Isabella Dawson butuh uang banyak untuk biaya operasi kanker ibunya.
Jalan satu satunya yang bisa dia pikirkan untuk mendapatkan uang banyak dan cepat, hanyalah dengan menjual dirinya pada pria paling kaya yang dia temui di klub malam tempat dia bekerja.
Dan orang itu adalah Edgardo Van Hook, seorang ketua mafia terkenal yang berusia lebih dari 2 kali usia dirinya, sosok pria yang lebih cocok menjadi ayahnya.
Tapi Isabella tidak punya pilihan, karena hanya pria itu yang punya uang sejumlah yang dia butuhkan.
Penasaran dengan cerita antara Isabella dan Edgardo?Silahkan baca reader🥰.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4.Datanglah Sekarang, Aku Tunggu!
Isabella menggelengkan kepalanya kepada dokter Anderson, untuk menolak tawaran yang diberikan dokter yang selama ini menangani ibunya.
" Maaf dok, tapi saya tidak bisa menerima kebaikan anda kali ini."
Meski dia mengatakannya dengan sopan, tapi raut wajah dokter Anderson seketika berubah jadi merah.
Pria berusia sekitar 50 tahun itu, terlihat langsung marah mendengar penolakan yang dikatakan Isabella untuk tawarannya.
"Apa! Kenapa?! Apa uang yang aku tawarkan untuk bisa tidur dengan mu itu terlalu sedikit?!"Tanya pria itu dengan nada suara tinggi.
Isabella menggeleng "Tidak, itu jumlah yang banyak dok. Tapi...anda tau, uang yang saya butuhkan untuk ibu saya lebih banyak dari itu. Jadi... saya tidak bisa menerima tawaran anda ini. Maaf Dok."
Bruk!
" Aaaa!!"
Tiba tiba saja dokter Anderson mendorong tubuhnya dengan keras.Meski sudah berusia paruh baya, tapi dokter Anderson adalah seorang pria bertubuh tinggi besar.Hingga tak ayal dorongan itu membuat Isabella membentur keras kursi besi yang tepat ada dibelakangnya.
" Kau! Jalang tidak tau terima kasih!" Bentak Dokter Anderson,memaki Isabella murka.
Isabella ketakutan, tapi masih tetap berusaha bersikap tenang karena saat itu disana hanya ada mereka berdua.
" Ddok...Maaf.... tapi....saya tidak bermaksud untuk..."
Dretttt....Dretttt....
Mereka berdua sama sama terdiam, waktu mendengar suara dering ponsel.
" Ah sial!"
Dokter Anderson memaki, lalu melepaskan cekalannya dari lengan Isabella.Membuat gadis muda itu tanpa sadar menarik nafas lega. Karena disaat genting, bunyi ponsel yang berasal dari tas tangan miliknya, sudah menyelamatkan dia dari kekerasan yang hampir saja dilakukan dokter laki laki itu.
" Ponselmu berbunyi! Mungkin saja itu salah satu klien mu! Ambil dan jawab, tapi jangan berani mengatakan apa apa pada siapapun.Terutama yang menghubungimu itu mengenai ini mengerti kau, Bella.Itu kalau kau masih ingin aku menangani ibumu dengan benar!" Ancam dokter Anderson, dengan menatap Isabella tajam.
Isabella mengangguk patuh, lalu mengambil tas tangannya yang jatuh dibawah kursi besi untuk mengetahui siapa orang yang baru saja menghubungi dia.
Sebuah nomor asing,siapa? Batin Isabella memikirkan serius nomor ponsel itu.
Sampai tidak sadar kalau ternyata dokter Anderson masih berdiri disana melihat yang dia lakukan.
Dia baru sadar saat dokter Anderson mengajaknya bicara lagi tapi kali ini dengan nada suara rendah. Tidak emosi seperti tadi.
" Begini.... Bella."
" Ya."
Isabella menoleh, untuk mendengarkan apa yang akan dikatakan dokter itu.Karena siapa tau penting.Mungkin mengenai kondisi ibunya,meski ternyata bukan.
"Satu bulan.Aku akan memberimu waktu berpikir satu bulan lagi, mengenai tawaranku yang mau membantu membayarkan 20 persen biaya operasi untuk ibumu, asal kau mau tidur denganku, Bella."
Isabella diam menatap dokter Anderson, karena tidak tau harus menjawab bagaimana, untuk keinginan pria paruh baya itu yang ingin mengajaknya berhubungan seks dengan iming iming memberi bantuan.
Andai dia berada dalam keadaan tidak terdesak seperti sekarang, sudah pasti Isabella akan mencaci maki pria paruh itu. Karena sudah tidak tau diri dengan ingin meniduri dirinya yang lebih pantas menjadi putri pria itu.
" Pikirkan baik baik Bella, karena kalau kau menolak. Kau bukan hanya akan kehilangan 20 persen biaya operasi ibumu yang lumayan banyak itu. Tapi aku juga akan menghentikan bantuan menyuplai obat untuk ibumu kedepannya."
Dasar pria tua tidak tau diri! Brengsek! Sialan! Isabella mencengkram erat ponselnya.Memaki dokter Anderson dalam hati, untuk pertama kalinya dia tidak lagi merasa respect pada pria yang selama ini sudah banyak membantu dia dan ibunya.
Karena ternyata tujuan pria itu bersedia membantu dia selama ini,hanya supaya bisa menidurinya.
" Dasar tua bangka rendahan.Benar benar tidak sadar kalau dia sudah bau tanah." gerutu Isabella, begitu dokter Anderson sudah berjalan pergi dari sana setelah tadi mengancam dia.
Mengalami ancaman serta kekerasan seperti barusan dari dokter Anderson, Isabella tetap baik baik saja.Bukan sesuatu yang besar baginya.
Bahkan andai tadi dokter Anderson menawarkan akan membayarnya sesuai jumlah biaya operasi ibunya,pasti tanpa berpikir dua kali Isabella akan setuju untuk tidur bersama pria itu.
Tapi karena dokter Anderson hanya bersedia memberi dia 20 persen saja,mau tidak mau Isabella terpaksa menolak dan lebih memilih menunggu khabar dari pria kaya bernama Edgardo. Pria yang dia temui diBar 2 hari lalu.
Meski dia tidak100 persen yakin bisa mendapatkan jumlah uang yang dia butuhkan dari pria bernama Edgardo itu. Tapi.... Isabella merasa, dia tidak akan terlalu menyesal kalau harus berhubungan s*ks untuk pertama kali bersama pria itu, dibanding dokter Anderson atau pria lainnya.
Tapi dia tetap saja berharap,dari pria bernama Edgardo itu dia mendapatkan jumlah yang lebih banyak dibanding apa yang ditawarkan dokter Anderson barusan hingga kalau kurang dia bisa saja setuju dengan tawaran dokter Anderson tadi.
" Hah!" Isabella menghembuskan nafas kasar, saat memikirkan betapa sulitnya mencari uang yang dia perlukan demi operasi transplantasi hati ibunya.
Andai ada tempat mengeluh dia sangat ingin mengeluh, tapi selain ibunya dia tidak punya siapapun lagi. Karena itu bagaimana pun caranya Isabella akan berusaha membuat ibunya agar bisa sembuh.
Dalam keadaan sedang benar benar tidak bisa berpikir karena tidak tau harus bagaimana menyelesaikan mengenai biaya ibunya, tiba tiba ponselnya kembali berdering dan nomor tak dikenal yang tadi sempat menghubungi dia, ketika didorong dokter Anderson menghubungi lagi, membuat Isabella semakin penasaran dan segera menjawabnya untuk segera tau siapa orang diseberang telpon itu sebenarnya.
" Halo." jawabnya, sambil menunggu si penelpon bicara.
" Isabella Dawson,benar dirimu, bukan?"Suara bariton berat dan tegas, terdengar diseberang telpon. Bukan suara yang familiar baginya, tapi suara yang tidak bisa dia lupakan sejak pertama kali dia mendengarnya.
" Tuan Edgar." balas Isabella langsung mengenali orang diseberang telpon, sebagai Edgardo pria yang tadi sempat dia pikirkan.
" Kau langsung bisa mengenali aku, hanya dari mendengar suaraku. Jangan bilang kau sedang menunggu aku menelpon mu, Isabella."
" Saya memang sedang menunggu Anda menghubungi saya.Apa sekarang anda sudah kembali dari dinas anda?"tanya Isabella, tanpa berusaha berbasa basi lagi.
" Ini baru dua hari, dari satu Minggu yang seharusnya. Apa kau sudah tidak sabar ingin bertemu denganku untuk berhubungan s*ks?"
Jujur saja perkataan Edgardo sangat kasar dan terdengar sedikit menghina ditelinga Isabella, tapi dia tidak punya waktu untuk merasa sedih atau sakit hati.Mendengar nada merendahkan pria itu padanya, karena dia semakin kehabisan waktu untuk bisa menyelamatkan ibunya dari penyakit ganas yang sewaktu waktu bisa saja membuat ibunya meninggal.
" Iya,jadi...kapan kita bisa melakukannya tuan. Karena bagi saya semakin cepat semakin baik."
" Begitu? Kalau kau sudah sangat tidak sabar, datanglah sekarang juga ke alamat yang akan aku kirimkan lewat pesan. Aku tunggu disana sekarang."
sungguh mantap sekali ✌️🌹🌹🌹
terus lah berkarya dan sehat selalu 😘😘