Nona Malam (Nikah Kontrak)

Mawar terbangun dari tidurnya, ia merasakan rasa ingin buang air kecil dan segera pergi ke kamar mandi. Saat ia keluar, matanya sama sekali tidak melihat keberadaan Arga. Pria itu tiba-tiba menghilang entah sejak kapan, Mawar mendekat ke arah tempat tidur pria itu. Ia menyentuh seprai dan bantal yang sudah dingin, dan hal itu menandakan jika Arga sudah pergi cukup lama.

"Apa jangan-jangan dia meninggalkan ku sendirian di tempat ini?" Gumam Mawar panik, ia sama sekali tidak menyukai tempat ini. Dan sekarang orang yang membawanya ke sini malah pergi entah kemana.

Mawar melihat Rangga yang tengah tertidur pulas, perlahan Mawar keluar dari kamar dan berjalan menyusuri rumah yang besar. Ia melihat lorong-lorong rumah yang hanya di terangi lampu-lampu yang cukup redup.

Mawar terus berjalan dan seraya mencari keberadaan Arga, hingga ia mendengar suara seseorang tengah berbicara di sebuah ruangan dengan lampu yang bersinar cukup terang. Pintu yang tidak tertutup rapat membuat Mawar bisa mengintip dari celah pintu, dan melihat sosok Arga yang tengah duduk dengan Ayu di depannya.

Mawar merasa penasaran dengan apa yang tengah di bicarakan oleh kedua orang itu, hingga tiba-tiba sebuah tangan menepuk pundaknya. Mawar terkejut dengan jantung yang berdebar-debar, ia tidak sanggup untuk berbalik. Keadaannya saat ini seperti orang yang tengah tertangkap basah mencuri.

"Hei, nona menguping pembicaraan itu tidak baik." Terdengar suara lembut seorang pria berbisik tepat di telinganya.

Mawar langsung berbalik dan tak sengaja kakinya mundur beberapa langkah yang membuat pintu ruangan terbuka secara perlahan.

Arga menatap sosok Mawar yang berdiri di depan pintu, begitu pun juga Ayu. Ia langsung menatap tak suka dengan apa yang dilakukan wanita yang di bawa oleh Arga.

"Arga, harusnya kau didik wanita itu. Menguping pembicaraan orang lain itu bukan suatu hal yang baik!" Maki Ayu kesal, ia langsung berdiri dan berjalan melewati Mawar.

Arga menatap sosok Mawar dan juga pria yang ia kenal, Arga langsung bangkit dan menghampiri Mawar. Ia menarik tangan Mawar agar wanita itu masuk ke dalam pelukannya.

"Sebaiknya kau jangan ganggu istri ku." Ucap Arga dengan mata yang menatap tajam ke arah sepupu nya.

Tommy tersenyum tipis saat mendengar hal itu, "Aku tidak menggangu nya." Jawab Tommy yang memilih untuk pergi.

Kini tatapan Arga dan Mawar saling menatap, Mawar langsung melepaskan dirinya dari Arga.

"Apa yang sedang kau lakukan tadi?" Tanya Arga dengan tatapan dingin, namun tidak sedingin seperti pada Tommy.

"Aku hanya mencari ku, aku takut jika kau meninggalkan ku di rumah ini." Jelas Mawar dengan wajah yang bingung.

"Emm.." Jawab Arga, ia lalu kembali mengajak Mawar untuk kembali ke kamar.

"Orang tua mu seperti nya tidak suka dengan ku, jika seperti itu. Sebaiknya kita akhiri saja semua ini, dan kau bisa menikah dengan wanita yang di sukai oleh orang tua mu." Ucap Mawar dengan kepala yang menunduk, ia berjalan tepat di belakang Arga. Hingga kepalanya menubruk sesuatu, dan saat ia mendongak ia melihat Arga sudah berdiri dan menatap ke arahnya dengan tatapan dingin.

"Pernikahan ini tidak akan pernah berakhir, kontrak kita masih berjalan. Dan kau tidak perlu memikirkan hal itu, yang terpenting adalah kau menjaga Rangga dengan baik." Jelas Arga dengan tegas, dan hal itu membuat Mawar sedikit terdiam.

"Oke, aku selalu menjalankan tugas ku dengan baik." Jawab Mawar yang langsung berjalan melewati Arga dan kembali ke kamarnya.

Sesampainya di kamar Mawar langsung kembali ke atas ranjang, Keduanya tidur di satu ranjang yang sama tapi dengan Rangga yang menjadi penghalang.

Mawar tidur dengan memeluk Rangga, ia berusaha memejamkan matanya. Hingga saat ia membuka mata secara perlahan untuk melihat keadaan, matanya menatap mata Arga. Pria itu tertidur di sampingnya dengan mata yang menatap ke arahnya, wajah Mawar seakan memerah. Ia langsung berusaha menenangkan dirinya dan kembali bersikap seperti biasa.

Keesokan harinya, Mawar memandikan Rangga seperti biasa. Wanita itu masih menggunakan handuk yang melilit tubuhnya, tadinya Mawar ingin segera berganti baju tapi Rangga tiba-tiba bangun dan ingin segera mandi. Sementara Arga entah pergi kemana, "Mama, Rangga ingin makan di kamar." Ucap Rangga.

Mawar sama sekali tidak menjawab, ia memandikan Rangga. Setelah memandikan Rangga, Mawar langsung mengganti pakaian Rangga dengan yang lebih bagus dan menata rambut Rangga dengan serapi mungkin.

Hingga pintu kamar di buka, mata Mawar menatap sosok Arga yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar. Alhasil, Mawar langsung memalingkan wajahnya karena sekarang ia hanya menggunakan sehelai handuk.

"Rangga sama ayah dulu yah, Mama mau pakai baju dulu." Ucap Mawar dengan senyuman di wajahnya, Rangga langsung mengganggukkan kepalanya dan langsung berlari ke arah Arga.

"Aku tunggu kau di meja makan." Ucap Arga seraya pergi sambil menggendong tubuh mungil Rangga.

Mawar segera menghela nafas, jantungnya terus berdetak dengan kencang dan tak karuan. Ia langsung mengambil pakaian yang di nilai bagus dan juga sopan, ia merasa cukup senang dengan sikap Arga yang sudah menyiapkan banyak pakaian untuknya.

Setelah selesai bersiap, Mawar langsung bergegas ke ruang makan. Cukup lama ia mencari ruang makan, hingga Akhirnya ia menemukan ruang makan. Matanya menatap beberapa orang yang sudah berada di atas meja makan dengan wajah yang kesal.

"Apa kau tidak punya etika, kami menunggu mu lama sekali." Ucap seorang wanita remaja dengan nada ketus.

"Apa yang kau tunggu cepat duduk!" Ayu langsung memerintahkan Mawar untuk duduk.

"Apa kalian tidak bisa bertindak lebih ramah kepada istri ku." Ucap Arga dengan tatapan dingin, Mawar duduk di samping Arga. Ia bisa melihat pria itu nampak sedikit marah.

"Sudahlah, jangan bertengkar lagi. Sebaiknya kita makan dulu." Ucap Tommy dengan mata yang melirik ke arah Mawar.

Arga hanya diam, para pelayan langsung menyiapkan makanan untuk setiap orang yang ada di atas meja. Mawar melihat makanan yang sudah di tata dengan cantik di atas piring nya, tampilan makanan itu langsung menggugah selera makannya.

Saat semua orang sudah mulai makan, dan Mawar pun mengambil sendok. Ia langsung mengambil satu suapan dan hendak memakannya, tapi Arga langsung menghentikan tangan Mawar.

Mawar tak mengerti dengan apa yang dilakukan oleh Arga, pria itu mengambil sendok mawar dan menyimpannya di atas piring. Semua orang yang berada di atas meja terdiam, hingga tangan Arga mengambil piring makanan Mawar dan melemparkannya di dinding hinggap pecah dan berserakan di lantai.

Semua pelayan langsung menundukkan kepalanya, "Sajikan makanan yang benar, jika kalian melakukan hal ini lagi. Aku akan melemparkannya kalian semua ke anjing-anjing ku." Ucap Arga dengan mata yang menatap ke arah pelayan.