Alya Nadira adalah gadis cantik imut, ceria, humoris,jujur,dan sering membuat orang di sekitarnya tertawa,namun dibalik senyum dan keceriaannya,terpendam luka dalam dan beban berat yang ia tanggung sendiri.
kemudian datanglah 3 cowo dalam kehidupan Alya Nadira, si tukang bolos tengil tapi jujur,si jutek cuek tapi diam diam perhatian dan si ketua geng motor yang di takuti di jalanan namun sangat tergila gila pada Alya.
siapakah 3 cowo tersebut,dan siapakah diantara mereka yang bisa melihat penderitaan Alya,pada siapa kah Alya menambatkan hatinya, jangan lupa mampir baca....☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cinta liya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KO NGGAK MIRIP
"Pelayan itu pun memberikan dua buku menunya pada Alya dan Amar,sesekali pelayan itu melirik Alya yang terlihat cemas dan manyun.
Alya melihat menu beserta harganya." Ya ampun ..." Batin Alya meronta sembari memegang kepalanya yang nyut nyutan melihat harga harga makanan di restoran ini yang selangit.Menurut Alya yang tidak pernah makan di restoran.
Pandangan Alya yang tadi nya ke menu kini beralih menatap si pelayan yang berdiri di sampingnya.
"Mas, sini deh ..." Alya memanggil pelayan agar lebih mendekat, membuat perhatian Amar kini meruncing mengarah ke Alya.
"Ada apa mba ..." Jawab si pelayan bingung sembari mendekat,Amar memperhatikan apa yang ingin Alya lakukan pada si pelayan.
Alya menjejerkan uang lima puluh ribunya sejajar dengan muka si pelayan,si pelayan hanya diam dan bingung dengan perilaku Alya.
"Ko, nggak mirip ya mas." Ucap nyeleneh Alya mencocokkan wajah si pelayan dengan gambar yang ada di uang kertas itu.Tujuan Alya memberi kode pada Amar kalau dia hanya ada uang 50 ribu.
Tingkah Alya membuat Amar terkekeh pelan di balik buku menu yang kini menutup wajah Amar.
"Ada yah kode begitu." Batin Amar seakan mengetahui kode Alya.
"ya ... Nggak mirip lah mba,itu kan bukan gambar muka saya, mba ini ada ada saja." Ucap si pelayan yang kini juga terkekeh.
"Hiii ..." Alya hanya ber hii datar saja dengan wajah manyunnya.
Amar memesan banyak sekali menu, sedangkan Alya hanya memesan jus jeruk saja,Alya menatap sedih begitu banyak makanan cantik nan menggiurkan di hadapannya hingga satu meja penuh dengan makanan.
Tapi Alya hanya bisa menelan berat Saliva mengingat musibah yang mungkin sebentar lagi menghajarnya Tampa ampun.
"Makan ." Ucap Amar menyuruh Alya makan.
"Gue ... Kesana dulu yah." Ucap Alya berdiri lalu mendekat ke arah pembayaran,seperti ingin bernegosiasi. Amar hanya duduk membiarkan Alya pergi.
"Mba ... Em.. kira kira semua makanan yang di meja sana berapa yah jumlah totalnya...? " Tanya Alya menahan malu, sembari menunjuk meja yang terpampang nyata Amar di sana.
"Gue nanya gini kelihatan udik banget nggak yah." Batin Alya.
Melihat Amar wanita ini langsung mengetahui apa yang akan ia jawab.
" Karna sekarang sedang ada promo, mba hanya cukup membayar dengan sebesar 50 ribu aja mba." Ucap si wanita membuat terkejutnya hati Alya diiringi senyumnya yang kini merekah indah.
"Ah yang bener mba.?" Tanya Alya semangat sembari tersenyum senang.
"Iya bener mba ..." Jawab si wanita dengan sopan.
"Bener ? Alya memastikan lagi.
"Iya benar mba." Jawab wanita itu lagi.
"Ya udah, makasih ya mba infonya ,cantik deh ih ..." Ucap Alya berbalik kembali bejalan ceria sembari terus tersenyum.
"Yang bener aja, makanan sebanyak itu cuman 50 ribu,emang ini rejeki anak baik kali yah." Batin Alya girang penuh polos.
Alya kembali duduk lalu menikmati makanan dengan lahap, Amar pun menikmati makanannya sesekali tersenyum melirik Alya yang makan dengan lahap.
Ternyata Restoran ini adalah milik orang tua Amar juga,Amar juga memberitahu menejer dan semua orang di sana agar melakukan sandiwara ini.tujuannya adalah agar Alya tersenyum kembali melupakan sejenak masalahnya.
Disaat Alya memberi kode pun Amar langsung mengerti dan memberi kode juga pada pelayan agar pembayarannya sebesar uang itu.
"Aduh kenyang banget." Ucap Alya disambut senyum Amar.
"Eh... Senyum." Ucap Alya sembari menunjuk bibir Amar.
Wajah Amar seketika datar kembali." Enggak, kamu salah lihat,kaca mata kamu tuh rusak." Jawab Amar memalingkan wajahnya cuek.
"Em... Ngaku senyum aja gengsi,gimana kalau ngaku perasaan,keburu di gaet orang cewenya kali." Batin Alya.
"Tapi kalau senyum ganteng banget loh." Ucap Alya jujur,membuat senyum Amar kembali sedikit.
"Pelit amat senyumnya." Ucap Alya tanpa ragu.
"Udah kenyang, ayo pulang." Ucap Amar singkat lalu berdiri.
"Eeeh ... Tapi makanannya masih banyak,kan sayang ..." Ucap Alya menunjuk makanan yang masih utuh.
" Bungkus boleh yah." Lanjut Alya tersenyum imut tapi wajah Amar tetap datar.
"Pulang." Ucap Amar menarik pergelangan tangan Alya.
"Yah yah yaaa .....h." Alya kembali menahan tarikan Amar.
"Kenapa lagi ..." Tanya Amar dengan tatapan galaknya.
"Pangeran Arab, gue mau bungkus makanan itu buat Albar adik gue." Ucap rengek Alya sedih.
"Albar, ooooh mungkin adiknya yang waktu di pemakaman itu." Batin Amar berfikir.
"Ya udah, loh tunggu di sini, jangan kemana mana, biar gue yang ngomong." Ucap Amar menatap tajam lalu berbalik masuk restoran lagi, Alya hanya menjawab dengan anggukannya dan menunggu Amar di sebelah motor Amar yang terparkir.
AMAR KELUAR RESTORAN.
"Nih." Ucap Amar sembari menyodorkan makanan yang sudah di bungkus.
"Makasih pangeran." Ucap Alya menerima tersenyum manis membuat Amar memalingkan wajahnya agar tidak tertular senyum.
"Naik,gue anter loh pulang." Ucap Amar sembari memberikan helm lalu naik motornya, setelah Alya naik Amar pun melajukan motornya menuju rumah Alya.
Di depan Rumah Alya ada Alex yang cemas menanti kepulangan Alya.
"Bar, Kenapa Alya belom pulang.?" Tanya Alex nampak hawatir.
"Iya yah kak, nggak biasanya kak Alya pulang telat." Ucap Albar juga ikut cemas menanti pulangnya sang kakak.
"Loh telfon gih ..." Ucap Alex sembari mondar mandir.
"Pake apa kak,Aku sama kak Alya kan nggak punya HP." Jelas Albar mengejutkan Alex.
"Hah ... Jaman sekarang masih ada yang belum punya HP." Ucap Alex tak habis fikir, tapi jika di ingat ingat kembali ke adaan keluarga Alya memang bisa di pastikan HP tak begitu penting bagi mereka.
"Loh udah makan belum." Tanya Alex.
"Makan roti tadi kak." Jawab Albar.
"GREEEENG .... KLE_K !"
Alex dan Albar menoleh ke asal suara motor yang terhenti di depan kontrakan Alya.
"Alya sama siapa Bar.?" Tanya Alex sembari menatap tajam kedepan.
""Teman kelasnya kali kak, liat aja tuh seragamnya sama, apa jangan jangan pacar kak Alya." Ucap tebak Albar membuat Alex semakin terbakar cemburu.
"Makasih ya pangeran udah di anter pulang." Ucap Alya tersenyum setelah turun dari motor.
"Iyah." jawab Amar yang kini benar benar tertular tersenyum juga.
"E_yaaaah .... Udah bisa senyum nih." Alya terkekeh puas bisa membuat si balok es meleleh tersenyum.
"SSSSSSTT ... Berisik." Amar cuek kembali.
Albar menghampiri kakanya sedangkan Alex menatap tajam sembari bersandar di tembok melipat tangan dengan tatapan Elang pemburu.
"Kak. Dia siapa.? " Tanya Albar.
"Oooh, ini temen Kakak, namanya kak Amar." Ucap Alya.
"Dan ini adik gue Albar." Lanjut Alya memperkenalkan adiknya.Albar dan Amar pun saling menjabat tangan dan ber hai.
"Yakin nih,cuman temen bukan pacar.?" Tanya Albar menatap curiga sang kakak.
"Ih yakinlah, orang cuman temen iya kan kak." Ucap Alya menatap dan menanti tanggapan Amar.
Amar terlihat kesal." Siapa juga yang mau temenan Ama loh." Ucap Amar cuek lalu menghidupkan motornya dan pergi tanpa pamit.
Alya dan Albar saling menatap kemudian terkekeh bersama.
"Hahahha ... Mirip banget kaya kamu bar." Ucap Alya.
"Haha ...Iya yah kok mirip." Ucap Albar
"Sama sama balok es sejati." Ucap Alya yang kini di sambut Albar kesal.Alya menyadari adiknya kesal,lalu memberikan makanan yang ia bawa pada Albar,Albar pun membawa makanan itu dengan antusias menuju rumah.
"KAK ALEX." Ucap Alya yang baru mengetahui Alex ada di depan rumahnya,dengan wajah merah marah.