Sebastian Clemornat menyamar menjadi Bastian di desa Texas yang jauh dari New York, asalnya. Dia kabur karena tidak ingin dijodohkan oleh wanita pilihan orang tuanya hanya untuk bisnis. Lagipula dia bukan pewaris utama karena memiliki kakak laki laki dan perempuan. Dia anak bungsu yang tidak bisa dikekang. Umur 24 ketika menyelesaikan pendidikan sebagai dokter, ia pun pergi tanpa membawa fasilitas mewah dari keluarga Clemornat. Ketika sudah 2 tahun hidup tenang di desa sebagai dokter keliling dan tukang bengkel, kehidupan Bastian berubah karena pada suatu malam, tiba tiba ada wanita yang melahirkan di bengkelnya dan dia membantu persalinan itu. Sejak saat itu Bastian merasakan hatinya yang sedingin es dengan wanita kini mencair. Penasaran siapa wanita itu? Author juga penasaran nih 😄 Jadi baca novel ini sampai selesai dan semoga suka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HATI SEORANG AYAH
Lili menangis histeris dalam pelukan ayah ibunya sebagai luapan kesedihannya karena salah jalan dan membuat orang tuanya kecewa.
James dan Aurora pun menangis karena sangat merindukan putri bungsunya itu, meskipun sangat marah padanya, namun anak tetap anak mereka.
Hingga mungkin 10 menit berpelukan dan berpelukan bertiga, akhirnya mereka saling tatap dan ingin mengungkapkan perasaan.
"Aku...aku salah..aku bersalah mom dad...maafkan Lili" lirih putri bungsu sambip masih terisak dengan suara bergetar.
"Jika kamu melakukan hal bodoh lagi, daddy benar benar melarangmu untuk kembali kerumah ini" sahut James memberi peringatan.
"Daddy" tegur Aurora, sang istri.
James pun mengelus rambut putrinya.
"Mommy dan daddy sangat bahagia kamu akhirnya pulang sayang" ucap Aurora.
"Maafkan aku" lirih Lili yang tak henti hentinya meminta maaf.
James dan Aurora pun berusaha memberikan pelukan mereka kembali secara singkat lalu mereka lepaskan.
"Anak kecil yang digendong Flo adalah cucu daddy?" tanya James dan Lili mengangguk.
"Dia terlihat mirip denganmu waktu kecil" timpal Aurora.
"Ya, memang dia mirip aku karena dia anakku" sahut Lili.
"Pria brengsek dan bajingan itu benar benar meninggalkanmu?" tanya James mulai membahas Veno.
Lili hanya mengangguk saja dan membuat ayahnya itu hanya bisa menghela nafas panjang.
"Sudah lah dad, pria brengsek itu jangan dibahas. Kita harus melindungi putri dan cucu kita dari pria itu" bujuk Aurora.
Lalu Flo datang sambil menggendong Cana yang menangis.
"Li, anakmu nangis" seru Flo.
Lili pun langsung berjalan mendekati Flora dan mengambil Cana untuk ia gendong.
"Mom Dad, aku masuk kamar dulu ya. Cana kayaknya haus" pamit Lili.
"Ya, pergilah ke kamar. Istirahatlah dulu sayang" sahut Aurora.
Saat Lili mau mengambil tasnya untuk ia bawa, ibunya melarangnya.
"Taruh aja tasmu disitu. Mommy akan minta tolong Lusi buat bawain ke kamar. Kamu ke kamarlah dulu" ucap Aurora.
Lili pun tersenyum pada ibunya, ayahnya, dan kakak tertuanya.
Ia pun menaiki tangga sambil berusaha menenangkan Cana terlebih dahulu sebelum sampai kamar.
Setelah Lili tidak terlihat, James merasa hatinya hancur melihat putri bungsu yang dulu sangat manja dengannya sekarang sudah menjadi ibu tanpa ia ketahui.
James melangkahkan kakinya gontai menuju sofa dan duduk lemas disana. Aurora tau perasaan suaminya yang tak karuan.
Flora pun berusaha memahami perasaan ayahnya itu.
"Daddy harus kuat ya. Lili sekarang sudah menjadi wanita dewasa. Daddy jangan terlalu memikirkanya. Dia baik baik saja. Buktinya kita lihat saat ini dia bisa mengurus anaknya sendiri padahal kita tau semanja apa Liliana dulu" ucap Flora yang duduk disamping ayahnya.
James hanya diam dan matanya berkaca kaca melihat foto keluarga yang terpampang nyata di depannya. Foto keluarga saat Liliana lulus sarjana dan 3 bulan sebelum putrinya itu kabur.
"Iya dad, apa yang dikatakan putri kita benar. Anak bungsu kita sudah dewasa. Mommy pun merasa hancur dan sakit melihat kondisinya tak selayaknya putri Hubert. Aku tau kamu sangat kecewa dengannya, namun masa depan Lili masih panjang. Kita sudah memiliki cucu darinya, cucu ketiga kita, cucu perempuan pertama kita lagi, jadi anggap saja ini proses kehidupan yang harus kita lalui untuk mendapatkan keluarga yang lebih besar" lanjut Aurora memberi pemahaman kepada suaminya.
"Hati ayah mana...yang tega melihat..putrinya tak terawat seperti itu? Hati ayah mana...yang tega membiarkan putrinya disakiti oleh pria bajingan? Hati ayah mana... yang tega..." lirih James dengan suara bergetar hingga tak kuasa melanjutkannya.
Air matanya kembali mengaliri wajah pria yang masih tampan dan gagah diusianya 62 tahun.
Flora dan Aurora langsung memeluk James untuk menenangkannya.