NovelToon NovelToon
Satu Malam Bersama Sang Mafia

Satu Malam Bersama Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / One Night Stand
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Wahidah88

Alana Ketlovly seorang pengusaha yang harus menelan pil pahit karena cinta yang bertepuk sebelah tangan. Untuk itu Alana memutuskan untuk menghibur dirinya dengan pergi ke Bar, yang berakhir dengan sebuah malapetaka. Dimana dirinya menjalan hubungan cinta satu malam dengan seorang mafia bernama, Arthur Stanley.
Arthur Stanley sendiri merupakan seorang mafia yang memiliki kelainan dalam hubungan seksual. Banyak cewek yang ingin tidur dengannya namun dirinya hanya menginginkan teman tidur yang membuat nyaman dan tergila-gila.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahidah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Intan mengajak Alana untuk mengelilingi rumah milik Arthur. Mereka mengunjungi belakang rumah, terlihat luasnya kolam ikan bahkan dikelilingi dengan pohon-pohon besar. Alana sedari tadi melihat yang berjalan di belakangnya sambil melihat kebelakang.

" Intan, kenapa?" tanya Alana.

" Aku tadi melihat Edgar mengikuti kita." jawab intan masih melihat kebelakang.

" udah enggak kok. Aku menyuruhnya untuk mengikuti kita."

" Oh, pantasan saja. Ternyata Edgar mengikuti perintah nona Alana juga."

" Alana! Sudah ku bilang panggil aku Alana. Aku mengancamnya untuk enggak mengikuti kita."

" Hah?" Intan belum mengerti dengan maksud Alana.

" Aku mengancamnya jika dia terus mengikuti kita akan aku laporkan kepada bosnya kalau dia enggak becus bekerja dan di pecat." ujar Alana.

" Astaga! Tapi kalau kak Kevin melihat gimana?"

" Udah enggak usah takut. Kevin masih bisa diajak kerja sama kok." ucap Alana.

" Iya sih, kak Kevin memang baik. Aku saja dibelikan hp sama dia. Kalau bos Arthur juga baik tapi aku masih takut sama dia." ucap intan memperlihatkan ponsel barunya.

" Kevin memang baik kok. Sebenarnya, Aku juga masih takut." ungkap Alana.

" Lah, bukannya kak Alana ini pacarnya? Kenapa mesti takut?" tanya intan.

" Eum... Terkadang dia terlihat menakutkan, tapi aslinya juga menyebalkan." ungkap Alana.

Mendengar hal itu, membuat mereka berdua tertawa. Lalu berbalik, berjalan duluan. Hingga sebuah pertanyaan dari intan membuatnya berhenti dan terdiam sejenak.

" Apa kak Alana mencintai tuan Arthur?"

Melihat Alana yang terdiam, membuat intan merasa tidak enak karena sudah memberikan pertanyaan semacam itu padanya. " Apa pertanyaan ku aneh? Aku minta maaf, bukan maksud ku bertanya seperti itu."

" itu enggak aneh kok. Eum.. Aku hanya merasa enggak yakin dengan perasaan ku saat ini. Tapi jika aku harus menjawab pertanyaan itu, jawabannya ya.. Eummm.. perasaan ingin mencoba mencintai seseorang. Semacam itulah." ujar Alana.

" Ingin mencoba mencintai seseorang? Kayak gimana tuh kak?" tanya intan yang tidak mengerti.

" menurut ku, setiap hubungan itu rumit. Kalau kamu sudah dewasa, mungkin kamu akan lebih memahaminya. percaya saja, jika kamu sudah dewasa kamu akan mengerti." ujar Alana menepuk pundak intan.

Intan masih belum mengerti dengan jawaban tersebut. Dia masih memikirkan perasaan yang seperti apa, dan bagaimana perasaannya.

Mereka berdua berjalan melewati taman, namun sebuah suara memanggil Alana. Alana tersentak dan menengok.

" Intan, kamu masuk dulu gih."

Alana berjalan mendekati Arthur yang tengah berdiri menunggunya. " Kenapa kamu memanggilku?"

" Kenapa kamu mengancam Edgar? Aku yang memerintahkan dia untuk mengikutimu."

" Hal itu menjengkelkan. Kamu perlu tahu itu. Aku sudah menerima untuk tinggal di rumah. Jadi, enggak usah meminta Edgar untuk mengikuti ku. Itu membuatku enggak nyaman, jika ada orang yang mengikuti kemanapun aku pergi. Apa kamu paham? Jika kamu ingin aku tetap tinggal dan betah di rumah mu. Aku cuma minta satu permintaan. Jangan suruh anak buahmu untuk mengikuti selama aku disini. Aku ingin tahu, kenapa kamu meminta Edgar untuk mengikuti, hm?"

Arthur justru tidak mau menjawab pertanyaan Alana. Alana yang mulai merasa kesal, langsung pergi menuju kamar. Sesampai di kamar, Alana langsung mengunci pintu. Dia tidak mau bertemu dengan Arthur.

Tok.. Tok...

" Alana, tolong buka pintunya!" seru Arthur dari balik pintu.

" Enggak mau! Aku enggak mau melakukannya!" tukas Alana dengan raut wajah kesal.

" Kalau kamu enggak buka, aku akan dobrak pintunya!"

Dengan cepat Alana bangkit dari kasur dan membuka pintu untuk Arthur sebelum pintu itu didobrak oleh Arthur sendiri.

" Kamu marah karena aku mengancam anak buah mu. tapi kamu sendiri sudah melakukannya, cih!" tukas Alana dengan kesal kembali duduk di samping kasur. Alana mengahlikan pandangannya tidak mau menatap wajah Arthur, wajahnya Alana begitu cemberut.

" Aku minta maaf. Aku memerintah Edgar untuk menjagamu karena aku khawatir sama kamu." ungkap Arthur.

" Khawatir? Kita ini enggak pacaran, dan juga kamu masih ada di rumah ini, untuk apa mesti dijaga."

" Aku hanya khawatir, Alana." ucap Arthur menarik tangan Alana meski Alana berusaha tidak mau disentuh oleh Arthur.

" Gimana bisa pacaran dengan mu, kalau kamu kayak gini. Kalau nanti aku sudah menjadi pacar mu, mungkin aku sudah dijadikan tahanan dalam rumah ini. Mau kemana-mana selama berada di rumah ini mesti dijaga. Lama-lama juga jadi enggak betah!" tukas Alana yang masih cemberut.

" Baiklah, aku ngalah." ucap Arthur mencium tangan Alana.

" Tapi aku cuma permintaan. Kamu bebas bergerak kemana pun selama di rumah. Tapi, saat keluar harus ada orang yang menjagamu."

Alana tersenyum tipis, namun dia kembali cemberut sengaja melakukannya agar Arthur tidak menarik kembali omongannya.

" Serius ya? Kamu mesti janji loh? Aku takut nanti kamu berubah pikiran lagi."

" Iya, aku serius, Alana." ucap Arthur yang mulai lebih mendekatkan duduknya lebih dekat tanpa jarak dengan Alana. Tangan Arthur mulai memeluk Alana dari belakang. Dia mulai mencium pundak Alana. Namun saat dia hendak mencium pipi Alana. Suara ketukan pintu membuat Alana kembali bergeser lebih jauh darinya.

" Siapa itu!" teriak Arthur.

" Aku Edgar. Aku hanya ingin menyampaikan jika sarapan sudah siap."

" Baik, kamu bisa pergi sekarang!" teriak Arthur dari dalam kamar.

Arthur kembali lebih dekat dengan Alana. Dia meraih wajah Alana dan hendak untuk mencium. Namun Alana segera berdiri.

" Aku lapar." ucap Alana langsung keluar dari kamar.

" Ck! Terus saja kamu menghindar dariku, Alana." gumam Arthur menyungging senyuman. Lalu berdiri mengikuti langkah kaki Alana.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!