Jatuh cinta pada pandangan pertama, itulah yang dirasakan oleh seorang Kenza Ria Nugraha. Sayangnya, sosok pria yang berhasil membuatnya jatuh cinta sudah dimiliki oleh seseorang. Alhasil, selama bertahun-tahun Ria hanya bisa memendam perasaannya dalam diam. Ria juga harus menerima kenyataan saat pria itu menikahi kekasihnya.
Namun, sebuah harapan kembali hadir saat mendengar jika pria yang dicintainya, yaitu Sandi Pangestu bercerai dengan sang istri dan menjadi seorang duda. Ria pun bertekad untuk berjuang mendapatkan cintanya, tanpa peduli dengan status Sandi. Dia mulai mendekati pria yang juga adalah sahabat dari kakak kandungnya.
Akankah Ria mampu untuk mendapatkan hati Sandi? Ataukah sebuah penolakan yang akan Ria dapatkan?
***
" Hello, Mas Duda! Boleh aku isi hatinya? " ~ Kenza Ria Nugraha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. CUKUP!! ~ Ria
Brak.
Tiba-tiba terdengar suara bantingan pintu yang sangat keras di sela-sela kegiata Sandi dan Ria yanh semakin panas. Keduanya tentu sangat terkejut dan langsung melepas tautan bibir mereka, lalu menoleh ke arah pintu. Tanpa disangka-sangka di sana ada seseorang yang menatap mereka dengan sebuah tatapan yang sangat tajam dan penuh kemarahan. Seseorang yang selama ini sangat Ria takuti andai mengetahui perasaannya pada Sandi.
" K-Ka-kak? " ucap Ria benar-benar sangat terkejut melihat keberadaan Raka di sana.
Dengan posisi yang masih mengungkung tubuh Ria, Sandi sama sekali tidak menyangka jika sang sahabat akan memergoki mereka seperti ini. Bisa Sandi lihat kemarahan yang sangat besar dari Raka karena dia telah mencium dan hampir berbuat lebih dengan gadis yang merupakan adik kandung sahabatnya itu.
Secepat mungkin Sandi bangkit dan menyingkir dari atas tubuh Ria. Begitu juga Ria yang segera bangkit sembari merapikan piyama yang dikenakannya karena cukup berantakan.
Saat ini keduanya tentu sangat takut dengan kemarahan yang akan diterima dari Raka. Terlebih lagi saat melihat kakak dari Ria itu berjalan menghampiri mereka dengan kedua tangan yang terkepal.
" Ka, gue bisa jelaskan semuanya, tol_ "
Bugh.
Belum sempat Sandi menyelesaikan ucapannya, sebuah bogem mentah mendarat sempurna tepat di wajahnya. Saking kuatnya bogeman itu hingga membuat Sandi tersungkur di lantai dengan memegang ujung bibirnya yang berdarah. Pelakunya sudah tentu Raka, seorang kakak yang tidak terima ada pria yang menyentuh adiknya.
" Kak Sandi!! " pekik Ria sampai menutup mulutnya.
Gadis itu ingin membantu Sandi tetapi dihalangi oleh Raka dan mendapatkan sebuah tatapan tajam dari kakaknya itu. Ria pun hanya bisa menundukkan kepalanya dan tidak berani melawan, terlebih lagi sang kakak sedang sangat marah.
" Kurang ajar!! Bad-jingan!! Bisa-bisanya lo melakukan hal menjijikkan itu pada Ria, San. Dia adik gue! " teriak Raka sangat emosi.
Tanpa menunggu Sandi bisa bangkit sendiri, Raka menarik kerah kaos yang dikenakan oleh sahabatnya itu dan memberikan sebuah beberapa bogem mentah lagi. Raka menghajar dan terus memukuli Sandi dengan membabi buta. Dia benar-benar tidak terima karena Sandi telah menyentuh adiknya. Meski tidak tahu sejauh apa, tetapi yang dilihatnya tadi sudah cukup jelas dan sudah melewati batas wajar baginya.
Bugh, bugh, bugh.
Sandi menerima setiap pukulan yang Raka berikan tanpa ada perlawanan sedikit pun. Pria pasrah dan membiarkan sang sahabat meluapkan seluruh emosi serta kemarahan. Dia sadar yang dilakukan bersama Ria tadi sudah melewati batas wajar. Bukan niatnya begitu, tetapi keadaan sangat mendukung dan Ria juga menikmati semua itu.
" Kak, sudah, Kak! Jangan pukul Kak Sandi lagi, aku mohon " pinta Ria yang sudah menangis.
Tentu saja Ria sangat tidak tega melihat Sandi terus dipukuli oleh sang kakak, terlebih lagi dengan tidak melawan sama sekali. Semua yang terjadi itu bukanlah kesalahan Sandi Kate dirinya yang memulai dengan mencium bibir pria itu lebih dulu. Tidak akan ada kucing yang akan menolak jika disuguhkan dengan ikan asin, begitu juga yang terjadi pada Sandi tadi.
Sama sekali Raka tidak memperdulikan ucapan sang adik dan memberikan pukulan karena belum puas, meski Sandi sudah babak belur di bawah sana. Tidak peduli meski Sandi adalah sahabat baiknya, Raka akan tetap memberikannya pelajaran. Selama ini Ria begitu menjaga sang adik dari pria-pria yang mendekati adiknya itu, tetapi malah sahabatnya sendiri yang berani menyentuhnya.
" Gue tidak akan memberikan lo ampun, San " ucap Raka masih terus memukuli Sandi.
" La-kukan saja, Ka, gue akan teri-ma semuanya " jawab Sandi sembari menahan sakit di seluruh tubuhnya.
Mendengar itu, Raka pun semakin emosi dan memberikan beberapa tendangan yang begitu keras di tubuh Sandi. Sedangkan Sandi meringis kesakitan dengan memegang perutnya yang ditendang oleh Raka.
" Awsh, akhh " ringis Sandi sampai memejamkan kedua matanya.
Memang Raka tidak bisa diremehkan dan kali ini dia merasakan sendiri dihajar habis-habisan oleh sahabatnya itu.
" CUKUP!! " teriak Ria yang sudah benar-benar tidak tega.
Dengan seluruh tenaganya, Ria menarik tubuh Raka dan menghentikan kakaknya itu. Tentu saja sangat sulit karena tenaga sang kakak lebih besar, apalagi dalam keadaan sedang emosi seperti ini.
" Ria, jangan halangi Kakak! Kakak harus menghajar laki-laki kurang ajar ini, dia sudah berani menyentuhmu " ucap Raka pada Ria.
" Tidak, Kak. Aku tidak akan membiarkan Kakak menghajar Kak Sandi lagi " jawab Ria dengan tegas.
" Semua ini bukan salah Kak Sandi, tapi aku juga. Aku yang menciumnya lebih dulu dan memancingnya itu melakukan semua itu. Aku yang menginginkannya, Kak, aku yang salah " lanjut Ria dengan air mata yang terus mengalir.
Raka melemah setelah mendengar itu, pria itu menatap sang adik yang sedang menangis dengan sangat kecewa. Rasanya percuma selama ini dia menjaga sang adik jika akhirnya seperti ini. Dia yang datang hanya untuk berteduh di rumah Sandi, malah harus melihat yang sahabatnya itu lakukan bersama adiknya.
" Sejauh apa yang kalian lakukan? Katakan pada Kakak! Kenapa juga kamu memakai piyama milik Sandi? " tanya Sandi memegang kedua baru sang adik dengan dada yang naik turun menahan emosi.
" Ha-nya berciuman sa-ja, Kak. Kami tidak melaku-kan apapun yang lebih dari itu " jawab Ria masih terus menangis.
Ada sebuah kelegaan di hati Raka walaupun tetap ada rasa kecewa. Dia menatap Sandi yang masih terbaring lemah di lantai dengan seluruh wajah lebam dan terluka.
" Kalau tidak mengingat kita ada sahabat, gue pasti sudah bunuh lo, San " ucap Raka menendang kaki Sandi.
Kemudian, Sandi berlalu dan mendudukkan tubuhnya di salah satu sofa yang di sana. Dia berusaha meredakan emosinya agar tidak benar-benar membunuh sang sahabat yang tidak berdaya.
" Kak, kamu baik-baik saja, kan? " tanya Ria yang langsung mendekati Sandi.
Ria membantu Sandi untuk bangkit dan mendudukkan tubuhnya di sofa yang berbeda.
" Maafkan aku ya, Kak. Andai aku tidak memulainya, pasti kamu tidak akan dihajar oleh Kak Raka seperti ini " ucap Ria yang merasa sangat bersalah.
Sandi menggelengkan kepalanya pelan dan tersenyum tipis. " Tidak, Ria. Seharusnya aku yang lebih bisa mengendalikan diriku " jawab Sandi menghapus air mata di pipi Ria.
Sebisa mungkin Sandi tidak membuat Ria merasa bersalah. Seandainya dia lebih bisa mengendalikan diri maka semua ini tidak akan terjadi. Dia juga memaklumi yang Raka lakukan karena dia pun akan melakukan hal sama jika di posisi sahabat itu.
" Kalau begitu, kotak obatnya dimana? Biar aku bisa mengobati luka dan lebam di wajah kamu " ucap Ria pada Sandi.
" Di lemari dekat dapur " jawab Sandi.
Setelah itu, Ria pun langsung pergi mencari kotak obat. Dia harus segera mengobati luka dan lebam di wajah Sandi akibat pukulan sang kakak.
***
Eps terakhir hari ini ya ❤️
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
sehat selalu ya thor cpt sembuh biar bisa ttp berkarya
semoga Jeremy & genk nya tertangkap, segera dapat hukuman yg setimpal