NovelToon NovelToon
Kala Cinta Menggoda

Kala Cinta Menggoda

Status: tamat
Genre:Komedi / Tamat / Cintamanis / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:12.3M
Nilai: 5
Nama Author: Me Nia

Putri Kirana

Terbiasa hidup dalam kesederhanaan dan menjadi tulang punggung keluarga, membuatnya menjadi sosok gadis yang mandiri dan dewasa. Tak ada waktu untuk cinta. Ia harus fokus membantu ibu. Ada tiga adiknya yang masih sekolah dan butuh perhatiannya.

"Put, aku gak bisa menunggumu tanpa kepastian." Satu persatu pria yang menyukainya menyerah karena Puput tidak jua membuka hati. Hingga hadirnya sosok pria yang perlahan merubah hari dan suasana hati. Kesal, benci, sebal, dan entah rasa apa lagi yang hinggap.

Rama Adyatama

Ia gamang untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan mengingat sikap tunangannya yang manja dan childish. Sangat jauh dari kriteria calon istri yang didambakannya. Menjadi mantap untuk mengakhiri hubungan usai bertemu gadis cuek yang membuat hati dan pikirannya terpaut. Dan ia akan berjuang untuk menyentuh hati gadis itu.

Kala Cinta Menggoda

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Mata Indah Bola Pingpong

Mobil Pajero milik Rama yang dikemudikan Damar berhenti di pekarangan. Ada Enin duduk santai di kursi goyang menikmati semburat jingga di sore hari yang cerah. Cia juga nampak menikmati kegiatannya menyiram tanaman yang disemprotkan dengan selang.

"Cia, sekalian siram kakakmu tuh. Dia lagi gini---" Damar memasang telunjuknya di kening menandakan makna tidak waras. Bagaimana tidak. Sepulang makan siang bersama Puput, Rama masuk ke ruangannya sambil senyum-senyum. Lanjut menjatuhkan tubuh dengan telentang sambil tertawa lepas. Membuat Damar mengernyit heran. Beranjak dari kursi kerjanya untuk meraba dahi Rama. Hangat normal. Ditanya kenapa tapi tidak menjawab. Malah tertawa lagi sambil memegang perut saking tak bisa mengerem tawa.

Rama yang menyusul turun hanya menanggapi dengan siulan. Acuh. Berjalan menghampiri Enin, mencium tangan sang nenek dengan takzim. Diikuti pula oleh Damar.

"Emang Kak Rama kenapa, Kak?" Cia bertanya pada Damar yang mendekatinya.

"Kakakmu tadi ngemodusin Puput. Dikasih tugas jadi sekretarisnya. Dan harus nemenin sidak store dan gudang. Sampe diajak malan siang segala. Happy banget pokoknya. Makanya pas balik ke kantor jadi gak waras. Senyam-senyum....tiba-tiba ketawa sendiri." Damar menghela nafas berat. Karena Rama merahasiakan penyebabnya.

Cia pun terkikik. "Si Kak Rama udah kena virus cinta, Kak. Udah lama ya gak lihat wajah dia secerah ini," sahutnya sambil melirik ke arah sang kakak yang duduk di samping Enin. Yang dilirik kebetulan juga pas memperhatikannya.

"Hei....kalian lagi gibahin gue ya?! Awas lho!" Rama mengacungkan kepalan tangan ke arah Cia dan Damar yang hanya membalas dengan cibiran. Ia pun beralih mendekati. Tanpa disangka, Cia malah mengarahkan selang pada tubuhnya sambil tertawa. Alhasi basah kuyup.

"Biar waras lagi, Kak. Makanya harus didinginkan." ujar Cia sambil bersembunyi di belakang tubuh Damar. Berlindung dari serangan sang kakak yang akan membalasnya.

"Hei....kenapa gue disiram?" Damar meradang karena kini dadanya yang kena semprotan air selang.

"Salah sendiri lo lindungi Cia. Minggir!" Rama mengusir Damar agar berpindah. Karena tubuh Cia yang mungil terhalang badan Damar yang tinggi besar.

"Jangan pindah, Kak. Aku dah mandi gak mau basah." Seru Cia sambil mencengkeram erat kemeja belakang. Meminta Damar jangan bergeser. Alhasil Damar lah yang basah kuyup karena melindungi Cia.

"Sudah-sudah! Kayak anak kecil aja. sana mandi!" Enin geleng-geleng kepala melihat kelakuan Rama dan Damar yang malah saling semprot.

"Ikut Mang Yaya shalat magrib di masjid! Kalian ini laki-laki harus shalat di masjid bukan di rumah," sambung Enin menatap tajam dan tegas. Menasihati sang cucu yang masih suka lalai dalam beribadah.

"Iya, Nin." Rama dan Damar menjawab kompak. Kedua pemuda itu membuka baju yang basah dan memerasnya. Masuk rumah lewat pintu samping.

"Eh, Cia. Itu ada jambu merah dari Puput. Titipan dari Bu Sekar buat kamu." Rama membalikkan badan. Merogoh saku celana dan memberikan kunci mobil pada sang adik. "Aku request bikinin jus ya! sambung Rama saat Cia mengambil alih kunci mobil.

"Yeay, asyik. Aku mau buat jus jambu merah buat semua orang deh." Cia menekan remote unlock. Dengan berbinar mengintip isi goodie bag warna pink di jok tengah.

...***...

"Buru ceritain, Put. Aku dah kepo akut nih." Via sengaja menyambangi rumah Puput selepas magrib. Setelah janji akan cerita pas ishoma ternyata meleset karena Puput baru kembali jam 2. Rasa penasarannya sudah tidak bisa dibendung.

"Aku mulai cerita dari mana ya?!" Puput menyusul naik ka atas ranjang usai menyisir rambut panjangnya dan membiarkan terurai.

"Dari awal jadian sama Param." Via memeluk guling sambil duduk sila. Bersiap menjadi pendengar yang baik.

Puput mencebik sebal. Seenaknya saja menyangka jadian. "Kamu jangan percaya sama Aul. Kemarin sore itu Cia datang ngambil pesanannya diantar Param. Terus Cia pindah tempat ke belakang lihat kerjaannya Zaky. Jadinya Param duduk ditemani Ibu. Ngobrol-ngobrol deh mereka berdua."

"Owh----gitu." Via manggut-manggut. "Eh, tapi tadi kalian jalan bareng. Hayoh!" sambungnya dengan tatapan menyelidik.

Puput menghela nafas panjang. "Tadi kan aku dipanggil ke ruangannya. Param minta aku jadi sekretarisnya selama dia berada di cabang. Cuma dua hari sampe besok. Karena minggu dah balik ke Jakarta. Tadi kita keliling sidak di bawah sampaj jam istirahat. Terus dia minta ditemenin makan siang. Udah, gitu doang," pungkasnya mengklarifikasi.

"Nah besok aku gak ke kantor pagi. Mau nemenin Param meeting di hotel T. Dia yang akan jemput ke rumah," sambungnya lagi.

Puput melewatkan cerita tragedi cabe. Karena bisa dibayangkan Via akan tertawa ngakak dengan kelakuan sembrononya itu. Ia sudah menganalisa sendiri bagaiman bisa cabe nempel di bawah dagu. Harusnya saat wudhu akan luruh kena air. Puput ingat, selama menunggu Rama bertelepon, Ia duduk dengan bersidekap tangan di meja kadang berganti posisi menopang dagu. Bisa jadi saat itu tanpa sadar telapak tangannya mengenai tetesan sambal yamg terjatuh di meja.

"Hais, kirain jadian. Padahal aku dah seneng." Raut kecewa tergambar di wajah Via. "Malahan anak-anak heboh ngegosip lho. Dikira beneran jadian. Sampe pada nanya ke aku buat mastiin."

"Terus kamu jawab apa?" Puput menatap tajam.

"Aku bilang, ya seperti yang kalian lihat." jawab Via tanpa dosa. "Kirain chat dari Aul beneran kalo Param lagi apel sama kamu," sambungnya sambil cengengesan.

Puput membelalakkan mata dengan mulut menganga. Lalu mengeplak lengan sahabatnya itu yang masih memeluk guling. Sampai Via mengaduh kesakitan.

"Bakpia! kamu mah gak asyik." Puput mengerucutkan bibir. "Gak mau tahu pokoknya harus klarifikasi. Kalau nggak, lo gue end!" Ancamnya sambil tangan bergaya menebas leher.

"Iya-iya, Siput. Tenang....besok aku clearkan deh. Yaahh...padahal sudah seneng lihat Septi hareudang. Sampe dia gebrak meja karena ruangan jadi berisik membahas kamu sama Param," lapor Via yang hanya ditanggapi Puput dengan mencebikkan bibir.

"Eh, Put....serius nanya. Gimana perasaannya jalan bareng Param, berduaan di mobil. Grogi nggak?!" Via begitu antusias mendekatkan wajah.

"B aja." Jawab Puput kalem.

Via mendelik. "Kamu mah ke tiap cowok yang naksir selalu jawabannya sama. Untuk yang ini mah aku sumpahin jadi LB," ujarnya dengan kedua tangan menengadah dan bibir komat kamit berdo'a.

"Apaan LB?!" Puput mengernyit bingung.

"LUAR BIASA!" Via menekankan ucapannya dengan mata mengerjap-ngerjap.

...***...

Pagi menjelang. Puput ada waktu membantu ibunya menyiapkan dagangan karena ia berangkat kerja agak siang. Ia sudah menceritakan perihal Rama yang akan menjemputnya untuk menemani meeting dengan klien. Tentu saja bicara empat mata. Karena jika ketiga adiknya mendengar, akan heboh menggodanya. Untung saja nanti Rama datang disaat ketiga adiknya sudah pergi menuntut ilmu.

Benar saja. Rama datang tepat waktu jam 9, sendirian. Di depan Ibu Sekar, ia meminta izin untuk membawa Puput menemaninya meeting di hotel T.

Ibu Sekar pun dengan senang hati mengizinkan. Ia bisa menilai perilaku bossnya Puput itu baik dan sopan. Sehingga tidak khawatir membiarkan sang anak pergi berdua. Di tambah lokasi hotelnya masih di kawasan kota.

"Put, kita masih punya waktu. Meetingnya jam 10. Kamu pelajari dulu deh company profilenya David." Rama memberikan berkas yang dibawanya usai Ibu Sekar pamit ke belakang.

Puput dengan serius menundukkan kepala mempelajari lembar demi lembar dari berkas yang dipegangnya. Berisi profil pribadi juga profil usaha orang yang bernama David Chaerul.

Tanpa disadari jika Rama tengah menatapnya intens. Mengagumi penampilan Puput yang fresh mengenakan outfit blazer warna pastel. Dengan rambut yang dikepang di kedua sisi telinga lalu disimpul ke belakang menggunakan jepit hitam yang samar, di tengah rambut panjang yang tergerai indah.

"Cantik." Batin Rama memuji.

"Dia pengusaha dari Jakarta. Di Ciamis akan membangun cluster dengan hunian sebanyak 200 unit. Baru beres pembebasan lahan." Jelas Rama memecah kesunyian usai Puput mempelajari berkas sebanyak 6 lembar itu.

"Nanti kamu jangan cuma mendengarkan dan mencatat saja. Saya harap kamu bisa bantu bicara. Make sure dia agar mau bekerja sama dengan RPA," pungkas Rama penuh harapan pengusaha properti itu mau mengontrak RPA sebagai vendor yang akan menyuplai seluruh bahan bangunan untuk kebutuhan pembangunan rumah.

"Pak, saya bisa gak ya?!" Puput meringis. "Saya biasa duduk di belakang meja. Takut gak bisa melobi...sekarang aja udah nervous," sambungnya sambil menggosok-gosokkan telapak tangan.

"Rileks aja...kan ada saya yang vokal berbicara. Anggap aja lagi kopdar sama temen...kita ngobrol sambil ngopi." Rama memotivasi untuk percaya diri.

"Saya gak sembarangan menunjuk orang untuk tugas sekretaris. Karena kamu punya potensi...hanya butuh jam terbang aja. Nanti juga akan terbiasa."

Di sinilah kini keduanya berada. Duduk satu meja di coffee shop hotel T bersama pria paruh baya bernama David yang ditemani asistennya. Hanya Puput satu-satunya perempuan.

Benar kata Rama. Mindset yang diubah seolah sedang duduk kopi darat memuat Puput yang saat masuk lokasi nampak tegang, kini berubah rileks. Bahkan ia berani usul meminta duduk di ruangan no smoking area karena tidak suka asap rokok. Yang diterima David dengan senang hati. Ia mengikuti alur percakapan antar boss. Serta menikmati dan mengagumi cara Rama presentasi dengan cool dan full percaya diri. Tutur katanya manis memikat membuat Puput terpesona.

Padahal lagi merayu klien. Gimana kalo merayu cewek. Beuhhh bikin klepek-klepek.

Sejenak konsentrasi Puput ngawur. Namun kemudian tersadar dan kembali fokus.

"Pak David jangan ragu memilih RPA sebagai vendor. RPA siap menyediakan apapun yang dibutuhkan. Ada harga ada rupa tentunya. Semuanya bisa Pak David pilih seperti yang terlampir di proposal. Mulai dari grade A sampai C. Armada kami juga banyak dan siaga mengirim kapan pun saat diperlukan." Puput menyambung ucapan Rama untuk mengikis keraguan di mata klien. Senyumnya mengembang manis dengan mata berbinar menatap David Chaerul.

"Oke. Deal!" David mengulurkan tangan.

Pertemuan 2 jam lamanya berakhir dengan kata sepakat. Saling berjabat tangan dan ditutup dengan makan siang bersama.

Puput mencondongkan badan lebih dekat kepada Rama saat David dan asistennya izin ke toilet sambil menunggu datangnya menu makan. Padahal tidak ada orang lain tapi ia takut ucapannya ada yang mendengar.

"Pak, nanti perhatiin wajah saya ya! Gara-gara cabe, saya jadi gak pede. Gimana kalo sekarang remah nasi yang nempelnya."

Membuat darah Rama berdesir karena jika ia menoleh maka hidung mereka bisa beradu. Tapi Puput seolah tidak menyadari itu. B saja.

Haduh, Put....kamu malah bikin aku grogi. Gemes tau!

"Tenang, Put." Rama tersenyum jenaka. Bisa menjawab setelah Puput menegakkan duduknya.

...***...

"Put, hari ini gak perlu ke kantor. Aku antar kamu pulang." Rama membuka percakapan saat keduanya berdiri di depan mobil.

"Makasih udah bantu dapetin project ini. Kamu hebat." Rama mengacungkan jempolnya diiringi senyum tulus.

Puput menggelengkan kepala. "Yang hebat mah Pak Rama bukan saya. Saya aja sampe terpesona sama cara bicara Bapak. Nih ya...kalau nembak cewek pasti bikin klepek-klepek," ujarnya sambil terkikik.

Tapi kenapa sama kamu gak mempan. Malah B aja, Puput.......

"Bisa aja kamu." Lain di bibir lain di hati apa yang diucapkan Rama. Ia beralih meraih tangan Puput dan mengepalkan kunci mobil. "Kamu yang nyetir," sambil berlalu ke arah pintu kiri dan naik lebih dulu.

"HAHH?!" Puput terpaku di tempatnya dengan mulut menganga. Beruntung alarm suara Ibu on. Segera menyusul Rama dan membuka pintunya.

"Pak....saya gak bisa nyetir." Puput menggeleng dan berniat menyerahkan kunci mobil. Namun Rama menolaknya.

"Bohong! Tadi aku lihat ada mobil di garasi rumah. Lihat juga ada SIM A waktu kamu buka dompet. Udah ayok naik!"

"Ihh...tapi itu mah mobil butut. Beda lah..." Puput keukeuh menolak dengan wajah memelas.

"Gak ada beda. Ini juga manual bukan matic. Saya harus menghemat tenaga, soalnya besok pagi nyetir pulang ke Jakarta." Rama beralasan.

"Ihh atuh kumaha ieu (gimana ini)." Dengan gontai Puput terpaksa berjalan memutar menuju pintu kemudi.

"Pak, saya deg-degan lho....baru kali ini bawa mobil mewah." Puput menghembuskan nafas berat. Selama ini paling banter menyetir mobil Avanza milik uwaknya.

"Biasa aja. Sini tasnya!" Rama menyimpan tas Puput di jok tengah. "Bedanya, cara hidupinnya tinggal tekan ini gak perlu starter dengan kunci," sambungnya sambil menunjuk tombol start/stop engine.

"Nabrak gak tanggung jawab ya, Pak!"

Hanya dijawab Rama dengan terkekeh karena Puput bicara dengan ketus. Malah lucu.

"Huft. Bismillahirrahmanirrahiim....." Puput menghembuskan nafas panjang mengusir ketegangan. Perlahan memundurkan mobil untuk keluar dari parkiran.

Lama-lama Puput bisa menguasai diri dan keadaan setelah mobil berhasil melaju di jalan raya. Tak lagi gugup dan merasai nyamannya membawa mobil mewah.

"Gitu dong...jadi sekretaris harus serba bisa. Terkadang saya kan harus menerima telpon. Kan gak mungkin sambil nyetir. Makanya kamu harus terbiasa bawa mobil ini. Kamu lulus uji. Cara bawa mobilnya bagus. Halus." Rama memuji karena Puput tanggap menerima arahannya.

"Hmm. Gitu ya." Puput menanggapi dengan tetap fokus menatap ke depan dan melirik spion. Meski penyejuk udara dingin tetap aja badannya berkeringat karena merasa harus hati-hati membawa mobil boss.

Rama begitu semringah menikmati perjalanan pulang. Membiarkan Puput menyetir dengan kecepatan 20-30 km/jam. Memaklumi sikap kehati-hatian Puput yang baru mengemudikan Pajero nya. Yang ada malah senang bisa berlama-lama berdua. Ia menghidupkan player music memilih satu judul lagu milik Iwan Fals.

🎵🎵🎵

Pria mana yang tak suka

Senyummu juwita

Kalau ada yang tak suka

Mungkin sedang go blok

Engkau baik

Engkau cantik

Kau wanita

Aku cinta

Mata indah bola pingpong

Masihkah kau kosong?

Bolehkah aku membelai

Hidungmu yang aduhai?

Engkau baik

Engkau cantik

Kau wanita

Aku puja

Jangan marah kalau kugoda

Sebab pantas kau digoda

Salah sendiri kau manis

Punya wajah teramat manis

Tbc...

1
Ibu Yani
Luar biasa
Neti Susana
septi yg ngasih surat
Dzaky Fadillah
bagus banget
Ririndiyani
Luar biasa
fitriani
wkkwkwwkwk ibu sekar bisa galau jg dy mau datang krmh pak happy🤭🤭🤭🤭🤭
fitriani
wkwkkwkkwwkwk rama ada2 aja mau beli minyak telon yg 2 liter🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣itu mau beli minyak telon apa minyak goreng😂😂😂😂😂
fitriani
Luar biasa
fitriani
astaga ami..... akbar aja digombalin🤣🤣🤣🤣🤣🤣
fitriani
buset si ami nyayur dy... dapat duit banyak😂😂😂😂😂
fitriani
leo emang tmn sekaligus asisten durjana🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
fitriani
pasti si karenina pgn balikan k rama😏😏😏😏😏
fitriani
wkwkkwwkkwwk kenapa y setiap laki kl taw istrinya lagi datang bulan disaat rasa pgn udah d ubun2 lgsg mengalami 5L🤣🤣🤣🤣🤣🤣
fitriani
astaga aku ngakak baca bab ini gara2 kelakuan ami😂😂😂😂😂😂
fitriani
y ampun ami sa ae modusnya🤣🤣🤣🤣🤣🤣
fitriani
kyknya big boss penculik itu si zara deh....
fitriani
siapa itu yg ngasih kabar itu k puput???? semoga yg ngasih kabar org baik
fitriani
jgn2 pelakunya tmn puput yg atlit basket itu....
Alya Sabilatun
sampe mewek bacanya
fitriani
cie cie ada yg lagi senang krn baru jadian😘😘😘😘😘
fitriani
asyikkkkk ada yg udah d panggil kakak ipar🤭🤭🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!