NovelToon NovelToon
Battle Of The Genies"Adu Jin"

Battle Of The Genies"Adu Jin"

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Hantu
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ramos Mujitno Supratman

Genies mulai bermunculan dari dimensi lain, masing-masing mencari partner manusia mereka di seluruh dunia. Dalam pencarian mereka, genies yang beraneka ragam dengan kekuatan luar biasa mulai berpencar, setiap satu memiliki kekuatan unik. Di tengah kekacauan itu, sebuah genie dengan aura hitam pekat muncul tiba-tiba, jatuh di kamar seorang anak berkacamata yang dikenal aktif berolahraga. Pertemuan yang tak terduga ini akan mengubah hidup mereka berdua selamanya, membawa mereka ke dalam petualangan penuh misteri dan kekuatan yang tak terbayangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ramos Mujitno Supratman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

waktunya telah tiba

Saatnya Berburu Genie

Matahari hampir tenggelam, suasana di langit mulai berubah jingga. Raka dan Zahir sedang bersiap untuk petualangan baru. Kali ini, mereka akan berburu genie yang tersebar di berbagai tempat tersembunyi. Raka, dengan semangat penuh, menyandang tas punggungnya sementara Zahir melayang di udara dengan tenang, tetap mempertahankan sikap seriusnya.

Raka (bersemangat):

“Zahir, akhirnya! Ini dia waktunya! Kita berburu genie! Petualangan baru, kekuatan baru, dan mungkin sekutu baru! Siapa tahu kita bisa nemuin genie dengan kekuatan keren yang bisa gabung sama kita.”

Zahir (dengan nada tenang):

“Berburu genie bukan sekadar mencari sekutu, Raka. Setiap genie memiliki kepribadian dan kekuatannya sendiri. Jika tidak dikendalikan dengan benar, mereka bisa menjadi ancaman besar.”

Raka (tertawa kecil):

“Ya, ya, aku tahu. Kamu udah bilang itu berkali-kali. Tapi, serius deh, nggak sabar buat lihat jenis genie apa yang bakal kita temui. Mungkin genie api yang bisa bikin barbekyu seketika, atau genie angin yang bisa ngebut lebih cepat dari mobil!”

Zahir (mengerutkan dahi):

“Kita tidak sedang mencari alat untuk kesenangan pribadi, Raka. Genie harus dihormati dan dijaga dengan tanggung jawab.”

Raka (tersenyum sambil mengangkat bahu):

“Ya udah, ya udah, tanggung jawab, bla bla bla. Tapi nggak ada salahnya buat sedikit seru-seruan, kan? Hidup harus ada bumbu petualangan.”

Zahir (sambil mendesah):

“Petualangan, ya... Baiklah, kalau kau memang yakin siap untuk ini, kita akan memulai perburuan di tempat yang sudah kupetakan. Di sana, terdapat beberapa genie kuat yang tersembunyi selama berabad-abad.”

Raka (bersemangat):

“Hebat! Aku suka tantangan. Kita mulai dari mana? Hutan terlarang? Pegunungan yang tertutup salju? Atau mungkin di tengah gurun pasir yang panas?”

Zahir:

“Kita akan mulai di sebuah reruntuhan kuno di perbatasan kota. Tempat itu pernah menjadi lokasi pertempuran besar antar genie. Kau harus berhati-hati, Raka. Ini bukan hanya soal kekuatan fisik, tapi juga mental.”

Raka (mengangguk dengan penuh semangat):

“Tenang, Zahir! Aku sudah siap! Aku punya kamu, dan kalau kita kerja sama, nggak ada yang bisa ngalahin kita.”

Zahir (tersenyum tipis):

“Kau selalu optimis. Baiklah, mari kita mulai. Tapi ingat, Raka, berburu genie bukan sekadar menaklukkan mereka. Kau harus membuktikan dirimu layak untuk menjadi partner mereka.”

Raka (dengan percaya diri):

“Lihat aja, Zahir. Aku akan bikin semua genie yang kita temui kagum sama kita. Dan, siapa tahu, mungkin mereka malah ingin bergabung lebih cepat dari yang kita duga!”

Zahir (menggeleng pelan):

“Semoga begitu, Raka. Semoga begitu.”

Dengan semangat tinggi, Raka dan Zahir memulai perjalanan mereka menuju reruntuhan kuno, bersiap untuk menghadapi genie kuat yang menunggu mereka di sana. Petualangan baru dimulai, dan Raka tidak bisa menahan kegembiraannya untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

Kemunculan Genie Keputusasaan di Tempat Kumuh

Di sudut kota yang jarang dikunjungi orang, di antara tumpukan sampah dan reruntuhan bangunan, suasana terasa sunyi dan suram. Udara penuh dengan bau tak sedap, dan angin dingin menerpa wajah Raka saat ia berjalan menyusuri gang sempit bersama Zahir. Tiba-tiba, dari balik tumpukan sampah, kabut gelap muncul. Raka menghentikan langkahnya dan memperhatikan dengan cermat.

Raka (berbisik):

“Zahir, ada sesuatu di sana. Aku bisa merasakannya.”

Zahir (menyipitkan mata):

“Itu dia... kekuatan yang lemah namun penuh dengan keputusasaan. Hati-hati, Raka. Ini bukan genie biasa.”

Dari kabut gelap, sosok pria muncul dengan langkah tertatih-tatih. Bajunya compang-camping, wajahnya kusut, dan di tangannya ada botol minuman yang nyaris kosong. Sosok ini tampak seperti orang mabuk yang sudah kehilangan harapan, dengan aura kelam yang menyelimuti dirinya.

Genie Keputusasaan (dengan suara serak):

“Siapa yang datang... ke tempat yang terlupakan ini? Apa kau... mencari akhir dari semua harapan?”

Raka menatap sosok itu dengan ngeri. Ini bukan genie yang penuh kekuatan atau energi, melainkan makhluk yang dipenuhi keputusasaan dan kesedihan.

Raka (dengan suara pelan):

“Kamu... kamu siapa?”

Genie Keputusasaan (tertawa kecil, menyedihkan):

“Aku? Aku adalah keputusan yang kau buat ketika kau merasa segalanya sudah berakhir. Aku adalah perwujudan dari mereka yang menyerah... mereka yang kehilangan semua harapan. Kau bisa menyebutku... Genie Keputusasaan.”

Raka (menelan ludah, merasa sedikit ngeri):

“Genie Keputusasaan? Kenapa kamu di sini, di tempat kumuh seperti ini?”

Genie Keputusasaan (mabuk, tersenyum pahit):

“Di mana lagi aku bisa berada? Di tempat ini, di antara yang terlupakan, aku hidup. Setiap kali seseorang merasa tidak ada jalan keluar, aku ada di sana, menawarkan satu-satunya pilihan yang tersisa... menyerah.”

Zahir (berbicara tegas):

“Raka, jangan biarkan dia masuk ke dalam pikiranmu. Genie ini memanfaatkan keputusasaan untuk menjadi lebih kuat.”

Raka (mengangguk pelan, namun penasaran):

“Kenapa kamu memilih hidup seperti ini? Bukankah genie punya kekuatan besar?”

Genie Keputusasaan (tertawa lirih, lalu batuk-batuk):

“Kekuatan besar? Hah, itu hanya untuk mereka yang masih punya harapan. Aku? Aku ada untuk mengingatkan kalian manusia... bahwa terkadang, harapan itu sendiri bisa menjadi beban.”

Raka (menatapnya tajam):

“Tidak! Harapan itu yang bikin kita terus maju! Kamu salah!”

Genie Keputusasaan (tersenyum sinis):

“Kau masih muda, bocah. Dunia akan menghancurkanmu, dan ketika saatnya tiba, aku akan menunggumu... di tempat sepi, seperti ini.”

Zahir (melangkah maju, suaranya tegas):

“Cukup! Kau sudah cukup menyebarkan keputusasaan di tempat ini. Pergilah sebelum aku menghancurkanmu.”

Genie Keputusasaan (tersenyum miris, lalu melangkah mundur):

“Hah... aku tidak perlu bertarung. Aku ada di mana pun orang menyerah. Kau bisa mengusirku dari sini, tapi aku akan selalu kembali... saat seseorang merasa semua sudah berakhir.”

Dengan tawa pahit, genie itu perlahan menghilang, menyatu dengan kabut yang membawanya. Udara terasa lebih dingin, dan Raka menarik napas panjang, merasakan beban berat di dadanya.

Raka (berbisik):

“Aneh sekali... genie itu nggak kuat, tapi auranya bikin aku merasa nggak nyaman.”

Zahir (mengangguk pelan):

“Keputusasaan adalah musuh yang sulit dilawan, Raka. Tapi ingatlah, selama kau memiliki harapan dan tekad, makhluk seperti dia tak akan pernah bisa menundukkanmu.”

Raka (menghela napas, lalu tersenyum tipis):

“Kamu benar, Zahir. Dan aku nggak akan menyerah begitu saja. Ayo, kita lanjutkan perjalanan.”

Pertarungan Sengit Genie Pemabuk dengan Genie Milik Raka

Di tengah tempat kumuh yang dipenuhi kabut gelap dan bau tak sedap, Raka berdiri tegang di hadapan genie pemabuk yang baru saja menantangnya. Aura kegelapan mengelilingi makhluk itu, tubuhnya bergoyang-goyang seolah tidak bisa berdiri dengan benar. Namun, di balik wajah mabuknya, ada kekuatan besar yang disembunyikan. Zahir, genie milik Raka, sudah siap menghadapi lawan yang tampaknya lebih licik daripada yang terlihat.

Genie Pemabuk (tertawa keras, suaranya kasar):

“Bocah, kau benar-benar ingin melawanku? Aku mungkin tampak lemah, tapi aku sudah mengalahkan ratusan manusia seperti kau. Bahkan genie sepertimu tidak akan bisa melawan kekuatanku yang... mengacaukan pikiran.”

Raka (menatap tegas, tanpa gentar):

“Kau salah jika berpikir kami akan mundur hanya karena penampilanmu yang acak-acakan. Zahir, bersiaplah!”

Zahir (menatap Raka, lalu mengangguk):

“Jangan khawatir, Raka. Kita akan menangani ini dengan cepat.”

Zahir melangkah maju, aura hitamnya semakin memancar, bertabrakan dengan kabut yang dipancarkan oleh genie pemabuk. Mata Zahir memancarkan cahaya yang intens, siap untuk bertarung.

Genie Pemabuk (tertawa sambil mengayunkan botol di tangannya):

“Baiklah, baiklah... Mari kita lihat siapa yang kuat di sini!”

Tanpa peringatan, genie pemabuk itu mengangkat botolnya dan dari dalamnya keluar kabut tebal yang bergerak cepat, melingkupi Zahir dan Raka. Kabut itu membuat suasana terasa berat, seolah membuat pikiran Raka menjadi kabur.

Raka (berbisik, merasa tertekan):

“Zahir, kabut ini aneh... aku merasa sulit untuk fokus.”

Zahir (berbisik tegas):

“Tenang, Raka. Ini adalah taktiknya untuk mengacaukan pikiran kita. Tetap fokus padaku dan jangan biarkan kabut mempengaruhimu.”

Genie Pemabuk (tertawa licik):

“Kau mulai merasa lemah, bocah? Kabut ini akan membuatmu kehilangan arah, dan perlahan, kau akan menyerah. Tak ada gunanya melawanku.”

Namun, Zahir tidak tinggal diam. Ia mengangkat tangannya, mengumpulkan energi gelap di sekitar tubuhnya, lalu melepaskan ledakan kekuatan yang membuat kabut itu tercerai-berai.

Zahir (dengan nada tegas):

“Cukup! Pikiran kami lebih kuat dari ilusi ini!”

Genie pemabuk tampak terkejut saat kabutnya terhempas. Dengan marah, ia menyerang langsung ke arah Zahir, mengayunkan botolnya seolah itu adalah senjata.

Genie Pemabuk (menerjang, berteriak):

“Kau akan merasakan kekuatan sesungguhnya sekarang!”

Zahir (menghindar cepat, suaranya tegas):

“Serangan yang tidak terarah... sangat mudah diatasi.”

Zahir bergerak dengan kecepatan luar biasa, menghindari setiap pukulan dari genie pemabuk. Setiap gerakan Zahir terasa anggun namun penuh kekuatan. Dia lalu melancarkan serangan balik, menciptakan bola energi hitam yang meledak tepat di arah genie pemabuk.

Genie Pemabuk (mengeluh kesakitan, terhuyung-huyung):

“Aaargh! Tidak mungkin! Bagaimana kau bisa sekuat ini?!”

Zahir (mendekat dengan tatapan dingin):

“Kekuatanmu hanya terletak pada ilusi dan kebingungan. Tapi itu tidak akan cukup melawan kami.”

Melihat genienya terdesak, Raka merasa percaya diri. Dia mulai berteriak memberi semangat.

Raka (bersemangat):

“Ayo, Zahir! Beri dia serangan terakhir! Kita akhiri ini sekarang!”

Zahir (mengangguk tegas):

“Baik, Raka. Ini akan menjadi akhirnya.”

Zahir mengangkat tangannya tinggi-tinggi, mengumpulkan kekuatan dari sekelilingnya, lalu melepaskannya dalam bentuk kilatan energi hitam yang sangat kuat. Serangan itu langsung menghantam genie pemabuk, membuatnya terpental ke belakang dan jatuh keras ke tanah, botol di tangannya pecah berkeping-keping.

Genie Pemabuk (tersengal-sengal, terkapar di tanah):

“Tidak... ini tidak mungkin... Aku... Aku kalah?”

Raka (menatapnya dengan tatapan tegas):

“Kamu tidak pernah punya kesempatan dari awal. Kami adalah tim yang kuat, dan kamu hanya bersembunyi di balik ilusi.”

Zahir (dengan nada dingin):

“Sekarang pergi, dan jangan pernah kembali untuk menebar keputusasaan di tempat ini.”

Genie pemabuk itu hanya bisa mengangguk lemah sebelum tubuhnya perlahan menghilang, lenyap di balik sisa-sisa kabutnya. Pertarungan selesai, dan udara di sekitar mereka kembali terasa lebih ringan.

Raka (menghela napas lega, tersenyum pada Zahir):

“Kita menang! Bagus, Zahir! Seranganmu tadi keren banget!”

Zahir (tersenyum tipis, sambil menatap Raka):

“Ini adalah kemenangan bersama, Raka. Kau tetap fokus, itulah yang membuat kita berhasil.”

Dengan itu, mereka berdua meninggalkan tempat kumuh tersebut, siap melanjutkan petualangan mereka, namun dengan rasa puas karena telah mengalahkan musuh yang licik dan penuh tipu daya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!