NovelToon NovelToon
TEENAGER : 4 Gadis Remaja

TEENAGER : 4 Gadis Remaja

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Blackpink / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: oreonaaa

Raya, Jenny, Nabilla, dan Zaidan. Keempat gadis yang di sangat berpengaruh di salah satu sekolah favorit satu kota atau bisa dibilang most wanted SMA Wijayakusuma.

Selain itu mereka juga di kelilingi empat lelaki tampan yang sama berpengaruh seperti mereka. Karvian, Agam, Haiden, dan Dio.

Atau bagi anak SMAWI mereka memanggil kedelapannya adalah Spooky yang artinya seram. Karena mereka memiliki jabatan yang tinggi di sekolahnya.

Tentu hidup tanpa musuh seakan-akan tidak sempurna. Mereka pun memiliki musuh dari sekolah lain dimana sekolah tersebut satu yayasan sama dengan mereka. Hanya logo sekolah yang membedakan dari kedua sekolah tersebut.

SMA Rajawali dan musuh mereka adalah Geng besar di kotanya yaitu Swart. Reza, Kris, Aldeo, dan Nathan. Empat inti dari geng Swart dan most wanted SMAJA.

Selain itu ada Kayla, Silfi, Adel, dan Sella yang selalu mencari ribut setiap hari kepada keempat gadis dari SMAWI.

Dan bagaimana jika tiba-tiba SMAJA dipindahkan ke sekolah SMAWI?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oreonaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22 : Hari Musim Panas

Mimpi buruk.

Raya tiba-tiba terbangun dengan peluh keringat membanjiri tubuh Raya. Ia terengah-engah. Nafasnya tidak lancar. Segera saja Raya mengambil gelas yang berisi air putih tepat samping kasurnya dengan tangan gemetar.

Mimpi itu lagi di mana saat ia berumur 2 sampai 5 tahun dan berakhir ia berada di rumah sakit jiwa sampai ia menginjak umur 10 tahun. Masa kecil yang sangat kelam. Dan tidak ada yang tahu masa kelam itu selain dirinya. Ia tidak pernah menceritakan hal itu ke siapa pun.

Setelah meminum air putih sedikit demi sedikit Raya sudah tenang. Nafasnya sudah mulai membaik. Ia menoleh ke jam weker dekat kasurnya.

04.45 WIB

Masih terlalu pagi untuk siap-siap ke sekolah. Tetapi karena Raya tidak bisa tidur kembali, Raya putuskan untuk mandi. Jika ia bangun jam segini akan sempat sarapan bukan?

Mengaca di kaca full body yang berada di sudut ruangan kamar. Raya sudah rapi menggunakan seragam hari Senin. Menggunakan bedak padat dan lip balm. Mengecek jam tangan yang ia gunakan sudah menginjak pukul 05.30 WIB. Menenteng tasnya dan segera bergegas keluar kamar, turun menuju ke bawa.

“Mba!” Panggil Raya kepada salah satu pembantu rumah.

“Eh! Non Raya sudah siap-siap. Bentar ya, Non. Sarapannya bentar lagi matang.”

Raya mengangguk, “Ayah udah pulang?” Tanyanya.

Mba Lusi, pembantu bagian dapur itu menoleh ke belakang dimana Raya sudah duduk anteng di meja makan.

“Tuan besar tidak pulang, Non. Ada pekerjaan di Chicago dan mengharuskan Tuan besar kesana.” Ujar Mba Lusi.

Raya pun menghela nafas tenang. Jika Ayahnya pergi ia sedikit lebih leluasa meskipun tetap merasa di awasi.

Raya pun mengangguk dan tersenyum tipis, “Makasih mba.” Ujarnya setelah Mba Lusi menyerahkan semangkuk nasi goreng seafood dan susu putih.

...۝

...

“JEN! BANGUN! DAH JAM BERAPA INI?!”

DUK!

DUK!

DUK!

Terdengar suara gedoran pintu dan teriakan membahana dari seorang yang telah melahirkan perempuan cantik yang saat ini masih tertidur lelap seakan-akan tidak mendengar suara ribut dibalik pintu putih kamarnya itu.

BRAK!

“DASAR ANAK DURHAKA! DIBANGUNIN DITERIAKIN MALAH GA BANGUN-BANGUN! JENNY AGUSTINUS! BANGUN KAMU! KALAU GA BANGUN MAMA SITA SEMUA FASILITAS KAMU!”

Gawat! Tanda alarm berbahaya Jenny berbunyi saat mendengar kata sita fasilitas miliknya. Seketika itu pun Jenny langsung bangun dari tidur kebonya itu.

“Mama! Jangan sita fasilitas Jenny dong.” Rengek Jenny memeluk tubuh sang Mama yang sudah ingin keluar kamar.

“Makanya anak perawan kalau dibangun in itu bangun malah tidur kek kebo! Sana mandi sekolah! Nanti kamu di jemput Kris.” Ujar Mama Riana. “Jangan ngebantah! Kalau bantah sita.” Sambungnya saat melihat sang anak ingin membantah perintahnya.

Jenny pun yang tidak bisa mengelak hanya mengangguk dengan bibir dimajukan. Mama nya pun keluar dan Jenny masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Jenny kalau mandi lama apalagi yang akan menjemput adalah Kris tambah akan Jenny lama-lamakan agar senep sendiri Kris nantinya. Licik sekali.

30 menit berlalu dan waktu sudah hampir menuju set 7 lebih. Jenny akhirnya selesai mandi dan menggunakan seragam dengan rapi. Menggunakan make up tipis dan mencangklong-kan tas miring kecilnya. Memang tidak mencerminkan anak sekolahan sekali. Bahkan Jenny tidak membawa buku. Katanya bukunya semua ada di laci meja.

Menuruni tangga dengan santai dengan wajah cuek tanpa dosa karena sudah membuat seseorang menunggu set jam lamanya.

Terlihat Mama Riana berkacak pinggang dengan menyodorkan spatula sehabis masak ke depan Jenny.

“Tau ini jam berapa? Kris udah nunggu set jam dan kamu malah santai-santai. Nanti telat kena SP lagi awas kamu!” Ujar Mama Riana kejam.

Jenny hanya memasang wajah cemberutnya, “Salah siapa jemput gue, namanya perempuan kalau mandi dan siap-siap itu lama.”

“Halah! Alasan!” Desis sang Mama. “Nih! Makan! Cepet! Kasian Kris nanti ngebut.”

“Ni anak nya yang siapa dah? Cape gue.” Gumamnya dan dapat di dengar oleh Kris karena Kris tepat duduk disebelah Jenny.

Mereka sedang berada di meja makan. Ya hanya mereka berdua. Mama Riana kembali ke dapur dan sang Ayah masih berada di kamar. Sehabis lembur.

“Anak kesayangannya gue, makanya nurut sama gue nanti Lo juga di sayang sama nyokap Lo.” Bisiknya.

Jenny menatap tajam Kris, “Idih! Najis! Minggir Lo!” Usirnya. Jenny pindah duduk dan langsung memakan makanannya dengan cepat.

“Ma! Jenny berangkat!” Teriak Jenny.

“YA HATI-HATI! JANGAN NAKAL SAMA KRIS! AWAS KAMU FASILITAS MAMA SITA!” Teriak Mama Riana menghampiri mereka berdua yang sudah berada di luar.

“Iya-iya.” Balas Jenny malas.

Akhirnya mereka berdua melesat keluar pekarangan rumah Agustinus dengan mobil.

...۝

...

“Bil! Bangun elah! Punya temen kebo amat!” Geram Zai.

Mereka berdua memutuskan kemarin weekend menginap berdua. Ya Billa menginap dirumah Zai. Dan Billa jika sudah tidur dan makan akan lupa dunia karena jika tidur seperti orang mati tidak bangun-bangun walau ada gempa dan tsunami pun sepertinya tidak akan bangun. Jika makan ia akan fokus sefokus-fokusnya kepada makanan itu dan jika ada menganggu acara makannya ia akan mengamuk bak singa kelaparan.

Meskipun suka tidur dan makan badan Billa masih saja ideal. Jika menjadi model mungkin Billa sudah terkenal.

“Eunghh! Apa sih!” Sentak Billa mengubah posisi tidurnya.

“Setan lu! Malah ga bangun malah pw lagi! Besok-besok lu minta nginep lagi gue usir lu!” Omel Zai yang sudah terlihat rapi akan seragamnya.

“OKEH! LU GA MAU BANGUN KAN? GUE MAKAN TU SEMUA MAKANAN YANG ADA DI MEJA! BYE!” Teriak Zai tepat di depan telinga Billa.

Billa langsung membuka matanya karena terkejut akan teriakan Zai dan mendengar kata makanan. Billa dengan tergesa-gesa langsung ngancir ke kamar mandi.

Zai terlihat menuruni tangga dan menuju meja makan. Di meja sudah ada roti bakar, kentang goreng, sayur pare yang sudah di kukus, dan telur omelet. Minumannya segelas jus buah Naga segar.

Zai pun mengambil roti bakar. Meletakkan telur omelet di atas roti dan menutupnya dengan roti kembali. Dan ia pun mengambil beberapa kentang ke dalam piringnya. Untuk sayur itu adalah kesukaan Billa. Zai tidak suka karena terlalu pahit.

Saat Zai enak makan dengan tenang tiba-tiba terdengar suara grusah-grusuh dari atas. Terlihat Billa yang tergesa-gesa turun tangga dengan menenteng tas, sepatu, dan Almamater. Billa keluar dari kamar dalam kondisi masih menggunakan kaos kaki, baju belum dimasukkan, rambut belum ia keringkan. Hanya untuk mementingkan makanan yang ingin Zai habiskan itu.

Zai tanpa sadar tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya.

“Gilak! Kocak banget dah temen gue!”

Billa pun cemberut dan duduk didepan Zai. Meletakkan barang bawaannya ke kursi sampingnya.

“Lo ngerjain gue kan.” Kata Billa.

Zai masih tertawa, “Haha, maap maap salahnya siapa coba hah? Tidur kek orang mati? gue udah bangunin ku dari tadi gak bangun-bangun.” Bela Zai.

Billa mendengus sembari memasang dasinya, merapikan seragamnya, dan memasang sepatunya. Untuk masalah rambut nanti dulu lah. Wajahnya saja belum ia urus. Kita urus perut terlebih dahulu.

Billa pun langsung mengambil semua makanan yang berada di meja. Memakan dengan lahap.

“Kuy berangkat.” Ujar Zai setelah mereka semua selesai makan.

“Bik? Zai sama Billa berangkat dulu ya!” Teriak Zai.

“Ya Non, hati-hati.”

“Bentar gue ambil hair dryer, sisir sama bedak gue dulu.” Ujar Billa langsung lari ke atas.

“Cepet! gue tunggu di depan.”

Zai pun berjalan menuju ke garasi mobil. Saat ia memanasi mobilnya, Billa langsung masuk ke dalam. Duduk di sebelahnya. Setelah selesai memanasi mobil, Zai pun langsung tancap gas keluar rumah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!