Lu Nana adalah Gadis tomboy yang terkenal di kampusnya.
karena orangnya ceria dan suka mengikuti bermacam kegiatan olah raga dan seni.
Jadi dia memiliki banyak teman.
Tapi ketika temannya mengerjai Jam bekernya dengan mempercepat waktu, jadi dia kira sudah terlambat ke kampus.
Dengan tergesa - gesa dia menyebrang tanpa memperhatikan, akhirnya terjadilah kecelakaan.
Tapi akibat dari itu jiwanya berpindah ke zaman kuno, ketubuh Selir yang di asingkan, kelaparan dan sendirian. selir yang pendiam dan mudah di tindas, karena kecantikannya yang membuat banyak wanita lain Iri. menggunakan trik untuk menjatuhkannya. Dia hanya diam.
Tpi sekarang jangan harap, dia sudah mati saya penggantinya tuk balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 8 Memiliki Dua Misi
Di saat Ling Nana lagi santai dan menikmati tehnya.
Ting
Tiba - tiba sebuah Bola berbulu ungu mucul di depannya, Ling Nana melonjak kaget.
Bola itu bergerak kiri dan kanan, tapi dia tak melihat siapapun. Dan akhirnya dia berbalik yang membuat Nana terkejut, ternyata Bola Bulu itu seekor mahluk yang memiliki wajah biru, kaki biru dan telinga.
Bola mata yang bulat dan besar serta mulut yang sedikit lebar.
"Kamu siapa?" tanga Ling Nana masih dengan wajah bingung nya.
"Apa tuan lupa saya?" Dengan wajah sedih dia bertanya kembali, bukannya menjawab pertanyaan Ling Nana.
"Oh, kamu mahluk yang berada di ruang portabel. Aku baru melihatmu sehingga aku tidak mengenal rupamu dan juga karena kau baru keluar sekarang."
"Ya, karena kemarin sistem masih ada gangguan, jadi saya belum bisa keluar." Dia memberitahunya dengan wajah berseri.
"Siapa namamu?"
"Panggil saya Popo" ucapnya dengan senyuman lebarnya.
"Baiklah, Popo, mengapa kamu keluar? Apakah ada masalah?" Ling Nana merasa penasaran, tumben mahluk mungil ini keluar.
"Anda ada misi tuan." Jawabnya dengan ceria.
"Apa itu? Apakah misinya menarik?"
"Anda memiliki 2 misi"
"Apa yang pertama?" Karena merasa bosan di dalam istana, menjalankan misi sepertinya menantang, pikirnya.
"Anda harus bisa menanam 5 jenis tanaman yang berbeda." Popo menjelaskan misi pertama yang harus di jalankan Ling Nana.
"Apa hadiahnya?"
"Anda akan mendapatkan 10 poin yang menjadi 100 koin emas."
Ling Nana hanya mengangguk. Walau dia merasa misi ini gampang, tapi dia tidak menggap remeh. Karena belum tentu dia memiliki bibit yang bisa untuk di tanam.
"Misi ke dua apa?"
"Misi ke dua adalah anda harus bisa mendapatkan 3 jenis hewan berbulu di hutan terlarang di belakang."
"Hadiahnya?" Walau ini juga tidak terlalu sulit baginya, dia harus melakukannya dengan serius.
"Anda akan mendapatkan 20 poin dan di tukar menjadi 200 koin emas."
"Baiklah, koin emas saya tinggal berapa? Apakah bisa di tukar dengan pacul dan alat memanah dan pedang atau belati?"
"Anda bisa mendapatkannya dengan cara meminjam koin terlebih dahulu nona, tapi peminjaman tidak bisa setiap waktu. Karena ini pertama kali anda memakai ruang portabel ini sistem bisa memberi anda pinjaman."
"Begitu ya, jangan lupa sama bibit tanaman yang saya pesan. Berapa jadinya?
"Anda sudah memakai 20 koin, jadi sisa koin anda 80. Dan apa saja pesanan bibit yang anda butuhkan? Setiap bungkus bibit memakai 5 koin emas."
"Kenapa begitu mahal?" Dia tidak percaya, bahwa bibit akan di bayar dengan emas juga. Dia mengira akan memakai sen atau perak.
"Itu sesuai permintaan sistem tuan"
"Baiklah, saya beli bibit kentang, ubi, jagung, padi dan lobak, 5 macam itu saja dulu."
"Baik, kenapa anda tidak membeli sayuran hijau?"
"Saya bisa mencarinya nanti di hutan terlarang kalau masalah sayuran."
"Ok, jadi total 25 koin tuan, sisa koin tinggal 55 lagi. Apa anda masih membeli yang lain atau aku satukan dengan peralatan?"
"Tunggu masih ada, aku butuh garam dan rempah lain."
"Kalau rempah lebih murah hanya 1 koin per itemnya."
Kemudian Nana memesan beberapa item bumbu dan saos dan perasa makanan yang menghabiskan 20 koin emas karena hampir semua macam dia beli sampai dengan per-bawangan dan cabe.
"Baiklah sisa tinggal 35 koin lagi."
"Hitung peralatannya, popo apakah mahal juga?"
"Tentu saja karena ini barang yang keras dan tak habis bila di pakai."
"Ok, coba hitung"
"Pedang 70 koin emas, pisau dan pacul masing - masing 50 koin, jadi total 170, sedangkan panah dan anaknya 100 koin emas. Sehingga total keseluruhan 270 koin emas, di kurang 35 menjadi 235 koin emas hutang anda nona."
"Jadi, kalau aku menyelesaikan ke 2 tugas tersebut masih ada sisa 65 koin emas lagi."
"Benar sekali"
"Baiklah, Deal!"
Ting
Semua pesanan Ling Nana muncul di depannya. Dia merasa senang, dan meraih busur itu.
"Wah, no kawe kawe. Busurnya bagus banget, tak sia - sia mengeluarkan 100 koin emas."
"Nona, jika anda tidak terlalu memerlukan anak panah yang dari besi ini, sebaikanya anda bisa gunakan dari batang bambu nona. Sepertinya di belakang itu ada beberapa pohon bambu."
"Ya, kamu benar. Kita gunakan saja pohon bambu di serut kalau hanya untuk berburu. Karena anak panah besi ini bagus di gunakan untuk perang."
karena hutan terlarang jadi gk ada yang menjelajahinya sehingga nampak menyeramkan