NovelToon NovelToon
Aku Wanita Pendukung Di Era 70

Aku Wanita Pendukung Di Era 70

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem
Popularitas:21.5k
Nilai: 5
Nama Author: samsuryati

menurutmu apa yang akan terjadi jika aku tau, dirimu hanya seorang wanita pendukung dalam sebuah kisah cinta yang fenomenal.

mungkin seseorang akan memiliki beberapa pendapat berbeda tapi bagi wanwan dia akan menjauhkan diri dari pahlawan dan pergi sejauh mungkin.
Hanya saja semakin dia jauh maka pahlawan pria semakin dekat dan..

Pahlawan pria baru akan mendekat.

Ada jari emas tapi hampir tidak berguna.

ini karena dia hanya lah sosok peran pendukung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17

Wanwan berjalan tanpa tujuan di antara rerumputan liar di kaki gunung, pikirannya melayang-layang tak tentu arah. Dia memikirkan rencana nenek Han yang gigih ingin mencarikannya pasangan. Di tahun 70-an, pernikahan masih sering diatur oleh mak comblang dan jarang sekali seorang gadis memiliki hak penuh untuk memilih pernikahannya sendiri.

Saat ini Negara menolak pernikahan berdasarkan Mak comblang dan lebih mendukung pernikahan suka sama suka.Tapi masih ada banyak keluarga yang menganggap pernikahan suka sama suka sebagai penyimpangan dari nilai-nilai tradisi.

Wanwan sekarang merasa bingung bagaimana harus menolak keinginan neneknya.

 Sebagai orang modern,dia menginginkan sesuatu yang lebih dari sekadar pernikahan yang diatur oleh orang lain. Tapi bagaimana dia bisa menolak ide ini.

Wanwan memetik sejumput rumput di kakinya, membiarkan helaiannya melintasi jemari yang halus namun terasa asing bagi dirinya. Di dunia sebelumnya, tangan-tangan ini gemerlap dengan perhiasan, dipuja di depan kamera, dihujani penghargaan dan pengakuan. Tapi kini, tangan ini adalah milik seorang gadis desa yang tidak pernah tamat SD. Dunia barunya begitu berbeda, begitu membatasi, membuat pikirannya terus bertanya-tanya bagaimana dia bisa bertahan di sini.

Wanwan mulai bertanya dalam hati, apakah dorongan nenek Han untuk menikahkannya karena dia tidak memiliki masa depan?

Wanwan hanya menghabiskan makanan jadi dia tidak memiliki daya guna bukan.Jadi lebih baik menikah dini selagi mahar yang bisa di hitung.

Wanwan yang sekarang hanya bisa menghasilkan dua poin dan itu sama sekali tidak bisa menyenangkan nenek.

 Pikiran itu membuat hati wanwan semakin berat. "Apa yang bisa aku lakukan ?" Dia bertanya pada dirinya sendiri.

Di tahun 70-an ini seorang gadis dianggap bernilai jika dia bekerja di pabrik atau menjadi guru atau semacamnya. selain membuat keluarga mendapatkan tambahan uang .Ini juga akan meningkatkan harga maharnya ketika dia akan menikah.

Tapi tubuh yang dia tempati ini tidak memiliki pendidikan yang cukup untuk mendapatkan pekerjaan semacam itu. Semua pencapaian dan kemampuannya dari dunia modern tampak tak berguna di sini.

Apakah semua yang dia raih di kehidupan sebelumnya tak berarti apa-apa di sini? Apakah ini hukuman baginya dengan dilahirkan kembali sebagai seseorang tanpa masa depan yang jelas?

Lantas apa.

Dia tidak memiliki kesalahan apapun, baik di kehidupan sebelumnya dan di kehidupan ini. Jadi dia tidak pantas dihukum seperti ini.

Jika dewa pun tidak bisa membantu dia harus membantu dirinya sendiri.

Ya seperti itu lah wanwan yang asli.

Ketika dirinya menjadi seorang aktris, Dia harus memulai segalanya dari nol. Ada begitu banyak hal yang menghalangi jalannya jadi dia mengawalinya dari satu langkah demi satu langkah. Jika dulu dia bisa melakukannya lalu sekarang kenapa tidak.

Perlahan tekad wanwan mulai bangkit. Dia mungkin berada dalam tubuh seorang gadis desa, tetapi pikirannya masih milik aktris papan atas yang telah melalui banyak tantangan di dunia sebelumnya. "Aku masih aku," pikirnya. "Aku bisa melakukan hal-hal yang orang lain di sini tidak bisa." Memang, tubuh ini mungkin tidak memiliki pendidikan formal, tetapi Wanwan tahu dirinya memiliki lebih dari sekadar keterampilan akademis. Dia punya akal, keberanian dan pengalaman hidup yang jauh melampaui orang-orang di sekitarnya. Jika dia tidak bisa menjadi guru atau pekerja pabrik, maka dia akan menemukan cara lain untuk membuat keluarganya mengakui nilainya.

Pikiran itu mulai berkembang menjadi rencana. Entah bagaimana, dia akan membuktikan bahwa dia berharga tanpa harus menikah . Mungkin dia bisa memanfaatkan pengalamannya dari dunia modern, mungkin dia bisa menciptakan sesuatu yang baru di desa ini, sesuatu yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain.

Wanwan menarik napas dalam-dalam, membiarkan udara pegunungan yang sejuk memenuhi paru-parunya. Dengan senyum yang mulai terbit di wajahnya, dia kembali teringat bahwa dirinya bukanlah gadis desa biasa.

Dia memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang lain.Sebuah sistem mini sebagai pendukung dan ruang angkasa pribadi. Dengan kekuatan itu, dia pasti bisa mengubah takdirnya. Tak ada yang perlu ditakutkan. Masa depan ada di tangannya sendiri.

Tiba-tiba dalam suasana hatinya yang cerah, sebuah lagu dari dunia modern melintas di benaknya. Lagu itu dulu sangat populer di tahun 2020, menceritakan keindahan alam yang menenangkan jiwa. Tanpa sadar, bibirnya mulai melantunkan bait-bait lagu tersebut. Suaranya lembut dan jernih, mengalun bersama angin, mengisi keheningan pegunungan.

“Ketika angin bertiup,

Awan-awan putih menghiasi langit…”

Dia menarik rumput di sekitarnya dengan ringan, seraya mengayunkan kepalanya ke kiri dan kanan, seolah-olah menari bersama angin. Suaranya semakin mengalun indah, mengisi udara dengan melodi yang menyegarkan.

“Lembah dan pegunungan tampak begitu tenang,

Bunga-bunga bermekaran, dedaunan berbisik…”

Di kejauhan, tersembunyi di antara pepohonan, Song An berdiri terpesona. Dia datang ke gunung ini untuk menemukan wanwan . Sekarang langkahnya tiba-tiba terhenti ketika suara merdu itu melayang ke telinganya. Dia merasa seolah-olah seluruh dunia di sekitarnya berhenti. Suara itu begitu indah, begitu mempesona, sampai dia tak mampu bergerak.

Song An berdiri mematung, napasnya tertahan. Suara itu membawa kedamaian, seperti aliran sungai yang menenangkan dan begitu memikat hingga dia merasa dirinya tertarik untuk mendekat, meskipun kakinya masih terpaku di tempat.

“Langit biru seluas samudra,

Mentari terbenam dalam cahaya emas…”

Setiap nada yang dinyanyikan Wanwan membuat hati Song An bergetar. Suara itu seolah membungkusnya dalam selimut kehangatan dan kenyamanan yang tak terjelaskan. Dia tak bisa melihat siapa yang menyanyi, tetapi dia tahu orang itu bukanlah gadis biasa.

Dengan mata yang sedikit terpicing karena silau cahaya matahari, Song An menahan nafas, tak berani mengganggu keindahan yang sedang terjadi di hadapannya. Sementara itu, Wanwan terus menyanyi dengan senyuman di wajahnya, tak menyadari bahwa ada seseorang yang mendengarkan dengan penuh kekaguman di kejauhan.

“Hidup ini seperti melodi,

Mengalir di antara bukit dan sungai…”

Suara Wanwan mengalun dengan kelembutan yang membuat segalanya tampak lebih indah dan bagi Song An, waktu seolah berhenti.

Wanwan mengakhiri lagunya dengan senyum lembut di wajahnya. Angin di pegunungan yang sejuk meniup helai rambutnya dengan lembut, membuat momen itu terasa begitu damai. Namun keheningan itu tiba-tiba terpecahkan oleh suara tepukan tangan yang bergema di udara.

Dia menoleh dengan kaget dan melihat sekelompok anak-anak, yang mungkin berjumlah belasan, duduk di sekitarnya di antara rerumputan. Mereka menatapnya dengan mata berbinar-binar, wajah mereka penuh kekaguman. Beberapa dari mereka tampak kelelahan dengan pakaian lusuh dan basah oleh keringat karena bekerja mencari rumput untuk makanan babi. Namun kini, wajah mereka berseri-seri, terbawa suasana oleh keindahan suara Wanwan.

Salah satu anak laki-laki, dengan pipi kemerahan dan mata berbinar, berdiri sambil bertepuk tangan. "kakak wanwan! Suaramu bagus sekali!" katanya penuh semangat. "Lebih bagus dari penyanyi yang pernah aku dengar di pertunjukan di desa!" Anak-anak lain pun mengangguk setuju.

Seorang anak perempuan dengan hidung meler, yang jelas kelelahan setelah bekerja keras, menatap Wanwan dengan penuh harap. “kakak, apakah kamu bisa menyanyi lagi untuk kami? Satu lagu lagi, ya?” katanya dengan mata besar yang penuh harapan.

Wanwan tersenyum, merasa tersentuh oleh reaksi tulus anak-anak ini. "Kalian benar-benar menyukai laguku?" tanyanya lembut.

"Ya!" seru seorang anak laki-laki lainnya, dengan mata yang berbinar. "Lebih bagus daripada penyanyi yang pernah datang ke desa untuk pertunjukan! Suaramu seperti malaikat!"

Anak-anak lain mulai bergabung, menyuarakan pujian mereka dengan antusias.

"aku merasa seperti sedang mendengarkan idola di panggung besar! Tapi ini lebih dekat dan lebih indah!" seru seorang anak perempuan kecil yang duduk di pinggir, memeluk erat setumpuk rumput yang baru saja dipetiknya.

"kakak, aku pernah mendengar seorang penyanyi terkenal bernyanyi di televisi a, tapi suaramu jauh lebih bagus! Seperti suara dari surga!" kata seorang anak laki-laki sambil bertepuk tangan.

Wanwan tertawa pelan. Ia merasa terhibur dan tersentuh oleh pujian-pujian tulus itu. "Baiklah," katanya lembut, "Karena kalian sangat menyukainya, aku akan menyanyi satu lagu lagi."

Anak-anak itu langsung bersorak riang. Beberapa dari mereka duduk lebih dekat, sementara yang lain bersandar pada tumpukan rumput yang mereka kumpulkan. Wajah mereka penuh antisipasi.

Wanwan berpikir sejenak dan memutuskan untuk menyanyikan sebuah lagu populer di era 70-an, lagu yang pasti akan dikenali oleh anak-anak desa ini. Dia memilih lagu berjudul "Crescent Moon" (小月亮) yang dinyanyikan oleh penyanyi legendaris Li Guyi (李谷一)

....Bulan sabit kecil, melengkung indah,

Menggantung di ujung langit, menyinari dunia,

Kau indah seperti bunga yang mekar,

Dan aku seperti lebah yang terbang, terbang, terbang....

Ketika Wanwan mulai menyanyikan bait pertama, mata anak-anak itu melebar. "Aku tahu lagu ini!" teriak salah satu dari mereka. "Ini lagu 'Crescent Moon'! Kakak wanwan tahu lagu ini juga?"

"Ya! Aku sering mendengar ini di pertunjukan desa! Tapi suara kakak wanwan lebih bagus daripada Li Guyi kan!" kata seorang anak perempuan dengan suara bersemangat.

Desa di mana tidak banyak hiburan sebenarnya memiliki seorang kakak perempuan yang tahu menyanyi sebagus penyanyi aslinya. Bagaimana mungkin anak-anak tidak bersemangat dengan ini.

Wanwan sekarang sedang hanyut di dalam alunan lagu yang dia buat sendiri. Dia tenggelam di dalam keajaiban lantunan kata-kata di dalam syair dan nada.

Dia sekarang bahkan bergerak dan seperti seekor kupu-kupu kecil yang sedang menari dan hinggap di atas bunga-bunga yang harum.

"Bulan sabit kecil, melengkung indah,

Menyinari bumi selama ribuan tahun,

Kau indah seperti bunga yang mekar,

Dan aku seperti lebah yang terus mengejarmu...."

Lagu tersebut mengalun dengan lembut, membawa keceriaan dan kehangatan ke dalam hati anak-anak yang mendengarkannya. Suara Wanwan yang indah mengalun tanpa cela dan penuh emosi membuat anak-anak semakin kagum. Mereka duduk dengan tenang, terpesona oleh nada-nada yang dinyanyikan Wanwan, seolah-olah mereka berada di tengah-tengah konser yang megah.

Saat Wanwan menyelesaikan lagu, anak-anak langsung bersorak dan bertepuk tangan dengan riang gembira. "Lagi! Lagi!" teriak beberapa dari mereka.

Plok...plok... plok....

Wanwan tersenyum lembut. "Terima kasih. Kalian sangat baik," katanya, merasa terhibur oleh energi positif yang diberikan anak-anak. Wanwan tak menyadari kehadiran Song An yang diam-diam menyaksikan dari kejauhan.Semakin lama dia melihat, song an semakin terpana.

Dia bahkan lupa menutup mulutnya yang terganga karena senyum wanwan yang seindah bunga lili.

Di sisi lain Wanwan merasa puas dan bahagia melihat betapa senangnya anak-anak itu dengan nyanyiannya.

Anak perempuan kecil yang tadi meminta lagu kedua, dengan hidung meler dan keringat yang bercucuran, berdiri dan melompat kegirangan. "Kakak wanwan, suara kamu benar-benar indah. Bisa kah kamu tinggal lebih lama dan menyanyi untuk kami lagi lain kali?"

Wanwan tersenyum lembut dan mengangguk. "Tentu saja tapi tidak sekarang.Kapan-kapan, kita bisa bernyanyi bersama lagi."

"Oh Kakak aku tahu, katanya akan ada pertemuan di kota dengan panggung besar kan .Jika Kakak bisa tampil aku khawatir kakak wanwan akan terkenal hehehe "

Wanwan tersenyum tapi dia tidak berpikir serius tentang ide anak-anak.Anak anak sangat tulus. mereka berbicara tentang beberapa lagu lagi setelah itu.

Wanwan tidak pelit dia bahkan berkata akan menyanyi lagi kapan-kapan untuk mereka

Hari ini wanwan tiba-tiba menemukan pencerahan dari hasil pembicaraan antara dia dan anak-anak.

Jika dia tidak bisa menjadi guru atau pekerja pabrik karena identitas nya sebagai gadis desa.Tapi dia masih bisa menonjol dalam bidang seni.

Hari ini song an kembali ke tim pemuda pendidikan dalam kondisi Linglung.Yuna menangis lagi di harapannya tapi entah kenapa dia tidak bisa mendengar suara tangis itu tapi merasa hatinya penuh dengan lagi dan nada.

Wanwan sebenarnya adalah penyanyi yang baik selain seorang perenang yang baik.

Dia lebih seperti sebuah mutiara yang belum digosok. Mutiara yang saat ini tertutup lumpur namun entah kapan sinar dan kilauannya pasti akan ditemukan oleh seseorang.

Tapi bisakah seseorang itu menjadi dia?

"Ya wanwan aku akan memberikan kau hadiah Terima kasih yang berharga"pikir nya

Song an di bawah mata Yuna langsung bergegas pergi meninggalkan lokasi tim pemuda pendidikan.

"Song an....!"

Yuna berlari kencang dan ingin mencegahnya untuk pergi .Tapi siapa tahu tidak song an bergerak lebih cepat daripada langkahnya sendiri, jadi dia tidak bisa mengejarnya sama sekali.

"Song an... tunggu.... aku...

Yuna berteriak lagi dan berharap suaranya bisa mencapai telinga song an. Tapi dia tidak pernah berpikir jika pikiran song an saat ini dipenuhi dengan wanwan sehingga dia tidak mendengar panggilannya sedikit pun.

Wanwan tunggu dan lihat saja.

1
Lala Kusumah
semoga bahagia selalu ya Meimei... lanjuuuuuuuuuuutttt... double up dong atau crazy up
Salsabila Arman
lanjut
Dewiendahsetiowati
up lagi donk thor
🍄NOFA🍄
Semoga bahagia wang yihan dan meimei
Salsabila Arman
lanjut
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuuuutttt... sabar ya Mei Mei...
palupi
jeng jeng jeng... wang Yihan yg untung nikahin meimei... jangan lupa gosok gigi ya mas wang yihan 😂😂💕
Salsabila Arman
lanjut
Lala Kusumah
double up atau crazy up dong... kereeeeeeeennnn kan Wan Wan..... lanjuuuuuuuuuuutttt
Dewiendahsetiowati
crazy up thor
Naffa Laita
othor kok up selanjutnya belum ada ya thor?? /Bye-Bye/
Aisyah Suyuti
menarik
🍄NOFA🍄
han wan pasti terkejut
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuuuutttt
Salsabila Arman
lanjut
Lala Kusumah
crazy up dong, atau double up 🤭✌️😂
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuuuutttt
Salsabila Arman
lanjut
palupi
wanwan... habis nyanyi ntar tau tau jadi juragan beras 😂😂😂
Lala Kusumah
wah wanwan ada yg lamar duh... lanjuuuuuuuuuuutttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!