Di balik wanita yang selalu di bully dan di hina culun ini ternyata mempunyai kehidupan yang begitu misterius dan tidak ada yang mengetahui siapa dia yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xialin12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 35
Esok harinya, sesuai dengan yang Xixi rencanakan sebelumnya untuk membalas semua perbuatan Megan dan keluarga Gabriel padanya, dia telah meminta tim 2 dari penjaganya bersiap di posisi yang Xixi perintahkan sejak tadi malam.
Tit
Suara klakson mobil terdengar dari luar gerbang rumah Xixi, dua penjaga gerbang melihat siapa yang datang dan membuka pintu gerbang itu setelah tahu jika Lulu dan kakaknya yang ada di dalam mobil.
Suara mobil berhenti tepat di depan rumah besar keluarga William, dan tak lama Lulu juga Joseph keluar dari dalam mobil itu.
Mimi yang berdiri di depan rumahnya bersama dengan Xixi terkejut, dan tidak percaya jika apa yang Xixi katakan kemarin benar, bahwa Joseph Smith akan datang ke rumah mereka hari ini.
"Xixi, kau benar-benar mengenal Joseph Smith?" Bisik Mimi pada Xixi.
"Tentu, karena dia adalah kakaknya Lulu, apa kakak tidak tahu jika nama Lulu yang sebenarnya adalah Lucia Smith? Dan lagi, dia pernah kesini dengan Lulu dua kali. Kakak juga tidak mengingatnya?"
"Ah benarkah, kenapa aku tidak ingat itu?"
"Baiklah, kalian bisa saling mengenal nanti. Kali ini aku sedang membutuh bantuan dari keluarga Smith untuk memberikan pelajaran pada Megan dan keluarganya."
"....Iya."
Lulu dan Joseph berjalan mendekati Xixi dan Mimi yang ada di depan rumah.
"Terima kasih karena kak Joseph bersedia datang dan membantuku hari ini." Ucap Xixi saat Lulu dan Joseph berada di depan mereka.
"Aku sudah pernah berkata, jika keluarga Smith akan membantumu saat kau membutuhkan bantuan." Ucap Joseph.
"Baiklah kalau begitu, ayo masuklah. Aku akan memberitahu semua rencana yang sudah aku buat pada kalian di dalam."
"Xixi, apa Leon tidak kau beritahu?" Tanya Lulu.
Xixi menggelengkan kepalanya "Tidak, saat ini perusahaannya sedang mendapatkan banyak klien dan investor. Dia pasti sedang sibuk di perusahaannya."
"Tapi ini hari sabtu."
"Lulu, bagi seorang pengusaha. Apakah itu hari senin atau sabtu, semua sama saja. Terlebih jika sedang banyak tender seperti perusahaan yang Leon pimpin." Ucap Joseph menjelaskan.
Lulu hanya mengangguk.
Mereka lalu duduk di sofa ruang tamu, dan kemudian tanpa banyak basa basi lagi Xixi langsung menjelaskan rencananya pada Lulu dan Joseph.
Dia juga memberi tahu apa yang harus di lakukan oleh kedua kakak beradik dari keluarga Smith itu untuk membantunya.
"Baiklah, itu sangat mudah. Kebetulan beberapa perusahaan yang bekerjasama dengan perusahaan mereka juga bekerjasama dengan perusahaanku, jadi akan sangat mudah untuk menekan perusahaan mereka, agar ikut melakukan apa yang aku lakukan pada perusahaan keluarga Gabriel itu." Ucap Joseph setelah Xixi memberitahu rencananya.
"Bagusalah kalau begitu."
"Lalu, sekarang apa kau akan pergi ke bekas gudang kayu itu?" Tanya Lulu.
"Iya. Setelah aku sampai disana aku akan mengirimkan pesan pada kalian. Dan segera kalian menyebarkan semua video, foto dan juga rekaman suara yang ada di dalam flashdisk ini ke kantor polisi dan ke semua media sosial dengan email ini." Xixi memberikan sebuah flashdisk dan kertas di atas meja yang sudah tertulis alamat email dan passwordnya.
"Ini.... email anonim?"
"Benar, mereka tidak akan pernah bisa melacak alamat email itu yang sebenarnya. Setelah semua bukti dan video itu tersebar beberapa menit, kalian dengan email dari perusahaan keluarga kalian, bisa mulai menekan perusahaan yang bekerjasa dengan perusahaan kalian dan keluarga Gabriel, agar perusahaan-perusahaan yang bekerjasama dengan perusahaan mereka membatalkan semua kerjasama dan menarik investasi dari perusahaan keluarga Gabriel itu."
"Tapi jika polisi tidak percaya pada bukti ini karena kita mengirim dengan alamat email anonim, bagaimana?"
"Polisi akan percaya, bagaimana pun setelah semua bukti dan video itu tersebar. Masyarakat akan menghakimi mereka dan akan menekan para polisi untuk bertindak. Dan kita tinggal memberikan satu kunci video yang ada dalam folder M pada para polisi itu, dengan akun email resmi yang sudah aku buat ini." Xixi menunjuk alamat email kedua yang ada di bawah alamat email anonim pada kertas yang Xixi letakan di atas meja.
"Kau benar-benar merencanakan ini dengan sangat detail dan hebat, Xixi." Ucap Lulu.
"Dia memang pintar, bahkan seorang ahli komputer terhebat di negara ini tidak bisa menandinginya." Ucap Mimi yang sejak tadi diam karena gugup pada Joseph.
"Aku sungguh baru tahu itu. Ternyata banyak sekali rahasia yang aku tidak tahu dari teman dekatku ini."
"Maaf Lulu, aku melakukan ini juga demi keamanan mu."
"Ya baiklah, kali ini aku memaafkanmu. Salah siapa kau adalah teman baikku."
Semua tertawa bersama.
"Baiklah, aku harus pergi sekarang. Jika tidak, mereka akan semakin kesal menunggu disana." Ucap Xixi sambil berdiri.
"Berhati-hatilah, kau harus kembali dengan selamat." Ucap Mimi.
"Aku tahu."
Xixi berjalan keluar dari rumah.
"Xixi."
Xixi menoleh dan melihat ayahnya berdiri di samping mobil.
"Ayah."
"Bawa ini."Tuan William memberikan sebuah botol pada Xixi.
"Apa ini?"
"Obat perangsang."
"Hah? Ayah, kenapa ayah...."
"Lempar botol itu secara diam-diam di saat yang tepat pada mereka. Dan menjauhlah beberapa saat, setelah obat itu bekerja dan mereka saling sibuk sendiri dengan hasrat mereka, kalian bisa lumpuhkan mereka."
"Wah, dengan obat ini tentu saja akan sangat mudah mengalahkan mereka. Bahkan mungkin aku tidak perlu ikut turun tangan memukuli mereka."
"Ingat, obat itu hanya akan bereaksi pada orang yang menghirupnya, jadi kau harus melemparkan obat itu dari jauh agar kau dan yang lain tidak ikut menghirupnya dan terkena efek dari obat."
"Aku mengerti ayah, ini benar-benar sangat berguna."
"Ayah, kau dan Xixi benar-benar seperti seorang mafia kelas tinggi. Mengerikan." Ucap Mimi yang melihat ayah dan adiknya berbicara.
"Kak Mimi, menghadapi orang seperti keluarga Gabriel itu memang harus seperti ini. Mereka tidak akan berhenti sebelum mereka benar-benar hancur hingga tidak bisa untuk berdiri lagi."
"Xixi benar, dia sudah banyak membuat Xixi terluka." Ucap Lulu membenarkan.
"Oke, aku harus berangkat sekarang. Tim 2 sudah menunggu ku disana."
"Berhati-hatilah." Ucap tuan William.
"Ayah tenang saja."
Xixi lalu masuk ke dalam mobil dan melaju menuju bekas gudang kayu yang di tuliskan pada kotak paket yang Megan kirimkan kemarin padanya.
"Megan, akhirnya hari ini tiba." Gumam Xixi sambil membawa mobilnya.
Di dalam mobil Xixi juga sudah menyiapkan beberapa peralatan, seperti pistol dan alat peredamnya, pemanah kecil, alat pendeteksi, kacamata khusus, dan yang lainnya.
Mobil yang di kendarai Xixi terus melaju melewati beberapa kota, dan memasuki sebuah desa. Dulu Xixi memilih bersekolah di pedesaan karena dia lebih suka dengan udara yang segar, begitu juga dengan Megan yang pamannya tinggal disana.
Hampir dua jam Xixi mengemudikan mobilnya, hingga dia sampai di sebuah kawasan yang mulai sepi. Xixi mengambil ponselnya lalu mengirimkan pesan pada Lulu.
Setelah itu, Xixi mengirimkan kode pada ketua tim 2 yang sudah bersembunyi sejak tadi malam di beberapa titik tidak jauh dari bangunan bekas gudang kayu itu.
"Aku seperti sedang bernostalgia melewati jalanan ini." Ucap Xixi sambil melihat jalanan yang dia lalui.
Mobil melaju lebih lambat dari sebelumnya, dan tidak jauh dari tempat Xixi berada saat ini, terlihat bangunan yang cukup tua.
Xixi membelokan mobilnya ke arah bangunan yang sudah tidak terpakai itu lagi, tepat di depan bangunan itu Xixi menghentikan mobil dan mematikan mesin mobilnya.
Bangunan itu terlihat begitu sepi, tapi Xixi yakin jika anak buah Megan dan kakaknya sudah bersiap di dalam bangunan bekas gudang kayu itu.
"Ck, dasar pengecut. Kalian pikir aku akan sebodoh itu masuk kedalam sana? Kalian yang mengundangku kesini, tapi kalian sendiri yang tidak berani menyambutku di luar. Baiklah kalau begitu, jangan salahkan aku."
Xixi lalu mengambil kacamata khusus dari dalam laci mobilnya, lalu dia memakai kacamata itu.
Dengan kacamata itu, Xixi bisa melihat dengan jelas orang-orang yang ada di dalam bangungan bekas gudang kayu yang ada di depannya.
"Hmmm bagus, aku akan membuat sedikit gerakan agar mereka berkumpul pada satu titik, sebelum aku melemparkan botol yang ayah berikan padaku."
Xixi juga melihat ada Megan dan kakaknya di dalam bangunan itu, mereka berada di salah satu sudut ruangan dan sedang bermesraan disana.
"Cih, dua saudara kakak beradik tiri ini sungguh menjijikan."
Xixi mengambil sebuah pistol dan memasang peredam suara pada ujung pistol agar tidak menimbulkan suara yang akan menarik perhatian warga desa disana.
Selesai memasang peredam pistol, Xixi menurunkan kaca jendela mobilnya dan melesatkan beberapa tembakan ke beberapa titik di dalam bangunan tua itu dari celah yang bisa dia lihat.
Xixi tersenyum saat mendengar suara keributan dari dalam bekas gudang kayu itu.
Dalam waktu beberapa menit, anak buah Megan dan Max masuk dalam jebakan Xixi yang menggiring mereka dalam satu tempat, begitu juga dengan Megan dan Max.
Dari dalam bangunan itu, salah satu anak buah Megan melihat mobil yang di naiki oleh Xixi.
Braaak!
Pintu bangunan itu terbuka, lebih dari 20 orang keluar dari dalam bangunan tua itu, begitu juga dengan Megan dan Max.
...Megan Gabriel ...
...Max Gabriel ...
Mereka semua berdiri di depan bangunan tua dan menatap mobil Xixi penuh dengan perasaan benci.
"Cicilia William, apa kau tidak ingin keluar dan bertemu dengan teman lama mu ini?" Ucap Megan.
"Teman lama dia bilang, bahkan aku tidak ingat apakah kita pernah berteman sejak hari dimana kau hampir membunuhku." Ucap Xixi pada dirinya sendiri.
Megan yang tidak melihat respon dari Xixi merasa kesal, tapi Max menahannya.
"Bawa dia masuk ke dalam dulu, setelah itu kau bisa melakukan apapun padanya." Ucap Max.
Akan sangat menarik perhatian jika mereka melakukan penyerangan pada Xixi di luar bangunan. Jadi Max meminta Megan untuk memancingnya masuk.
"Cicilia, jika kau masih menganggapku teman. Maka masuklah ke dalam, aku sangat ingin berbicara dengan mu."
Megan dan Max lalu berbalik, namun sebelum mereka masuk kembali ke dalam bangunan itu. Xixi dengan perlahan menurunkan kaca jendela mobilnya dan dengan memakai sebuah panah kecil yang dia bawa, Xixi melesatkan botol yang dia dapatkan dari ayahnya itu.
Praaaang!
Botol itu jatuh tepat di belakang kaki Megan dan aroma dari dalam botol itu langsung menyebar,sehingga semua orang yang ada disana menghirup aroma dari botol itu.
Megan yang melihat sebuah botol di belakangnya menatap Xixi dengan nanar, karena dia merasa jika Xixi berani menyerangnya diam-diam.
"Jangan marah, nikmati waktu kalian dulu." Ucap Xixi sambil segera menutup kaca jendela mobilnya.
Megan, Max dan yang lainnya yang telah menghirup aroma dari dalam botol seketika merasa sangat pusing. Tubuh mereka juga perlahan terasa panas.
Melihat perubahan dari mereka, Xixi menghidupkan mobilnya dan memundurkan mobilnya beberapa meter dari tempat semula.
"Megan, aku selalu memperlakukan mu dengan baik. Tapi kau selalu ingin menghancurkanku, kali ini biarkan aku yang menghancurkanmu hingga kau tidak akan pernah bisa berdiri lagi."
Megan yang melihat mobil Xixi mundur mengepalkan tangannya, ingin sekali dia mencabik-cabik Xixi. Tapi saat ini untuk berdiri saja dia merasa kesulitan.
Di dalam mobil Xixi menyiapkan kamera, dan dengan akun anonim salah satu media sosialnya, Xixi melakukan siaran langsung agar semua orang tahu jika Megan, Max dan semua anak buahnya dengan gila melakukan hal intim secara bersamaan di depan bangunan bekas gudang kayu itu.
30 menit siaran itu berlangsung, dan siaran itu mendapatkan banyak komentar negatif dan cemoohan dari para penonton. Tapi tidak sedikit juga orang yang melihat siaran langsung itu meneruskannya. Hingga akhirnya, siaran langsung berdurasi 30 menit itu tersebar di media sosial.
Selesai melakukan siaran langsung, Xixi menghubungi tim 2 dari penjaganya untuk menyerang orang-orang yang ada di depan bangunan bekas gudang kayu itu. Tentu saja mereka memakai masker yang di kirim secara mendadak oleh penjaga rumah keluarga William untuk melindungi mereka.
***
Di rumah keluarga William, Joseph yang di beritahu oleh Lulu bahwa Xixi telah mengirim pesan padanya, langsung menggerakan jarinya di atas laptop dengan cepat.
Beberapa bukti kejahatan tersembunyi yang di lakukan oleh Gabriel dan istrinya, juga rekaman suara yang menguatkan bukti itu, Joseph kirimkan ke kantor polisi dengan akun anonim.
Joseph juga mengirinkan video Gabriel dan istrinya melakukan tindakan keji lainnya, pada salah satu keluarga di luar negeri demi tercapainya keinginan mereka, ke media sosial lewat akun email anonim yang sama.
Begitu juga dengan video hubungan intim yang di lakukan Megan dan Max, Joseph sebarkan.
Hari ini lebih dari 4 bukti kejahatan keluarga Gabriel tersebar, begitu juga dengan video-video tak senonoh kedua anak mereka yang akan membuat keluarga besar Gabriel tidak akan mau membantu mereka.
"Baiklah, kita hanya tinggal menunggu kabar baik saja. Setelah itu aku akan melakukan pembatalan kontrak kerjasama dengan mereka. Dengan begitu, perusahaan yang lain akan percaya dan ikut melakukan membatalkan kerjasama dengan mereka, juga para investor pasti akan menarik semua uang yang telah mereka investasikan." Ucap Joseph.
"Bukankah ini terlalu mengerikan?" Ucap Mimi yang melihat video siaran langsung Megan, dan anak buahnya lakukan di depan bangunan bekas gudang kayu di ponselnya.
"Melihat Xixi yang seperti ini, tidak akan ada yang berani mengusiknya." Ucap Joseph.
Ya, walaupun keluarga Smith juga merupakan keluarga yang kuat di negara K. Tapi mereka tentu tidak akan berani menyentuh batasan mereka dengan keluarga William, begitu juga dengan Joseph yang telah mengetahui dan melihat sendiri, cara pembalasan putri bungsu keluarga William yang begitu cerdas tapi kejam pada musuhnya.
Saat ini di bangunan bekas gudang kayu, penjaga dari tim 2 keluarga William telah datang dan menyerang Megan dan semua anak buahnya yang masih dalam efek obat itu.
Kecuali Megan dan Max, semua orang yang ada disana di bunuh tanpa ampun.
"Baiklah, kita harus segera pergi dari sini. Aku rasa sebentar lagi akan banyak orang yang datang." Ucap Xixi pada para penjaga rumahnya.
"Baik nona muda."
Xixi lalu membelokan mobilnya dan meninggalkan bangunan itu bersama dengan dua mobil yang di naiki para penjaganya di belakang. Dia juga membiarkan Megan dan Max tergeletak disana dengan pakaian yang telah robek.
"Selamat tinggal Megan, semoga kau tidak menjadi gila setelah ini." Ucap Xixi sambil tersenyum penuh kemenangan.