NovelToon NovelToon
BERMAIN DIBELAKANG SAHABATKU

BERMAIN DIBELAKANG SAHABATKU

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor
Popularitas:14.3k
Nilai: 5
Nama Author: mealvineaaaa

Di balik kehidupan pernikahan yang tampak sempurna, tersembunyi jejak pengkhianatan yang perlahan menguak kebenaran yang pahit. Hanna adalah seorang wanita karier sukses yang selalu mengutamakan keluarganya. Ia percaya bahwa pernikahannya dengan Reza adalah contoh dari hubungan yang ideal, penuh cinta dan kesetiaan. Namun, dunianya mulai runtuh ketika ia mulai mencurigai bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mealvineaaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22: Teror

HAPPY READING...

Buat kalian yang suka sama cerita aku jangan lupa like, subscribe and comment!!

*****

Hanna masih duduk di tepi ranjang, memegang erat ponselnya yang baru saja berdering. Suara di seberang tadi masih terngiang di kepalanya, dan perasaan takut yang mencekam perlahan merayap naik dari dalam dirinya. Bagaimana mungkin? Pikirannya berkecamuk dengan berbagai prasangka, mencoba mencari jawaban. Tapi tak ada satu pun yang masuk akal. Apakah ini ulah seseorang yang ingin merusak hidupnya? Jika iya, siapa?

Reza, yang duduk di sampingnya, juga terlihat tak tenang. Setelah panggilan aneh dari wartawan itu, mereka memutuskan untuk menutup semua akses media sosial, mengganti nomor telepon, dan tidak menerima panggilan dari nomor yang tidak dikenal. Namun, hal itu tidak membuat Hanna merasa lebih aman. Ada sesuatu yang gelap dan mengerikan yang sedang mengintai mereka.

Malam itu, setelah makan malam yang dihabiskan dalam keheningan, Hanna dan Reza memutuskan untuk beristirahat. Tapi pikiran Hanna tidak bisa berhenti berputar. Setiap bayangan, setiap suara di rumah yang sebelumnya biasa saja, kini tampak mencurigakan. Kegelapan malam tampak lebih menegangkan dari biasanya.

Sekitar tengah malam, tepat ketika Hanna mulai terlelap, ponselnya kembali berdering. Kali ini, nomor yang muncul di layar adalah nomor tak dikenal lainnya. Perasaan takut langsung menjalari tubuhnya. Ia ragu untuk mengangkatnya, tapi rasa penasaran mengalahkan rasa takutnya.

"Siapa ini?" tanya Hanna dengan suara bergetar ketika ia akhirnya mengangkat telepon.

Tidak ada jawaban di seberang. Hanya keheningan yang menyelimuti, diselingi oleh napas berat seseorang.

"Siapa ini?!" Hanna mengulang dengan nada lebih tegas, berusaha mengatasi rasa takut yang mulai menguasainya.

Setelah beberapa detik yang terasa seperti selamanya, sebuah suara dalam dan serak akhirnya terdengar. "Aku tahu semua tentangmu, Hanna," kata suara itu dengan nada yang dingin dan mengancam. "Dan aku tahu rahasiamu."

Jantung Hanna serasa berhenti. "Apa maksudmu?" tanyanya, meski dalam hatinya ia sudah tahu bahwa apa pun yang akan dikatakan orang ini tidak akan membawa kabar baik.

"Apakah kamu pikir rahasia ini akan tetap tersembunyi? Tidak ada yang bisa lolos dari mataku. Aku tahu apa yang kamu lakukan, dan aku akan memastikan semua orang mengetahuinya juga... kecuali..."

"Kecuali apa?" Hanna memotong, suaranya penuh ketakutan.

"Kecuali kamu melakukan apa yang aku perintahkan," jawab suara itu, dengan nada yang lebih dingin. "Kamu akan menerima instruksi lebih lanjut. Jangan mencoba melarikan diri atau melapor ke polisi. Jika kamu melakukannya, aku akan menghancurkanmu."

Setelah mengatakan itu, telepon langsung diputus, meninggalkan Hanna yang terpaku di tempatnya. Ponsel di tangannya terasa berat, seolah-olah membawa beban yang tak tertahankan. Siapa orang ini? Apa yang ia inginkan darinya? Dan yang lebih penting, seberapa banyak yang sudah ia ketahui?

Reza yang terbangun karena Hanna mengangkat telepon itu, kini menatapnya dengan mata penuh kekhawatiran. "Hanna, siapa itu?"

Hanna mencoba menelan ludah, tapi tenggorokannya kering. "Aku... aku tidak tahu. Seseorang yang tahu tentang rahasia kita. Dia bilang dia akan menghancurkan hidupku jika aku tidak melakukan apa yang dia perintahkan."

Reza tampak terkejut. "Kita harus melapor ke polisi."

"Tidak!" Hanna memotong dengan panik. "Dia bilang kita tidak bisa melapor ke polisi. Jika kita melakukannya, dia akan membocorkan semuanya. Reza, apa yang harus kita lakukan?"

Reza terlihat berpikir keras, wajahnya penuh dengan ketegangan. "Kita akan mencari tahu siapa orang ini. Aku tidak akan membiarkan seseorang mengancam kita seperti ini. Aku akan mencari seseorang yang bisa membantu kita."

Namun, kata-kata Reza tidak sepenuhnya membuat Hanna tenang. Ada sesuatu yang aneh dari telepon itu—sesuatu yang membuat bulu kuduknya berdiri. Siapa pun yang menelepon, dia sangat yakin dengan ancamannya. Dan itu membuat Hanna semakin takut.

***

Di pagi harinya, Hanna menerima sebuah paket tak terduga di depan pintu rumahnya. Tidak ada nama pengirim, hanya tulisan "Untuk Hanna" di bagian atasnya. Dengan tangan gemetar, Hanna membuka paket tersebut. Di dalamnya, ia menemukan sebuah amplop dengan surat di dalamnya. Surat itu berisi foto-foto dirinya dengan seorang pria yang bukan Reza, diambil beberapa minggu lalu saat ia berada di sebuah hotel. Foto-foto itu diambil dari sudut yang cukup dekat, menunjukkan jelas wajah Hanna.

Tak hanya itu, di dalam amplop juga terdapat sebuah flash drive. Dengan perasaan yang makin mencekam, Hanna menyalakan laptopnya dan memutar file video yang ada di dalam flash drive itu. Video itu memperlihatkan dirinya dan pria tersebut, terlibat dalam adegan yang seharusnya hanya ada dalam privasi sebuah kamar. Hanna menutup mulutnya, mencoba menahan rasa mual yang tiba-tiba menyerangnya.

Dia tahu siapa yang mengirim ini. Itu pasti dari orang yang meneleponnya semalam. Tapi bagaimana bisa orang ini memiliki semua ini? Bagaimana bisa dia tahu? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di kepala Hanna, membuatnya merasa seperti akan gila.

Tiba-tiba ponselnya kembali berdering. Nomor yang sama muncul di layar. Kali ini, tanpa ragu Hanna mengangkatnya.

"Kamu sudah menerima paketku?" tanya suara serak itu.

Hanna tidak bisa berkata-kata. Yang ia lakukan hanyalah mengangguk, meskipun orang di seberang tidak bisa melihatnya.

"Bagus," kata suara itu. "Sekarang, lakukan apa yang aku perintahkan. Jika tidak, aku akan memastikan video itu tersebar ke seluruh dunia. Aku tahu kamu tidak ingin itu terjadi, bukan?"

Hanna menelan ludahnya. "Apa yang kau inginkan?"

"Aku ingin kamu mengikuti instruksi yang akan aku berikan secara bertahap. Untuk saat ini, anggap ini sebagai peringatan. Jangan coba-coba melawan. Kau tidak akan suka dengan akibatnya."

Telepon itu terputus lagi, meninggalkan Hanna yang kini benar-benar diliputi rasa takut. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, dan itu membuatnya merasa sangat tidak berdaya.

Di balik pintu rumahnya, seseorang mengawasi dengan senyum dingin di wajahnya. Ancaman telah dimulai, dan permainan ini baru saja berjalan. Hanna kini berada di tengah-tengah permainan yang tak pernah ia bayangkan akan terjadi dalam hidupnya.

Dan itu baru permulaan.

Bersambung.....

1
Yuli Ana
makin rumit... blm bisa meraba raba kira2 jalan ceritanya seperti apa... protagonisnya siapa... he he he... lanjut thor... semangat...
seru... penuh misteri...🥰🥰🥰🥰
ayudya
aku binggung alurnya ne, anisa apa Hanna yg tokoh utama, lucunya reza marah² gak jelas padahal dia sama saja dengan istrinya... sudahlah, semangat author.
Yuli Ana
ini sebenernya protagonisnya siapa sih... hana atau anisa... 😅
November
lanjut
Jumiah
ya anisa harus mengerti ,
klo yg kmu pacari suami orang..
Ma Em
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!