Setelah sekian lama dipertemukan kembali dia insan yang telah lama berpisah, berjalannya kisah mereka diiringi dengan berbagai macam rintangan yang mengharuskan mereka tetap bersama
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
Setelah menempuh perjalanan lumayan jauh akhirnya Jinan sampai di apartemennya dengan membawa beberapa kantong plastik berisikan beberapa camilan untuk Cindy yang mungkin Cindy ingin memakan makanan tersebut selagi penyembuhannya, dan menurutnya jika mood seseorang itu sedang bagus makan penyembuhan suatu penyakit akan cepat jadi dia membeli camilan ini.
Sesampainya di depan pintu, tiba-tiba pintu apartemen Jinan terbuka ternyata itu Gaby dan Zee yang bergegas pulang.
"Ehh bos baru Dateng?" Ucap Zee setelah melihat Jinan yang akan membuka pintu
"Iya nih, kalian mau pulang?" Tanya Jinan setelah melihat Zee dan Gaby
"Iya nan gw ada acara sama nih si Zee katanya mau ke rumahnya" jawab Gaby
"Ok deh makasih yah udah bantuin gw" ucap Jinan berterimakasih pada Zee dan Gaby
"Iya sama-sama bos, ini apa bos banyak banget?" Tanya Zee melihat Jinan membawa sesuatu
"Ini cemilan buat Cindy barangkali pas gw kerja dia bosen jadi gw beliin" jawab Jinan sambil menunjukkan apa yang dia bawa
"Waduh baru gw beliin tadi si bos beliin juga duh gimana yah" batin Zee yang takut dimarahi oleh Jinan
"Zee kok Lo bengong?" Tanya Jinan melihat Zee melamun melihat apa yang Jinan bawa
"Ehh bos gw pulang dulu yah buru-buru" ucap Zee yang buru-buru pergi
"Ehh Zee tunggu, nan gw pamit yah" pamit Gaby pada Jinan kemudian mengejar Zee
"Iya geb hati-hati yah"
"Iya nan, ehh Zee gw pulangnya gimana"
Setelah itu Jinan masuk ke dalam kamar apartemennya dan mendapatkan Cindy sedang duduk di ruang tamu sedang menonton film drama Korea kesukaannya. Melihat itu Jinan menaruhkan bungkusan itu pada dapurnya dan menuju Cindy kemudian duduk tepat disebelahnya.
"Serius amat liatnya" ucap Jinan
"Iya nih lagi seru-serunya" balas Cindy sangat serius menonton
"Ohh seru yah sampe ngga sadar disebelahnya ada siapa" ucap Jinan sambil melipat kedua tangannya di dadanya
"Ehh oppa udah pulang" ucap Cindy yang sadar Jinan sudah pulang dan memeluknya dari samping
"Hehehe baru sadar yah" balas Jinan mencubit pipi Cindy
"Maaf nan aku lagi seru nontonnya, soalnya ini episode baru dan kemaren itu gantung banget" ucap Cindy yang juga ikut mencubit pipi Jinan
"Iya deh gpp, gimana ada yang sakit ngga?" Tanya Jinan setelah melepaskan cubitannya
"Ngga ada nan cuman tapi nyeri dikit pas aku pindah dari kuris roda kesini" jawab Cindy apa yang terjadi selama Jinan bekerja
"Sekarang masih ngga?"
"Udah mendingan nan"
"Alhamdulillah nih aku tadi dikasih obat lagi sama dokter yang kemaren diminum yah" ucap Jinan sambil mengeluarkan obat dari saku celananya
"Iya nan tapi aku belum makan" ucap Cindy menerima obat itu
"Lah kok bisa?" Kaget Jinan yang seharusnya jam segini Cindy sudah waktunya makan
"Iya nan tadi si Gaby ada acara gitu terus si Zee mau pulang ke rumahnya katanya ada mamahnya aku baru sampe" jawab Cindy kenapa dirinya belum makan
"Hahh mamah kamu kesini?" Jinan kembali kaget setelah mendengar mamahnya Cindy akan datang
"Iya nan itu si Zee ngasih tau aku kayak gini" jawab Cindy sambil memanyunkan bibirnya
"Waduh gimana yah nanti kamu dilarang lagi gimana" ucap Jinan yang bingung mencari alasan apa
"Nah itu aku juga lagi pikirin"
Tiba-tiba Jinan mendapatkan ide, "Gini aja deh kamu ikutin rencananya aku aja ya"
"Emang apa nan?"
"Sini aku bisikin"
Jinan mendekatkan bibirnya pada telinga Cindy kemudian dia membisikkan rencananya agar mamahnya Cindy tidak melarang Cindy kembali.
"Kamu yakin itu berhasil?" Tanya Cindy apakah rencananya akan berhasil
"Aku ngga tau sih itu berhasil apa ngga ke mamah kamu tapi kalo kita ngga coba juga ngga tau hasilnya" jawab Jinan meyakinkan Cindy
"Iya sih aku juga ngga ada ide, jadi pake ide kamu aja deh" ucap Cindy yang memilih menggunakan ide dari Jinan
"Ok, mamah kamu kapan kesini?" Tanya Jinan kapan mamahnya akan datang
"Ngga tau ini nanti si Zee mau ngabarin"
"Bagus deh jadi kita bisa siap-siap"
"Iya nan"
"Oh iya kamu mau makan apa Cind?" Tanya Jinan menawarkan ingin makan apa
"Apa aja deh aku lagi bingung mau makan apa" jawab Cindy yang bingung ingin makan apa siang ini
"Hmmm kemaren kita baru belanja, gimana kalo semur daging?" Usul Jinan
"Emang kamu bisa bikinnya?" Tanya Cindy yang kurang yakin Jinan bisa membuatnya
"Lah itu sama aja kayak bikin teriyaki cuman beda bumbu aja" jawab Jinan
"Ya udah deh kalo kamu bisa aku nurut aja" ucap Cindy yang mengikuti apa Jinan saja
"Ok ditunggu yah nyonya Kim" ucap Jinan sambil mengecup pipi Cindy
"Apaan sih belum resmi yah" malu Cindy setelah ucapan Jinan itu
"Kan sebentar lagi" ucap Jinan tersenyum manis pada Cindy
"Dan sana bikin, yang enak yah" usir Cindy
"Siap laksanakan"
Kemudian Jinan beranjak dari duduknya menuju dapur kembali untuk memasak untuk Cindy dan juga dia membereskan belanjanya, pada saat Jinan membuka lemari di dapurnya dia melihat sudah ada beberapa camilan disana cukup banyak.
Dalam hati Jinan curiga kenapa di lemarinya itu ada banyak camilan disana apakah dari seseorang atau dari Zee yang membawakannya, namun dia tidak memikirkan itu kemudian membereskan belanjanya dan melanjutkan niat memasaknya.
Setelah memasak beberapa masakan termasuk semur daging, Jinan kembali menuju Cindy dan dia mendapati Cindy tertidur di Sofanya dengan posisi kurang nyaman.
Jinan menghampiri Cindy dan merebahkan tubuh Cindy pada pahanya sebagai bantal agar Cindy dapat tidur dengan nyaman. Saat itu juga Jinan mengelus dan membelai lembut wajah Cindy yang sangat dia cintai itu.
"Semoga mamah aku setuju dengan hubungan kita yah Cind, aku khawatir mamah masih jodohin aku kayak dulu yang jujur aku ngga suka" batin Jinan melihat wajah kekasihnya yang sedang tertidur
Sesaat sedang mengelus pipi Cindy, handphonenya berdering dan menampilkan nama dari seseorang yang dia kenal kemudian dia mengangkat telpon itu.
...(Author bold yah untuk percakapan bahasa Korea)...
"Assalamu'alaikum Halo kak"
^^^"Walaikumsalam Tumben nelpon masih anggap gw kakak"^^^
"Ya Allah kak gitu banget sih sama adek yang cantik ini"
^^^"Ya udah mau apa?"^^^
"Lagi di rumah kak?"
^^^"Kenapa emang nanyain gw di rumah apa ngga"^^^
"Gw udah di Indonesia"
^^^"Hahh"^^^
"Kenapa kak kaget gitu"
^^^"Lo udah di Indonesia?"^^^
"Iya kak ini lagi nunggu taksi online"
^^^"Kenapa Lo ngga bilang sih"^^^
"Hehehe sesekali kak"
^^^"Jangan ke rumah gw, Lo di hotel aja"^^^
"Lah kenapa kak?"
^^^"Udah nurut aja kalo ngga gw bikin sengsara hidup loh"^^^
"Ya Allah kak kenapa sih sampe segitunya, hayoo kakak habis ngapain"
^^^"Udah nurut aja"^^^
"Iya deh iya"
^^^"Awas yah kalo Lo ke rumah"^^^
"Dih gitu banget sih"
^^^"Ehh ngelawan"^^^
"Iya kak iya"
Tanpa sengaja Jinan menutup telponnya cukup kasar karena dia kesal dengan kedatangan adiknya itu, sebenarnya Jinan senang dengan itu namun situasi yang tidak tepat apalagi Cindy sedang seperti ini dan dia tau kedatangan adiknya itu memiliki maksud lain selain rindu dengannya.
Dengan Jinan menutup telponnya dengan kasar membuat Cindy terbangun dari tidurnya.
"Ehh udah bangun sayang?" Ucap Jinan melihat Cindy terbangun
"Udah nan, kok kasar banget nutup telponnya" jawab Cindy dan menanyakan kenapa Jinan menutup telponnya begitu kasar
"Iya nih penipu ngeselin padahal aku belum punya anak katanya anaknya aku di tahan di polres apa coba" bohong Jinan
"Yah gitu lah penipuan nan, oh iya udah selesai masaknya?" Tanya Cindy apakah Jinan sudah menyelesaikan masaknya
"Udah Cind itu di meja makan, mau makan disini atau di meja makan?" Tawar Jinan
"Disini aja deh aku masih agak ngantuk" jawab Cindy sambil menguap
"Ya udah aku ambilin yah, jangan tidur lagi"
"Iya ya"
Kemudian Jinan berlalu menuju meja makan untuk mengambilkan makanan dan minuman untuk Cindy, selagi Jinan sedang mengambilkan makanan Cindy penasaran kenapa Jinan menutup telponnya cukup kasar dan dia melihat handphone Jinan yang tergeletak disana.
Sesaat dia sedang melihat chat dan kontak di handphone Jinan, dia melihat ada nama yang dia tidak tahu artinya apa karena itu menggunakan bahasa Korea dan baru saja menelpon Jinan.
"Siapa dia kok nelpon Jinan? Ngga mungkin penipuan, masa penipu pake bahasa Korea atau disana juga ada kayak di Indonesia?" Batin Cindy yang curiga siapa yang menelepon Jinan barusan
Saat Cindy sedang berpikir siapa yang menelpon Jinan, Jinan kembali menuju ruang tamu membawakan makanan dan minuman untuk mereka berdua. Dan saat sampai di ruang tamu Jinan melihat Cindy sedang memainkan handphone dan itu wajar untuk Jinan karena memang Cindy suka memainkan handphonenya.
Namun pada saat dia mengintip Cindy sedang membuka kontak handphonenya, dia langsung mengambil handphonenya dan menyembunyikannya di balik tubuhnya, dan itu membuat Cindy curiga siapa yang Jinan hubungi barusan.
"Nan itu siapa?" Tanya Cindy to the point
"Siapa Cind?" Tanya balik Jinan
"Itu yang kamu telpon barusan"
"Kan aku udah bilang penipu" bohong Jinan kembali
"Jangan boong, aku liat tadi pake tulisan Korea" ucap Cindy memasang wajah curiga
"Mungkin penipunya dari Korea"
"Mana ada kayak gitu, jujur siapa tadi kalo ngga aku marah" ucap Cindy sambil menunjuk ke wajah Jinan dan itu membuat Jinan ketakutan
"Iya deh iya, dia adik aku dia baru sampe di Indo terus ngabarin aku" akhirnya Jinan mengalah dan jujur pada Cindy
"Hahh adik kamu? Kok kamu ngga bilang" kaget Cindy
"Aku juga ngga tau tiba-tiba udah disini aja" jawab Jinan yang ngga tau juga
"Terus kenapa kamu nutup telponnya kasar gitu?" Tanya Cindy ada hal apa adik Jinan itu menelpon
"Dia mau kesini dan aku larang" jawab jujur Jinan kembali
"Lah kenapa? kesini aja kali sekalian aku mau kenalan sama dia" ucap Cindy membiarkan adiknya Jinan kesini
"Jangan deh Cind nanti aja, aku tau dia ada maksud lain" balas Jinan yang tahu adiknya memiliki niat lain
"Maksud lain?" Bingung Cindy
"Nanti deh aku ceritain, sekarang kita makan yah" jawab Jinan yang akan menceritakannya nanti
"Iya deh tapi cerita yah, awas kalo ngga"
"Iya sayang iya"
Akhirnya mereka makan bersama dan juga diselingi dengan merek bercerita selama seharian ini, setelah itu Jinan menceritakan tentang adiknya itu dan juga apa yang Jinan maksud dengan ada alasan lain adiknya itu datang ke Indonesia.
"Jadi gitu sayang"
"Kok aku ngerasanya ngga enak yah nan" ucap Cindy yang merasakan hal yang tidak enak
"Kenapa sayang?" Tanya Jinan
"Cinta kita itu persis sama kayak di drama yang aku tonton nan" jawab Cindy mengkhawatirkan nasib percintaan mereka
"Kamu tenang aja kita usahain biar mamah aku setuju dengan kamu" ucap Jinan memegang bahu Cindy dan menyemangatinya agar memperjuangkan cinta mereka
"Beneran nan?" Tanya Cindy yang takut
"Iya sayang, kamu itu wanita yang aku tunggu selama ini Cindy" jawab Jinan memeluk Cindy agar ketakutannya hilang
"Aku juga nan tapi aku takut" lirih Cindy masih takut
"Udah kamu tenang aja yah kita sama-sama usaha biar mamah setuju dengan hubungan kita" balas Jinan sambil mengelus punggung Cindy
"Iya nan, oh iya itu adiknya kamu kesini aja" ucap Cindy setelah melepaskan pelukannya
"Ngga ah dia ngeselin" tolak Jinan karena adiknya begitu menyebalkan
"Udah gpp dia cewek kan? jadi bisa bareng sama aku" usul Cindy agar adik Jinan ke rumahnya saja
"Cieee mau ngobrol sama adik ipar hehehe" canda Jinan sambil mengacak-acak rambut Cindy
"Ishh Apaan sih kamu nan rambut aku berantakan nih, kan biar lebih kenal aja" ucap Cindy memanyunkan bibirnya
"Awas loh dia belum lancar bahasa Indonesia" canda Jinan kembali tentang adiknya belum fasih berbahasa Indonesia
"Gpp sekalian aku belajar juga wleee" balas Cindy meledek Jinan sambil menjulurkan lidahnya
"Ehh mulai ngeledek yah" ucap Jinan
"Hehehe gantian dong"
"Iya deh iya, ya sudah aku bilang dulu yah"
Cindy menganggukkan kepalanya kemudian Jinan menghubungi kembali adiknya itu. Setelah itu diangkat oleh adik Jinan dan Cindy mendengarkan apa yang mereka akan bicarakan.
"Halo kenapa lagi kak?"
^^^"Lo boleh kesini"^^^
"Serius kak?"
^^^"Iya tapi Lo jangan kaget"^^^
"Lah kaget kenapa? Rumah Lo bukan yang dulu?"
^^^"Enak aja masih tapi nanti deh Lo tau sendiri"^^^
"Iya deh makasih ya kakakku yang ganteng"
^^^"Apaan sih geli gw denger itu dari Lo"^^^
"Iya deh iya gw bilang dulu sama taksinya"
^^^"Hm"^^^
Jinan langsung menutup telponnya dan kembali menuju Cindy, dan dia kaget ternya Cindy menguping pembicaraan mereka berdua namun dengan wajah bingung
"Nan kamu tadi ngobrol sama adik kamu?" Tanya Cindy setelah mendengarkan pembicaraan Jinan dan adiknya
"Iya sayang"
"Kamu sama dia itu paling sering komunikasi pake bahasa Korea atau Indonesia?" Tanya kembali Cindy yang memastikan
"Bebas sih suka-suka aku sama dia tapi sih dominan Korea"
"Waduh gimana yah nanti" ucap Cindy mulai kebingungan akan mengobrol apa
"Udah dia bisa kok cuman masih sedikit-sedikit aja"
"Iya deh"
"Sekarang kamu mau ngapain sayang?" Tanya Jinan apa yang akan mereka lakukan sekarang
"Hmmm enaknya ngapain yah"
"Gimana kalo kita main game aja, kamu kayaknya bosen banget" usul Jinan
"Iya nih kamar kamu monoton banget bosen liatnya" ucap jujur Cindy pada suasana kamar apartemen Jinan
"Hehehe iya sayang nanti aku ubah, ya udah kamu mau main game apa?" Tanya Jinan pada Cindy ingin memainkan game apa
"Ehh itu PS yah nan?" Tanya Cindy melihat sesuatu di bawah TV nya
"Iya, mau main PS?" Tanya Jinan apakah Cindy ingin memainkan PS nya
"Boleh deh aku udah lama ngga main itu"
"Ok deh sambil nunggu adiknya aku yah"
"Iya nan"
Jinan beranjak dari duduknya untuk menyalakan PS nya dan juga mengambilkan 2 kontroler untuk mereka berdua.
*
Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga, adik Jinan tadi menghubunginya ternyata sudah sampai di bawah apartemen mereka. Mendengar itu sontak Cindy kaget dan berusaha siap-siap karena dia akan bertemu dengan calon adik iparnya, namun Jinan menahannya karena jika Cindy memaksa untuk banyak bergerak penyembuhan kakinya akan lama.
"Kamu tenang aja yah disini jangan banyak gerak" ucap Jinan agar Cindy tidak usah banyak gerak
"Tapi kan adik kamu udah disini" balas Cindy yang tidak enak melihat penampilannya sekarang
"Iya aku tau kamu mau siap-siap biar kamu baik di depan adik aku tapi dengan kondisi kamu kayak gini jangan dipaksain yah" ucap Jinan tersenyum manis pada Cindy
"Tapi nan..." Cindy ingin mengucapkan sesuatu namun ditahan oleh Jinan
"Hushh udah yah, kamu udah cantik apalagi polosan kayak gini jadi pengin cepet-cepet nikahin kamu" bisik Jinan kemudian mengecup kening Cindy
"Apaan sih, udah sana jemput adik kamu" usir Cindy yang malu mendengar ucapan Jinan tadi
"Cieee malu nih" canda Jinan
"Kamu yah, aku lempar nih" ujar Cindy ingin melempar kontroler yang dia pakai main PS tadi
"Hehehe bercanda kok sayang, aku turun dulu yah"
"Iya nan"
Jinan beranjak dari duduknya kemudian berlalu menuju pintu dan turun untuk menjemput adiknya itu. Setelah sampai di lantai bawah dan juga menuju lobby, Jinan tidak menemukan adiknya itu. Namun dari belakang ada seseorang yang mengagetkannya dan hampir saja orang itu Jinan banting karena dia punya dasar ilmu taekwondo yang sudah dia kuasai sejak kecil, ternyata yang mengagetkannya adalah adiknya.
"Kak ampun jangan dibanting" ucap adik Jinan meminta ampun
"Kamu ngagetin aja, barang-barang lo mana?" Tanya Jinan melihat adiknya tidak membawa apa-apa
"Di hotel"
"Kan udah gw bilang dibawa kesini" ketus Jinan seperti biasa
"Ya kakak baru ngizinin pas gw udah di hotel ya terpaksa" ucap adiknya yang kesal karena kakaknya baru mengijinkan pada saat dia sudah check-in hotel
"Ya deh besok barangnya kamu diambil" usul Jinan
"Tumben ngizinin kak biasanya ogah, hayoo ada apa nih" canda adiknya
"Udah lo diem, mood gw lagi berantakan" ketus Jinan berjalan meninggalkan adiknya menuju lift
"Sih kenapa kak?" Tanya adiknya mengikuti langkah Jinan
"Gara-gara lo Dateng mood gw berantakan" jawab Jinan menatap adiknya begitu menakutkan kemudian masuk ke dalam lift
"Lah biasanya ngga kok kak" balas adiknya yang sudah biasa ditatap oleh kakaknya itu dan ikut masuk juga ke dalam lift
"Pasti lo kesini gara-gara mamah oh ya" ucap Jinan menduga bahwa adiknya kesini atas dasar mamah mereka
"Ngga kok malah gw kabur dari mamah" balas adiknya niatnya menuju Indonesia
"Kabur?" Kaget Jinan
"Iya kak, tau lah mamah kayak gimana"
"Tumben Lo mulai berontak"
"Iya lah cape gw ngikutin kemauan mamah terus apalagi dijodohin sama orang yang ngga jelas" ucap kekesalan adiknya pada perlakuan mamah mereka
"Bukannya yang mamah jodohin Lo sama orang kaya sama partner kerja yah" ucap Jinan yang sudah tau arah pembicaraan mereka
"Iya kak tapi ngga jelas aja gitu, selalu aja pamer kekayaan" keluh adiknya setelah bertemu dengan orang yang ingin mamahnya jodohkan dengan dia
"Iya sih model kayak kamu ngga doyan kayak gitu" ucap Jinan yang tahu selera adiknya
"Sama pas itu kan aku udah jadi direktur tapi tetep aja mamah ya ngatur, ya aku ngga nyaman" keluh adiknya kembali
"Hahh bukannya mamah udah pensiun yah?" Tanya Jinan yang sepengetahuannya mamahnya sudah pensiun
"Ngga tau juga, padahal aku udah ada visi sama misi baru buat kantor ehh mamah ngerusak semua" balas adiknya tentang rencana dia yang ingin mengubah perusahaannya namun dirusak oleh mamah mereka
"Haduhh keluarga kita kenapa yah" kesal Jinan kenapa dia hidup di keluarga seperti ini
"Ya udah kak sekarang kita udah disini sambil mengenang papah juga" ucap adiknya menenangkan Jinan sambil mengenang papah mereka
"Iya sih nanti kita ke makam yah" usul Jinan
"Iya kak"
"Ya udah masuk" ucap Jinan setelah pintu lift terbuka
Kemudian Jinan mengantarkan adiknya itu menuju kamar apartemennya di atas, sedangkan Cindy masih berpikir tentang apa saja yang akan mereka obrolkan saat adiknya Jinan datang dan juga cara menyapa yang baik ala orang Korea.
Beberapa saat kemudian Jinan dan adiknya sampai di kamar apartemen Jinan, adiknya terlihat kebingungan karena di rak sepatu Jinan ada sepasang sepatu yang tidak dia kenali. Dan fakta saja seluruh barang yang ada di kamar apartemen Jinan, adiknya sudah hafal dan juga apa saja yang berada di kulkasnya juga namun kali ini berbeda Jinan tidak pernah membeli sepatu yang dia lihat barusan.
"Kamu kenapa?" Tanya Jinan melihat sepasang sepatu yang dia tidak kenal
"Ini sepatu siapa?" Tanya adiknya kembali
"Nanti aku jelasin sekarang masuk dulu"
"Iya deh"
Mereka masuk ke dalam dan adik Jinan itu terkejut melihat siapa yang sedang ada di ruang tamunya. Sesosok wanita namun dengan kaki di gips membuat adik Jinan itu kaget bukan main.
"Halo" sapa Cindy melihat adik Jinan
"Dia siapa kak?" Bisik adik Jinan pada Jinan yang ada disampingnya
"Lo duduk dulu"
Adiknya itu pun menuruti permintaan Jinan dan duduk namun di kursi yang terpisah dengan Jinan dan Cindy.
"Dia pacar gw" ucap Jinan sambil memegang tangan Cindy
"Hahh pacar kak?" Kaget adik Jinan
"Iya pacar"
"Kakak punya pacar?"
"Iya lah emang gw mau bujangan seumur hidup ya ngga lah" kesal Jinan pada adiknya itu
"Tapi bukannya kakak pas itu pernah bilang mau ketemu sama temennya kakak pas kecil itu" balas adiknya yang pernah dengar Jinan sangat ingin bertemu dengan teman kecilnya
"Ini dia orangnya" balas Jinan yang sekarang merangkul Cindy
"Ya astaghfirullah ternyata ini orangnya kak" ucap adiknya yang kaget
"Lemot amat mikirnya, kan gw pernah bilang dulu gw punya temen kecil dan nanti mau gw nikahin" ejek Jinan karena adiknya sering lupa
"Hehehe maaf kak lupa"
"Lo mah lupa terus dipikiran Lo isinya apa sih"
"Kerjaan lah sih apa lagi"
"Iya deh iya, sana kenalan" pinta Jinan agar berkenalan dengan Cindy
"Oh iya, halo aku Kim Ji Hye atau Ayana moon" sapa adik Jinan masih menggunakan bahas Korea
...
...
"Dia ngomong apa nan?" Bisik Cindy yang tidak mengetahui apa yang adik Jinan katakan
"Dia mau kenalan" jawab Jinan
"Ohh, aku Cindy Hapsari panggil aja Cindy atau Cinhap" sapa Cindy sambil bersalaman dengan Ayana
"Ohh iya maaf kamu ngga bisa bahasa Korea yah" balas Ayana namun menggunakan bahasa Indonesia
"Gpp kok cuman tau dikit-dikit dari Drakor"
"Iya ya"
Adik Jinan bernama Kim Ji Hye atau Ayana moon, dia adalah seorang model muslim di Korea namun dia dipaksa oleh mamah mereka untuk menjadi direktur perusahaannya jadi untuk sementara Ji Hye ini menunda acara fashion show nya dan beralih profesi sebagai direktur.
"Kamu udah makan?" Tanya Jinan kembali menggunakan bahasa korea
"Belum kak, laper nih daritadi di pesawat makanannya kurang enak" jawab Ayana
"Tumben biasanya doyan"
"Kali ini naik pesawatnya bukan yang biasa jadi kurang enak makanannya"
"Ya udah deh mumpung kakak lagi ada mood buat masak, kakak masakin" ucap Jinan yang ingin memasak
"Wihh makasih yah kak, aku mau ngobrol sama kakak ipar dulu" balas Ayana yang ingin mengobrol dengan Cindy
"Awas yah ngomongin yang nggak-nggak" ancam Jinan
"Tenang aja kak"
Jinan berlalu menuju dapur untuk menyiapkan makanan untuk adiknya dan juga camilan untuk Cindy juga agar mereka dapat makan bersama.
...***...
Alhamdulillah akhirnya bisa update lagi nich, maaf yah sebelumnya updatenya lama soalnya ada beberapa kerjaan yang harus dikerjakan dan juga author habis putus cinta...
Alhamdulillah sekarang bisa update lagi nich, makasih ya buat kalian yang masih nunggu cerita dari author kalian luar biasa..
Semoga kalian sehat semua yah dan jangan lupa jaga kesehatan juga, dan semoga kalian suka part kali ini dan jangan lupa untuk vote, komentar, dan share ya...
Thanks for reading...
...
...