CERITA PERANG MANUSIA MELAWAN IBLIS.
Augreen adalah seorang sampah dari keluarga Ran yang diusir karena tidak memiliki inti energi, sesuatu yang paling penting bagi seorang manusia untuk mengolah energi alam. Setelah tiga tahun berlalu Augreen kembali dengan satu tujuan, yaitu membuktikan kepada keluarga Ran bahwa dia bukanlah seorang
sampah.
Setelah membuktikan
dirinya kepada keluarga Ran. Augreen akan memenuhi tugas yang diberikan oleh gurunya sebelum sang guru meninggal dunia, yaitu memenggal kepala kaisar iblis dan itu menjadi tujuan terbesarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YT FiksiChannel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Babak Ketiga
Setelah menyelesaikan semua urusan Augreen memutuskan pulang. Ketika sampai di rumah gubuk reyotnya, Augreen melihat Kyle sudah duduk di kursi yang memang ada di teras. Kyle terlihat melakukan semedi dan memasuki mode pelatihan atau mengolah energi alam menjadi energi tenaga dalam, aura tenaga dalamnya sangat mengintimidasi.
"Aku lupa tentang pengungsi ini." Batin Augreen merasa pusing, Augreen membuka pintu rumahnya dan tidak berniat mengganggu pelatihan Kyle.
"Rumahmu sangat buruk, kuno, dan juga ketinggalan zaman, rumahmu ini lebih layak disebut gubuk daripada rumah, apakah kamu memang putra kepala keluarga?" Tanya Kyle tiba-tiba mengakhiri pelatihannya.
Rumah Augreen begitu sederhana dengan dinding kayu dan atap daun rumbia, serta berpagar bambu dengan dikelilingi beberapa pohon, sekilas rumah Augreen adalah satu-satunya rumah yang masih tradisional sementara rumah lainnya terlihat begitu modern dengan dinding yang terbuat dari semen dan atap yang terbuat dari aluminium. Melihat situasi itu pantas saja Kyle yang notabenenya seorang anak kepala klan kuno merasa heran dan bertanya-tanya apakah Augreen benar-benar anak kepala klan atau bukan.
Augreen hanya tersenyum kecil menanggapi dan berkata dengan penuh penyesalan. "Maaf aku melupakanmu dan pulang larut malam, karena hari ini aku terlalu sibuk latihan. Aku benar-benar meminta maaf untuk itu. Silahkan masuk, anggap saja rumah sendiri."
Augreen masuk lebih dulu dan langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang tanpa kasur yang sungguh menyiksa tubuh. Melihat itu Kyle tersenyum kecut dan merasa sepertinya Augreen memang bukan anak kepala keluarga, melainkan anak haram hasil perzinahan.
"Di dalam rumah ini tidak terlihat lebih baik dari kandang kambing milikku, tapi setidaknya masih dapat dikatakan layak sebagai properti milik anak kepala klan. Ya, memang cukup layak." Komentar Kyle menyindir dan melihat dalam rumah yang terlihat begitu sederhana dan jauh dari kata mewah untuk seorang anak kepala klan, bahkan menurutnya kandang kambing miliknya jauh lebih baik dari rumah Augreen.
"Kalau memang kandang kambing milikmu lebih baik dari rumah ini, pulanglah dan tidur di kandang kambing milikmu itu." Balas Augreen dengan ketus.
"Maaf saja, aku juga ingin pulang dan meninggalkan dunia aneh ini, hanya saja sepertinya aku tidak bisa pulang sekarang dalam waktu dekat. Jadi do'akan agar aku dapat bersabar menghadapi cobaan mengerikan yang akan datang di masa depan, seperti cobaan tidur bersama seekor ular kobra." Balas Kyle melirik ular kobra yang tidur melingkar di samping tempat tidur Augreen.
Augreen melirik sekilas dan terperanjat melihat ular kobra tersebut, beruntungnya ular itu bukan monster melainkan ular murni. Hal itu dapat dilihat dengan melihat ukurannya yang sangat kecil, karena binatang monster memiliki ukuran lebih besar berkali-kali lipat dibanding binatang murni.
"Aish, ular sialan!" Augreen merasa pusing, lalu memegang ular kobra itu hingga tangannya tergigit.
"Racun mu itu tidak akan bisa membunuhku. Pergilah dan datang kembali setelah kau menjadi binatang buas atau binatang sihir, bila perlu menjadi dewa ular." Ucap Augreen ketus dan membuang ular itu ke halaman belakang dengan sangat kasar.
Ular kobra yang masih murni itu segera kabur ke dalam hutan.
Keesokan harinya.
Keluarga Ran mengumumkan bahwa pelaku pembunuhan Juke Ran sudah diketahui, mereka adalah anggota sekte jahat yang sedang dicari oleh jenderal muda Lao Aidan dan nona muda Nana.
Mendengar kabar itu semua orang terkejut, bahkan jenderal muda Lao Aidan dan nona muda Nana juga ikut terkejut. Beberapa lainnya merasa ragu dan masih menuduh Augreen sebagai pembunuh Juke dan beberapa lainnya tidak peduli dan lebih fokus untuk mengurus perjudian.
Setelah segala hal, babak ketiga Gladi kanuragan akan segera dimulai. Para penonton baik praktisi pendekar atau warga biasa dengan cepat melupakan tragedi Juke, karena memang itu bukan urusan mereka dan mereka juga tidak terlalu peduli dengan kematian Juke.
Terlihat para penonton sudah berkumpul disekitar panggung pertarungan dengan berbagai aktivitas masing-masing, ada yang jualan, ada yang mengobrol, ada yang mencopet, dan ada juga yang bermain judi.
Kyle Suryado yang tidak memiliki rencana atau kegiatan apapun memilih menghadiri acara keluarga Ran tersebut.
"Gladi kanuragan sebuah kegiatan yang tidak pernah dilakukan lagi setelah era pendekar tenggelam dalam gemerlapnya dunia modern, tapi di dunia aneh ini masih diselenggarakan. Sepertinya aku memang masuk dunia isekai seperti yang diceritakan oleh anime atau donghua genre isekai, khususnya donghua Yuan Long dan Shrouding the heavens." Gumam Kyle menarik kesimpulan tentang apa yang terjadi kepada dirinya sendiri ketika melihat beberapa hal aneh dan kuno di dunia ini. Dimulai dari keanehan ketika dia mendarat di hutan, hingga orang-orang yang tidak mengenal apa itu dunia modern, PBB, Partai politik, kendaraan bermesin, dunia game, dunia film & Animasi, hingga dia dicap sebagai orang linglung ketika diintrogasi kemaren malam.
"Kenapa melamun?" Tanya Zero menepuk pundak Kyle hingga membuat Kyle secara reflek memelintir tangan Zero.
"Aw, aw, sakit, sakit." Zero meringis kesakitan.
"Maaf aku tidak sengaja." Kyle segera meminta maaf ketika sadar telah melakukan kesalahan.
"Ah... haha, santai temanku dari dunia asli." Balas Zero dengan tertawa kecil.
"Dunia asli?" Kyle terkejut.
"Apa maksudmu dunia asli, apakah dunia ini adalah dunia tiruan?" Kyle bertanya dengan penasaran.
"Pantas saja dunia ini sedikit berbeda dari dunia yang aku tempati." Gumam Kyle mendapat pencerahan.
"Haha, kamu memang berasal dari dunia asli rupanya." Zero tertawa dan tidak menyangka Kyle memang berasal dari dunia asli.
"Memang benar ini dunia tiruan, tapi manusia yang menghuni dunia ini adalah manusia asli yang merupakan keturunan orang-orang dunia asli yang dikirim ke dunia tiruan ini sekitar 2 ribu tahun lalu atau mungkin lebih." Ujar Zero apa adanya seperti yang dia ingat saat dewa kematian menceritakan tentang dunia asli dan proses terbentuknya 3 dunia atas dan 9 dunia turunan.
"Coba ceritakan lebih rinci." Kyle memohon.
"Aku hanya tahu bahwa dunia ini tiruan dan ada dunia asli di suatu tempat, itupun aku ketahui dari guruku, aku tidak tahu lebih dari itu, maaf." Zero meminta maaf.
"Begitukah?"
"Kalau begitu izinkan aku menemui gurumu." Kyle meminta bertemu dengan guru Zero yang tidak lain adalah dewa kematian.
"Sayangnya guruku pergi entah kemana 2 tahun lalu." Balas Zero berbohong.
"Selain itu bisakah kau ceritakan tentang dunia asli? Seperti apa bentuknya? Dan apa saja hal yang berbeda dari dunia kami?" Pinta Zero dengan semangat, karena itu memang menjadi tujuan Zero mendekati Kyle sejak awal.
"4 peserta yang lolos ke babak ketiga silahkan naik ke panggung." Tetua pertama meminta para peserta yang lolos naik ke panggung pertarungan setelah tetua ketiga basa-basi membuka acara Gladi kanuragan.
"Hadeh, kenapa harus sekarang, sialan!" Zero geram dan kesal.
"Naiklah, aku akan ceritakan nanti dengan syarat kamu harus memberitahuku semua hal tentang dunia tiruan ini." Kyle tentu bersedia menceritakan dunia asli, karena dia juga butuh informasi tentang dunia buatan yang dia tinggali saat ini.
"Baiklah. Aku pegang janjimu." Zero setuju dan segera naik ke panggung pertarungan, lalu berdiri di sebelah Augreen.
Skip.
Pertarungan pertama terjadi antara Zero melawan Caca dari keluarga Ran bawah, dimana Caca satu-satunya keluarga bawah yang mampu bertahan dan bersaing dengan keluarga atas, padahal sebelumnya semua pendekar muda keluarga bawah gagal di babak pertama.
Tentunya keberhasilan Caca bertahan menimbulkan rasa tidak senang dari generasi muda keluarga atas yang gagal, karena mereka merasa terhina dikalahkan oleh keluarga bawah.
"Aku yakin anak itu lolos ke babak ketiga karena dia sembunyi sepanjang babak kedua kemarin malam sama seperti si sampah Augreen itu." Ucap salah anggota keluarga atas mengomentari keberhasilan Caca.
"Tentu saja seperti itu, dia diuntungkan oleh aturan babak kedua kemaren, karena kita tahu anak-anak muda memiliki ego yang tinggi dan merasa terhina jika melawannya yang berasal dari keluarga bawah." Balas yang lain setuju.
"Iya benar seperti itu, Karena tidak ada yang mau melawannya, membuatnya mampu lolos tanpa kesulitan dan hanya menunggu para peserta gagal satu persatu di babak kedua hingga tersisa tiga orang, empat jika dia dihitung." Celetuk yang lainnya juga setuju.
"Anakku, tunjukkan kepada sampah-sampah dari keluarga atas bahwa keluarga bawah juga bisa menjadi pendekar hebat dan menjanjikan untuk masa depan keluarga Ran." Teriak seorang pria paruh baya yang mengenakan seragam prajurit penjaga klan.
"Iya Caca, tunjukkan kepada mereka bahwa kamu lebih baik dari mereka."
"Bungkam mulut-mulut kotor keluarga utama dengan kekuatanmu."
"Kami mendukungmu Caca, semangat dan kalahkan tuan muda Zero."
Beberapa pemuda keluarga bawah klan Ran menyemangati Caca yang berhadapan dengan Zero, mereka menyindir pendekar-pendekar muda klan atas yang tidak lolos ke babak ketiga tapi merendahkan orang yang lolos hanya karena berasal dari keluarga bawah.
"Caca? Bukankah dia tidak ikut gladi kanuragan ini?" Batin Augreen heran melihat Caca diatas panggung dan melawan Zero.
Panggung pertarungan.
"Caca aku selalu berpikir kamu akan menjadi rivalku di masa depan, sepertinya aku tidak salah menganggap kamu sebagai rival selain kak Augreen." Ujar Zero dengan tersenyum kecil.
"Tuan muda terlalu memuji." Balas Caca menanggapi pujian tersebut.
"Tuan muda, karena kamu sangat dihargai oleh keluarga bawah, maka aku tidak akan menghajar mu dengan parah. Jadi, tuan muda silahkan menyerah agar tidak terluka olehku." Pinta Caca dengan lemah lembut dan terlihat meremehkan Zero.
Mendengar ucapan Caca tersebut sontak saja semua orang gempar, bahkan para tetua klan dibuat geram dan marah.
"Pendekar muda keluarga bawah itu terlalu percaya diri." Komentar kakek Hunt dengan menahan marah karena cucunya di remehkan oleh anggota keluarga bawah.
"Ayah selalu terbawa emosi jika menyangkut cucu-cucu mu itu." Kata Hanzo dengan santai menanggapi.
"Haha, Jenderal Hanzo menurutku itu hal yang wajar, karena bagaimanapun seorang kakek sangat menyayangi cucunya." Celetuk Lao Aidan tertawa kecil.
"Selain itu aku penasaran kenapa bocah itu sangat percaya diri." Tambah Lao Aidan melihat ke panggung pertarungan.
Bush!
Zero yang terpancing emosi langsung mengeluarkan aura dewa kematian miliknya, sebuah aura yang sama kuatnya dengan aura pembunuh milik Augreen. Disisi lain Caca terlihat biasa-biasa saja dan tidak terpengaruh sama sekali dengan aura Zero, hal itu sontak membuat orang-orang terkejut
"Anak ini kenapa sudah memiliki aura pembunuh yang setara guru, apakah dia mendapatkan hal yang hampir sama sepertiku." Gumam Augreen menanggapi aura Zero.
"Tuan muda... aku tidak akan berbelas kasihan!" Pekik Caca menyerang dengan cepat dan berhasil menyentuh kepala Zero, lalu mengaktifkan teknik bawaannya.
"Clone!" Pekik Caca mengaktifkan teknik bawaannya.
Bersambung.