Kemala Agnesia harus merelakan cita-cita dan masa muda nya karena sudah terlanjur mengandung benih dari seorang pebisnis keturunan Darwis yang bernama Davin Alvarendra Darwis.tak ada yang tak kenal dengan pemilik perusahaan raksasa itu.masa kelam orang tua nya kembali terjadi kepada putra sulung dari Alvarendra Darwis.akan kah hidup Mala sama beruntung nya dengan ibu sambung dari Davin.atau kah harus menyerah dengan sekelumit masalah yang terbentang luas di depan mata nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan Ngajak-Ngajak Aku
Mala keluar terlebih dahulu dari dalam kamar,dia sengaja mengikuti langkah asisten rumah tangga yang berjalan di depan nya.Mala masih enggan bertatap muka dengan Davin.sedangkan pria itu tampak mengikuti nya dari belakang dengan pakaian yang sudah rapi.
Mala memegang ujung dress yang di kenakan nya,ya ini adalah pilihan mertua nya,Mala terlihat sangat cantik sekali, apalagi dengan rambut yang tergerai rapi.Mala sengaja tidak mau merias wajah nya agar Davin ilfil.namun sebalik nya malah mendapatkan pujian dari mertua dan adik ipar nya.
" Anak Mama,Kamu cantik banget sayang." puji Maisya jujur.
" Sini duduk di samping Aku aja Kak." ajak Sasa berdiri dari kursi nya lalu menuntun Mala untuk duduk di samping nya.
Davin memutar malas bola mata nya,ia beranggapan kalau Mala ini sangat lah caper kepada keluarga nya sampai membuat nyab tersisih kan.
Davin yang sudah lapar bergegas mengambil posisi duduk di samping adik laki-laki nya.dia menatap heran dengan meja makan yang sudah penuh oleh anggota keluarga.bisa- bisa nya mereka semua pulang lebih awal demi bisa makan bersama seperti ini.apa Mama nya yang menjadi dalang di balik semua ini?
" Kenapa Kalian berdua sudah pulang?" tanya Davin menatap bergantian adik kembar nya.
Yang di tatap malah cuek-cuek saja, membuat Davin semakin kesal sebelum akhirnya Maisya yang membuka suara membantu si kembar untuk menjelaskan kepada si dingin yang mendadak kepo ini.
" Kebetulan di sekolah mereka lagi ada acara,dari pada melamun nggak jelas di sana, lebih baik mereka pulang saja." kata Maisya sukses membuat Davin diam.
Acara makan siang berlangsung penuh warna,Davin lebih banyak diam memperhatikan Mama, istri serta adik nya yang asyik bercerita.bahkan setelah selesai makan pun ketiga wanita ini mengasingkan diri dari para pria.
Davin yang masih ada keperluan dengan Mala lalu mengajak istri nya kembali ke kamar.tindakan Davin ini mengundang amarah dari Maisya serta Sasa adik bungsunya.
" Sebentar doang Ma,kasih istirahat dulu itu mulut nya." sindir Davin masih menggenggam tangan Mala lalu membawa Mala dengan langkah lebar nya.
Mala meringis menahan sakit dengan nafas yang ngos-ngosan karena ulah Davin.dia masih malas berbicara dengan pria ini karena tidak ingin di anggap caper lagi.
" Davin! Kamu bisa sabar sedikit saja tidak? Istri mu lagi hamil.jangan di bawa jalan terburu-buru seperti itu." teriak Al yang baru keluar dari ruang kerja malah mendapati Davin memperlakukan Mala dengan buruk.
Davin menghentikan langkah kaki nya,tanpa berbicara ia langsung menormalkan langkah kaki nya dengan tangan yang tanpa sadar sangat betah menggenggam tangan Mala.
" Lain kali jangan terlalu banyak bicara sama Mama dan Sasa,suara mu itu tidak enak di dengar." ketus Davin setelah mereka sampai di dalam kamar.
" Kamu gila ya! Untuk apa Aku diam sementara ada orang yang sedang mengajak Aku berbicara.kalau Kamu mau cosplay jadi patung ya sana sendiri saja,jangan ngajak- ngajak Aku." Mala melangkah menjauh memilih duduk di sofa dari pada harus berdekatan dengan Davin.
Tidak terima dengan ucapan Mala,emosi Davin semakin membuncah.tangan nya bahkan sampai kelepasan mencengkram kuat dagu Mala.wanita ini tak merintih kesakitan dan semakin berani melawan tatapan mata Davin.
" Kalau memang Aku serba salah di depan mata mu, lebih baik Aku tinggal di rumah orang tua ku saja,cerai dari Kamu juga nggak masalah bagi ku." Davin dengan cepat tersadar setelah menyakiti Mala.
Bukan tidak mau bercerai,tapi anak dan orang tua nya lah yang menjadi alasan Davin masih mempertahankan Mala di samping nya.
" Aku juga ingin nya seperti itu,tapi untuk sekarang terpaksa Aku mempertahankan Kamu karena ada anak ku yang sedang tumbuh di dalam rahim mu." kata Davin kasar dan kembali menorehkan luka pada batin Mala.
" Terserah Kamu saja." laki-laki ini sangat membuat nya emosi.Mala yang waras lebih memilih diam ketimbang meladeni Davin yang seperti kerasukan setan.
" Aku akan pergi ke kantor,jaga anak ku dengan baik dan jangan pernah berpikiran untuk melenyapkan nya.Kamu akan berurusan dengan ku." tanpa permisi Davin lalu mengelus perut Mala.
Tubuh Mala menegang hebat.ibu mana yang tega membunuh anak nya,dia juga masih waras dan tidak akan pernah melakukan tuduhan dari Davin.definisi di benci memang seperti ini.nafas aja salah di mata orang lain.Mala akan mencari cara agar bisa keluar dari rumah ini dan tentunya berpisah dari Davin yang menurut nya sangat aneh.
" Kenapa Kamu menatap ku seperti itu,Aku peringatkan Kamu untuk jangan pernah jatuh cinta kepada ku,Aku tidak akan membalas perasaan mu karena Aku mencintai wanita lain." Pede sekali laki-laki ini,Mala juga ogah punya suami seperti dia.
" Aku sudah tahu dan nama wanita itu adalah Desi." kata Mala dalam hati.
" Aku memang tampan dan Kamu bukan lah tipe wanita yang Aku cari." sambung Davin ketika melihat Mala masih menatap ke arah nya.
" Kamu juga bukan kriteria ku,Aku menatap Kamu karena Kamu belekan." Davin mengerling tak percaya.dengan cepat langsung memeriksa mata nya.
Mala memilih pergi dari kamar dengan tawa puas nya, berhasil mengerjai Davin merupakan sebuah kebahagiaan besar bagi Mala.wanita sekuat Mala tak akan mengakhiri hidup nya hanya gara-gara mendengar ucapan Davin tadi.Mala semakin meninggi kan tembok di antara mereka dan berjanji tidak akan pernah jatuh cinta kepada pria itu.walaupun perasaan itu sah- sah saja di rasakan sebab mereka adalah pasangan suami istri tapi Mala tidak sudi memberikan rasa cinta nya kepada pria kejam seperti Davin.
" Mala....." teriak Davin menyadari jika Mala sedang mengerjai nya.
Mala memilih menulikan telinga nya lalu kembali ke halaman belakang, tempat di mana pikiran nya bisa jernih dan tenang.
" Mama sama Sasa kemana ya?" gumam Mala lirih terdengar oleh Ray yang baru keluar dari dapur.
" Mama lagi pergi sama Sasa , mungkin pulang nya sore Kak." kata Ray tapi dengan ekspresi wajah yang sama seperti Davin, datar tanpa senyuman.
" Oh begitu, terimakasih." Mala akhirnya duduk sendiri di halaman belakang sambil memainkan layar ponsel nya.
Davin yang baru turun dari lantai atas, langsung menuju ke teras depan.mobil nya telah di siap kan oleh sopir.Davin menyetir sendiri mobil nya lalu pergi meninggalkan pekarangan rumah.
Semua yang pasangan suami istri ini lakukan, tertangkap oleh mata Al.dia akan memberi waktu kepada Davin untuk menyesuaikan diri nya.jika Davin sudah mulai kelewatan.maka Al sendiri yang akan turun tangan.
Mobil Davin melaju kencang hingga dua puluh menit kemudian berhenti di sebuah toko bunga,aneh nya Davin tidak turun dan hanya memarkirkan mobil nya di depan toko itu.
" Desi..." kata Davin begitu melihat sosok wanita yang dia cintai sedang berjalan bersama seorang pria.
Ya toko bunga ini adalah milik wanita idaman Davin,hati Davin sakit melihat kebersamaan Desi dengan pria itu, apalagi Desi terlihat begitu bahagia dengan bergelayut manja pada pria yang mungkin saja suami atau pacar nya.
Hampir setiap hari Davin mengunjungi toko ini,anak buah Al yang mengikuti nya pun kembali memberikan laporan tentang Davin kepada bos besar mereka itu.
Setelah Desi pergi dari sana,Davin pun ikut pergi dan tujuan nya kali ini adalah ke kantor.
Davin melangkah masuk dengan penampilan rapi nya,saat ini tidak ada orang yang mengetahui Jika Davin putra Alvarendra Darwis telah menikah dengan seorang wanita muda.Davin tak berniat untuk mempublikasikan nya sebelum nanti public akan tahu sendiri melalui pesta yang sedang di rencanakan oleh orang tua nya.
" Selamat siang menuju sore Pak,tamu penting perusahaan sudah menunggu kehadiran anda di ruangan meeting." kata susi sekretaris dari Davin.
" Hm,,Baldy sudah berada di sana ?" tanya Davin kepada Susi.
" Sudah Pak." Davin langsung menyelonong pergi.Susi yang melihat itu akhirnya bisa bernafas dengan lega.
Bos muda nya ini merupakan duplikat dari bos besar nya dulu.Susi sudah cukup lama bekerja di sini.tidak lucu jika dia resign gara-gara bos yang selalu mode serius.
" Kalau di rumah, seperti apa mereka berdua ya?" Susi menebak-nebak suasana rumah Davin yang di penuhi oleh tiga orang pria dingin.
" Bu Maisya pasti setiap hari minum obat sakit kepala karena sikap ketiga pria itu." Susi terkekeh kecil.dia kembali melanjutkan pekerjaan sebelum di marahi oleh Davin yang lebih tegas lagi dari bos besar.
Sementara di dalam ruang kerja yang ada di rumah mereka.Al menatap penuh tanya gambar yang di kirim oleh anak buah nya.
" Lagi? Untuk apa dia ke sini terus dan apa hubungannya dengan toko ini?" Al berusaha mencari tahu tapi buntu.
Davin juga tidak pernah terlihat keluar dari mobil nya.dia akan menanyakan ini semua kepada istri dan anak perempuan nya.pasti salah satu di antara mereka tahu alasan di balik sikap aneh Davin ini.
Al kembali memutar layar cctv yang ada di halaman belakang.di mana ada menantu nya yang sedang duduk di temani oleh seorang asisten rumah tangga.
Mala terlihat menyimpan beban yang begitu berat,senyum dan tawa Mala begitu lepas ketika mengobrol dengan asisten rumah tangga ini.beda sekali ketika Mala sedang bersama Davin.Al yang sudah membawa wanita muda ini masuk ke dalam keluarga mereka dan dia juga lah yang akan menjadi pelindung atau penyelamat bagi Mala yang malang.
" Kita akan berjuang bersama-sama nak." pintu ruang kerja Al di buka paksa dari luar.
Jarum jam begitu cepat bergerak sedang kan Al masih saja betah berada di dalam ruangan nya.
Al hendak marah ,namun melihat siapa pelakunya.membuat Al mengurung kan niat nya dan malah tersenyum menyambut kedua wanita kesayangan nya ini.
" Sasa! Apa Kamu tahu siapa pemilik toko bunga ini?" tanya Al menyodorkan sebuah foto kepada Putri bungsu nya.
Sekarang dia harus mencari tahu nya,Al tak bisa lagi menahan rasa penasaran nya dengan gambar ini.
" Itu kan toko bunga milik crush nya Bang Davin, memang nya ada apa dengan toko itu?" jawab Sasa to the points.
Dahi Maisya mengernyit tajam mendengar jawaban yang keluar dari mulut Sasa.sejak kapan Davin punya crush.kenapa putra nya tak pernah cerita kepada mereka.
" Sejak kapan Abang mu punya crush?" tanya Maisya menggantikan suami nya.
Maisya berpikir kalau Davin tak boleh lagi memiliki perasaan terhadap wanita lain karena sudah memiliki seorang istri yang sedang hamil.Maisya akan menemui wanita itu kalau sampai Davin berani menyakiti menantu nya.
" Sudah sejak lama, tetapi Abang tidak pernah berani mengutarakan rasa cinta dan sayang nya kepada wanita itu,umur mereka berbeda jauh Ma,Pa! Wanita itu juga janda tanpa anak.kemarin Abang sempat berusaha mendekati lagi wanita itu tapi belum apa-apa sudah harus nikah sama Kak Mala."
" Sasa yakin sampai sekarang Abang masih cinta sama janda tua itu,Mama sama Papa nggak usah khawatir,Sasa akan membantu Kak Mala untuk mendapatkan hati nya Abang,kalau perlu kita bertiga bekerja sama saja supaya lebih berhasil." Sasa mengerling nakal,Al malah tertawa pelan mendengar ide putri bungsunya.
Al mengangguk kan kepala nya,jadi itu yang membuat Davin rela nongkrong berjam-jam lama nya di depan toko bunga itu.rahasia nya sudah terbongkar dan Al akan terus memantau putra nya itu.
" Oke Mama ikut bergabung dengan misi Kamu,kita harus melindungi Mala.kalau Davin nakal! Maka Mama sendiri yang akan menjewer telinga nya sampai merah dan tidak bisa mendengar lagi." Sasa tertawa terpingkal-pingkal.menyakinkan sekali ucapan Mama nya ini,nanti pasti Mamanya tidak akan tega melakukan yang dia ucapkan tadi.kalau soal marah dan mengomel sih Sasa yakin sekali kepada Mama nya ini tapi tidak untuk yang satu nya lagi.
" Kamu tahu nya dari mana tentang crush Abang mu itu?" tanya Maisya ingin tahu.
" Sudah lama bahkan sejak Abang masih duduk di bangku SMA dan wanita itu masih bekerja di sebuah bank.Sasa juga nggak habis pikir dengan isi kepala Abang,apa coba yang di lihat Abang dari wanita itu.mana tua dan gaya nya menor banget lagi. Cantik juga nggak sama sekali."ada untung nya mereka memiliki putri bungsu yang cerewet dan kepo seperti Sasa.di saat terdesak seperti ini, informasi dari Sasa sangat lah berguna untuk mereka berdua.
" Jangan membicarakan tentang wanita itu di depan Kakak ipar mu,kita harus menghibur Mala dalam kehamilan nya ini." ucap Maisya di setujui oleh suami nya.
Tanpa mereka duga kalau Mala sudah terlebih dahulu mengetahui tentang Desi.rumah tangga pasangan muda ini begitu rumit.kedua nya sama-sama menjaga jarak tetapi anggota keluarga malah berusaha mendekat kan mereka layak nya pasangan suami istri pada umumnya.
" Mama jangan menemui Wanita itu dulu, biar Bili yang mengurus nya." kata Al mengingat kan istri nya.
" Awas kalau sampai Papa jadi naksir janda tua itu,Aku akan bawa anak serta menantu ku pergi dari sini. " ancam Maisya yang tidak ingin suami nya salah jalan.
" Papa bukan pria murahan yang gampang jatuh cinta pada wanita yang tidak di kenal,udah jangan cemburu terus.malu sama anak Kamu." ledek Al lalu memeluk mesra tubuh istri nya.
Sasa tersenyum lebar melihat keromantisan kedua orang tua nya,dia memang sering menjadi obat nyamuk untuk pasangan suami istri ini.Sasa yang iri dengan Mama nya langsung ikut bergabung dalam sesi memeluk ini.bagi Sasa orang tua nya adalah sosok yang sempurna dan sangat menjadi pedoman bagi nya kelak dalam memilih pasangan hidup.
" Jangan sampai kejadian Abang terulang lagi sama Kamu." kata Maisya mengingat kan putri nya.
Bersambung
bagus mala harus berani melawan Davin jgn lemah d perlaku kan kasar oleh davin.lw perlu tinggal pergi pulang ke rumah org tua mu aja Davin, biar tau rasa tu davin.dan buat Davin menyesal telah menghina dan menyakiti mu setiap hari.
dan jgn lupa author buat Davin yg ngerasain mual muntah dan pusing kepala setiap hari,biar tau gimana susahnya mala mengandung anaknya,jgn tau marah2 aja dan ngatain Mala jorok dll....mau enaknya aja dia,sakitnya ngk mau .enak betul udh habis nanam benihnya lalu ngk mau repotnya jga.