Cyra Alesha wanita berusia 25 tahun wanita yang berhati baik dan tulus selalu di bully dan di hina karena fisiknya yang berbeda dari yang lain.Semua orang selalu memandang remeh Cyra akan karena fisik yang tak terawat.
Bagaimana kisah Cyra Alesha selanjutnya?
simak ya gess..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16
Pagi harinya.
Cyra bangun lebih awal sarapan pagi sudah terhidang diatas meja makan. Setelah itu Cyra memilih untuk mencuci pakaian dikamar mandi dengan mesin cuci.
Agam dan Dokter Rudi keluar kamar masing-masing sudah dengan pakaian terbaiknya. Mereka berdua menuju meja makan.
Dokter Rudi tersenyum begitu melihat Agam, begitu juga Agam.
"Pagi Gam" Sapa Dokter Rudi duduk di kursinya.
"Pagi Dok" Agam balas menyapa.
Keduanya pun sarapan pagi bersama dalam keheningan, memang kebiasaan mereka seperti itu Dokter Rudi tidak suka jika sedang makan ada yang mengajaknya berbicara.
Cyra selesai dengan cuciannya, ia langsung saja menjemurnya di bagian belakang apartement. Lanjut ke pekerjaan selanjutnya Cyra memilih merapihkan kamar tidur Dokter Rudi dan Asisten Agam.
Sekitar 30 menit Cyra selesai dengan pekerjaannya. Dia menilik meja makan, di sana Dokter Rudi dan Asisten Agam sudah tak ada. Tandanya mereka sudah berangkat ke rumah sakit.
Ini pekerjaan terakhir Cyra, memberesi meja makan dan mencuci piring kotornya.
15 menit kemudian semua cucian Cyra sudah selesai Cyra sudah bisa bernafas lega sekarang.
Cyra mendudukan pantat di kursi meja makan menarik nafas yang sedikit memburu, di kata lelah tentu saja lelah karena mengurus apartemen seluas 1 hektar sendirian. Satu hektar? itu sih perkiraan Cyra saja.
Hehe..!
"Alhamdulilah Ya Alloh, semuanya sudah rapih dan selesai. Aku mau mandi dulu supaya segar dan wangi" Ucap Cyra masuk ke dalam kamarnya dan mandi.
20 menit Cyra baru keluar kamar, ia sudah berganti pakaian sweeter warna maroon dan celana kulot warna hitam pekat. Rambut panjangnya ia biarkan tergerai karena masih basah, barusan Cyra keramas.
Pip pip ! pip pip !
Ponsel Cyra di dalam saku sweteer berdering, ada panggilan masuk. Cyra menerima panggilan itu.
"Assalamualaikum, ada apa Dok?" Sapa Cyra tumben sekali Dokter Rudi menelfonnya.
"Waalaikumsalam, Cyra. Coba lihat di kamar saya. Apakah map warna merah saya tertinggal di atas nakas? Tolong ya Cyra" Suara Dokter Rudi di panggilan.
"Oh, Baik Dok. Saya cek dulu" Cyra segera menuju kamar Dokter Rudi tanpa mematikan panggilan. Lalu mencari map warna merah yang Dokter Rudi maksud.
"Bagaimana Cyra, apa sudah di cek?" Tanya Dokter Rudi setelah lima menit Cyra terdiam.
"Iya Dok, ada di kamar" Jawab Cyra mengambil map itu.
"Bisa tolong antarkan ke rumah sakit sekarang tidak? Saya sedang urgent asisten Agam sedang ada perlu"
"Bisa Dok, saya akan segera ke sana" Cyra menyanggupi.
"Jika sudah sampai kabari saya, atau tidak taruh map merahnya di ruangan saya taruh di atas meja. Ya sudah begitu saja, Assalamualaikum"
"Baik Dok, Waalaikumsalam" Jawab Cyra dan panggilan sudah berakhir.
"Aku pesan taxi online saja" Ucap Cyra memesan taxi online. Menunggu di depan apartement.
Tak lama taxi warna putih berhenti di depannya. "Atas nama Cyra Alesha ?" Tanya supir taxi.
"Benar Pak, antar saya ke rumah sakit ini ya?" Cyra menunjukan alamat rumah sakit di mana dokter Rudi bertugas.
"Baik Mbak"
Cyra segera masuk ke taxi, dan supir taxi melajukan kendaraannya ke alamat tujuan.
25 menit Cyra telah sampai di dpan rumah sakit. Cyra mengulurkan selembar uang merah pada supir taxi.
"Terima kasih Mbak" Sopir taxi menerima uang yang Cyra berikan.
"Sama-sama" Cyra segera masuk ke dalam rumah sakit dengan menghubungi nomor dokter Rudi tapi hingga panggilan berakhir tak ada jawaban sama sekali.
"Langsung ke ruangannya saja deh, seperti apa kata dokter Rudi barusan" Cyra memutuskan, sambil berjalan Cyra memasukan ponsel ke dalam saku sweter.
Cyra melewati beberapa ruang rawat, sekilas Cyra melihat seseorang yang dia kenal lewat kaca yang tidak tertutup. Penasaran, Cyra mengintip sejenak.
"Ya Alloh, Ibu. Kenapa Ibu di dalam sana? Siapa yang sakit?" Batin Cyra cemas.
Terlihat dokter Rudi ada di dalam sana, sedang memeriksa pasien yang Cyra tak tahu siapa. Pasiennya tertutup Ibu yang berdiri dan dokter Rudi yang duduk memeriksanya. Cyra tersadar takut Ibu melihatnya ia langsung pergi menuju ruangan dokter Rudi dan menaruh map merah di atas meja seperti yang dokter Rudi katakan.
"Yang sakit siapa sih? Apa jangan-jangan Hasa?" Gumam Cyra menerka-nerka.
"Tidak, aku harus menunggu sampai dokter Rudi kembali aku akan bertanya padanya" Cyra tak bisa tenang berharap Hasa sehat dan baik-baik saja.
"Bagaimana dok? Anak saya tidak papa kan?" Tanya Mini Ibunya Rendi.
"Tidak papa, sebentar lagi pasien akan terbangun" Dokter Rudi mengemasi alat medisnya.
"Cyra... Cyra..." Lirihnya Rendi mengigau.
Dokter Rudi mengernyit. "Cyra itu siapa Bu? Apakah orang penting dalam hidupnya?" Tanya Dokter Rudi yang mendengar lirihan Rendi.
"Mmm...sebenarnya Cyra adalah istrinya dok, Rendi dan Cyra ada sedikit masalah dan Cyra pergi dari rumah, entah ke mana. Sampai 1 bulan ini anak menantu saya belum juga ketemu padahal sudah berbagai cara Rendi berusaha mencarinya" Jelas Bu Mini menatap sendu wajah Rendi yang pucat.
Rendi belum sadar sejak kemarin namun bibirnya selalu menyerukan nama Cyra-Cyra dan Cyra. Tentu saja sebagai seorang Ibu Mini merasa khawatir.
Dokter Rudi mengangguk paham. "Ya sudah saya tinggal ya Bu, masih ada jadwal lagi"
"Terima kasih, Dok".
Sambil berjalan menuju ruangannya Dokter Rudi menilik jam tangan, di sana tertera pukul 7 pagi.
"Dok, pasien di ruangan 9 mengeluh sakit mata" Seorang perawat mencegat dokter Rudi.
"Baik, saya akan ke sana tapi saya harus mengambil map yang tertinggal dulu" Jawab Dokter Rudi.
"Siap, Dok" Perawat kembali menuju ruang nomor 9. Sedangkan dokter Rudi bergegas ke ruangannya.
"Dokter"
Baru saja buka pintu suara di dalam ruangan mengagetkannya. "Ya Alloh, Cyra kau mengagetkan saya saja"
"Maaf Dok, saya panik dan cemas" Cyra tak dapat sembunyikan kekhawatirannya.
"Apa yang kau cemaskan? Di mana map yang saya minta?"
Cyra mengambil map yang ia taruh di meja. "Ini, Dok"
"Terima kasih" Dokter Rudi menerima map yang Cyra sodorkan.
"Dok, siapa yang sakit di ruangan 07 ?" Tanya Cyra tanpa basa-basi. Hatinya memanas menunggu jawaban dari dokter Rudi.
"Rendi Arya, dia korban kecelakaan kemarin. Ada apa? Apa kau mengenalnya?"
"APA !? Jadi mas Rendi yang sakit, bukan Hasa?" Kaget Cyra dalam hati.
"Pasien bernama Rendi selalu mengigau nama Cyra, istrinya yang menghilang selama satu bulan ini. Itu menurut cerita dari Ibunya pasien" Lanjut dokter Rudi.
"Dok--"
"Apa yang di maksud istrinya Rendi itu adalah diri mu? Nama mu juga Cyra kan?" Sela Dokter Rudi menatap Cyra penuh selidik.
hihihi