Aurora, seorang CEO yang merupakan gadis multitalenta harus merenggang nyawa karna keserakahan tangan kanannya sendiri yang berniat merebut perusahaan yang dia bangun sejak dulu.
Ketika sebuah peluru terlepas menembus jantungnya, Dan di detik kemudian gadis itu telah berada di dunia yang berbeda.
Jiwanya menempati tubuh putri dari seorang jendral perang yang terkenal dengan sampah karna tidak mampu berkultivasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekuatan roh
Beberapa waktu berlalu, Meilan benar benar menghabiskan waktunya untuk berkultivasi, Seperti tekadnya yang ingin menjadi kuat secepatnya maka dia tidak akan membuang buang waktunya dengan cuma cuma.
Dan setelah satu Minggu berlalu kini gadis itu telah mencapai ranah alam bumi tingkat 2, Gadis itu benar benar bagai monster yang mengerikan. Bahkan Hui yang sebelumnya meragukan kemampuan gadis itu kini diam diam menyimpan kekaguman yang luar biasa pada nonanya itu.
Meilan yang tadinya berada dalam posisi lotus kini perlahan membuka matanya, dia tidak melakukan terobosan saat ini, tapi tubuhnya menjadi lebih kuat dari biasanya.
Gadis itu tersenyum cerah, ini benar benar sesuatu yang menguntungkan untuknya. Tapi sepertinya kedepannya dia harus mencari harta agar bisa mempercepat terobosannya.
"Hui, orang seperti apa yang di hormati di dunia ini?"
Gadis itu bertanya pada Phoenix di sampingnya.
"Selain menjadi yang terkuat, orang yang memiliki bakat alkemis adalah orang yang paling di segani, bahkan para raja ataupun kaisar sangat menghormatinya"
Jelas Phoenix tersebut
Meilan yang mendengarnya semakin antusias, tentu dia benar benar berambisi menjadi yang terkuat.
"Benarkah? Apa aku bisa menjadi alkemis?"
Tanya gadis itu dengan semangat
"Itu tergantung kau memiliki kekuatan roh atau tidak, karna dalam pembuatan pil kau harus paham tentang pengendalian api dan itu memerlukan kekuatan roh"
Mendengar penjelasan Hui membuat Meilan mendecakkan lidah sebal.
"Ini kenapa begitu sulit"
Mendengar itu membuat Hui terkekeh, jika menjadi seorang alkemis mudah maka semua orang telah memiliki bakat alkemis, dan seorang alkemis tidaklah langka"
Jelas Hui kembali.
"Lalu dimana aku mengetes kekuatan rohku"
"Kenapa itu menjadi begitu sulit, minta ayahmu untuk mengantarmu, dia tentu saja tidak akan menolakmu"
Ucap Hui yang memandang nonanya dengan tatapan bodoh
"Ahahha kau benar, kalau begitu aku pergi"
Dan setelah mengatakan itu gadis itu benar benar telah keluar dari dimensi.
****************
Tok
Tok
Tok
Jendral Bai yang saat ini tengah berbincang dengan beberapa prajurit kepercayaannya seketika mengalihkan perhatiannya ketika pintu ruangan miliknya di ketuk
"Ayah apa kau sibuk?"
Meilan memunculkan kepalanya di balik pintu.
Namun gadis itu seketika merasa malu ketika semua mata tertuju padanya.
"Masuklah nak"
Sahut jenderal Bai
Tidak peduli sesibuk apapun dirinya, jika itu menyangkut Meilan pasti dia akan meluangkan waktunya.
Dia kemudian memerintahkan prajuritnya keluar dari ruangan tersebut hingga hanya menyisakan mereka berdua di sana.
"Ada sesuatu yang ingin kau katakan?"
Tanya jendral Bai kembali
"Aku ingin memeriksa kekuatan rohku, apa ayah bisa menemaniku?"
Sahut gadis itu kemudian
"Hari ini?"
Jendral Bai bertanya, sebenarnya dia memiliki janji temu dengan raja hari ini.
"Iya ayah, aku benar benar tidak sabar ingin mengetahui apa aku memiliki kekuatan roh atau tidak"
Jawab gadis itu dengan antusias.
"Baiklah kita akan pergi, Tunggu ayah di luar, ayah akan bersiap sebentar"
Meilan segera menganggukkan kepalanya, kemudian segera pergi dari sana.
****************
Jendral Bai dan Meilan kini telah sampai di sebuah tempat untuk memeriksa kekuatan roh.
Mereka menunggu beberapa saat hingga seorang pria tua dengan rambutnya yang hampir seluruhnya memutih berjalan mendekati mereka.
"Maaf karna menganggu waktu anda penatua Hong"
Ucap jendral Bai dengan hormat dia sedikit membungkukkan kepalanya
"Ahahah tidak masalah, mari mari"
Orang tua tersebut segera membawa mereka kedalam ruangan miliknya.
Dia melirik sebentar kearah gadis kecil di samping Jendral Bai, kemudian kembali fokus pada jalan di hadapannya.
Meilan mengikuti dua orang dewasa di hadapannya, dia memperhatikan isi ruangan tersebut dengan teliti, Tidak banyak benda disana, hanya barang barang sederhana yang tidak cukup menarik bagi Meilan.
Hingga mereka menghentikan langkah tepat dihadapan sebuah pilar yang menjulang tinggi di depan sana.
"Mendekatlah, ulurkanmu untuk menyentuh pilar tersebut, dengan otomatis dia akan mengeluarkan cahaya sesuai dengan bakat kekuatan roh yang kamu miliki, bakat terendah di mulai dari merah, kuning, hijau, ungu yang tertinggi"
Jelas penatua Hong dengan cermat.
Meilan menganggukkan kepalanya mengerti, dia segera mendekati pilar tersebut tanpa ragu, menempelkan tangannya dan merasakan hawa dingin di telapak tangannya.
Jendral Bai menanti dengan was was, dia sangat berharap jika putrinya memiliki bakat kekuatan roh. Melihat bagaimana antusias putrinya jelas saja jika dia tidak memiliki bakat dalam hal itu akan membuatnya bersedih dan dia tidak ingin itu.
Namun selang beberapa saat tidak ada satupun warna yang muncul di pilar tersebut.
"Penatua hong, sepertinya pilarmu rusak"
Meilan berucap dengan gelisah, dia benar benar takut jika dia tidak memiliki kekuatan roh.
Mendengar bagaimana keunggulan kekuatan roh seperti yang di jelaskan oleh Hui padanya membuat gadis itu sangat ingin memiliki bakat kekuatan roh.
Sedangkan penatua Hong yang mendengar apa yang dikatakan gadis kecil dihadapannya itu membuat dia mendelikkan mata nya sebal.
Bagaimana bisa pilar kebanggaannya itu dikatakan rusak, sedangkan pilar itu telah berusia ratusan tahun dari buyutnya
"Hehhh bukan pilarku yang rusak, tapi itu karna kau tidak memiliki bakat ke. "
Dan belum sempat pria tua itu melanjutkan perkataannya tiba tiba pilar itu memunculkan cahaya merah.
"ohh hanya bakat merah"
Kuning
"Bakat ku
Hijau
Ungu
Putih
Hitam
Pelangi
penatua Hong "0"
Dia menatap gadis dihadapannya dengan tatapan terkejut, matanya melotot dengan rahangnya terbuka lebar.
Melihat reaksi penatua Hong membuat Meilan semakin gelisah, apalagi ayahnya juga bereaksi sama seperti penatua Hong.
"Ini ada apa, apa aku tidak memiliki kekuatan roh"
Gadis itu berbicara dengan kegelisahan luar biasa.
"Itu itu itu itu bakat legenda, Selamat Jendral Bai putrimu memiliki bakat legendaris"
Penatua hong segera berbicara setelah kesadarannya terkumpul.
Tangannya bergerak memegang tangan Jendral Bai, memberi selamat pada pria itu.
Meilan yang mendengar itu akhirnya bernafas lega dia segera menarik tangannya dari pilar itu.
"Tidak itu, Merunduk"
Penatua Hong berteriak dengan cepat mengejutkan semua orang.
Banggggggggg
Pilar yang disentuh Meilan meledak begitu saja, menyisahkan debu berterbangan di ruangan tersebut.
Uhukkk
Uhukkk
Uhukkk
Meilan terbatuk batuk, dia menatap pilar yang tadinya berdiri kokoh itu kini telah hancur tak bersisa.
"Penatua maafkan aku, aku menghancurkan pilarmu"
Gadis itu menundukkan kepalanya sebagai permintaan maaf
Penatua Hong seolah ingin menangis saat ini, namun mengingat jika yang menghancurkannya adalah seorang gadis yang memiliki bakat legendaris dia sedikit tidak mempermasalahkannya.
"Penatua Hong, Saya akan mengganti rugi atas pilar yang di pecahkan oleh putriku"
Ucap jenderal Bai dengan penyesalan yang mendalam, dia jelas tau jika pilar itu adalah harta penatua Hong dari sejak lama, dan putrinya tanpa segaja menghancurkannya.
"Ahahhh tidak masalah jendral Bai itu bukan sesuatu yang penting"
Jawab penatua Hong kemudian.
"Ahh benarkah? Kalau begitu ayah tidak perlu menggantinya"
Timpal Meilan dengan senyum manis menggantung di bibirnya.
jendral Bai "_"
penatua Hong "_"
Sepertinya gadis itu tidak benar benar merasa bersalah