Linda adalah adik kandung dari Rani. Linda di boyong Rani ke rumahnya untuk melanjutkan pendidikan di kota tempat tinggalnya sekarang.
Rani sudah berkeluarga tapi belum kunjung di karunia anak. Rumah tangga Rani awalnya adem ayem,tapi semenjak kedatangan sang adik suaminya mulai berubah.
Kebohongan demi kebohongan terus suaminya ucapkan untuk menutupi perselingkuhan denga sang adik ipar.
Apakah Linda tega menghancurkan rumah tangga kakaknya sendiri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Sehabis magrib Linda dan Ari sampai di rumah. Terlihat Rani sudah menunggu mereka. Hariyadi sudah mengabari istrinya jika ia pulang agak terlambat karna mobilnya mogok.
"Assalamualaikum,kak." Linda mencium punggung tangan kakaknya.
"Waalaikumsalam,Bagaimana tadi kampusnya? Kamu suka?" tanya Rani.
"Suka,kak. Moga aja aku keterima kuliah disana ya,kak." ujar Linda menunduk ia tidak berani melihat kearah Rani karna rasa bersalah telah berkhianat di belakang kakaknya.
"Aamiin. Kakak yakin kamu bisa kuliah disana kok." hibur Rani sambil mengelus punggung adiknya lembut.
"Mas,mau mandi dulu apa makan sekarang?" tanya Rani berusaha melayani suaminya walau sebelum kedatangan adiknya ia sedikit abai akan suaminya.
"Mas tadi sudah makan saat menunggu mobil di perbaiki. Mas mau mandi dulu,badan rasanya sangat lengket." Ari berlalu meninggalkan Linda dan Rani menuju kamarnya. Ari sama sekali tidak melihat kearah adik iparnya,itu membuat Linda kesal.
"Kak,aku kekamar dulu. Mau bersih - bersih, bau asem." kekeh Linda sambil pura - pura mencium tubuhnya. sebenarnya Linda berusaha menghindar dari Rani.
"Saya gih." usir Rani geleng - geleng melihat tingkah lucu adik satu - satunya.
Linda bergegas menuju kamarnya untuk mengganti pakainya yang sudah seharian ia kenakan. Gemericik air terdengar membasahi tubuh munggil gadis itu. Sambil bersenandung kecil gadis itu menggosok sekujur tubuhnya dengan sabun yang aromanya menenangkan.
Setelah selesai dengan ritual mandinya,Linda memakai piyama tidur berlengan pendek memperlihatkan kulit putihnya.
Linda melangkah keluar menuju dapur untuk mengambil air karna merasa haus. Ia tidak memperhatikan jalannya, tubuh mungilnya menabrak seseorang yang dengan sigap memeluk pinggangnya supaya tidak terjatuh.
Jantung Linda berdetak kencang saat mengetahui tangan siapa yang tengah merangkul pinggangnya. Mata mereka saling mengunci
"Mas." ujar Linda lirih berusah melepaskan tangan Ari yang masih ada di pinggangnya.
"Kalau jalan itu hati- hati,liat - liat jangan menunduk. Untung ada mas,coba kalau ga." Ari melepaskan tangannya dari tubuh Linda sambil tersenyum dan berlalu begitu saja meninggalkan Linda yang masih terpaku di tempatnya sambil memandang punggung Ari yang semakin menjauh dan menghilang dari pandangan matanya.
Linda menepok jidatnya sendiri sambil meruntuki kebodohannya.
"Linda ingat,dia itu kakak iparmu sendiri. Jangan sampai kamu jatuh cinta, ga boleh...ga boleh..." Bathin Linda sambil geleng - geleng.
Setelah mengambil air Linda buru - buru menuju kamarnya. Lebih baik ia cepat - cepat tidur dari pada pikirannya berkelana kemana - mana.
Sekuat hati ia mencoba melupakan tapi bayangan kejadian tadi sore masih saja membayang di pelupuk matanya.
"Ini ga benar,fokus - fokus." Linda berusaha memejamkan matanya sambil berhitung,entah hitungan beberapa akhirnya ia bisa tertidur pulas hingga pagi menjelang.
Dikamar yang berbeda Ari juga tidak bisa memejamkan matanya. sementara Rani istrinya sudah terlelap dari tadi. Ia juga selalu terbayang manisnya bibir sang adik ipar.
Iseng ia membuka ponselnya dan berselancar di dunia maya untuk menghilangkan pikiran tentang Linda yang terus menari - nari di pelupuk matanya.
Hingga tengah malam Ari baru bisa tertidur pulas mengikuti istrinya yang sudah terlelap dari tadi.
Pagi yang cerah,matahari sudah beranjak dari peraduannya. Perlahan merangkak mengantikan tiga bulan menyinari bumi.
Seorang gadis menggeliat dibalik selimutnya,matanya yang masih berat untuk di buka sebisa mungkin ia usahakan terbuka. Jam dinding sudah menunjukkan angka lima tiga puluh yang berarti gadis itu terlambat bangun. Biasanya saat azan subuh ia sudah bangun dan berkutat di dapur menyiapkan sarapan.
knp jadi dendam ke ari?
malah lbh jahat rani, tega sama adiknya sendiri