Kau Selingkuh Dengan Istriku, Kuratukan Istrimu

Kau Selingkuh Dengan Istriku, Kuratukan Istrimu

1. Benarkah Ada Rahasia?

Sekitar pukul setengah enam, alarm wajib Arini bunyi. Bukan sebuah beker, atau alarm dari gawai canggih lainnya. Melainkan mulut mertua maupun iparnya yang sangat berisik. Iya kalau hanya berisik karena heboh. Setiap ucapan mereka selalu lebih tajam dari pedang perang yang bisa mematahkan leher hanya dengan satu kali hantaman. Selain itu, ucapan mereka juga sangat panas dan kerap membuat Arini kelimpungan.

Andai bukan menantu yang harus selalu patuh kepada mertua. Andai bukan kakak ipar yang harus selalu sayang kepada adik ipar, sudah Arini banting keduanya sejak lama.

“Jam segini tutup saji isinya bersih. Punya menantu, tapi enggak berguna. Dikiranya mertua sama ipar bahkan suaminya bakalan kenyang kalau makan angin?” itu suara ibu Minah, mama mertua Arini.

“Ya ampun, Ma ... air di galon juga tinggal setengah gelas. Lihat, beneran cuman tinggal segini. Padahal aku haus banget!” Itu suara Messi, adik ipar Arini. “Mbak Arini ya. Sengaja banget dia bikin kita mati karena kekurangan gizi, biar dia bisa menguasai gaji mas Akbar!”

“Emang enggak waras tuh Arini. Jadi menantu, hidup numpang, enggak tahu diri banget! Masak enggak, ... beli galon pun mager!” timpal ibu Minah terdengar makin emosi.

“Lagian, kenapa juga Arini masih di sini? Bukannya mas Akbar sudah punya–”

“Sttt, ... jangan keras-keras. Itu rahasia Messi! Nanti kita enggak bisa makan enak lagi!”

Mendengar itu, Arini refleks menghela napas pelan sekaligus dalam sambil lanjut memakaikan sepatu kaki kanan Akbar—sang suami. “Ya Allah, ... semoga mama mertuaku sekaligus adik iparku segera dapat hidayah. Kesengat tawon segede gajah apa gimana. Cukup bibirnya yang kesengat, biar tuh bibir pada bengkak parah dan mereka enggak asal mangap ngomong enggak jelas. Jelas-jelas tiga bulan ini, Mas Akbar kena PHK. Dan selama tiga bulan juga, Mas Akbar enggak pernah kasih uang sepeser pun. Malahan aku yang kerja jadi tulang punggung. Yang kasih makan di keluarga ini beneran aku. Dari kerja, mengolah, semua aku. Karena mama mertuaku tipikal orang melarat, tapi gayanya ningrat! Apalagi si Messi adik iparku. Hobinya pacaran, terus ngaku-ngaku rumah gedong depan sebagai rumahnya. Aih ... pokoknya kalau diceritakan, patung Roro Jonggrang bahkan bisa balik jadi orang!” batin Arini.

Memakaikan pakaian lengkap hingga sepatu, memang sudah menjadi kebiasaan Arini kepada Akbar. Semua itu Arini lakukan sebagai baktinya sebagai seorang istri. Walau aslinya Arini tipikal bar-bar anti ditindas, demi menjadi istri yang baik untuk Akbar, Arini selalu menyikapi kedua alarm di rumah Akbar, dengan sangat sabar.

“Semoga hari ini Mas bisa dapat kerja, biar ada yang bisa dimasak, ya, Mas. Soalnya kalau nunggu aku gajian lagi, ya sama saja harus nunggu bulan depan. Sementara bulan depan itu masih dua minggu,” ucap Arini merasa putus asa.

PHK mendadak yang Akbar alami, memang membuat kehidupan mereka kacau. Bukan hanya mereka yang jadi kerap kelaparan. Karena Arini dan Akbar juga sengaja menunda momongan. Arini yang nyaris enam bulan Akbar nikahi, tak tega jika suaminya bekerja sendiri. Arini memutuskan untuk bekerja di sebuah perusahaan sebagai cleaning service. Selain itu, tuntutan dari kedua alarm Akbar agar Arini tidak jadi benalu mereka, juga membuat Arini tidak tahan lama-lama di rumah.

“Lebih baik kerja, capek tapi dapat uang, dan bisa cuci mata karena bisa keluar dari rumah. Daripada di rumah, cuma direcokin dan selalu dipaksa b u n u h diri secara halus oleh mertua sama ipar!” batin Arini yang kemudian menengadah. Tak disangka, sang suami yang duduk di pinggir tempat tidur mereka, justru tengah senyum-senyum sendiri.

Kedua mata Akbar asyik memandangi layar ponsel yang menyala. Akbar tampak sangat bahagia dan tengah sibuk mengetik di ponsel, layaknya orang yang dimabuk cinta. Tak ada tanda-tanda putus asa apalagi sedih dari seorang Akbar. Padahal setelah diPHK, mereka jadi sering serba kekurangan.

“Mas ...?” lembut Arini. Terpikir olehnya, jangankan tersinggung apalagi sedih karena alarm di luar sana. Mikir saja sepertinya tidak.

Karena tak kunjung mendapat respons dari sang suami, Arini justru sengaja membiarkannya. Arini sengaja membuat semuanya mengalir bagaikan air tanpa menegur apalagi marah. Karena jika yang ada begitu, mereka pasti ribut.

Akbar yang sepertinya memang tak mendengar ucapan Arini, bergegas mengecas ponselnya. Akbar meninggalkan ponsel bagusnya itu di meja kayu kecil tak jauh dari tempat tidur.

Sambil memakai lipstik yang isinya nyaris tak tersisa, hingga ia harus menggunakan lidi untuk mengambilnya. Arini jadi bertanya-tanya. “Mas Akbar yang di—PHK, tapi kenapa kesannya hanya aku yang pusing dan repot, ya? Mas Akbar bukannya sedih apa minimal murung, malah makin necis, wangi, mirip abg lagi puber,” batin Arini yang berinisiatif mengecek ponsel sang suami.

Selain setiap hari jadi sibuk main ponsel dan alasannya sedang cari loker alias lowongan kerja. Masa bukannya murung, si Akbar jadi mirip orang kasmaran?

“Deg!” Jantung Arini seolah berhenti berdetak, sebelum akhirnya kembali bekerja dan menjadi makin cepat. “Sejak kapan mas Akbar pakai sandi di hapenya. Ini sandinya apa? Tanggal lahirnya, kah? Tanggal lahirku? Eh ... enggak ada yang bener,” panik Arini dalam hatinya.

Tak mau ketahuan telah berusaha membuka ponsel suaminya, Arini bergegas kembali ke depan lemari pakaiannya. Ia lanjut siap-siap memakai hijab, sebelum kembali lanjut memoles bibir tipisnya dengan sisa lipstik. Karena sebentar lagi, ia juga harus berangkat kerja.

“Mas, ... nanti kita makan enak lagi ya. Di tempat yang kemarinnya lagi ya. Soalnya di sana lebih enak loh, Mas. Lihat tuh, si Arini enggak masak apa-apa. Pagi ini alamatnya kita kelaparan.” Rengekan manja dari Messi barusan dan mendadak membuat Akbar maupun ibu Minah kompak menghentikannya, membuat Arini terdiam lemas.

Di depan cermin lemari pakaian terbilang kusam, Arini menatap pilu pantulan bayangannya. Ia yang memakai lipstik saja belum beres karena masih harus diratakan menggunakan potongan lidi, berpikir. Apakah dirinya telah melewatkan sesuatu dan itu fatal? Kenapa Akbar dan ibu Minah seolah menyembunyikan rahasia, sementara Messi terus keceplosan?

Juga, kenapa meski di—PHK, suaminya justru makin menjaga penampilan? Suaminya makin necis bahkan wangi. Selain itu, masa iya tiga bulan mencari pekerjaan, tetap tidak ada hasilnya? Minimal jika bukan posisi tinggi, posisi remahan juga tidak apa-apa. Terlebih sebelumnya, Akbar hanya seorang OB di sebuah kantor terbilang besar.

“Masa iya mas Akbar selingkuh sama wanita kaya? Halu banget ... mirip novel online! Lagian masa iya, ada wanita kaya yang mau kasih hidup enak secara cuma-cuma ke suami orang yang bahkan statusnya mantan OB?”

****

Salam santun. Salam kenal buat yang baru gabung. Aku nulis memang ini pekerjaanku sejak tujuh tahun terakhir. Maaf kalau masih banyak typo. Maaf jika aku enggak bisa menyenangkan semua pembaca 💙🙏

Terpopuler

Comments

Irma Dwi

Irma Dwi

baru baca karena dapat rekomendasi dari othor kak Pasha, semoga suka 🤗🤗🤗🤗🤗

2024-11-04

2

Inooy

Inooy

Arini membatin krn kenelangsaan hidup satu atap ma mertua dn ipar yg g tau diri..eeh s Akbar malah senyum2 sendiri keliatan senang nya liat hp..kaya kaya nya dpt notif dr selingkuhan nya niih s Akbar?!

2024-11-12

0

Fani Indriyani

Fani Indriyani

lanjut thor,baru ketemu lg ma karyamu ini..terakhir baca tentang si yusuf yg judulnya tuker tambah pasangan ya kalo ga salah 🤭

2024-10-28

0

lihat semua
Episodes
1 1. Benarkah Ada Rahasia?
2 2. Kecurigaan Dan Atisipasi
3 3. Satu Frekuensi
4 4. Tak Mau Hancur Sendiri
5 5. Selingkug Balas Selingkuh
6 6. Bertukar Pasangan
7 7. Sudah Bulat
8 8. Di Lingkungan Keluarga Ardhan
9 9. Larangan Untuk Orang M!skin
10 10. Langsung Viral
11 11. Pemberian Ardhan
12 12. Seolah Akan Nyata
13 13. Pertemuan yang Meledakkan Emosi
14 14. Pembagian Tugas Dan Agak Gugup
15 15. Semi Pacaran
16 16. Calon Menantu Jalur Korban Perselingkuhan
17 17. Restu
18 18. Peringatan Keras
19 19. Kehidupan Arini
20 20. Dituduh Selingkuh
21 21. Sudah Ada Rasa Sayang
22 22. Peduli
23 23. Pembatalan Pernikahan
24 24. Panggilan Dan Sebutan Untuk Ardhan
25 25. Mesra yang Berbeda
26 26. Serba Cepat Dan Makin Gugup
27 27. Jedag–Jedug
28 28. Akan Ada Balas Dendam
29 29. Merasa Dispesialkan
30 30. Beneran Pengantin Baru
31 31. Ardhan—Kamu Kok Manis Banget, Sih?
32 32. Istri Baru
33 33. Kresek-Kresek
34 34. Kita Harus Menikah~
35 35. Gara-Gara Ganti Istri
36 36. Kabar Kehamilan
37 37. Mengenai Kehamilan Killa
38 38. Keluarga Ardhan
39 39. Keputusan yang Diambil
40 40. Semua yang Sudah Ada Di Depan Mata
41 41. Keputusan yang Sudah Bulat
42 42. Emas Kawin
43 43. Uring-Uringan Sendiri
44 44. Perhiasan Berlian Lima Belas Gram
45 45. Pijat Makin Sayang
46 Empat Puluh Enam
47 Empat Puluh Tujuh
48 Empat Puluh Delapan
49 Empat Puluh Sembilan
50 Lima Puluh
51 Lima Puluh Satu
52 Lima Puluh Dua
53 BONUS
54 BONUS DUA
55 Bonus Tiga
56 Bonus : Muyen
Episodes

Updated 56 Episodes

1
1. Benarkah Ada Rahasia?
2
2. Kecurigaan Dan Atisipasi
3
3. Satu Frekuensi
4
4. Tak Mau Hancur Sendiri
5
5. Selingkug Balas Selingkuh
6
6. Bertukar Pasangan
7
7. Sudah Bulat
8
8. Di Lingkungan Keluarga Ardhan
9
9. Larangan Untuk Orang M!skin
10
10. Langsung Viral
11
11. Pemberian Ardhan
12
12. Seolah Akan Nyata
13
13. Pertemuan yang Meledakkan Emosi
14
14. Pembagian Tugas Dan Agak Gugup
15
15. Semi Pacaran
16
16. Calon Menantu Jalur Korban Perselingkuhan
17
17. Restu
18
18. Peringatan Keras
19
19. Kehidupan Arini
20
20. Dituduh Selingkuh
21
21. Sudah Ada Rasa Sayang
22
22. Peduli
23
23. Pembatalan Pernikahan
24
24. Panggilan Dan Sebutan Untuk Ardhan
25
25. Mesra yang Berbeda
26
26. Serba Cepat Dan Makin Gugup
27
27. Jedag–Jedug
28
28. Akan Ada Balas Dendam
29
29. Merasa Dispesialkan
30
30. Beneran Pengantin Baru
31
31. Ardhan—Kamu Kok Manis Banget, Sih?
32
32. Istri Baru
33
33. Kresek-Kresek
34
34. Kita Harus Menikah~
35
35. Gara-Gara Ganti Istri
36
36. Kabar Kehamilan
37
37. Mengenai Kehamilan Killa
38
38. Keluarga Ardhan
39
39. Keputusan yang Diambil
40
40. Semua yang Sudah Ada Di Depan Mata
41
41. Keputusan yang Sudah Bulat
42
42. Emas Kawin
43
43. Uring-Uringan Sendiri
44
44. Perhiasan Berlian Lima Belas Gram
45
45. Pijat Makin Sayang
46
Empat Puluh Enam
47
Empat Puluh Tujuh
48
Empat Puluh Delapan
49
Empat Puluh Sembilan
50
Lima Puluh
51
Lima Puluh Satu
52
Lima Puluh Dua
53
BONUS
54
BONUS DUA
55
Bonus Tiga
56
Bonus : Muyen

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!