NovelToon NovelToon
Cintamu Menusuk Jantungku

Cintamu Menusuk Jantungku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Romansa Fantasi / Cinta Terlarang
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sindya

Pengorbanan Renata yang awalnya hanya menjadi seorang penyamar untuk menggantikan seorang wanita yang merupakan tunangan dari Bryan karena sedang koma berakhir menjadi sebuah malapetaka yang membuatnya kehilangan segalanya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. I love you

Renata berpikir cepat untuk memberikan alasan yang cukup masuk akal pada Bryan.

"Sorry Bryan. Aku sebenarnya sedang mengubah identitasku agar orang yang mencoba memakai kacamataku tidak bisa menemukan data pribadiku," ucap Renata.

"Jadi kamu sengaja melakukan itu untuk melindungi dirimu dari orang-orang yang akan memburu penemuanmu ini?" tanya Bryan.

"Iya. Aku harus mendaftarkan dulu pada negara agar mendapatkan hak paten untuk penemuanku ini. Sekarang kita melakukan percobaan dulu. Tolong kamu baca buku ini...!" titah Renata.

"Bagaimana aku bisa melakukannya? aku tidak bisa melihat, Rania."

"Kamu cukup mengarahkan matamu ke buku ini dan biarkan kacamata itu bekerja. Kamu hanya mendengarkan sistem yang akan membisikkan ke telingamu," jelas Renata.

Bryan mengikuti arahan Renata. Beberapa detik kemudian, bagian gagang kacamata yang ada di sisi telinganya berbicara kepadanya seakan sedang mendengarkan handset. Bryan manggut-manggut sambil tersenyum.

"Good job baby..! Kacamata ini sangat luar biasa. Mungkin orang buta tidak perlu lagi membaca huruf brailler karena dia sudah terbantu dengan kacamata ini," puji Bryan.

"Iya sayang. Kecuali orang buta yang ingin membaca Alqur'an dan ia harus tetap menggunakan Al-Qur'an brailler kecuali yang ingin menghafalkan Al-Qur'an. Jadi kacamata itu hanya bekerja untuk hal-hal tertentu," ucap Renata.

"Baiklah. Aku sudah tidak sabar untuk kembali bekerja. Aku harap kamu tetap mendampingiku," pinta Bryan.

Renata mengangguk sambil tersenyum. Bryan bisa melihat bayangan Renata walaupun terlihat kabur. Namun kacamata itu bisa memberitahu ekspresi Renata pada Bryan.

"Renata setuju dan saat ini sedang tersenyum padamu." Begitulah yang dikatakan kacamata pintar itu mirip seperti robot kecil.

Dalam perjalanan ke perusahaan, Renata akhirnya kepo juga tentang awal pertemuan Bryan dan Rania. Mumpung saat ini Bryan lagi berbunga-bunga karena ia sedang memeriksa email yang masuk ke ponselnya.

"Sayang. Apakah aku boleh menanyakan sesuatu padamu?" tanya Renata yang sedang menyetir mobil.

"Silahkan sayang...!"

"Apakah kamu ingat bagaimana awal kita bisa bertemu dan akhirnya melakukan ta'aruf?" tanya Renata.

"Jadi kamu lupa bagian momen spesial itu, Rania?"

"Maafkan aku...! Aku berusaha mengingatnya tapi sulit sekali menemukan momen itu."

"Saat itu aku sedang murung dan duduk sendiri di sebuah taman. Saat itu kamu sedang menelepon temanmu. Saat itu aku berteriak seorang diri hingga kamu merasa terganggu," ucap Bryan sengaja menjedah kalimatnya.

"Lalu...?"

"Kamu berusaha mendengar apa yang aku ucapkan lalu kamu menghampiriku dan saat itu aku sangat terkejut karena pakaianmu yang serba hitam dan hanya terlihat mata indah mu di balik Khimar."

"Apakah aku memarahimu?" tanya Renata.

"Kamu menasehatiku dengan lembut dan mengajakku untuk mengenal Allah agar aku tahu bagaimana cara Allah membuat skenario untuk hambaNya. Entah kepedihan maupun kebahagiaan hanya ia yang menentukan bukan kemauan kita. Kita hanya diperintahkan untuk menjalani saja tanpa berkeluh kesah," tutur Bryan.

"Dan kamu tersentuh dengan setiap perkataanku lalu jatuh cinta padaku?" tanya Renata.

"Iya. Kamu kehilangan orangtua sebelum dilahirkan. Setelah ibumu melahirkan mu secara sesar, ibumu menghembuskan nafas terakhir menyusul ayahmu yang telah tiada. Akhirnya kamu diadopsi oleh orang lain," ucap Bryan.

"Jadi, aku yang memperkenalkan kamu untuk jalan kebaikan? Dan setelah itu kita memutuskan untuk menikah?" tanya Renata lagi.

"Iya sayang. Seperti itu ceritanya. Perkenalan yang singkat dan aku tidak sabar ingin menikahi mu. Namun semuanya harus berakhir dengan kecelakaan saat aku ingin memperlihatkan maharmu berupa mesjid di kawasan Bandung," ucap Bryan penuh rasa sesal.

"Tapi, kita berdua selamat bukan?" hibur Renata.

"Yah. Kita berdua memang selamat. Aku buta dan ingatan mu terganggu," ucap Bryan sedih.

"Tidak apa, sayang. Aku yakin Allah yang akan mengembalikan apa yang telah hilang dari kita. Kita hanya sedang diuji kesabaran kita untuk menunggu waktu yang tepat untuk kita bisa memiliki kembali penglihatan dan ingatan kita.

"Aamiin. I love you honey..!" ucap Bryan membuat Renata tersipu malu.

"Dia sedang tersipu malu," bisik kacamata pintar membaca ekspresi wajah Renata yang tidak menggunakan cadar.

Sementara itu di tempat berbeda sejumlah pemegang saham mayoritas besar sedang berdebat atas kepemimpinan Bryan.

"Apakah kalian tidak tahu kalau saat ini tuan Bryan sedang mengalami buta. Jadi, bagaimana mungkin dia memimpin perusahaan ini dengan kebutaannya?" ucap tuan Hakim.

"Dari mana tuan hakim mengetahui isu itu?" tanya yang lainnya.

"Aku punya seorang informan yang dapat dipercaya. Sejak kecelakaan itu, Bryan dinyatakan buta permanen oleh dokter. Dengan begitu sudah saatnya kita menyingkirkan keluarga Darmawangsa yang hampir memimpin perusahaan satu abad," ucap tuan Hakim memprovokasi para pemegang saham mayoritas.

"Kami tidak akan percaya sampai kami melihatnya sendiri dengan mata kepala kami," ucap yang lainnnya yang masih setia pada Bryan.

"Ingat...! Kita ini hanya penanam modal bukan pemilik. Apakah kalian tidak takut dia bisa menyingkirkan kita dan membuat kita bangkrut dan hidup di jalanan?" sambung yang lainnya.

"Kalau begitu, kenapa kalian tidak mau menerima usulan ku agar kita bisa menyingkirkan Bryan dengan alasan kebutaannya. Kita voting suara terbanyak untuk mendapatkan kepemimpinan yang baru," lanjut tuan Hakim gigih untuk memprovokasi para pemegang saham tersebut.

Pintu dibuka dengan kencang hingga muncullah sosok Bryan didampingi oleh Renata di hadapan para pemegang saham yang terkejut menatap wajah Bryan yang saat ini sedang mengenakan kacamata pintarnya.

"Selamat pagi tuan Bryan ...!" semua berdiri menyambut Bryan namun tuan hakim enggan melakukannya. Hal itu tidak luput dari perhatian Bryan.

"Apakah tuan Hakim tidak menyambut kedatanganku? Apakah tuan tidak senang dengan kehadiran ku di sini?" tegur Bryan membuat tuan Hakim terperanjat.

"Sialannn...!! Ternyata dia bisa melihat? Lalu bagaimana dengan informasi yang aku dapatkan dari...-"

"Tuan Hakim...! Apakah tuan tidak suka....!"

Tuan hakim buru-buru berdiri dengan hati dongkol. Hilang sudah harapannya untuk menjadi orang nomor satu di perusahaan Mega Aravia.

Bryan tersenyum penuh kemenangan karena ia menjadi tahu siapa lawan dan siapa kawan yang selama ini bersembunyi dibalik topeng keramahan padanya.

"Selamat pagi tuan Bryan ...! Selamat datang kembali ke perusahaan...!" ucap yang lainnya dan Bryan pun berjalan menuju kursi kebesarannya, sementara Renata mengikuti Bryan dan duduk di samping Bryan.

"Bukankah calon istrinya itu mengalami koma dan sedang berada di luar negeri? Bagaimana mungkin Rania bisa berada di sini dan terlihat sangat bugar?" lagi-lagi tuan Hakim merasa ada yang tidak beres dengan keluarga tuan Firza.

"Lakukan sesuatu...! Tolong selidiki wanita yang bersama dengan Bryan ..!" titah tuan hakim mengirim pesan kepada orang kepercayaannya.

"Baik tuan...! Serahkan urusan itu pada kami. Apakah kami harus melenyapkan perempuan itu?" tanya anak buahnya tuan Hakim namun tuan Hakim buru-buru menutup ponselnya karena Bryan sedang menegurnya.

"Jika tuan hakim masih sibuk dengan urusan lain, silahkan tinggalkan ruang meeting ini...!" tegur Bryan dan membuat tuan Hakim yang seusia ayahnya Bryan itu langsung melotot ke arahnya.

"Tuanku...! Tuan Hakim sedang murka padamu," bisik kacamata pintar itu dan Bryan begitu puas dengan cara kerja kacamata pintar buatan Renata.

Ia melirik Renata yang sekarang bercadar kembali. Renata mengangguk lalu mengedipkan matanya pada Bryan bahwa ia senang dengan cara Bryan yang sudah bisa beradaptasi dengan cara kerja kacamata buatannya.

1
suti markonah
sedih renata ke tangkep😭😭😭
Wicih Rasmita
seru deg degan 😳
next Thor
tina
lanjut kak
tina
lanjut
ngatun Lestari
tidak sabar menunggu pembalasan yang dilakukan Renata terhadap Glen...
ngatun Lestari
perasaan baru baca..saking asyiknya ee udah habis part...
ditunggu selanjutnya...
ngatun Lestari
ayo semangat..pasti ada jalan keluarnya
Rosdiana Diana
insya Allah bagus ceritanya... aamiin
suti markonah
semangat renata pantang menyerah, semoga usahanya membuahkan hasil dan cepet bs keluar
Wicih Rasmita
bagus ceritanya 👍
tina
lanjut
ngatun Lestari
aku cari" lama gak ketemu... akhirnya ketemu juga ini novel...
Rosdiana Diana: Alhamdulillah makasih juga kak
total 1 replies
ngatun Lestari
keren ... aku suka...makasih kak
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
lanjut kak
tina
lanjut
tina
lanjut kak
suti markonah
masih banyak teka teki, siapa pula dokter yg sudah tau renata...sykr lan klo rania mau ngalah..semoga dapat jodoh baik
tina
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!