NovelToon NovelToon
Last Night

Last Night

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Romansa / Pihak Ketiga / Bad Boy
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Razella

"Hidup aja, ikutin kemana arus bawa lo. Teruskan aja, sampe capek sama semua dan tiba-tiba lo bangun dirumah mewah. Ucap gue yang waktu itu ga tau kalo gue bakalan bener-bener bangun dirumah mewah yang ngerubah semua alur hidup gue "- Lilac

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Razella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Russian Roulette

"Jadi nanti kita nunggu dimana non?"

"Nanti ikut masuk aja ke cafe-nya. Cuma tolong jangan deket-deket banget yah sama Nadzifah. Anaknya parnoan."

Rama dan Raja mengangguk atas instruksi yang diberikan Lilac. Ini akhir minggu, dan kemarin Nadzifah menghubungi Lilac. Sohib nya itu bilang akan tiba di Tulungagung sekitar jam sepuluh malam tadi. Kerena itulah hari ini Lilac mengajaknya bertemu. Untuk perizinan pada si Berondong, Lilac akan urus itu nanti. Yang jelas Raja dan Rama ikut bersamanya untuk menjadi saksi. Makanya saat ini mereka dalam perjalan menuju salah satu cafe langganan Lilac saat kuliah, yang juga kampus Raja dan Rama.

Sesampainya disana, ketiga manusia beda usia itu masuk kedalam cafe. Sesuai rencana mereka tadi, Lilac akan langsung menghampiri Nadzifah sedangkan Raja dan Rama duduk tak jauh keduanya. Dari arah pintu masuk bisa Lilac lihat siluet Nadzifah yang tak pernah berubah. Sahabat baiknya itu selalu cantik, selalu bersinar begitu indahnya. Betapa Lilac sangat menyayangi Nadzifah lebih dari saudara.

"Ada yang bisa saya bantu kak?"

Nadzifah langsung mendongak begitu mendengar suara tak asing didekatnya. Dan begitu wajah Lilac terlihat didepan mata, wanita itu langsung bangun dan memeluknya.

"AAAAAA kangen banget Koteng..."

Nadzifah memeluknya begitu erat, membawanya dalam hangat yang selalu Lilac rindukan setelah perpisahan kedunya.

"Duduk dulu yuk. Malu anjir diliatin orang, ih lo mah." Lilac mengusap punggung Nadzifah saat sadar napas wanita itu mulai memburu. Siap menangis dan menumpahkan semuanya pada Lilac.

Setelah keduanya duduk dengan nyaman, Lilac raih tangan Nadzifah yang berada diatas meja. Menggenggam dan mengusapnya pelan saat wanita itu menunduk dan terissak kecil. Untung saja tempat yang Nadzifah pilih sedikit agak menjorok kedalam. Itu mungkin sudah direncanakan agar ia bisa menangis tanpa khawatir banyak orang yang melihat.

"Ey...udah dong. Kenapa nangis, hm? Lo kesini kan mau cerita sama gue. Ayo cerita biar tenang."

Dengan suara lembutnya Lilac mencoba menenangkan Nadzifah. Tak terbayang seberapa berat hidup yang dijalani wanita itu selama jauh darinya. Selama ini, keduanya tak pernah berpisah terlalu jauh dan terlalu lama. Ini adalah pertemua pertama keduanya setelah dua tahun berpisah begitu lulus kuliah. Tuntutan pekerjaan tak bisa mereka tinggalkan begitu saja bukan?

"Gue...gue kangen banget sama lo anjir. Sumpah lo sekarang juga makin gemuk ya? Kerasan lo disini? Hah?"

Nadzifah menyesap sedikit kopi miliknya dan menatap Lilac yang kini malah ikut berkaca-kaca. Nadzifah mengerutkan keningnya. Jangan bilang temannya yang cengeng ini akan menangis disini, sekarang. Namun belum sempat Nadzifah menanyakan kenapa, isakan langsung keluar dari bibir sahabatnya itu.

"Hiks...gue, gue juga kangen anjir sama lo!! HUHUUUU!!"

Dan tangisannya malag lebih keras dari pada Nadzifah sendiri. Teringat lagi saat mereka pertama kali sampai di Tulungagung untuk Ospek. Sungguh, saat itu Lilac juga menangis karna Nadzifah harus pindah kost dan berakhir mereka terpisah. Tiap pagi mereka akan bertemu diwarung nasi pecel yang ada didekat Nasi Goreng Pangeran. Nadzifah hanya memandangi Lilac yang masih sibuk menangis. Biarkan saja, dari dulu memang seperti itu.

"Nangis aja dulu sepuas lo. Gue udah bawa tisu nih biar ngga perlu lo lap-in ke baju. Lo udah gede anjir, Li."

Mari kita tinggalkan sejenak tentang Nadzifah yang masih sibuk menenangkan Lilac. Kini beralih ke dua sahabat lainnya yang memperhatikan dari jauh. Raja dan Rama alias RaRa.

"Menurut lo kenapa nona nangis? Dia kan ngga pernah nangis selama ini? Apa dia ngasi tau temennya ya kalo dia diculik?" Tanya Raja dengan mata menyipit kearah dua wanita itu. Rama yang memperhatikannya malah tersenyum tipis. Maklum lah, tingkat kepekaannya memang tinggi.

"Menurut lo gimana kalo suatu hari nanti kita pisah, selama dua tahun ngga ketemu, abis itu ketemu lagi dengan keadaan lo kangen banget sama gue? Emang lo ngga bakal nangis?"

Pertanyaan Rama membuat Raja terdiam. Selama mereka berteman, tak pernah sekalipun mereka berpisah. Berpisah mungkin juga hanya beberapa hari. Sejak SD, keduanya sudah tinggal bersama kakek dan nenek Joseph. Namun saat itu mereka belum pernah bertemu langsung dengan Joseph.

"Lo tau sendiri gue ngga bisa jauh dari lo anjing. Lo ngeledek gue?" Tanya Raja dengan tangan yang sudah menggenggam garpu. Bersiap untuk menusuk teman se-persatwaan-nya itu.

"Lah itu mah lo sendiri anjir. Makanya ngga usah mikir yang aneh lo. Udah makan aja, nikmatin selagi kita disini. Kapan lagi kita liat nona nangis lucu kaya gitu."

Keduanya kembali memperhatikan Lilac yang kini mulai menghentikan tangis nya. Wanita itu kini terlihat mulai memakan kue pesanannya.

"Gimana kabarnya? Lo ngga papa kan disini? Masih inget jaman dulu kah?"

"Gue baik kok. Kan lo liat sendiri ini."

Nadzifah menganggukan kepalanya mendengar perkataan Lilac. Sahabatnya benar-benar terlihat sehat sekarang. Namun bukan itu sebenarnya yang ingin ia katakan. Kedatangannya kesini untuk menanyakan sesuatu pada sahabatnya itu.

"Li, lo tau kan kalo gue kesini bukan cuma buat ngobrol kaya gini?" Nadzifah mencondongkan tubuhnya kearah Lilac yang kini menatapnya dengan mata yang membulat lucu. Harus Nadzifah akui jika sahabatnya ini memang sungguh manis. Namun bodohnya Lilac tak pernah menyadari itu.

"Waktu lo ngga ada kabar selama seminggu lebih, lo kemana? Tolong jawab jujur. Gue cuma mau denger lo kenapa sebenernya." Sahabat baiknya itu bahkan menggenggam tangan Lilac dengan hangat. Berusaha meyakinkan jika tak ada untuk bercerita padanya.

Lilac yang memang sudah menduga sejak awalpun mencoba meyakinkan diri. Setidaknya harus ada satu orang yang ia ceritakan tentang bagaimana kondisnya selama ini. Orang terdekat yang tau bagaimana kehidupan yang dijalaninya. Maka dari itu, Lilac menghela napas dan mulai menceritakan semuanya pada Nadzifah.

"Tolong lo jangan potong omongan gue. Dan gue ngga bakal maksa lo buat percaya sama apa yang gue ceritain."

Melihat Nadzifah yang hanya diam, Lilac menghela napas dan mulai menceritakan semua yang terjadi selama ini. Mulai dari dirinya yang diculik oleh orang suruhan Joseph, tentang pertemuannya dengan Johan dan bahkan hingga bagaimana hidupnya setelah dua minggu menghilang saat itu. Bisa Lilac lihat bagaimana wajah kaget Nadzifah yang tak bisa wanita itu tutupi.

"Maafin gue...ya teng?"

"Teng sumpah, lo baru ngasi tau gue hal kaya gini? Baru sekarang??!! Dan keluraga lo ngga ada yang tau anjir???"

Nadzifah memijat pelipisnya setelah mendengar cerita Lilac. Bagaimana bisa anak itu tahan berada didaerah yang bahkan belum pernah ia datangi. Dia tau jika Lilac memang suka berada ditempat baru, namun siapa yang tidak khawatir jika temannya yang tidak bisa menyebrang jalan itu tiba-tiba jatuh cinta dengan orang asing yang sudah menculiknya? Ya, walau pun Lilac bilang jika Joseph memang mencintainya sejak lama.

"Orang kalo udah jatuh cinta tuh bakal beneran bego ya ternyata. Lo ngga pernah pacaran sekalinya HTS an kenapa bisa sampe begini sih?"

Nadzifah menjangkau kening Lilac dan menyentuhnya. Seakan mencoba membuktikan jika wanita itu tidak sakit dan baik-baik saja.

"Li, gue tau lo udah kenal sama Joseph sekarang dan lo udah percaya sama dia. Tapi kalo lo ngerasa ngga nyaman disana, telpon gue. Kasi tau gue apapun yang lo lakuin disana." Nadzifah berbicara setegas mungkin pada Lilac.Ia tau jika anak itu akan menurut padanya jika sedang saat serius seperti ini.

"Teng, gue ngga papa. Gue janji ngga bakal kenapa-napa selama disana."

"Terus kenapa lo ngerasa baik-baik aja selama disana? Teng gue serius. Lo bisa pergi dari sana kalo emang ngga mau disana lagi. Ayo ikut gue Bandung aja yah?"

Lilac menggeleng pelan dan menghelan napas.

"Gue bakal jaga diri baik-baik kok. Nanti kalo Joseph udah selesai diakademi gue bakal ajak lo buat kenalan sama dia. Gue yakin lo juga bakal respect sama dia. Dia anaknya baik kok, sopan juga."

"Jangan-jangan lo begini karna udah ciuman sama dia?"

"IH NGGA ANJIR APAAN SIH!!"

"Anjir, Teng jangan berisik anjir lo!!"

Lilac langsung membekap mulutnya sendiri setelah sadar bahwa mereka kini menjadi pusat perhatian. Nadzifah tertawa pelan setelah melihat Lilac menutup wajahnya karna malu. Selama mengenal Lilac, Nadzifah tau jika anak itu perlu seseorang yang bisa menjaganya. Anak perempuan pertama sepertinya butuh sosok yang bisa memberikan rasa nyaman dari sekedar peran keluarga dalam hidupnya. Oleh karena itu, Nadzifah yang anak terakhir mencoba sebisa mungkin untuk menjadi tempat yang nyaman bagi Lilac bercerita. Bukan hanya tentang bagaimana harinya, tapi juga bagaimana perasaannya.

"Inget, gue ngga bakal kemana-mana. Gue ngga bakal jauh sama lo. Kalo emang lo mau cerita atau apapun itu, gue bakal selalu ada. Kasi tau gue, Teng."

"Iya, Teng. Jangan khawatir. Gue bakal ngasi tau lo kalo emang ada yang mau dikasi tau. Oh iya, tolong jangan kasi tau siapapun ya? Gue ngga papa kok."

"Lo tuh udah kayak mainin Russian Roulette. Ini bahaya, Teng. Tapi gue bakal selalu temenin lo kok."

Lilac tersenyum mendengar ucapan Nadzifah. Suasana siang cafe itu menjadi pengiring obrolan kedua sahabat tersebut. Menemani keduanya sebelum sama-sama kembali pada kesibukan masing-masing. Russian Roulette.

1
santi
👍👍
Dzakwan Dzakwan
Penuh kejutan, ngga bisa ditebak!
Laqueno Sebaña
Keren banget bro, aku terhanyut dalam cerita ini!
Razel: terimakasih yah/Smile//Smile/
total 1 replies
La Otaku Llorona <33
Tidak ada yang kurang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!