Bercerita tentang seorang anak yang bernama mugi yang terlahir sebagai rakyat jelata dan menjadi seseorang penyihir hebat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muchlis sahaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sebuah pertempuran.
Kenkiryu, Masayuki, dan Mila bertatapan dengan Keter. Keter memandangi mereka bertiga dengan tatapan tajam yang menusuk, seperti mata elang yang mengintai mangsanya. Kenkiryu, takjub dan penasaran, berkata, "Wah, inikah seorang yang dikatakan begitu hebat yang berhasil menghancurkan Sekolah Sihir Sendai Tatsuno?"
Masayuki, dengan nada meremehkan, menyela, "Kau harus tahu, tuan, Sekolah Sihir Sendai Tatsuno itu begitu lemah. Andaikan dia menyerang induk Sekolah Sihir, sudah dipastikan dia yang akan tamat." Masayuki mengeluarkan sebuah artefak pedang es, bersinar dingin di bawah cahaya Bulan Merah. Dia tersenyum sinis kepada Keter, "Kenapa Keter? Apa kau mengingat kejadian saat tubuh tertusuk olehku? Atau kau takut untuk bertarung melawan ku?"
Keter hanya memasang wajah tanpa ekspresi, tatapannya kosong dan dingin. Dia tertawa panjang, tawa yang menggema dan dingin, membuat Mila berang. Tanpa basa-basi, dia menciptakan sebuah pedang sihir dan menyerang Keter dengan kecepatan kilat. Keter dengan mudah menangkis serangan tersebut, "Masayuki, jika kau hanya mengintimidasi diriku, kau tidak akan bisa mengalahkan ku. Jika kau mau mengalahkan ku, maka maju lah dan serang aku."
Masayuki, tertantang, langsung menyerang Keter. Keter melompat mundur untuk menghindari serangan tersebut. Masayuki melancarkan serangan kedua, lebih kuat dari sebelumnya. Keter menahan serangan itu, namun energi sihir di dalam artefak pedang es itu memancarkan aura sihir yang memperkuat tebasan Masayuki, sehingga Keter terhempas jauh dan menabrak dinding bukit. Debu beterbangan, batu-batu kecil berjatuhan.
Masayuki, dengan nada sombong, berkata, "Kau lihat itu Keter?"
Keter tidak menjawab, hanya berdiam diri. Masayuki memperkuat pedangnya dengan aura sihir dan menyerang Keter lagi. Keter tersenyum, menahan serangan itu dengan mudahnya. Masayuki terkejut, begitu juga Kenkiryu. "Hebat, dia mengalirkan energi sihirnya ke dalam pedangnya," ujar Kenkiryu, takjub, "sehingga pedangnya itu bagaikan sebuah artefak yang memiliki energi sihir tersendiri."
Keter berkata kepada Masayuki, "Ah kau ini, memang memiliki potensi, Masayuki."
Masayuki hanya memasang ekspresi kesal. Mila pun ikut menyerang Keter. Keter menciptakan pedang sihir dan menahan serangan Mila. Dia tersenyum, dan mereka bertiga pun saling bertukar serangan satu sama lain. Percikan api dan kilatan cahaya memenuhi udara, menciptakan tontonan yang menakutkan.
Di Desa Sendai:
Nina menemui Mely yang sedang bersedih. "Ada apa Mely? Kenapa engkau bersedih seperti ini?"
Mely memegang tangan Nina, matanya berkaca-kaca, "Nina, pagi besok, aku akan menikah bersama Gettan."
Nina terkejut, "Sungguh kau akan menikah!? Aku begitu senang."
Mely meneteskan air mata, "Aku tidak mau menikah dengan dirinya Nina, akan tetapi dia memaksa. Jika tidak, Desa Sendai akan dihancurkan. Dia sudah memasang bom di beberapa tempat di Sendai, akan tetapi aku tidak tahu di mana saja."
Nina terdiam, "Aku akan menemui Tuan Keter, Mely. Kau tenang saja, kau akan baik-baik saja."
Mely, lega, menjawab, "Sungguh?"
Nina melihat ke arah Bulan dari jendela Mely, "Tentu saja. Aku akan memerintahkan beberapa anggota Black Number untuk mencari titik bom itu. Dan sepertinya sesuatu akan terjadi malam ini."
Kembali ke Pertempuran:
Masayuki menciptakan sekumpulan pedang es dan mengarahkannya kepada Keter. Keter menghancurkan pedang-pedang itu dengan mudah, sembari menghindari serangan Mila. Dia tertawa, "Ayo lah berikan aku hal yang lebih menarik lagi!"
Mila menciptakan sebuah bola sihir dan melancarkan sinar sihir yang mengarah kepada Keter. Keter menahan serangan laser itu dengan pedangnya, sedikit terdorong mundur karena serangan tersebut.
Masayuki bergerak cepat ke arah belakang Keter, "Kau terlalu percaya diri dengan kekuatanmu, dasar pria bodoh. Kau harus mengetahui batasan-batasan dalam dirimu." Masayuki melancarkan tebasan kepada Keter. Keter menghilang, menghindari serangan tersebut. Sinar laser dari Mila mengenai pedang artefak Masayuki, membekukan sinar laser itu.
Keter berdiri tegak di belakang Masayuki, "Kalau begitu, tunjukkan padaku di mana batasan dalam diriku?"
Masayuki terkejut melihat Keter tiba-tiba berada di belakangnya. Saat Masayuki ingin menghadap Keter, Keter menebas tangan kanannya dengan cepat. Masayuki tersungkur, memegang tangannya yang berdarah. Mila berteriak, "Kakak!!!"
Mila menatap Keter dengan tajam, bergerak cepat untuk menyerang, "Keter!!!, kau!!!"
Keter tidak bergerak. Saat Mila hampir mencapai Keter, seseorang menendang wajahnya, membuat Mila terpental jauh. Sosok itu adalah Oneal, mengenakan jubah hitam dan topeng. Keter berkata kepada Oneal, "Jadi kau ya Oneal. Baiklah, wanita itu aku serahkan padamu."
Oneal berjalan menuju Mila, "Serahkan padaku tuan."
Keter melihat ke arah Masayuki yang terduduk, "Jika kau sekuat ini, kenapa engkau merahasiakan identitasmu?"
Keter memegang kepala Masayuki, "Kami adalah Black Number, yang bergerak dari balik bayangan, untuk memburu." Tubuh Keter memancarkan aura sihir yang kuat, "Sekarang kau sudah sadar bukan, Masayuki? Ini adalah buah dari bibit yang engkau tanam. Sekarang rasakan nikmatnya."
Masayuki semakin gemetar karena rasa takut. Keter mengucapkan mantera sihir, "Ryu!" Seketika itu, sebuah naga sihir tercipta dan memakan tubuh Masayuki, dari leher hingga tubuhnya. Yang tersisa hanya kepala Masayuki yang dipegang oleh Keter. Keter berkata, "Permainan sudah selesai Masayuki."
Keter berjalan mendekati Kenkiryu, memegang kepala Masayuki. Kenkiryu tersenyum melihat Keter.
Di sisi lain:
Oneal berjalan menuju Mila. Mila berdiri kembali, kesal. Dia tidak tahu bahwa lawannya adalah Oneal. Mila melompat dan memutar tubuhnya di udara, "Senang bertemu denganmu tuan bertopeng, dan selamat tinggal." Mila menciptakan pedang sihir dan melancarkan tebasan. Oneal dengan cepat menciptakan benang sihir dan menahan tebasan Mila.
Mila melompat mundur untuk menghindari benang-benang itu, "Benang-benang itu!? Dia menyerang dengan bertubi-tubi. Dia menciptakan benang tipis yang benar-benar bisa memotong."
Oneal berkata kepada Mila, "Kau bisa menghindari serangan ku? Yah, aku tidak heran lagi, karena memang kau juga termasuk yang terkuat." Oneal melancarkan serangan benang sihir kepada Mila. Mila terkejut dan dengan gegabah menahan serangan tersebut. Mereka pun saling bertukar serangan.
Mereka bertarung dengan kecepatan yang luar biasa, sembari bertukar serangan Mila berkata, "Cara bergerak nya, jarak jangkauan nya, semua nya begitu efektif, disini dia memiliki keuntungan yang besar dalam pertarungan, kelincahan tehnik ini sangat menyusahkan. "
Mila sedikit lengah dalam menahan dan menghindari benang-benang itu, dan seketika benang mengarah ke pipi Mila. Mila sedikit terkejut dan langsung melompat mundur, pipi Mila mengeluarkan sedikit darah. "Si-sial," desis Mila.
Oneal hanya tersenyum saja.