Kisah Seorang Dokter Muda dengan segudang prestasi dan kesempurnaan dalam hidupnya, ternyata mempunyai masa lalu dari seorang laki-laki yang menyakitkan, semua itu membuatnya harus pergi meninggalkan kota kelahiran dan keluarganya
Dokter ALENA berasal dari Keluarga Milyarder yang hidup sederhana dengan menutupi identitasnya
Disaat Seseorang yang pernah menorehkan luka di hatinya tiba-tiba muncul kembali di kehidupannya, apa yang akan terjadi ?
Penasaran, yuk ikuti ceritanya ya
cerita ini adalah seri ke 2 dari kisah sebelumnya "POWER OF WOMAN"
Salam kenal dan jumpa dari Author
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10
Alena langsung masuk dan memberi salam, namun nyonya Milla hanya diam dan mengamati Alena dari ujung kepala sampai ujung kaki
"Ada kepentingan apa nyonya Milla sampai datang menemui saya ?"
"Jadi kau yang bernama dokter Alena ?"
"Anda benar nyonya, ada yang bisa saya bantu ?"
"Wanita dari keluarga biasa, menjadi dokter hanya karena keberuntungan otakmu saja, kehidupanmu dan lihatlah dirimu, heh, bisa dibilang selera kaum rendahan"
"Maaf, maksud nyonya ?" Alena sudah mulai emosi mendengar celoteh memuakkan dari wanita gila yang ada di depannya
"Jauhi anakku Exel, jangan berani menggodanya lagi, dia laki-laki berharga dan terhormat"
"Maaf nyonya, saya sama sekali tidak berminat dengan pak Exel"
"Kau, berani sekali kata-kata mu itu hah, aku peringatkan, jangan sekali-kali kau berniat mendekati Exel, apalagi berusaha memilikinya, atau kau akan tau sendiri akibatnya dokter Alena, dasar wanita rendahan !"
Milla segera berdiri dan melangkah pergi dengan angkuhnya dari ruangan Alena tanpa permisi
"Mimpi apa aku semalam, pagi-pagi sudah sarapan omelan dari Mak lampir" batin Alena
Detik berikutnya Alena segera melakukan tugasnya seperti biasanya hingga pukul satu siang baru selesai, jam makan siang pun terlewat, Alena hanya sempat makan roti di dalam ruangan karena tidak ingin menghabiskan waktu lagi dengan berada di kantin Rumah Sakit
"Maaf pak Agus, saya telat nih, tadi banyak banget pasien di poli"
"Iya Dokter Alena, gak apa-apa, mari kita mulai keliling sebelum saya pulang"
"Hem, baiklah"
Satu jam setengah waktu yang Alena habiskan untuk melakukan Visite ke semua pasien rawat inap yang ada di ruangan itu
"Pak Agus, semua sudah jelas dengan resepnya kan, ada yang ditanyakan mungkin?"
"Alhamdulillah, semua sudah dokter, kita bisa pulang"
Alena membersihkan diri sebentar, kemudian pamit dengan semua pegawai yang berjaga
*
Disebuah mansion milik keluarga Exel
"Jangan lupa besok dah hari Minggu, pesta besar acara amal akan ramai di hadiri orang-orang penting" ucap Milla ke Exel anaknya
"Oke mom, Exel sudah menyiapkan segalanya"
"Bagus, siapa yang akan mendampingimu kali ini Ex ?"
"Ada mom"
"Apa Dokter Alena spesialis Bedah itu?"
"Mom, tau soal Alena ?"
"Tentu saja, bawalah dia"
"Siap mom" kata Exel dengan girang mendapatkan ijin dari Milla, Exel mengira bahwa mommy nya mendukung niatnya untuk mendapatkan Alena
*
Alena sampai di rumah kontrakan hampir magrib karena terjebak macet di jalan, dengan badan yang serasa remuk redam, dengan sekuat tenaga Alena menaiki tangga karena memang letak kamar Alena ada di lantai dua, berdekatan dengan kamar Amaya
"Al !" Akhirnya kamu pulang juga" teriak Amaya
"Ampun deh Am, aku hampir pingsan tau nggak kaget dengar teriakan mu"
"Ish, gitu aja sewot, aku mau cerita sesuatu Al, penting ini"
Alena tidak menjawab dan melanjutkan langkahnya menuju kamar untuk segera mandi dan beristirahat, sementara Amaya masih ngomong sana sini soal dokter baru yang bertugas di UGD dengannya
"Al !" Teriak Amaya lagi
"Hadeh, apa sih Am, kamu ngomong sama aku kayak ngomong sama orang budek aja, kupingku sakit kamu teriakin mulu " Alena makin jengkel
"Ya habis kamu cuek, gak dengerin aku ngomong dari tadi"
"Aku capek Am, gak lihat ni aku berjalan aja udah sempoyongan kayak orang mabuk gini"
"Emang kamu minum tadi ?"
"Iya" sahut Alena cuek sambil ganti baju bersiap mandi
"Astagfirlloh Al, gila ya lu, itu haram tau, Dosa Al"
"Ish, apaan sih, aku minum air putih ma jus doang, apanya yang haram, ngaco ngomongnya"
"Lah itu tadi, aku tanya minum, kamu jawab iya, ya aku kira kamu minum-minuman keras gitu Al"
"Hidup aja dah keras, ngapain minum pakek minuman keras, nambahin beban aja"
"Iya, jadi gimana Al ?" Tanya Amaya
"Apanya ?"
"Tuh kan, kamu gak dengerin aku cerita dari tadi kan, Alenaaaa !"
"Apa sih, brisik ! Diam sini dulu, aku mau mandi, baru kita lanjut ngomong"
BRAK
Alena menutup kasar pintu kamar mandinya
"Dasar, bocah bar bar " batin Amaya
Tak lama Alena selesai mandi dan keluar dengan wajah dan badan yang segar, setelah memakai pelembab wajah dan sedikit bodisplash colon, Alena segera berbaring di samping Amaya
"Emang siapa nama Dokter Bedah yang baru itu ?"
"Namanya Aditama Raharja, asalnya dari kota Solo Jawa tengah , usia 31 tahun dan yang paling penting masih lajang, hehe" jawab Amaya sambil nyengir
"Idih, lengkap banget informasinya Bu, dah gak kuat ni pengen di angetin sama dokter Aditama"
"Alenaa!" Teriak Amaya sambil mukul lengan Alena
"Apa sih, sakit tau Am" kata Alena
"Habis pikiran kamu itu jorok"
"Halah, lebay, tapi kamu pengen kan?"
"Iya sih, hehe"
"Dasar, sok gengsi"
"Udah deh Al, nanti kamu bantuin aku ya, soalnya kalian kan sama-sama dokter bedah ni, bakalan jadi partner kerja tu"
"Iya, akan aku bantu, biar dokter Aditama bisa ngangetin kamu, xi xi xi"
PAK
"Au , sakit Am, main pukul aja kamu ni"
"Biar kapok mulut kamu yang jorok itu, dasar mesum !" Teriak Amaya sambil berlari keluar sebelum lemparan bantal Alena mengenai tubuhnya
Alena melangkah ke meja dekat tempat tidurnya untuk mengambil minumannya, tanpa sengaja tangannya menjatuhkan sesuatu dan Alena segera mengambilnya kembali
"Jas ini, milik Edward" batin Alena dan sesaat kemudian hatinya berdesir mengingat bagaimana waktu itu Edward mencium bibirnya
"Ish, sadar Al, sadar, kenapa malah mikirin yang enggak-enggak sama si Edward brengs*k itu sih" batin Alena kesal sambil berguling-guling di kasur
*
Hari Minggu akhirnya tiba, Alena segera bersiap menghadiri acara kegiatan Amal yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit tempatnya bekerja
"Apa aku harus pakai baju pemberian Pak Exel ya" batin Alena sejenak berpikir
"Bodoh ah, pakek aja, toh aku juga gak minta" batin Alena dan langsung memakai pakaian mewah yang di belikan oleh Exel
Benar saja, pakaian itu sangat cantik di tubuh Alena, warna elegan dan model yang sederhana tapi terkesan mewah membuat Alena bak bidadari turun dari kursi, soalnya kalau turun dari langit kelamaan nyampenya hehe
Sesaat kemudian terdengar notifikasi panggilan masuk di handphon Alena
"Halo, kamu dimana, sudah siap ?"
"Ini pak Exel ?" Tanya Alena
"Iya, cepetan, aku dah menuju tempatmu"
"Eh pak, gak usah, saya berangkat sendiri aja"
"Gak bisa, ini aku dah di depan, cepet keluar, jangan sampai kita telat"
TUT TUT
Sambungan telepon terputus
"Dasar manusia satu ini, seenaknya banget, awas aja kalau nanti kurang ajar lagi, beneran aku hajar kali ini kau Exel" batin Alena
Dan benar adanya, Mobil mewah Exel sudah menunggu di halaman kontrakan, tentu saja tetangga kanan kiri dan juga para penghuni kontrakan pada kepo, membuat Alena makin ingin menendang si Exel
"Ya Tuhan, dia sangat cantik" batin Exel sambil melongo saat melihat Alena mendekat ke arahnya
"Apa lihat-lihat, ayo berangkat !" Ucap Alena membuyarkan lamunan Exel
"Oh, oke "
Alena mengambil kursi di belakang sopir sementara Exel langsung masuk dan duduk di samping Alena
"Kenapa duduk di sini ?" Tanya Alena heran
"Memangnya aku mau duduk di mana lagi?"
"Dimana saja, yang penting jangan berdekatan gini, nanti ada yang salah paham lagi"
"Brisik, kita berangkat pak, keburu telat" perintah Exel
"Eh, tunggu pak !" Teriak Alena dan Alena segera membuka pintu mobil, turun berputar, akhirnya duduk di depan sebelah sopir
"Al, apa-apaan sih kamu, kembali ke sini !" Bentak Exel membuat sang sopir tidak enak hati
"Nona sebaiknya duduk di belakang saja, jangan disini non, gak enak saya sama tuan Exel" kata pak sopir
"Haduh ribet, jalan pak, kalau nggak, aku bakalan turun masuk lagi ke dalam tidur, gak jadi ikut kalian !" Kata Alena mengancam
"Ya sudah pak, jalan !" Perintah Exel dengan muka dongkolnya
Alena hanya tersenyum bahagia bisa mengerjai Exel hingga bermuram durja
*
Alena dan Exel sampai di gedung pelaksanaan kegiatan Amal berlangsung, saat Alena turun dari pintu mobil depan banyak mata menatap heran, sementara Alena melenggang masuk tanpa menunggu Exel yang berlari menyusulnya
"Tidak bisakah kamu melangkah pelan dan mendampingiku berjalan ?" Exel menahan tangan Alena
"Kenapa harus mendampingi mu?"
"Karena kau datang denganku !"
"Aku tidak memintamu untuk menjemputku "
"Tapi aku ingin kau yang mendampingiku Alena, jadi jangan berulah disini !" Ucap Exel penuh penekanan
Terpaksa Alena mengikuti keinginan Exel karena tidak mau ribut di acara ini
Sementara dari kejauhan ada sepasang mata yang memperhatikan Alena sejak sampai di tempat
"Tuan Edward, tuan ?" Ucap Hari berusaha menyadarkan Edward yang masih setia menatap Alena
"Oh, iya pak Hari, ada apa ?"
Bersambung
Terimakasih, jangan lupa jejak dukunganya (like komen, vote dll)