NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Berandalan

Menikah Dengan Berandalan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Playboy / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Romansa
Popularitas:21.8k
Nilai: 5
Nama Author: macarhd

Hidup Naura sudah berantakan, semakin berantakan lagi ketika ia diperkosa dan diharuskan menikah dengan brandalan bernama Regan Januar. Kejadian mengerikan itu terpaksa membuat Naura mengundurkan diri dari pekerjaannya, berhenti kuliah, dan berbohong kepada ibu dan sahabatnya. Tidak ada ekspektasi berlebih dengan pernikahan yang didasari dengan alasan menyedihkan seperti itu. Namun, apakah pernikahan mereka akan berjalan baik-baik saja? Atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon macarhd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertubi-tubi

"Siapin keperluan dia."

"Siap, Tuan," balas seorang pelayan perempuan seraya menganggukkan kepalanya.

Setelahnya, Regan kembali berjalan menaiki tangga, diikuti oleh Naura yang sudah tidak karuan di tempatnya. Baru beberapa saat kembali ke situasi mengerikan ini, Naura sudah ingin menyerah saja rasanya. Apalagi ketika sesekali Regan menoleh, seolah memastikan keberadaannya.

Rasanya benar-benar campur aduk.

Naura tidak tahu, akan dari mana pelayan itu menyiapkan keperluannya. Entah membelinya di luar, tapi sekarang sudah malam. Atau ada cara lain? Entahlah, Naura tidak terlalu memikirkan hal itu. Pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak mampu ia ucapkan lewat mulut.

Seperti ... kenapa sikap pelayan itu berbeda-beda? Maksudnya, mereka terlihat ramah dan ceria ketika berhadapan dengan Bagas, tapi terlihat tunduk dan takut ketika berhadapan dengan Regan.

Iya, serius, Naura melihat perbedaan itu.

Selain penasaran dengan hal yang ia jelaskan barusan, Naura juga bertanya-tanya akan ke mana Regan membawanya. Sebab, ini bukan ke arah kamar yang ia tempati kemarin. Kemarin ia berada di sebuah kamar yang letaknya masih di lantai satu, tapi sekarang sudah bukan lagi. Yang pasti, saat ini kakinya masih mengikuti arah langkah laki-laki itu.

Demi apa pun, Naura benar-benar takjub melihat rumah yang sudah tak bisa didefinisikan dengan kata mewah ini. Selain luas, rumah dengan gaya klasik ini juga memiliki empat lantai. Entah siapa saja yang menghuni rumah seluas itu, sejauh ini Naura hanya tahu kalau rumah ini ditempati oleh tiga orang saja. Tessa, suaminya, dan Regan.

Setelah menaiki anak tangga yang entah berapa jumlahnya, Regan berjalan melewati sebuah lorong kecil, yang terdapat beberapa pintu besar di sana. Selang beberapa saat, cowok yang hanya mengenakan kaus oblong yang dipadukan dengan celana selutut itu berhenti di depan satu pintu, yang kemungkinan merupakan pintu masuk kamar yang akan ditempati oleh Naura.

"Ini kamarnya," ucap cowok itu.

Keberanian yang sudah didapatkan oleh Naura sebelumnya, kini sirna entah ke mana. Ia tidak berani menatap Regan secara langsung, alhasil ucapan cowok itu hanya dibalas dengan anggukkan saja.

Tanpa mendengar suara lagi, Naura melihat lengan Regan yang terdapat beberapa bekas goresan di sana membuka pintu kamar berwarna coklat gelap itu. "Kayaknya udah beres, lo tinggal tidur nyenyak aja di sana."

Perkataan Regan membuat Naura menelan ludah di tempatnya. Sekali lagi, ia tidak berani menatap cowok itu secara langsung, alhasil hanya menganggukan kepala sebagai jawaban.

"Ya udah, masuk, gih. Mau diem di situ terus ?"

Ini kenapa, sih? Tidak bisakah Regan bicara baik-baik dengannya? Maksudnya, tidak dengan nada yang terdengar dingin dan menakutkan seperti itu. Naura tidak bisa membalasnya.

Tidak mau mendengar ucapan-ucapan dari Regan lagi, Naura bergerak dan berjalan memasuki kamar itu. Namun, belum sampai tiga langkah, kakinya kembali berhenti lantaran telinganya yang kembali mendengar suara Regan.

"Kalau butuh sesuatu atau ada apa-apa, tekan tombol yang ada di sana," Regan menunjuk sebuah tombol yang terletak di dekat tempat tidur, tepatnya berada di atas meja nakas di dalam sana. "Pelayan akan datang ke sini. Atau kalau belum ada yang datang juga, keluar dan cari siapapun yang bisa lo cari di rumah ini."

Setelah mengatakan itu, Regan membalikan tubuhnya dan berlalu dari sana. Meninggalkan Naura yang kini tengah memegang dadanya sendiri.

Harusnya tidak seperti ini. Di mana Naura dibuat takut sekaligus heran dengan cowok itu.

***

Bukan untuk yang pertama kalinya, Naura tidak bisa tidur dengan nyenyak, di mana pikirannya dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan yang masih belum terjawab. Tentang dirinya yang entah akan bagaimana nantinya, tentang semua hal yang akan ia tinggalkan, tentang semua hal yang akan ia lewati ke depan, entah berjalan dengan lancar atau malah sebaliknya.

Semalaman Naura memikirkan hal itu, sampai ia baru bisa tertidur saat jam menunjukan pukul satu dini hari. Padahal, tubuhnya lelah, dan ia harus istirahat lebih malam itu.

Pagi harinya, Naura terbangun saat jam menunjukan pukul tujuh pagi. Ini tidak seperti biasanya. Naura kebablasan. Harusnya ia tidak bangun di waktu yang menurutnya sudah cukup siang seperti itu. tidak mamu membuang waktu, Naura langsung beranjak dari kasur dan membersihkan dirinya di kamar mandi yang ada di kamar yang ia tempati.

Jangan sampai lupa, Naura akan menjelaskan bagaimana nyamannya kamar yang ia tempati sekarang. Kamar yang luasnya entah berapa, Naura tidak bisa menghitungnya. Kamar yang warna dindingnya didominasi oleh warna cream dan coklat muda. Kamar yang diisi oleh barang-barang mewah-Naura belum pernah melihatnya. Kamar yang memiliki pentilasi udara dan akses cahaya masuk. Kamar yang terdapat beberapa alat elektronik di dalamnya. Seperti AC dan televisi. Kamar yang sudah lengkap dengan kamar mandi di dalamnya. Dan... masih banyak lagi.

Bagi sebagian orang, kamar seperti itu sudah merupakan standar kamar yang layak ditempati, tapi bagi Naura yang hampir separuh hidupnya menempati kamar yang sempit dan tak berfasilitas lengkap, kamar seperti ini benar-benar menakjubkan baginya.

Selepas membersihkan diri, Naura kembali mengenakan setelan yang diberikan oleh pelayan semalam. Setelan yang tidak pernah ia punya, namun sudah ada dalam list keinginannya. Tiga puluh menit setelah kepergian Regan semalam, Naura kembali membuka pintu kamar ketika ada yang mengetuk dari luar. Ternyata dua orang pelayan perempuan yang datang membawa beberapa paperbag di tangannya. Yang isinya merupakan beberapa pakaian, dan perlengkapan lain. Lengkap sampai bodycare hingga parfum.

Naura sedikit merasa tidak enak, tapi tetap menerimanya.

"Jadi, kamu harus pergi mendatangi adik ayah kamu untuk menjadi wali nikah nanti?" tanya Tessa.

Sepuluh menit setelah selesai membersihkan diri, Naura keluar kamar ketika pelayan memanggilnya untuk sarapan bersama keluarga Regan. Setelah sarapan, ia tidak langsung ke kamar, melainkan duduk berdua bersama Tessa, di kursi santai yang berhadapan langsung dengan kolam renang.

Mendengar pertanyaan Tessa barusan, Naura menganggukkan kepalanya. Mengingat hanya adik dari ayahnya yang bisa ia jadikan sebagai wali nikah nanti, itupun kalau adik ayahnya bersedia. Setelah diberikan nomor ponselnya oleh ibunya kemarin, Naura segera mengirim pesan kepada laki-laki itu, dan semalam baru mendapatkan balasan yang isinya;

08xxxxxxxxxxx:

Kalau butuh, datang saja ke sini. Jelaskan apa yang kamu maksud.

Seperti itu. Yang mana membuat Naura kebingungan ketika membacanya.

"Ya, sudah, nanti sore kamu datang ke sana, jelasin apa maksud kedatangan kamu." Tessa kembali bersuara.

Oh, ayolah, kenapa wanita itu begitu gampang mengatakannya? Tidakkah dia sadar kalau adik dari ayahnya itu berada di Jogjakarta, yang jaraknya lumayan jauh dari tempatnya berada sekarang.

Belum sempat Naura membalas, Tessa sudah kembali mengucapkan sesuatu di sana. "Kamu tidak keberatan, kan, kalau ke sananya bareng Regan? Akan saya urus semuanya, kamu tinggal mempersiapkan diri aja."

Kalau bisa memilih dan kalau bisa, lebih baik Naura pergi sendiri daripada harus dengan cowok itu. tidak perlu dijelaskan pun sudah tahu, kan, apa alasannya?

"Oh, iya, sebelum berangkat nanti sore, siangnya kita ke rumah sakit, ya? Cek kandungan kamu."

Sudahlah, semuanya terlalu bertubi-tubi bagi Naura. Hal-hal yang akan terjadi begitu sulit dan menengangkan, dan Naura harus bersiap untuk itu.

Kembali datang ke dokter kandungan, juga ia yang akan pergi ke Jogjakarta bersama dengan Regan yang sekali lagi Naura jelaskan, bahwa dia dingin dan mengerikan.

1
who i am ?
di tunggu up nya Thor 😘
Heny Adinda
aaaaaa jgn lama2 up nya thot, tengah mlm pun ku tunggu semangat🔥
syisya
😗suit suiiiiiit
who i am ?
one
syisya
waaah ada masalah apa ini yg sudah lama tapi belum kelar
syisya
apa karna urusan cewek ?
syisya
menerkam tanpa aba" ?
beneran gak tuh aku udah lama lho thor menunggu apakah bakal ada adegan 🍍 nanasnya tp sejauh ini belum terlihat tanda" hihihi
Wagini
lanjut
syisya
udah sejauh ini tapi masih jauh aja🤔
syisya
mulai ada titik" nih
Heny Adinda
sweet bgt regann
syisya
lanjutkan
syisya
🤣🤣🤣🤣
who i am ?
lanjut thooor, semangatt💪
syisya
kikikikikik ya iyalah nauraaa masih ditanya lagi, gemes deh
syisya
mampus hhhhh
syisya
waooow crazy up 👏🏻👏🏻👏🏻 makasih kak triple upnya keren bingiiiitz
syisya
thanks thor selalu double up
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
syisya
udah ep 60an tapi belum ada kemajuan masih jalan ditempat masih itu" aja thor kapan dong mereka mulai ada rasa masing" trs kelanjutan hubungannya apa mesra"an gitu misalnya duuuh greget deh jadi gemes sama mereka kutunggu next up nya jangan lama" ya thor hihihihi semangat sehat selalu 💪🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!