NovelToon NovelToon
Little Girl And The Secrets Of The World

Little Girl And The Secrets Of The World

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Horror Thriller-Horror / Epik Petualangan / Dunia Lain / Perperangan
Popularitas:163
Nilai: 5
Nama Author: YareYare

menceritakan seorang anak perempuan 10tahun bernama Hill, seorang manusia biasa yang tidak memiliki sihir, hill adalah anak bahagia yang selalu ceria, tetapi suatu hari sebuah tragedi terjadi, hidup nya berubah, seketika dunia menjadi kacau, kekacauan yang mengharuskan hill melakukan perjalanan jauh untuk menyelamatkan orang tua nya, mencari tau penyebab semua kekacauan dan mencari tau misteri yang ada di dunia nya dengan melewati banyak rintangan dan kekacauan dunia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YareYare, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 11. Kota Disha

"Aaahh... sakit sekali kepalaku. Ternyata sudah siang. Semalam, saat Levia dan Hill sedang tidur, aku mendengar suara berisik di tengah hutan. Aku mencoba mendekat, tetapi karena malam yang gelap, aku tidak sengaja menginjak sesuatu dan terjatuh. Sepertinya kepalaku terbentur batu hingga membuatku pingsan. Aku harus segera kembali ke kota, aku khawatir istri dan anakku akan panik. Tapi sebelum itu, aku harus mencari Hill dan Levia terlebih dahulu."

Helix, yang baru saja terbangun karena pingsan, segera bergegas menuju tempat Hill dan Levia. Ia terus berlari hingga akhirnya sampai di tempat mereka.

"Mereka tidak ada. Ke mana mereka? Apakah mereka pergi ke kota? Untuk sementara, aku harus kembali ke kota dulu."

Helix mulai berjalan menuju kota, tetapi tak lama kemudian...

"Eh, tunggu. Siapa mereka? Ramai sekali di sana. Terlihat banyak prajurit, tetapi mereka bukan prajurit Disha. Tunggu, kenapa dinding kerajaan hancur? Oh tidak, kota Disha hancur! Apa yang terjadi? Apakah ini ulah mereka? Aku khawatir dengan keluargaku. Sebaiknya aku memutar jalan. Semoga kalian baik-baik saja."

Helix mulai menyadari bahwa kota Disha telah hancur, tetapi ia mencoba menenangkan dirinya. Ia harus pulang ke rumah melewati jalan memutar. Helix bergerak dengan hati-hati, menghindari para prajurit yang sedang bersantai.

"Banyak sekali prajurit di sini... sialan, aku bahkan tidak melihat satupun warga. Jika aku menyerang mereka, aku rasa aku tidak akan menang."

Helix terus bergerak. Tak lama kemudian, ia melihat sebuah lubang besar yang terletak jauh di pinggir gerbang belakang kota, dekat dengan istana. Ia pun mendekati lubang itu.

"Oh syukurlah, aku melihat penduduk desa. Istri dan anakku ada di sana. Aku harus kesana."

"Syukurlah kalian baik-baik saja. Sebenarnya, ada apa ini?"

...

"Baiklah, aku mengerti."

Helix memeluk anak dan istrinya, lalu terlihat sedang berbicara dengan mereka. Begitulah yang Helix lihat dan rasakan saat ini. Namun kenyataannya, Helix sedang memeluk tubuh yang hampir menjadi tengkorak, tergeletak di antara banyak tubuh lainnya yang sudah membusuk. Sebuah pemandangan yang tidak seharusnya dilihat.

"Apa? Para prajurit itu mendorong kalian ke tempat ini? Ini tidak bisa ku maafkan. Setelah mereka menghancurkan kota seperti ini, mereka mengusir kalian juga. Tidak akan ku maafkan. Aku akan membunuh mereka."

Helix mulai berjalan mendekati kota dengan tatapan mata tajam, seakan ia sangat marah. Saat sedang berjalan, tiba-tiba Helix mendapati dirinya berada di sebuah tempat yang sangat putih.

"Tenanglah, kamu tidak akan bisa mengalahkan mereka sendirian."

"Di mana ini?"

Suara itu, suara wanita yang sepertinya pernah aku dengar. Entah kenapa, hatiku terasa tenang dan damai.

Tak lama kemudian, Helix tiba-tiba berpindah tempat. Dari tempat putih itu, ia mendapati dirinya berada di dalam rumah yang tidak ia kenali.

"Di mana ini? Hei, siapa itu?"

Helix melihat seorang pria tinggi bersama seorang anak kecil. "Sedang apa mereka? Tunggu dulu, itu kan Hill! Kenapa dia ada di sini? Dengan siapa dia?"

"Hill, pergilah ke kamar dulu."

Tiba-tiba, Helix melihat sebuah ledakan dari samping yang mengenai pria itu dan membakarnya.

"Hill, lari! Hill, lari!"

Helix melihat seorang wanita, kaki wanita itu tertembus anak panah yang menusuknya. Meski terluka parah, wanita itu memaksakan diri menahan rasa sakit, lalu menggendong Hill yang sedang menangis.

Tak lama kemudian, Helix berpindah tempat lagi. Ia kini berada di tengah hutan, melihat Hill dan ibunya sedang berlari, lalu terjatuh.

"Hill, jangan menangis! Hill, lari!"

Itulah ibu Hill. Ia mendorong Hill untuk terus berlari sambil tersenyum.

Tak lama kemudian, Helix berpindah tempat lagi.

"Di mana ini?"

"Hei, monster jelek! Aku ada di sini!"

Helix terus berpindah tempat, melihat semua yang telah dilalui Hill dan Levia. Seketika, ia berada kembali di tempat putih.

Helix mengeluarkan air matanya. "Mereka sudah melalui banyak hal berdua. Banyak hal yang tidak mereka ceritakan kepadaku sebelumnya. Tetapi aku melihat semuanya sekarang... Apa maksud semua ini?"

"Aku tidak tahu siapa kamu, tetapi kenapa kamu memperlihatkan semua ini padaku?"

Seketika, Helix berpindah tempat lagi. Kali ini, ia melihat Hill dan Levia sedang mengikuti seseorang di malam hari.

"Tunggu, di mana ini? Ini seperti Disha, tapi bukan. Kota Disha tidak seperti ini. Hill dan Levia mengikuti seseorang, siapa itu?"

Kemudian, Helix berpindah tempat lagi ke tempat putih itu, lalu terdengar suara wanita berbicara.

"Helix, Hill dan Levia saat ini berada di penjara bawah tanah istana."

"Tunggu, apa itu tadi? Di mana mereka? Siapa yang mereka ikuti?"

"Kamu akan tahu sendiri nanti."

Seketika, Helix kembali berada di tempat sebelumnya, di belakang istana Disha.

"Sebenarnya, apa yang terjadi tadi? Apakah aku tiba-tiba bermimpi?"

"Hei, aku akan pergi menyelamatkan seseorang di dalam sana. Nanti aku akan kembali."

Terlihat Helix berpamitan dengan keluarga dan penduduk desa yang berada di lubang besar itu. Setelah itu, ia mulai berjalan dengan hati-hati mendekati kota.

..Apa yang harus kulakukan sekarang? Banyak sekali penjaganya, aku tidak bisa melawan mereka semua. Aku merasa tidak bisa mengeluarkan sihirku yang kuat..

Sementara itu, di penjara bawah tanah istana, Hill dan Levia sedang duduk. Tiba-tiba, Levia membuka tasnya dan mengambil bukunya. Saat ia mengambil buku, sebuah kalung jatuh dari dalam tasnya.

"Levia, apakah ini kalung milikmu?"

"Tidak, kalung itu terlalu besar. Waktu Ratu Peri memberikanku kalung, itu kalung kecil. Nih, lihat."

"Lalu, kalung ini punya siapa?"

Hill dan Levia merasa bingung melihat kalung emas itu. Tanpa berpikir panjang, Hill pun mengenakan kalung tersebut.

"Levia, lihat."

Hill menunjukkan gambar di halaman buku kepada Levia.

"Gambar ini menunjukkan seekor naga berkepala tiga yang sedang mengeluarkan sesuatu di atas kota. Ini pasti Judith, tapi aku tetap tidak bisa membaca huruf-hurufnya."

..Eh, tunggu sebentar..

"Hill, kenapa kamu tiba-tiba melamun seperti itu?"

"Levia, ada sesuatu yang aneh dengan buku ini. Setiap kali aku melihat-lihat gambar di buku ini, setiap halamannya memiliki gambar yang tidak jelas. Aku mulai menyadari sesuatu. Dulu, aku tidak melihat gambar naga. Yang aku bisa lihat jelas hanya pohon hitam, Xui, dan Xix. Bahkan setelah aku berpikir-pikir lagi, sebelum melihat kedua hal itu, aku tidak mengenali gambar-gambar lain yang ada di buku ini. Tapi setelah aku melihatnya lebih lama, aku bisa melihatnya dengan jelas. Lihat baik-baik. Setiap gambar ini tidak jelas, kan? Aku tidak tahu ini gambar apa."

"Benar juga."

"Kalau begitu, lihat ini, ini, dan ini. Gambar-gambar ini jelas. Sebelumnya, aku tidak mengenali gambar apa pun ini. Tapi sekarang, aku bisa melihatnya. Di halaman ini digambarkan naga berkepala tiga."

"Jangan-jangan semua gambar yang ada di halaman ini akan terlihat jelas bentuknya jika kamu sudah melihatnya secara langsung?"

"Sepertinya begitu. Buku ini tebal, kertasnya terasa berbeda dari kertas biasa, dan sangat ringan, seperti daun. Meskipun tebal, buku ini hanya memiliki 50 halaman. Tiga halaman pertama penuh dengan tulisan, lalu dua halaman terakhir juga penuh dengan tulisan. Jadi, buku ini memiliki 45 halaman bergambar yang terlihat ada tulisan di pinggir gambar. Selain pohon hitam, Xui, Xix, dan naga Judith, gambar-gambar lainnya tidak jelas, bahkan ada yang tinta warnanya sudah pudar."

Sementara itu, di tempat Helix, terlihat ia sedang berjalan mengendap menuju istana.

..Semakin aku mendekat, semakin banyak prajurit yang berjaga. Hm, tempat ini, setelah kuberikan perhatian lebih, setiap sudut kota ini terasa aneh. Kemarin kota ini baik-baik saja, ini tidak mungkin kota bisa hancur dalam waktu hanya sehari. Bahkan kerusakannya tidak terlihat baru. Ada beberapa bangkai rumah yang sudah tertutup lumut hijau. Aneh sekali, apakah mereka menggunakan sihir khusus saat menyerang..?

Helix bersembunyi di dekat istana, namun ada banyak prajurit yang berjaga di sana. Saat ia sedang berpikir, tiba-tiba seseorang dari belakang memegang pundaknya. Terkejut dengan apa yang terjadi, Helix langsung mengangkat pedangnya dan berbalik ke belakang.

"Sssttt... Tenang. Apakah kamu sedang mencari seorang anak kecil bersama peri?"

"Iya, benar. Lalu siapa kamu?"

"Aku Guin, salah satu prajurit kerajaan Elmo."

"Jadi kalian dari Elmo?"

Helix memperhatikan mata Guin, lalu dengan perlahan menyimpan kembali pedangnya.

"Dengarkan baik-baik. Anak itu ada di penjara bawah tanah istana. Jenderal kami berniat menjual anak itu. Ruangan penjara anak itu dilapisi sihir. Jika kamu ingin menyelamatkannya, kamu harus membuat pengguna sihir itu mau membuka penjaranya. Kau lihat rumah gosong itu? Pengguna sihir itu sedang berada di sana sekarang."

"Kamu salah satu dari mereka, kenapa kamu membantu aku?"

"Aku hanya tidak tega melihat anak itu. Aku membayangkan jika anakku berada di posisi mereka, itu sangat menyedihkan. Dan jika aku mengabaikannya, aku bukanlah prajurit yang seharusnya dihormati oleh anak dan istri ku. Untuk sekarang, aku akan menarik perhatian mereka. Setelah itu, kamu bergerak ke sana."

"Terima kasih, Guin."

Guin mulai bergerak ke tengah dengan cepat, lalu berteriak kepada prajurit-prajurit yang berada di dekat istana.

"Heeyyy, ada seorang wanita di sana!"

"Oh, benarkah? Ayo kita ke sana!"

"Pesta! Pesta! Hahaha!"

Beberapa prajurit mulai pergi mengikuti Guin.

..Terima kasih, Guin. Sekarang hanya ada dua prajurit yang tersisa di sini..

"Apakah tidak akan masalah jika hanya kita berdua di sini? Kalau Jenderal tahu, pasti dia marah."

"Ku harap Jenderal tidak melihatnya. Lagi pula, jika ada wanita, Jenderal pun akan senang."

Saat para prajurit itu sedang mengobrol, Helix terus berjalan mengendap di belakang mereka. Di tanah, terlihat beberapa senjata tergeletak. Helix mengambil dua senjata itu, lalu perlahan mendekati para prajurit dan, dengan cepat, memenggal kepala mereka dari belakang.

..Maafkan aku, hanya inilah cara agar aku bisa cepat menyelamatkan Hill dan Levia..

Helix membawa kedua mayat tersebut ke salah satu rumah rusak, lalu mengenakan zirah prajurit yang telah mati itu.

..Semoga saja aku tidak ketahuan. Untuk sekarang, aku harus pergi ke tempat pengguna sihir itu..

Helix mulai berjalan, dan di depannya terlihat tiga prajurit sedang berjalan bersama. Mereka terus berjalan hingga saling melewati satu sama lain, lalu berbicara.

"Loh, kemana yang lainnya?"

"Mungkin mereka bermalas-malasan lagi."

Helix segera berbicara kepada mereka.

"Di sana ada seorang wanita, mereka pergi ke sana."

"Gas, kita ke sana!"

Tiga prajurit itu langsung berlari menuju tempat yang Helix tunjuk.

..Mereka bodoh sekali, dasar pecinta wanita..

Waktu berlalu, dan Helix akhirnya sampai di rumah yang dihuni oleh pengguna sihir itu. Terlihat enam prajurit sedang bersantai di sana. Helix pun masuk dan berpura-pura menjadi salah satu prajurit.

"Oi, siapa dia? Kita belum pernah melihat prajurit tua dengan tatapan bodoh seperti itu. Apakah kita punya prajurit seperti itu? Hmm, abaikan saja. Mau apa kau ke sini?"

..Apa yang harus ku lakukan? Aku tidak tahu nama mereka, bagaimana aku harus memanggil mereka..?

"Kenapa kau diam saja?"

"Maaf mengganggu, manajer ingin membawa anak yang ada di penjara itu. Dia ingin membuka sihirnya."

"Hah, manajer? Apa itu?"

..Sial, karena terlalu gugup, aku malah bilang manajer..

"Ah, lupakan itu. Baiklah, aku akan pergi. Nanti jika bertugas, jangan mabuk-mabukan."

..Syukurlah, sepertinya dia bodoh juga..

---

Sementara itu, di tempat Hill dan Levia...

"Aah, gimana ini, Hill? Kita sudah lama terkurung di sini. Kalau begini terus, naga Judith akan muncul. Hill, untuk sekarang berhenti melihat buku itu, kita harus keluar dari sini."

"Mau bagaimana lagi? Kita tidak bisa melakukan apa-apa sekarang."

Hill dan Levia hanya bisa berdiam diri, memandang ke berbagai arah, berharap ada sedikit celah. Tak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki mendekat.

"Hill, ada yang datang."

Hill dan Levia duduk dengan rasa khawatir, langkah kaki itu semakin mendekat.

"Mana jenderal? Aku tidak melihatnya dari tadi."

"Dasar bodoh, mudah sekali ditipu. Cepat buka sihir dan jerujinya."

Di saat mereka di depan pintu seketika helix menodongkan pedang ke arah leher penyihir itu.

"Sialan kau menipu ku".

"Helix akhir nya".

"Paman helix".

"Ayok buruan buka, atau ku bunuh kau disini".

"Hahaha dasar bodoh, jika kau membunuh ku maka mereka tidak bisa keluar, sihir pelindung ku sangat kuat, bunuh saja aku hahaha dasar bodoh".

..sial dia tidak main main, apa yang harus ku lakukan, seperti nya dia tidak ingin membuka sihir nya..

"Bersabarlah kalian, aku akan mengeluarkan kalian".

"Dasar bodoh bagai mana caranya hahaha, aku tidak akan membuka nya meskipun aku harus mati, hahaha bodoh bodoh, pantas saja wajah mu terlihat bodoh, kelakuan mu saja sama bodoh nya, kamu mewarnai rambut mu menjadi merah agar terlihat keren kan, padahal itu membuat mu terlihat lebih bodoh hahahaha dasar bodoh".

Seketika helix memenggal kepala penyihir itu.

"Aaaaahhggg helix apa yang kau lakukan".

"Sialan vangke dia membuat ku kesal terus terusan memanggil ku bodoh".

"Kau memang bodoh, sekarang bagai mana kita keluar dari sini".

"Hehe maaf, seperti nya penulis kebingungan bikin cerita nya".

"Apa yang kau bicarakan dasar bodoh".

"Hey peri cebol berhenti menanggil ku bodoh, sabar lah, aku akan mencari cara agar kalian bisa keluar".

"Saat aku berjalan aku menemukan 2 prajurit tanpa kepala, lalu prajurit ku berkumpul di luar kota mencari seorang wanita, guin sepertinya bekerja sama dengan mu, tapi sayang sekali aku sudah membunuh nya".

Terlihat jendral elmo dan banyak prajurit di belakang nya sedang berjalan menuju arah helix.

"Kamu adalah seorang jendral tetapi kamu membunuh prajurit mu".

"Dia seorang pengkhianat".

"Helix apa yang harus kita lakukan sekarang".

"Aku tidak tau, mereka banyak sekali aku akan kesulitan melawan mereka sendiri apalagi tempat ini sangat sempit untuk bertarung".

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!