Alisya gadis yatim piatu yang masih berkuliah di sebuah universitas ternama, karena mendapatkan beasiswa dari kecerdasannya,
Alisya bekerja paruh waktu di sebuah Cafe setelah pulang dari kampusnya.
Dia selalu di bully karena di anggap gadis miskin yang tak layak untuk di jadika teman.
Suatu hari dia di jadikan bahan taruhan oleh pria populer yang ada di kampus tersebut.
Hingga menyebabkan alisya hamil di luar nikah. Namun pria tersebut tidak mau bertanggung jawab.
Erik Putra Dinata, pria berusia 22th yang menghamili Alisya namun tidak mau bertanggung jawab.
Dia anak orang kaya namun memiliki sifat yang sombong dan angkuh.
Arsen Davidson lelaki tampan dan baik hati yang selalu menolong Alisya merupakan seorang CEO dari Global Group namun dia selalu merahasiakan identitasnya.
Penasaran kan siapa yang akan di pilih Alisya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
"Ikut Om masuk kedalam ya, temani om untuk makan siang" pinta Arsen sambil membawa tubuh kecil Reva ke dalam gendongan nya.
Arsen melangkahkan kaki nya masuk ke dalam, dia menghentikan langkah nya sejenak kemudian menatap asisten nya yang bernama Nino.
"Cari tahu tentang diri nya" pinta Arsen kepada Asistenya. Nino yang paham pun mengangguk.
Dewi yang melihat Reva di gendong orang asing pun langsung menghampiri mereka.
"Sayang kamu sama siapa? ayo turun" ucap Dewi panik, karena di tidak tahu siapa Arsen, dan dengan percaya diri nya Reva memeluk leher Arsen.
"Ini om dantengna Leva onty" sahut Reva dengan tampang jutek nya.
"Gak ada ya om danteng om danteng, turun sekarang nanti di culik baru tau rasa kamu" ucap Dewi sambil berusaha meraih Reva dari gendongan Arsen, namun Reva semakin mengeratkan pelukan nya di leher Arsen.
"Memangna Om Alsen mau nulik Leva" tanya Reva dengan polos nya sambil menatap wajah Arsen, Arsen hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Dewi gemes dengan tingkah Reva, mana ada orang mau nyulik di tanya ngaku ye kan.
"Tuh om na nda mau nulik Leva Onty, cekalang onty kelja, talau nda Leva nanti atan pecat onty" sungut Reva sok bossy, sambil tangan nya bersedekap di dada . Dewi melongo mendengar ucapan bocil itu, bagaimana bisa di mau memecat dirinya.
"Akan onty adukan sama mama kamu" kesel Dewi malah di balas ejekan sama Reva dengan menjulurkan lidah nya.
Dewi yang kesal langsung pergi meninggalkan Reva, dia melangkah menuju ke ruangan Alisya.
Sedangkan Reva sudah duduk di pangkuan, dia gak mau turun dari pangkuan Arsen.
****
Sedangkan di ruangan lain, Dewi sudah berada di dalam ruangan Alisya.
"Ada apa mbak" tanya Alisya.
"Itu Reva di gendong sama orang asing, aku gendong tak mau Sya" adu Dewi.
"Dimana dia sekarang mbak" tanya Alisya panik, sambil merapihkan pekerjaan nya. Dia takut kalau yang di maksud orang asing itu Erik atau keluarga nya.
"Dia ada di meja Vip Sya, menemani orang itu makan" sahut nya, Alisya menepuk kening nya heran, tumben sekali putri nya itu mau ikut orang asing. Biasanya dia gak akan mau.
Alisya langsung buru-buru keluar dari ruangan nya untuk menemui putri nakal nya itu.
"Sayang" panggil Alisya ketika sudah sampai di ruangan putrinya itu.
"Mama" pekik Reva dengan mata berbinar. Arsen menengok ke asal suara itu. manik Arsen tak berkedip melihat Alisya datang menghampirinya.
"Cantik" gumam Arsen
"Sayang ikut mama ya, om nya mau makan" pinta Alisya. namun putrinya itu menggelengkan kepalanya.
"Maaf tuan, putri saya merepotkan anda" ucap Alisya yang merasa tidak enak.
"Tak masalah, dia anak yang manis" sahut Arsen.
"Mama tenalin, ini om Alsen teman balu Leva" ucap Reva. Alisya gemes dengan tingkah laku putrinya itu.
"Alisya, mama nya Reva" Alisya memperkenalkan dirinya kepada Arsen, Arsen tersenyum menatap Alisya.
"Ayo Sayang, kasihan om nya pegel mangku Reva terus" rayu Alisya. Kemudian Reva mdngangguk dan merentangkan tangan nya minta di gendong.Alisya pun menunduk ingin mengambil Reva di pangkuan Arsen.
Deg
Mata mereka saling tatap, jantung berdegub kencang. Alisya yang tersadar langsung memalingkan pandangan nya kemudian dengan segera dia langsung menggendong Reva, Mereka berdua jadi saling canggung.
"Maaf tuan, kamu pamit dulu" pamit Alisya kepada Arsen.
"Om Alsen Leva pulang dulu ya" ujar Reva dengan melambaikan tangan nya kepada Arsen. Arsen tersenyum mengangguk.
*
*
*
Malam hari Erik mengikuti Opanya ke gala diner di sebuah hotel bintang lima, yang di hadiri oleh beberapa pembisnis. Biasanya di acara seperti ini akan ada ajang perjodohan yang di lakukan mereka guna untuk memperluas kekuasaan mereka.
"Selamat malam tuan Aldrik, akhirnya anda datang juga" sapa Hendrawan papa Viona kepada Opa Erik. mereka saling berjabat tangan.
"Selamat malam juga tuan Hendrawan, senang bertemu denganmu" sahut Aldrik.
"Perkenalkan putri saya tuan" Hendrawan memperkenalkan putrinya kepada Aldrik.
"perkenalkan nama saya Viona tuan" ucap viona sambil mengulurkan tangan nya ke arah Aldrik. Dan di sambut baik oleh Aldrik. Aldrik belum kenal siapa Viona, karena selama ini dia tidak tinggal di indonesia.
"Hai Rik kamu di sini juga" sapa Viona kepada Erik. Erik hanya mengangguk dan tersenyum tipis.
"Kalian sudha saling kenal rupanya" ucap Aldrik.
"Saya dulu satu kampus dengan nya tuan" sahut Viona antusias.
"Bagus jika seperti itu, akan lebih mudah buat kita untuk melakukan perjodohan bukan tuan Hendrawan" ucap Aldrik. Membuat Viona tersenyum licik, akhirnya dia bisa mendekati Erik lewat opa nya, selama ini Viona minta status sama Erik namun Erik tidak pernah mau. Status mereka selama ini hanya partner ranjang saja.
"Kita bisa secepatnya mengatur pertemuan keluarga kita tuan" sahut Hendrawan. Bagi Hendrawan ini adalah kesempatan emas untuk mengembangkan bisnis mereka dengan keluarga Dinata.
"Opa..." potes Erik, namun sebelum ucapannya selesai dia sudah mendapatkan tatapan tajam dari Opanya itu.
"Ikuti perintah Opa, atau Opa akan cabuy semua fasilitas yang sudah opa berikan kepadamu, ingat saham terbesar di keluarga Dinata masih atas nama Opa" bisik Aldrik di telinga Erik. Membuat Erik mengela nafas berat.
Aldrik masih berkuasa penuh atas kekuasaan keluarga Dinata. Dia membiarkan David dan putra nya mengelola perusahaan Dinata namun Aldrik belum mewariskan sepenuh nya perusahaan itu untuk putra nya atau cucu nya itu. Terkesan tamak bukan, ya begitulah orang yang haus akan kekuasaan.
"Jangan pernah berharap aku akan mencintaimu, ini semua bukan kemauanku, namun ini semua kemauan opa ku" ucap Erik dengan penuh penekanan kepada Viona.
"Aki tidak peduli, yang penting kau akan menjadi milik ku Erik" sahut Viona dengan tak kalah sinis.
"Jika kau masih memaksa, jangan salahkan aku jika aku akan memberika neraka untukmu, dan pada saat itupun tak ada yang bisa menolongmu" ancam Erik. Erik tidak begitu mencintai Viona, karena dari dulu Viona begitu terobsesi dengan dirinya, hingga akhirnya Erik hanya memanfaatkan nya saja.
"Berhati-hatilah dengan ucapanmu itu Erik, bahkan aku biaa membuatmu bertekuk lutut kepadaku jika aku mau" sahut Viona yang tak mau di rendahkan sama Erik.
"Lakukan jika kau mampu" ucap Erik singkat lalu pergi meninggalkan Vioa, membuat Viona mengepalkan tangan nya erat.
"Lihat saja apa yang akan aku lakukan kepadamu Erik, kau akan menjadi milik ku sepenuh nya" gumam Viona.
Sebebarnya kalau di banding dengan perusahaan Arsen, perusahaan Dinata tidak ada apa-apa nya, kekuasaan Arsen lebih besar ketimbang kekuasaan keluarga Dinata.
visual Arsen
Visual Alisya
Visual Reva
Visual Erik
**Bersambung
happy reading guys🙏**
yang ada keluarga pamannya alisya habis sama arsen & erik
mati2 deh sana