seorang gadis yang bernama Abigail Clancy Robinson dia adalah cucu satu satunya dari keturunan Robinson yang akan mewarisi seluruh harta kekayaan Robinson bukan hanya perusahaan dan aset lainnya melainkan klan mafia yang sudah bertahun-tahun dipimpin oleh Robinson.
Gisel adalah gadis yatim piatu kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan besar yang terjadi dan ternyata itu adalah ulah dari saudara angkatnya, karena harta dan kekuasaan yang akan diwariskan kepada ayah dari Abigail ini saudara angkatnya pun menjadi iri dan ingin memiliki semuanya.
ancam demi ancaman pun dilakukan bahkan teror selalu ditujukan untuk gadis kecil itu,namun karena pelatihan yang sangat keras membuat gadis itu dewasa sebelum waktunya,hingga suatu hari orang yang seharusnya menjadi pelindung bagi gadis itu ternyata menorehkan luka traumatis yang sangat dalam hingga dia sangat anti terhadap laki-laki.
namun kedatangan Maverick sang bodyguard yang dipilihkan kakeknya untuk nya membuat pandangan berubah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon juannita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tiga puluh satu
Kicauan burung kedasih yang saling bersahutan meskipun mansion Robinson terletak jauh dari pemukiman namun area sekitar mansion masih sangat asri dan menenangkan, beberapa hektar tanah milik keluarga Robinson disekitar mansion masih berupa tanah kosong namun banyak pepohonan yang rindang dan bunga-bunga cantik disekitarnya,bahkan ada danau buatan di antara tanah milik Robinson dan area hutan.
Cuaca pagi ini terasa sangat sejuk jendela kamarnya bahkan belum terbuka karena Abigail tidak mengijinkan siapapun masuk kamar pribadinya bahkan maid pun tidak diijinkan untuk membersihkan kamarnya, Abigail akan membersihkan sendiri kamarnya karena dia tidak suka semua barang barangnya disentuh oleh orang lain tanpa terkecuali.
Hanya bibi celo pengasuhnya dari bayi yang diperbolehkan untuk memasuki kamarnya dan itupun harus ada ijin dulu darinya,namun sekarang bibi celo sudah pensiun karena umurnya yang sudah terlalu tua untuk bekerja, Abigail bahkan membelikan bibi celo sebuah rumah minimalis disebuah pedesaan tempat bibi celo dilahirkan.
Sedangkan rumah bibi celo sendiri sudah diambil alih oleh saudaranya dengan alasan bibi celo tidak mendapatkan warisan dari kedua orang tuanya dulu, Abigail yang geram dengan tingkah saudara bibi celo tidak terima dan hendak menghancurkannya namun bibi celo melarang gadis itu berbuat lebih jauh lagi, " biarkan karma Tuhan yang akan memberikan mereka peringatan" hanya itu yang bibi celo ucapkan Abigail mengangguk pelan namun dalam hati dia akan bertindak tanpa sepengetahuan bibi celo untuk memberikan pelajaran yang setimpal pada saudara bibi celo.
Sedangkan rumah minimalis milik bibi celo yang dibelikan oleh Abigail sangat nyaman dia tempati dan Abigail tidak membiarkan bibi celo hidup seorang diri disana oleh karena itu Abigail mempekerjakan dua orang untuk menemani bibi celo disana.
Awalnya bibi celo tidak mau namun bukan Abigail namanya menyerah begitu saja dengan penolakan bibi celo, dengan alasan bibi celo adalah pengganti ibunya yang sudah tiada jadi biarkan dia membalas Budi sebagai baktinya kepada ibu angkatnya, akhirnya dengan kegigihan Abigail bibi celo pun menyetujuinya dengan syarat agar dia memanggil bibi celo dengan sebutan ibu.
Dan ini sudah berjalan beberapa tahun bibi celo tidak bersamanya lagi meskipun terkadang Abigail sesekali mengunjungi bibi celo dirumahnya.
Dering panggilan ponselnya berbunyi tanpa melihat siapa yang menelepon nya dipagi ini gadis itu mendial tombol hijau keatas.
" Hhmm,,,??" Hanya ' Hhmm ' yang keluar dari bibir Abigail karena kedua matanya enggan terbuka.
" Nona,,, ada laporan pelabuhan ratu bahwa persediaan persenjataan kita tengah dicuri dan dari cctv tidak menampilkan apapun, karena semua video telah dihapus permanen,saya rasa ada yang berkhianat diklan kita,,," lapor dari salah satu orang kepercayaannya di pelabuhan tempat persenjataan milik klannya.
Abigail masih enggan membuka kedua matanya namun dia duduk bersandar disandaran kasur king size nya dengan kedua mata masih terpejam Abigail menjawab dengan santai.
" Aku akan mengatasi soal cctv disana,dan,,,, kau tahu apa yang harus kau lakukan bukan?? Setelah ini tunggu lima belas menit akan aku kirimkan videonya dan siapapun yang terlibat didalamnya habisi seluruh keluarganya sampai ke akar-akarnya aku tidak mau tahu" tegas Abigail.
" Baik nona"
Tutt
Abigail meraih laptopnya dinakas samping tempat tidurnya lalu membukanya dan tak lama kemudian jemari lentiknya menari nari diatas keyboardnya, setelah beberapa menit kemudian ' done ' Abigail menyeringai lebar.
" Jadi kau sudah tidak sabar untuk menemui malaikat mautmu heumm,,," gumam Abigail yang masih mengantuk.
Sedikit menguap dia kembali berbaring lesu namun kedua matanya terasa sangat berat untuk terbuka,entah bagaimana tiba-tiba ingatan semalam membuat dia menggeleng kepalanya " tidak tidak tidak, bagaimana mungkin aku bisa terlena dengan sentuhannya apalagi bi,,, aaahkhh" Abigail meraup wajahnya kasar, wajahnya memerah kedua telinganya pun ikutan memerah, gadis itu memukul mukul kepalanya agar bayangan semalam enyah dari pikirannya.
Abigail meraih bantalnya untuk menutupi wajahnya yang terasa panas, namun kembali wajah Maverick yang sayu penuh gair**, penuh has***, juga penuh puja akan dirinya membuat gadis itu kembali berteriak heboh sendiri.
" Dasar pria me*** sial**,. Aaahkhh" teriak Abigail sambil mengacak-acak rambutnya.
" Menyebalkan,,," karena ingatan yang semalam akhirnya Abigail tidak jadi mengantuk,lalu buru buru dia memasuki kamar mandi dia ingin menyegarkan pikiran nya agar pria gi** itu enyah dari otaknya setidaknya itu yang dipikirkan oleh gadis itu sekarang dan dia yakin akan hal itu.
Sedangkan disisi Maverick pria itu sudah rapi dengan setelan jas formal khas seorang bodyguard,pria itu tersenyum sendiri mengingat kejadian semalam dimana bibirnya dengan rakus Melu*** bibir manis Abigail gadis yang sudah berhasil memasuki ruang hatinya dan berhasil memporak-porandakan hatinya yang terkunci sangat rapat pada setiap perempuan selain mommy nya dan teman masa kecilnya.
" Manisnya masih terasa sampai sekarang,,," Maverick menyentuh bibirnya sambil tersenyum tipis.
" Akan aku jadikan kau milikku sepenuhnya,.. only mine" lirih Maverick misterius.
Ceklek
Entah bagaimana ceritanya saat Maverick membuka pintu kamarnya dan keluar kamar secara bersamaan barengan dengan pintu sebelah kamar nya terbuka dan menampilkan sosok gadis cantik yang keluar dengan setelan kerja yang formal.
Sosok gadis yang angkuh namun dibalik keangkuhannya nampak samar kesepian yang meraja di baliknya, sosok gadis angkuh dengan kecantikan yang khas dan jelas sempurna bagi kaum hawa dan gadis inilah yang mampu mencuri perhatiannya sekarang,gadis yang membuatnya candu akan rasa manis dibibirnya.
" Ah,,, kenapa otakku jadi tidak waras seperti ini sekarang" batin Maverick yang masih menatap gadis itu.
Sedangkan Abigail menukik tajam alisnya kebawah hingga nampak kerutan pertanyaan " ada apa dengan pria gi** ini??" Gumam Abigail penasaran,jangan bilang dia mengingat kejadian semalam kembali. " Sia*,,," umpat Abigail lirih , bersamaan dengan itu nampak Rona wajahnya yang memerah bak tomat busuk membuat dia segera memalingkan wajahnya kearah lain dan terburu-buru meninggalkan pria itu dengan segala lamunannya.
Maverick yang masih setia dengan lamunannya kini tersadar kala mendengar suara langkah high heels gadis itu yang sudah sedikit menjauh,lalu tak lama kemudian dia segera melonggarkan dasinya seakan lehernya sedikit tercekik karenanya.
Tubuhnya yang tiba-tiba bereaksi lalu tak lama kemudian pria itu melihat kebawah ke area ditengah-tengah antara kedua kakinya,lalu setelah sadar dia mengumpat pelan " bodoh,,, Shitt... " Maverick menggerutu kesal melihat senjata andalannya yang sudah lama tak pernah bertemu dengan sangkar yang cocok kini bereaksi untuk segera berbuka puasa nampaknya.
Maverick meraup wajahnya dia benar-benar melonggarkan dasinya hingga terlepas dan membuka beberapa kancing kemejanya karena tiba-tiba saja tubuhnya sangat panas saat ini,tanpa menunggu lebih lama lagi Maverick pun segera menyusul Abigail yang kini sudah berada didalam ruang makan untuk sarapan pagi.
Maverick melihat gadis itu sudah menyantap makanan nya sedangkan Maverick hanya meminum kopi pahit saja tanpa menyentuh beberapa menu sarapan pagi yang sudah sedari tadi telah terhidang.
Abigail yang melihat itu tidak suka,gadis itu tidak menyukai orang-orang yang mengabaikan sarapan pagi apalagi hidangan sudah tersedia itu sama saja dengan membuang buang makanan, baginya banyak yang tidak bisa makan karena kondisi ekonomi yang serba kekurangan,dan lihatlah pria ini begitu mudahnya tidak menyentuh semua hidangan ini.
" Sarapan Mave,,, jangan dibiasakan hanya meminum kopi tanpa sarapan terlebih dahulu,,," Maverick yang memang sedari tadi memperhatikan gadis itu diam diam mengulum senyuman tipis disudut bibirnya,pria itu senang mendengar gadis itu memperhatikan dengan mengingatkannya meskipun terlihat sepele baginya.
Namun itu berhasil membuat seorang Maverick sedikit salah tingkah dan hatinya menghangat seketika.
" Ya??"
