PELANGI SEHABIS BADAI
Itulah nama yang cocok untuk Liu Ryu. Seorang Anak desa yang mencari keberuntungan di dunia Kultivator.
Masalah demi masalah yang selalu menimpa dirinya justru membawa Ryu mencapai kesuksesan hingga dia tau latar belakangnya yang berasal dari sebuah Klan besar di dunia Abadi.
Saat itulah Ryu berniat untuk membalaskan dendam kepada kelima Sosok Misterius yang telah membantai anggota Klan Liu sejak jutaan tahun yang lalu.
Mampukah Liu Ryu menggapai mimpinya dan membalaskan dendam kepada kelima sosok yang membunuh anggota Klan Liu sejak jutaan tahun yang lalu???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CH 15. TEKNIK KONTRAK JIWA
'' Tapi Ayah... Bukankah itu terlalu Berbahaya?" Tanya Huli Yue.
" Itu tidak bahaya, Karena Darahmu juga mengalir Darahku. Hanya saja kamu akan membutuhkan Waktu satu Tahun atau lebih untuk menyerapnya. Mengingat Meridianmu juga rusak Jadi setengah kekuatanku untuk memperbaiki Meridianmu" Ucap Huli Bai kemudian menatap ke arah Ryu." Ryu'er... Aku akan mengantar Kalian ke Kaki Gunung Es." Huli Bai memberikan Batu tersebut.
" Terimakasih Paman" ucap Ryu.
"Paman... Aku akan menemani Guru kesana." Xin Chie berlutut.
" Sekarang Tutup Mata Kalian. Aku akan mengantar kalian berdua kesana" Huli Bai membuat sebuah cahaya berbentuk lingkaran dibawah Kaki Ryu dan Xin Chie, seketika menghilang.
" Ayah... " Huli Yue terlihat Gelisah.
" Yue'er... Aku tau Kekhawatiran mu... Dunia kita dan Manusia sangat berbeda. Kamu tidak boleh meninggalkan tempat ini sampai Ryu sendirilah yang akan menjemputmu. Tapi ingat kamu tidak boleh berharap lebih padanya." Huli Bai mengela Nafas Panjang.
" Baik Ayah... Nasehatmu akan kuingat. " Huli Yue terlihat murung.
" Sekarang Pulihkan kekuatanmu. 5 Hari lagi aku akan terlahir ke Dunia Para Dewa. Jadi pengabdian ku telah berakhir." ucap Huli Bai.
......................
Di Sebuah Kaki Gunung Es, kini terlihat Ryu dan Xin Chie sedang mendaki Gunung tersebut.
" Guru... Sepertinya kita harus berjalan mengitari Gunung ini, Karena tebingnya tida ada jalan untuk Bisa dipanjat." Ucap Xin Chie.
" Sepertinya begitu... kurasa lebih aman jika melewati Jalan setapak ini." Ryu menatap ke Arah Jalan mengitari Gunung.
Setelah melakukan Perjalanan Seharian, Ryu merasa tubuhnya semakin Dingin karena tidak bisa menggunakan Energi Spiritual miliknya.
"Guru... Sepertinya Hawanya semakin dingin. Apakah kita Berhenti untuk berteduh?" Xin Chie merasa Prihatin kepada Ryu.
" Sebaiknya kita lanjutkan saja. Aku masih sanggup" Ryu menahan Hawa dingin yang menusuk Tubuhnya.
" Baik Guru..." Xin Chie menepis kekhawatirannya.
Semakin Tinggi Perjalanan mereka, maka semakin dingin juga hawa yang ada pada gunung tersebut membuat Tubuh Ryu mulai terasa kaku dengan kulit mulai Pecah.
" Guru.." Xin Chie meraba tubuh Ryu yang kini mulai kaku.
Ryu yang merasa sudah tidak sanggup lagi kini mulai terlihat Pasrah menunggu malaikat maut menjemputnya.
Panggilan dari Xin Cie sudah mulai tidak terdengar jelas hingga tidak bisa mendengar apapun.
" Maafkan aku Guru." Xin Chie melepas Pakaian Ryu dan juga melepas Pakaiannya lalu merangkul tubuh Ryu yang dimana kulit mereka tanpa pembatas lagi.
Setelah itu Xin Chie membalut tubuh mereka menjadi Satu lalu menyalurkan Energi Jiwanya untuk menghangatkan tubuh mereka.
Setelah beberapa Jam kemudian, kini tubuh Ryu mulai hangat dan mampu menggerakkan beberapa tubuhnya.
" Xin Chie." terdengar suara yang sangat lemah dari Ryu.
"Guru... Akhirnya kau sadar." Gumam Xin Chie senang bercampur Khawatir.
Xin Chie kemudian bangkit sambil mengankat Ryu ke Atas Punggungnya lalu membungkus kembali tubuh mereka berdua lalu mengikat dengan kuat.
Awalnya Xin Chie merasa Sungkan karena ada benda yang sedikit menonjol menyentuh tubuhnya yang mulus, namun karena keinginan kuat untuk menyelamat kan Ryu hingga dia berfikir keras untuk mengenampingkan hal itu secara Perlahan mulai melangkahkan kakinya untuk melanjutkan Perjalanan.
Satu Minggu berlalu kini langkah Xin Chie mulai tertatih kadang kakinya tergelincir akibat jalan yang ditempuh sudah membentuk Kristal Es.
" Bruukk" Tubuh Xin Chie terjatuh dibawah sebuah Pohon besar di Puncak Gunung Es karena tidak mampu lagi menahan beban.
Ryu yang setengah Sadar, kini mulai merangkak membawa Tubuh mereka berdua mendekati Pohon tersebut sekuat tenaga menempelkan Batu berbentuk Kotak ke Pohon tersebut.
Tiba tiba sebuah cahaya yang sangat terang mengitari Pohon tersebut membuat Ryu tak sadarkan diri.
......................
Di Dunia Para Peri, kini Ryu dan Xin Chie mulai bangun dari Pingsan mereka seraya mengambil Pakaian mereka masing-masing.
" Xin Chie. maafkan aku telah membuatmu ikut menderita lagi." Ryu merasa bersalah.
" Sudah menjadi Tugasku Guru." Xin Chie menyemangati Ryu.
" Sepertinya kita sudah berada di Dunia Peri. kita harus mencari Rumput Jiwa Peri tersebut secepatnya." Ryu beranjak dari tempatnya berjalan ke Arah Hutan yang terlihat Rindang.
" Baik Guru." Xin Chie juga beranjak mengikuti Ryu.
" Xin Chie... Sepertinya kita sedang diawasi " Ryu mengingatkan.
" Mmmm" Xin Chie mengangguk meningkatkan kewaspadaan mereka.
" Hihi... hihi.." terdengar suara tawa dibalik Pohon.
" Hihi... hihi.." Suara itu terus berulang dari berbagai arah.
" Siapa Kalian? mengapa mengikuti kami?" Ryu memberanikan diri.
" Harusnya aku yang bertanya kepada Kalian. Kenapa kalian berada disini." Suara terdengar dari balik Pohon.
" Kami datang kesini hanya ingin meminta Rumput Jiwa Peri. Setelah itu kami akan kembali." Ucap Ryu.
" Rumput Jiwa Peri sangat banyak disini, bahkan kami anggap seperti Rumput biasa. kenapa kamu ingin memintanya?" Suara tersebut terdengar dari balik Pohon lain.
" Meridianku Rusak. itulah sebabnya kami sampai disini." ucap Ryu.
" Jadi begitu... Tapi ada Syaratnya." suara terdengar dari Pohon lain.
" Apa syaratnya?" Tanya Ryu.
" Kau Harus Harus memberikan Rumput Air Emas itu Padaku. maka aku akan mengantarmu pada Rumput Jiwa Peri berada." Suara dibalik Pohon.
" Ambilah. " Ryu mengulur telapak tangannya yang terdapat 10 Buah.
" Sepertinya kamu Orang Baik" Tiba-tiba Sebuah cahaya muncul di depan mereka.
" Namaku Xian Yao... Senang berkenalan denganmu." Cahaya tersebut mengambil Rumput Air Emas Pada Ryu.
" Mari ikuti aku." ucap Xian Yao yang diikuti Ryu dan Xin Chie.
Setelah Berjalan cukup Lama, Kini Ryu disambut dengan Pemandangan Rumput Berwarna merah teliha berkilauan.
" Kalian Ambilah Sepuasnya. kusarankan Kalian mengambil yang Paling Besar cahayanya saja. umurnya sudah jutaan Tahun, kurasa akan lebih bermanfaat." Saran Xian Yao.
" Terimakasih atas sarannya." Ryu mengambil 1 Rumput Jiwa Peri tersebut yang sudah berusia jutaan Tahun.
" Pilihan yang Bijak. Apakah kamu tidak ingin memetiknya untuk Pasanganmu ini?" Tanya Xian Yao.
" Trmerimakasih Tuan Xian Yao. Biar aku sendiri yang akan mengambilnya " Xin Chie mengambil Rumput tersebut.
" Sekarang makan dan Seraplah Rumput yang ada di Tangan Kalian, karena saat di Dunia Kalian, itu tidak akan berfungsi lagi." Ucap Xian Yao.
" Terimakasi Tuan" Ryu dan Xin Chie mulai menyerap Rumput tersebut.
Setelah Beberapa jam kini Wajah Xin Chie terlihat senyum puas Namun bagi Ryu hanya memberikan Sedikit Efek.
" Sepertinya dalam Tubuhmu ada hal yang Unik, kurasa kamu harus mengambil Puluhan Rumput itu lagi." Jelas Xian Yao.
" Mmmm." Ryu mengangguk kembali mengambil Rumput Jiwa Peri.
Setelah berhasil menyerap Rumput Jiwa Peri tersebut, kini Ryu kembali dengan wajah murung, karena hanya mampu memperbaiki beberapa Meridian saja.
" Terlalu Lama." Xian Yao menumpuk Rumput Jiwa Peri yang berumur Jutaan Tahun di tangan Ryu yang tidak terhitung jumlahnya.
Ryu yang awalnya ingin menyerah, kini mencoba lagi menyerap Rumput tersebut.
Setelah Beberapa Saat kini Spiritual kembali seperti Semula bahkan berkali-kali Lipat. Meridian Ryu pun juga telah kembali seperti semula bahkan terlihat sangat kuat.
" Kurasa kalian sudah berhasil Lebih baik Kalian cepat pergi dari sini Sekarang." ucap Xian Yao.
" Baik Tuan. Terimakasih atas bantuannya." Keduanya memberi Hormat seketika tubuh mereka menghilang dan kembali di dekat Pohon puncak Gunung Es.
" Praaannggg." Terdengar Batu yang ditempelkan Ryu sebelumnya kini Pecah.
" Xin Chie, Sepertinya kita Harus kembali menuruni Gunung ini. Tapi dengan Kondisiku sekarang, semoga tidak akan merepotkanmu lagi." Ryu mulai melangkahkan Kakinya menuruni Gunung tersebut.
" Ba..Baik Guru." Wajah Xin Chie memerah teringat kejadian Sebelumnya.
Setelah 5 Hari kini Ryu dan Xin Chie telah berhasil menuruni Gunung tersebut tanpa kendala Apapun.
Namun yang menjadi masalah mereka sekarang adalah kemana arah mereka untuk melangkah, karena wilawah tersebut sangat asing bagi mereka.
Meskipun tidak tau Harus kemana, Ryu dan Xin Chie mengambil inisiatif terus berjalan ke Arah depan mereka saat menuruni Gunung Es sambil Berlatih dan mencoba meningkatkan Kultivasi mereka.
" Guru." tiba-tiba Xin Chi merasakan Aura yang Sangat Aneh dibalik Air Terjun.
" Ada Apa Xin Chie." Ryu tidak merasakan hal Apapun.
" Guru... kurasa ada sesuatu dibalik air Terjun itu." Xin Chie menunjuk ke Arah Air Terjun.
" Xin Chie... Bukankah Itu terlalu Berbahaya." Ryu memperingati.
" Guru... Tenang saja... Aku yakin didalam Sana tidak ada hal yang buruk." Xin Chie begitu Antusias.
" Baiklah...Tapi tetap saja kita harus Hati-hati". ucap Ryu.
" Mmmm" Xin Chie berjalan menuju Air Terjun yang diikut Ryu.
Setelah mencapai Air Terjun, mereka masuk kedalam terlihat Goa yang sangat besar terlihat sangat bersih.
Setelah mencapai di Kedalaman, Kini terlihat 2 Ekor Siluman Harimau Awan sedang terbaring seperti sedang Sakit. beserta anaknya yang terus menggosokkan tubuh mereka kepada kedua orang Tuanya.
" Jika kalian Orang Baik, Masuklah kesini. Tapi jika kalian Orang jahat, lebih baik Kalian keluar sebelum aku berubah Fikiran." Ancam Salah Satu Siluman tersebut.
" Maaf Tuan... Kami tidak Berniat ingin mengganggu Kalian. Tapi..." Ryu merasa Kasian Melihat anak Harimau seperti Sedang Lapar lalu melemparkan Beberapa Daging Siluman Ular yang pernah dia dapatkan Sebelumnya.
" Terimakasih telah memberi makan Anakku. dia sudah lama tidak Makan selama 1 Bulan lebih." ucap Sosok Harimau tersebut.
" Tuan Jika Kalian Sedang Lapar aku masih Banyak menyimpan Daging." Ryu memberikan Tumpukan Mayat Siluman Ular.
" Sepertinya kalian Orang Baik. Sebelum Kami mati Tolong Rawatlah Anak Kami. Karena suatu hari nanti dia akan menjadi incaran Para Kultivator lain." ucap Siluman Harimau Awan tersebut.
" Suamiku Sepertinya kita sudah menemukan Orang yang akan mengasuh anak Kita. Dengan Begitu Kami Akan tenang." ucap Salah satu Harimau Lainnya.
" Tuan... Sekali lagi, Tolong Rawat Anak kami. Berikan Inti Roh Kami Padanya Nanti Saat Kondisinya Sudah Pulih. Dengan Begitu dia akan Tumbuh Lebih cepat. Sebagai ucapan Terimakasihku Kuijinkan kalian mengambil apapun yang Ada di Goa ini." Kedua Harimau itu menghembuskan napas terkahir mereka.
" Harimau Kecil... Aku berjanji pada kedua Orang Tuamu. Mulai sekarang aku akan memberimu nama Chai Zu." Ryu mengusap Tubuh Chai Zu yang masih Asik melahap Tubuh Siluman Ular.
Ryu mendekati Kedua Harimau tersebut mengambil Inti Roh mereka lalu menguburnya .
"Guru...ini..." Seru Xin Chie memperlihatkan sebuah Kitab.
" Teknik Kontrak Jiwa. " Ryu membaca kitab tersebut sampai Habis.
" Bagaimana Guru.?" Tanya Xin Chie.
" Sepertinya Jurus ini Sangatlah Langka. Dari Setiap detail telah dijelaskan dimana Teknik Kontrak Jiwa akan saling membutuhkan bahkan Kedua Kekuatan akan bergabung jadi Satu. " Ryu mendekati Chai Zu lalu merapalkan bebuah mantra dan meneteskan Darahnya.
" Wush..." Tekanan udara membuat kening Ryu bercahaya kecil.
" Chai Zu... Masuklah dan Istirahat Disana." ucap Ryu.
Dengan segera tubuh Chai Zu membentuk bayangan kemudian Masuk ke kening Ryu.
" Guru... dimana Dia?" Tanya Xin Chie.
" Xin Chie...Sepertinya kamu harus mempelajari Teknik ini, Nanti kamu akan Tau sendiri." Ryu terlihat senang merasakan tubuhnya lebih Kuat dari Sebelumnya.
" Mmmm" Xin Chie menjawab dengan Sebuah anggukan lalu membaca Kitab tersebut dengan teliti.
" Sebaiknya kita bermalam disini dulu. Sepertinya disini cukup aman." ucap Ryu.
" Guru... Sepertinya aku sudah Faham." Xin Chie menutub Kitab tersebut terlihat Sangat bahagia.
" Haaah... Sebaiknya kamu jangan memanggilku Guru lagi. tingkat Kultivasiku sekarang jauh lebih Rendah darimu." Ryu mengambil 2 Inti Roh Siluman Harimau Awan ke telapak tangannya lalu menghilang.
" Lalu bagaimana? apa Aku akan memanggilmu Ka Ryu dan kamu memanggilku Seperti dulu lagi?" Tanya Xin Chie dengan seksama.
"Terserahlah..." Ryu sudah Risih dari awal terus dipanggil Guru.
" Ka Ryu...?" Xin Chie menatap ke arahnya.
'Sepertinya Harimau Kecil ini Rakus juga' Batin Ryu mengeluarkan Puluhan Inti Roh Siluman Ular.
" Ka Ryu... Apa kau mendengarku?" Xin Chie menatap Wajah Ryu seperti sedang memikirkan sesuatu.
" E...Eh.. Iya Chie'er... ada apa?" Ryu tersadar dari lamunannya.
'Sepertinya Ka Ryu sedang memikirkan Adik Yue. Hah... Bodohnya aku terlalu berharap... tapi Paling tidak melihatmu seperti ini aku sangat bahagia' Batin Xin Chie.
" Ka Ryu... aku sangat lelah... Kumohon untuk malam ini saja ingin selalu berada di pangkuanmu." Xin Chie berjalan ke samping Ryu kemudian menyandarkan Kepalanya di bahu Ryu lalu memeluknya.
Ryu yang awalnya menolak kini Hanya memilih untuk diam tidak ingin menyakiti Perasaan Xin Chie. Apalagi mengingat Pengorbanan Xin Chie untuknya.
Hari pun sudah malam, Kini Ryu dan Xin Chie tertidur dengan lelap. Apalagi mereka sudah kelelahan setelah menempuh perjalanan yang Panjang.
......................
Saat Hari sudah Pagi, Ryu dan Xin Chie juga sudah keluar dari Balik air Terjun berniat untuk melanjutkan perjalanan.
Setelah berjalan Beberapa Jam, Ryu dan Xin Chie telah dihadang oleh sekelompok Siluman Serigala Tingkat Pejuang.
" Chai Zu " Sebuah Cahaya keluar dari Kening Ryu, kini Terlihat Sosok Harimau Putih berukuran 3 Meter Bertaring Panjang dan memiliki Tanduk Seperti Naga.
" GOAARRRR" Chai Zu menerjang Sekelompok Siluman Serigala tersebut hingga satu persatu Para Siluman Tersebut Tanpa Perlawanan yang berarti.
" Chai Zu... Bawalah Mayat ini untuk makananmu" Ryu memasukkan kembali Chai Zu beserta Inti Roh Siluman serigala tersebut.
" Ka Ryu... Apa ini yang Kaka maksud Teknik Kontrak Sebelumnya?" Xin Chie mengingat Perubahan bentuk Chai Zu yang sangat cepat.
" Salah Satunya seperti itu." jawab Ryu dengan santai.