Hati-hati, salam buat ayah sama ibu. " jawab Rendy.
" Pasti. " ucap Rayan,
" Ya udah, aku pulang dulu. mari mbak. " jawab Rendy pamit.
" Hati hati. " jawab Rayan.
Sementara Saffiya hanya mengangguk sedikit sambil tersenyum dari balik cadarnya.
" Yuk, kita cekin sekarang. " ajak Rayan.
Perjalan menuju kampung halaman Rayan membutuhkan waktu sekitar dua jam dengan pesawat, kemudian lanjut dengan mobil menuju rumah sekitar 15 menit.
Sepanjang perjalanan Saffiya terlihat sangat bersemangat, karena sudah tidak sabar untuk sampai kesana.
Setelah turun dari pesawat mereka langsung di jemput oleh sopir ayahnya.
Tidak henti-hentinya Saffiya mengabadikan pemandangan sepanjang jalan menggunakan kamera ponselnya.
" Masih lama nggak mas? " tanya Saffiya.
" Bentar lagi kok. " jawab Rayan tersenyum melihatnya.
Setelah beberapa menit melaju, akhirnya mereka tiba di kediaman orang tua Rayan.
Mobil pun memasuki pekarangan rumah, terlihat orang tua suaminya itu sudah menunggu didepan rumah.
" Assalamu'alaikum. " ucap Saffiya dan Rayan yang turun dari mobil.
" Waalaikum'salam. " jawab kedua orang tuanya.
Ibunya langsung memeluk Saffiya karena senang melihat menantunya datang dan mengabaikan Rayan, seakan-akan sekarang anak mereka adalah Saffiya.
" Haduhh... gimana kabar kamu nak? " tanya ibu bertuanya pada Saffiya.
" Baik buk, alhamdulillah. " jawab Saffiya tersenyum.
Sementara Rayan dan ayahnya hanya saling melempar pandangan, karena ibunya itu tidak juga menanyakan kabar putra semata wayangnya.
" Udah nggak apa-apa, namanya juga perempuan. " ucap sang ayah yang langsung merangkul Rayan sambil tertawa.
" Gimana kabar ayah? " tanya Rayan yang melepas rindu dengan sang ayah.
" Allhamdulillah ayah sehat. " jawab ayahnya.
Mereka pun masuk kedalam langsung menuju meja makan.
" Nih.. Saffiya cobain masakan ibu. " ucap mertuanya yang terlihat sangat senang dengan kedatangan mereka.
" Iya buk, terima kasih. " jawab Saffiya senang.
" Oh ya buk, Rain mana? " tanya Rayan yang belum melihat adik kesayanganya itu.
" Rain sedang kegiatan disekolahnya, paling bentar lagi pulang. " jawab sang ibu.
Dan benar saja orang yang diomongin pulang juga.
" Assalamu'alaikum. " ucap Rain masuk.
" Waalaikum'salam. " jawab mereka semua dari meja makan.
" Aaa... mas! kakak! kapan sampainya. " tanya Rain yang langsung memeluk keduanya.
" Baru aja. " jawab Saffiya.
" Kok nggak bilang mau datang? kalau tau gitu, Rain cepat pulang. " ucap Rain menyayangkan.
" Udah, yuk makan. " ucap sang ibu.
Semuanya pun mulai menikmati makan siang dengan penuh kehangatan dan tawa.
Saffiya terlihat sangat senang berada di tengah tengah keluarga suaminya itu, semanjak sampai di rumah ini ia tidak henti-hentinya tertawa.
Setelah selesai makan siang, keduanya diminta untuk istirahat sejenak.
Karena telah menemupuh perjalanan yang cukup jauh, dari kota sebelah.
" Kalian istirahat aja dulu, Rain udah beresin kamar kamu. " ucap sang ibu.
" Oh ya? tumben kamu rajin. " ejek Rayan pada adiknya itu.
" Iihh... Rain kan memang rajin tau. " jawab Rain sambil memanyunkan bibirnya.
Keduanya pun langsung masuk kedalam kamar, dengan Rayan membawa koper mereka kedalam.
" Kamu mandi aja dulu, mas mau bicara sama ayah bentar. " ucap Rayan keluar lagi.
" Em! " jawab Saffiya mengangguk.
Ia pun masuk kedalam kamar mandi, karena memang sudah merasa sangat lengket dan gerah setelah menempuh perjalanan panjang.
Setelah selesai, Saffiya memilih untuk berkeliling sejenak di kamar itu.
Terdapat banyak sekali foto foto Rayan ketika ia kecil dulu, yang tersusun rapi di atas rak kamar.
" Ternyata mas Rayan dari kecil udah ganteng. " gumam Saffiya kagum.
Ia melihat semua foto foto itu sambil tersenyum.
###NEXT###
Salam Hangat Dari Penuliss......