Aku Bukan Penghianat

Bagus tidak berkutik sama sekali , sampai malam pun ia tidak bisa pulang. Kedua orang tua Sania masih berada di sana.

Ibu Irma sendiri sudah pulang sejak tadi , karena takut ketahuan sama Pak Rahman. Ia cukup senang karena Sania memberinya uang dan juga barang - barang mahal.

Bu Irma tidak tau , barang yang di berikan Sania untuknya adalah barang yang sudah pernah di pakainya...tapi masih terlihat bagus, karena Sania baru memakainya dua atau tiga kali.

Di tambah Sania bilang , " Ma , ini tas mahal , harganya jutaan , jadi Mama pakainya harus hati - hati....dan jangan lupa perawatannya ya ".

" Benarkah?? , terima kasih San , kamu memang menantu terbaik bagi Mama , baru kali ini loh Mama punya tas yang harganya mahal seperti ini , teman - teman Mama pasti akan iri jika melihatnya ". Bu Irma terus mengelus tas mahal tersebut.

" Iya dong , nanti kalau aku libur, aku akan ajak Mama belanja bagaimana ?? Apa Mama ada waktu?".

" Ada dong , kamu tinggal telpon Mama saja ya San , Mama akan langsung datang pokoknya ".

" Baiklah , Mama hati - hati , aku sudah pesanakan taxi online , Mama tidak perlu membayarnya karena sudah aku bayar ".

" Iya terima kasih , baik sekali menantu Mama ini...lihat Gus , cari istri itu ya begini bisa nyenengin hati mertuanya enggak kayak istri pertama kamu ".

Bagus memutar matanya jengah , hanya di sogok begituan saja sang Mama sudah berubah pikiran , kini malah dengan senang hati mendukungnya dengan Sania.

Gampang sekali mengambil hati Mamanya Bagus, aku yakin tidak perlu waktu lama aku sudah bisa menaklukan wanita tua ini...dan untuk istri pertama Bagus, akan aku buat Bagus menceraikan kamu...

Setelah kepergian Bu Irma , Bagus pun akan beranjak pergi.

" Mau kemana kamu Gus??" Sania sudah memasang wajah garang .

" Aku akan pulang sebentar San , badanku terasa lengket, aku mau mandi dan berganti pakaian ".

" Tidak boleh , masih ada Mama dan Papa Gus , apa kata mereka kalau kamu juga ikut pulang, mau mandi gampang tinggal mandi di sini aja kan bisa , enggak usah pake repot pulang segala ".

" Sama - sama pakai air kan ?? Masalah pakaian itu mah gampang , biar aku pesankan baju yang kamu mau , aku ada langganan butik ....tinggal telpon barang akan di antar sesuai ukuran kamu ".

Bagus langsung kicep...mau bagaimanapun ia tetap kepikiran Iza . Memang dari awal sebenarnya hati Bagus sudah memilih Iza , hanya karena ego semata ia menekan rasa itu.

Kini ketika ia harus menikahi Sania , hatinya kembali terbuka, hanya Iza yang ada di hatinya. Namun sepertinya sudah terlambat , akankah Iza tetap mau bertahan menjadi istrinya jika ia tau bahwa Bagus telah menduakannya dengan menikahi wanita lain.

Bagus menyalakan shower untuk menyiram otaknya yang terasa panas dan rasanya mau meledak.

Tidak seperti Iza sebelum dan sesudah menjadi istrinya ia tetap menjadi wanita baik dan ramah. Sedangkan Sania , yang tadinya lemah lembut sekarang setelah menjadi istrinya berubah jadi sangat posesif dan juga suka mengatur.

" Kenapa aku jadi membandingkan keduanya ". Lirih Bagus , ia sudah menghentikan showernya.

Kini setelah ada bahan perbandingan , mata Bagus baru terbuka ....ternyata Iza lebih dari segalanya , dan sayangnya Bagus mengakui hal itu.

Bagus melihat pakaian yang sudah tersedia di atas kasur , ia memungutnya lalu kembali ke kamar mandi untuk memakainya di sana.

Ia tidak keluar kamar sampai makan malam tiba. Bagus menatap malas ketiga orang yang sudah menunggunya di meja makan.

" Lama sekali sih , ngapain aja di kamar Gus ". Ucap Sania lumayan ketus.

" Mengistirahatkan otak dan hati yang kelelahan ". jawab Bagus sambil mengambil tempat duduk jauh dari Sania.

" Apa - apaan sih Gus , kenapa duduknya di situ coba, mendekat ke aku sini !". Bagus tak banyak bicara lagi , ia mengikuti perintah Sania untuk berpindah tempat duduk ke samping Sania.

" Nah gitu dong ". Sania sangat senang , Bagus mah menuruti semua perintahnya.

" Kalian ini belum ada sehari jadi suami istri tapi sudah ribut aja ". Ucap Pak Gunadi .

" Bagusnya bikin kesal aku Pa , masa tadi mau ikutan pulang sama Mamanya , kayak anak kecil saja ". Adu Sania....dan Bagus hanya diam saja.

" Benar begitu Gus ?". Tatapan mata Pak Gunadi beralih ke arah Bagus.

" Aku belum pulang dari kemaren Pa , aku mengkhawatirkan istr......".

" Sudahlah Pa , tidak usah di bahas , lebih baik kita makan , aku sudah lapar ". Sania langsung memotong ucapan Bagus , ia takut Bagus mengatakan kalau dia sudah punya istri sebelum menikahinya...bisa gawat nanti.

" Iya Pa , kita makan saja , Papa juga harus istirahat, kita kan akan melakukan perjalanan pulang besok ". Bu Utami yang sudah tau cerita dari Sania , ikut menutupi kebenaran dari suaminya.

Mereka makan dengan diam...serelah itu tidak ada ramah tamah atau pembicaraan dari hati ke hati di antara dua keluarga tersebut. Masing - masing langsung masuk ke kamar karena mereka memang lelah.

"Gus, mau kemana ?? Sania melihat Bagus membawa bantal dan juga selimut.

" Aku mau tidur di sofa saja ".

" Tapi kita sudah jadi suami istri Gus , masa tidurnya terpisah...sedangkan kemaren sebelum sah kita malah berbagi selimut bersama ".

" Aku ingat sekarang, setelah minum dari minuman yang kamu buat aku merasa mengantuk...aku yakin kamu memasukkan sesuatu pada minuman aku kan San ?".

" Mana ada ". Elak Sania, ia mulai salah tingkah.

" Aku yakin kamu melakukan penjebakkan atas diriku , dan aku percaya kalau aku tidak melakukan apapun kepadamu San , iya kan ?". Bagus menekan Sania.

" Aku tidak melakukan apapun , terserah kamu mau percaya atau tidak, lagi pula untuk apa kamu mempermasalahkannya sekarang, percuma Gus ".

" Ya memang percuma , karena aku sudah menikahi kamu sekarang, Kamu pikir aku bisa menolak tadi , semua menyudutkan aku , bahkan semua sanggahanku pun tidak ada yang mau mendengarkan , mereka lebih percaya dengan bukti yang sebenarnya cuma rekayasa ".

Sania mendengus, rupanya Bagus sudah tau semua akal liciknya. Tapi tidak apa , ia masih memegang kartu As nya Bagus , dan ia yakin laki - laki itu pasti tidak akan berani meninggalkannya.

Sania membiarkan Bagus keluar kamar. Sania pikir Bagus akan tidur di kamar tamu.

Menjelang larut malam , Bagus melihat semua orang sudah tidur....ia pun berjalan mengendap ke luat rumah , beruntung kunci mobil ada di tangannya.

Pak Satpam yang berjaga di depan tidak dapat melarang Bagus, karena laki - laki itu sudah menjadi majikannya sekarang.

Bagus melajukan mobilnya....IZA .....satu nama , itu tujuannya sekarang.

Mas Bagus kabur rupanya.....😃

Bersambung...

Di like ya....

Di comment juga...

jangan lupa di vote juga...

Terima kasih sudah mampir...🙏😘