Ini adalah novel romansa. Yang menceritakan karier dan cinta. Mengisahkan cinta yang bahagia tentang meraka yang jatuh, gagal, bangkit lagi, dan tumbuh bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bellaetrix, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menghitung Hari
Askara
Persiapan pernikahan ku sudah bisa dikatakan 85% sudah selesai. Undangan pun sudah di edar kepada kerabat, tetangga, juga teman teman kami. Pernikahan ku sudah tinggal menghitung hari saja. Tapi aku dan vio belum mengajukan cuti, ya calon istriku viola, vio akan mengajukan cuti setelah 1 Minggu sebelum hari H. Rencana kami akan mengadakan pengajian dan siraman di rumah mempelai wanita begitu pun dengan akad nikah. Resepsi akan kami laksanakan di dalam ballroom hotel setelah malam hari. Setelah resepsi di hotel kedua orangtuaku menyiapkan acara di rumah unduh mantu kata mama. Lalu kami akan hanymoon ke Paris sesuai dengan keinginannya.
"Ska persiapan acara udah beres?"
"Sudah yah, progressnya sudah 85%"
"Bagus, kamu belum cuti kerja?"
"Belum, vio juga akan ambil cuti sebelum 7 hari dari acara yah, jadi ska juga akan ambil cuti di hari yang sama seperti vio"
"Ya sudah kalau begitu"
Aku masuk ke dalam kamar, kubuka jendela kamarku, aku baru ingat kalau pulang sedari jakarta aku belum memberikan kabar pada Cahya, bukankah aku yang memintanya agar komunikasi kita lancar seperti dulu. Akhir akhir ini aku terlalu sibuk dengan rencana pernikahan ku dan sebuah kasus yang lumayan besar yang sedang aku tangani. Aku mengirimkan sebuah pesan kepadanya.
"Apa kabar Ra?"
Rupanya pesanku hanya Ceklist satu. Mungkin dia masih di jalan atau sudah tidur.
Ponselku berdering aku kira Cahya yang menghubungiku,
"Ya sayang "
"Kamu lagi di rumah gak"
"Iya aku lagi di rumah, memang ada apa?"
"Aku lagi on the way ke situ mau ketemu orang tua kamu, ini aku ada sedikit oleh oleh buat mereka"
"Oh, ya udah ke sini aja, kamu udah sampai mana emang?"
"Udah hampir sampai, ya udah kalau gitu aku tutup dulu ya "
"Ya sudah, hati hati dijalan sayang"
"Bye"
Aku tutup jendela kamarku dan keluar. Aku duduk di ruang tamu menunggu sang pujaan hati yang akan mampir kemari.
"Kamu lagi ngapain ska? Tumben duduk di sini"
"Lagi nunggu vio mah, katanya udah di jalan tadi, mau mampir ke sini"
"Beneran vio mau kesini?"
"Iya"
"Ya udah mama siapin sesuatu dulu ya"
"Makasih ma"
Mama pergi ke dapur dan menyapa ayah di ruang keluarga.
"Ayah siap siap menantu kita akan datang, emmm gak sabar mama buat ketemu udah kangen"
Mama sangat excited dengan kehadiran vio, membuat ku merasa beruntung, karena mama dan ayah menyayanginya seperti anak mereka sendiri. Akhirnya setelah beberapa menit menunggu yang di tunggu pun sudah tiba. Ku buka pintu rumah ku. Dia tersenyum ke arahku.
"Ayo masuk dulu sayang, mama dan ayah ada di dalam, udah nunggu dari tadi"
Kami pun masuk ke dalam rumah, vio duduk di ruang tamu.
"Gimana kerjaan di luar kotanya lancar gak?"
"Lancar kok, maaf ya kamu harus nemuin tim WO sendiri an maaf banget ya sayang"
"Udah gak apa apa, santai aja kamu kan juga ada kerjaan yang gak bisa di tinggal "
"Makasih ya sayang, udah ngertiin aku, kerjaan kamu gimana udah beres, sidangnya kemarin lancar gak?"
"sudah hampir selesai , tinggal nunggu keputusan pengadilan Minggu depan"
"Semoga lancar sidangnya nanti"
Mama keluar dari arah dapur.
"Ehh anak mama udah Dateng"
Vio berdiri dari duduknya dan bersalaman dengan mama
"Iya Tante"
"Loh kok masih Panggil Tante sih, panggil mama dong, kan udah mau jadi mamanya vio"
"Iya ma"
"Gitu dong"
"Ayah ini menantu kita udah Dateng nih"
"Iya sebentar "
Aku dengar suara ayah dari dalam. Vio mencium tangan ayah.
"Gimana kebarnya nak?"
"Alhamdulillah baik yah"
"Eh sebentar ya mama ke belakang dulu, mama udah siapin sesuatu buat anak mama yang cantik ini"
"Wah terima kasih ma, padahal mama gak perlu repot-repot kok, sebentar ma, ini ada oleh oleh buat ayah dan mama, mohon di terima"
"Terima kasih sayang, mama terima ya, ya udah mama ambil ke belakang dulu"
"Habis dari mana vio?"
"Keluar kota yah, ada kerjaan"
"Udah ambil cuti belum? Udah hampir kan ya?"
"Sudah yah, vio cuti di tanggal 15 "
"Ya sudah, jangan lupa jaga kesehatannya , minum vitamin kalau perlu"
"Iya yah"
"Ya sudah ayah tinggal ya, kamu ngobrol saja sama ska"
"Iya yah gak apa apa, ayah istirahat saja di dalam"
Ayah meninggal kan kami berdua di ruang tamu.
"Kamu gak kangen sama aku nih?"
Vio malah tertawa dengan ucapan ku
"Apa sih, kamu aneh aneh aja, ya kangen dong, untung aja gak perlu ada acara pingit pingitan, coba kalau ada, bisa bisa kangen setengah mati aku sama kamu"
Mamah datang membawa nampan.
"Ini di minum ya sama di makan mama baru coba resep ini, nanti kalau enak mama buatkan lagi buat vio"
"Terima kasih ma"
"Mama tinggal ke dalam ya"
" Iya ma"
Ponselku ada notifikasi pesan. Kulihat rupanya balasan dari Cahya. Aku tak menghiraukan pesan darinya. Aku akan membalas pesannya nanti.
"Dari siapa sayang?"
"Teman"
"Gimana persiapan dari tim WO?"
"Udah 85% kamu tenang aja, udah beres kok"
"Kamu memang selalu bisa di andalkan"
Aku merasa senang karena dia selalu menganggap bahwa aku bisa di andalkan olehnya. Sebagai seorang laki laki memang seharusnya sudah bisa di andalkan dan bertanggung jawab atas semuanya. Tapi menemukan seorang wanita yang selalu berterima kasih atas apa yang sudah kita lakukan itu sangat jarang.
"ini Dinas terakhir kamu kan keluar kota?"
Vio sambil sesekali menyesap teh dan makan kue buatan mama.
"ini yang terakhir, setelah ini kita udah harus fokus sama acara pernikahan bukan?"
"aku H-3 sebelum pernikahan masih harus ke Jakarta sayang, ini klien besar jadi aku gak bisa nyerahin sama yang lainnya, maaf banget ya"
"gak apa apa, tapi setelah acara siraman selesai ya baru pergi"
"iya aku juga udah bilang, kalau mungkin pertemuannya agak malam sedikit, untungnya klien ku bisa memahami dan memaklumi"
"ya sudah Aku pamit pulang dulu ya, udah malam ini"
"Aku anter ya?"
" Gak perlu lah, aku bawa mobil sendiri"
"mobil kamu biar di sini, aku anter pulang "
"gak usah, besok aku juga kerja, biar gak repot sama kamu"
" Baiklah"
"Mama sama ayah di mana?"
" Di ruang keluarga, masuk aja yuk pamitan di sana"
Aku dan vio menghampiri mama dan ayah
" Ma yah, vio mau pamit pulang nih"
" Loh udah mau pulang? Kenapa gak nginep aja sayang?"
"Iya ma, vio izinnya cuma mampir tadi sama mama dan papa"
"Ya sudah kalau begitu, ini pulang nya di anter sama ska kan?"
" Vio gak mau ma, soalnya bawa mobil sendiri katanya "
" Bener sayang begitu? Bukan karena ska yang gak mau nganterin kamu kan?"
" Enggak kok ma, vio memang bawa mobil sendiri di depan, jadi biar vio pulang sendiri saja"
"Ya sudah kalau begitu, hati hati dijalan ya sayang, sering sering mampir temui mama kalau mama gak di rumah mampir di butik mama ya"
"Baik ma, vio pulang dulu"
"Vio pamit pulang dulu yah"
"Ya hati hati dijalan"
"Ska anterin vio Sampai di depan dulu"
Aku mengantar vio sampai di depan rumah
"Aku pulang dulu ya sayang"
Aku peluk tubuhnya dan ku cium seluruh wajahnya
"Hati hati dijalan"
"Iya, aku pergi dulu"