Pertemuan tanpa sengaja menjadi bibit cinta tumbuh dibumbui oleh perjalanan karakter yang penuh rintangan serta persahabatan antar karakter yang membuat kisah mereka lebih berwarna
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
Keesokan harinya Shani berencana untuk mengatakan tentang dirinya dipanggil oleh direktur untuk membahas tentang komiknya itu pada Vino.
Namun pada saat dia ingin mengatakannya, Vino sudah berangkat bekerja karena sebelumnya dia bilang akan berangkat pagi karena ada beberapa bahan yang kurang jadi dia harus mencari bahan itu atau mengubah desainnya.
Dan itu membuat Shani takut jika dia pergi tanpa mengatakannya pada Vino dia akan marah padanya, setelah beberapa menit memikirkan Shani memutuskan untuk pergi saja karena waktunya adalah besok dan jika dia baru bilang sekarang maka jam itu juga dia harus berangkat ke bandara.
Shani menyiapkan barang-barangnya dan juga memesan tiket pesawat untuknya. Setelah itu dia menghubungi Gracia untuk bersiap menjemputnya jika sudah sampai di bandara Soetta.
*
Saat siang menjelang sore, Shani sudah siap dengan barang-barang untuk pergi menuju Jakarta kembali dan pada saat di depan pintu Kinan dan Veranda baru saja pulang kerja dan itu mengagetkan Shani.
"Astaghfirullah ci ngagetin mamah aja" kaget Veranda yang melihat Shani di depan pintu
"Loh papah sama mamah udah pulang?" Tanya Shani yang melihat Kinan dan Veranda baru saja pulang
"Kalo mamah udah sayang, ngga tau papah tiba-tiba jemput mamah" jawab Veranda
"Loh kamu mau kemana?" Tanya Veranda melihat Shani sudah rapi dan membawa tas cukup besar
"Aku mau ke Jakarta lagi mah soalnya direktur manggil aku" jawab Shani tentang kepergiannya ini
"Terus kamu udah ijin Vino belum?" Tanya Veranda apakah Shani sudah ijin pada Vino
Shani menggelengkan kepalanya, "Belum mah"
"Bilang dulu nanti dia cariin kamu gimana" saran Veranda
"Tadinya mau bilang mah tapi Vino nya udah berangkat kerja dulu" balas Shani memasang wajah cemberutnya karena Vino sangat sibuk beberapa hari ini
"Ada apa ini kok ngobrol di depan pintu?" Tanya Kinan yang baru saja masuk
"Ini pah Cici mau ke Jakarta" jawab Veranda
"Ya terus"
"Dia belum bilang Vino" lanjut Veranda
"Coba kamu chat vino yah tentang ini takutnya dia nyariin kamu" saran Kinan pada Shani
"Maunya gitu pah tapi takut kak vino lagi sibuk terus ngga baca chatnya aku" balas Shani yang takut Vino tidak membaca pesannya
"Udah gpp chat aja pasti dia baca kok" pinta Kinan agar Shani memberi pesan pada Vino
"Ya udah aku chat dulu yah pah"
Shani mengeluarkan handphonenya dan memberi pesan pada Vino tentang kepergiannya menuju Jakarta.
"Iya ci sini papah anter kamu ke bandara yah" tawar Kinan
"Ehh ngga usah pah aku udah pesen taksi tadi" tolak Shani yang memang sudah memesan taksi online
"Udah gpp sekalian aja mumpung papah belum ganti baju"
"Iya deh pah" dengan terpaksa Shani mengiyakan
Shani menuruti perkataan dengan membatalkan pesanan taksi onlinenya dan Shani bersama dengan Kinan melaju menuju bandara untuk mengantarkan dirinya.

*
Tepat tengah malam vino baru saja pulang dengan kondisi sangat lelah karena proyeknya yang tak diduga mengalami perubahan jadi dia harus mengulang beberapa desain agar proyeknya kembali berjalan.
Setelah sampai di rumah Shani tampak sudah sepi karena memang sudah malem dan mereka sudah istirahat, pada saat Vino memasuki kamar Shani dia tidak melihat Shani disana dan dipikiran Vino mungkin dia sedang di kamar mandi.
Dia merebahkan tubuhnya sejenak agar kembali merasakan tubuhnya yang kaku setelah duduk berjam-jam mengerjakan desain proyek itu, namun setelah menunggu beberapa menit Shani tidak kunjung kembali ke kamar dan itu membuat Vino bingung. Vino mengambil alat-alat mandi sekalian dia akan mandi dan pada saat dia di depan pinta kamar mandi dia tidak menemukannya.
Vino kembali kebingungan kemana Shani pergi dan dia tidak memberikan dia kabar, setelah itu dia memutuskan untuk membersihkan dirinya dan beristirahat.
*
Keesokan harinya Vino bangun cukup siang karena memang dia tidur cukup malam dan hari ini dia tidak menuju tempat proyek karena hari ini libur dirinya esok harinya dia masuk kembali.
Setelah bangun dia tidak menemukan Shani kembali ke kasurnya dan itu membuat Vino sedikit khawatir. Vino mengambil handphonenya untuk menghubungi Shani dan pada saat dia melihat chat dari Shani dia kaget ternyata Shani kembali menuju Jakarta tanpa memberitahu dirinya dan itu membuat Vino cukup kesal.
Kemudian Vino ingin menelpon Shani untuk memastikan benarkah dia menuju Jakarta atau membohongi dirinya, namun Shani tidak menjawab telpon dan itu membuat Vino bertambah khawatir. Dan Vino memutuskan untuk menghubungi sahabatnya Okta untuk mencari keberadaan Shani sekarang.
"Assalamu'alaikum ta"
"Walaikumsalam Napa Lo gugup banget"
"Lo bisa bantu gw ngga?"
"Kenapa tumben lo?"
"Gw mau nyari orang"
"Hahh ngapain?"
"Udah Lo cari aja nanti gw kirim fotonya yah"
"Iya ya, kenapa Lo ngga hubungi polisi aja Lo?"
"Dia bukan ilang tapi gw khawatir kalo memang ilang baru kita hubungi polisi"
"Iya deh iya kirim aja nanti gw cariin"
"Ok makasih ta kalo ada kabar langsung hubungi gw ya"
"Tenang aja seperti biasa"
"Ok ta sekali lagi makasih ya"
"Iya sama-sama"
Vino kemudian menutup telponnya dan mengirim foto Shani pada Okta. Setelah itu dia keluar dari kamar Shani untuk membersihkan dirinya dan juga sarapan sendirian di rumah Shani karena Kinan, Veranda, dan Khrisna sudah pergi bekerja.
*
Okta akhirnya mendapatkan foto dari Vino yang membuatnya berpikir sejenak setelah melihat foto Shani.

"Keknya gw pernah liat ini orang tapi dimana yah" batin Okta memperhatikan foto itu
Setelah berpikir dia mendapatkan pesan dari Gracia yang mengirimnya foto dirinya bersama Shani untuk memberi kabar pada Okta, dan pada saat dia melihat foto kekasihnya dia baru ingat foto yang dikirimkan Vino adalah foto sahabat kekasihnya yaitu Shani yang sebelumnya Gracia meminta izin pada Okta untuk menjemput sahabat itu dan ternyata Shani.

"Ya Allah diakan sahabatnya Gracia, kenapa gw bisa lupa yah" batin Okta setelah mengetahui siapa yang ada di gambar itu
Okta mengirimkan pesan kembali pada Vino dan kebetulan dia sudah berada di rumahnya, Okta bergegas menuju ke kos Gracia yang terbilang lumayan jauh dari rumahnya namun Okta tidak mempedulikan itu yang sekarang dia pedulikan adalah masalah sahabatnya itu.
*
Sesampainya di depan kos Gracia, Okta menghubungi Gracia untuk keluar menemui dirinya yang berada di depan. Namun pada saat dia sudah menghubungi Gracia, dia melihat Gracia baru saja pulang dari entah membeli sarapan karena dia membawa bungkusan. Melihat itu Okta memanggil Gracia untuk masuk ke dalam mobilnya.
"Kamu kok kesini kenapa? Tumben ngga ngabarin kalo mau kesini" Tanya Gracia sudah memasuki mobil Okta

"Hehehe maaf ya kalo aku ngga ngabarin, ini aku dapet pesen dari sahabatnya aku yang pernah aku ceritain itu loh, masih inget ngga?" Jawab Okta menjelaskan kenapa dirinya menghampiri Gracia
"Yang kayak es batu itu bukan?"
"Iya betul wih pacarku ngga lemot lagi nih hehehe" canda Okta mengelus kepala Gracia
"Enak aja aku cepet yah responnya tapi kadang emang lemot sih hehehe" balas Gracia dengan senyuman manisnya
"Iya ya gpp kok, ini dia ngirim foto orang untuk dicarikan. Bener ngga ini sahabatnya kamu?" Tanya Okta menunjukkan foto Shani pada Gracia
Gracia menganggukkan kepalanya, "Iya ta ini Shani sahabatnya aku, kenapa emang?"
"Ngga tau juga, aku tiba-tiba ditelpon sama dia disuruh nyari Shani itu" jawab Okta memasukan handphone di kantong celananya
"Jangan-jangan dia nyariin lagi"
"Maksudnya?"
"Iya Shani cerita pas aku jemput tadi sore katanya dia mau ijin ke pacarnya tapi dianya sibuk jadi Shani ngirim chat ke dia ngga tau dibales apa ngga" ucap Gracia menjelaskan kenapa dia tau Vino sedang mencari Shani
"Mungkin dia baru liat kali, ini baru tau Shani ngga ada disana" balas Okta
"Mungkin sih, terus sekarang gimana?" Tanya Gracia langkah mereka selanjutnya
"Kita ketemu dia bisa ngga?" Tanya Okta untuk bertemu dengan Shani
"Boleh aja sih tapi tempatnya lumayan jauh" jawab Gracia sebelumnya mengantarkan Shani menuju tempat barunya
"Iya sayang gpp kan kita pake mobil jadi ngga cape" balas Okta
Gracia menganggukkan kepalanya, "Iya deh tapi aku mau ganti baju dulu masa pake ginian"
"Udah gpp emang kita mau kemana aja" tolak Okta yang ingin menuju ke tempat Shani
"Tapi ta..."
"Udah gpp kamu tetep cantik kok pake apapun" balas Okta yang memang Gracia memakai pakaian apapun tetap cantik
"Masa?"
"Iya dong masa ngga percaya sama pacar sendiri sih" ucap Okta mengacak-acak rambut Gracia
"Ihhh Ota rambut aku berantakan" elak Gracia memanyunkan bibirnya
"Hehehe maaf kamu ngegemesin banget sih jadi aku gemes" balas Okta mencubit pipi tembem Gracia
"Iya ya, ya udah yuk"
"Siap laksanakan"
Akhirnya mereka berdua melaju menuju ke tempat baru Shani yang tidak diketahui oleh Gracia itu adalah rumah Vino yang sebelumnya Vino menawarkan rumahnya untuk Shani tempatkan karena kos Shani yang sebelumnya sedikit ada masalah jadi Vino membolehkan Shani untuk tinggal di rumahnya.
Selama perjalanan Okta baru menyadari dia melihat jalan yang tidak asing baginya dan menyadari itu Gracia melihat Okta sedikit kebingungan dengan wajah Okta seperti kebingungan.
"Ta kamu kenapa kok mukanya kayak gitu?" Tanya Gracia melihat wajah Okta seperti memikirkan sesuatu
"Kamu bener ngasih jalannya gre?" Tanya Okta memastikan jalan yang mereka lalui pada Gracia
"Bener kok baru aja aku nganter dia masa lupa" jawab Gracia yang masih mengingat jalan itu
"Ini jalan ke rumah sahabatnya aku, masa disini ada kos" balas Okta yang mengingat jalan yang mereka lewati sekarang adalah menuju ke rumah Vino
"Aku juga ngga tau ta, pas aku nganter rumahnya emang bagus sih tapi ngga tau itu kosan atau gimana" ucap Gracia yang memang tidak mengetahui rumah Vino itu dimana
"Coba bener ngga tujuan kita kesana, kalo bener..."
"Kenapa ta?"
"Jangan-jangan Shani lagi..."
"Apaan sih ta jangan gitu, dia sahabatnya aku dari SMP aku ngga mau dia kenapa-napa" ucap Gracia mulai panik mendengar ucapan Okta mulai membuatnya takut
"Hehehe gpp kok sayang" canda Okta
"Beneran gpp?"
"Iya gpp kok sahabatnya aku baik tapi emang kayak es batu aja" balas Okta mencubit pipi Gracia
"Hm" ketus Gracia
"Ya Allah gre aku bercanda kok barusan"
"Kamu gitu sih aku bete"
"Iya sayang maaf ya aku bikin bete kamu"
"Huhh"
Mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju tempat Shani berada, sebenarnya Okta sudah memikirkan Gracia mengarahkan menuju ke tempat tinggal Vino karena rumah Vino cukup terpencil dan juga tidak ada kos-kosan disana. Namun Okta mengikuti kata kekasihnya itu karena dia tidak mengetahui apa-apa tentang rumah sahabatnya itu.
***