Raisya adalah seorang istri yang tidak pernah diberi nafkah lahir maupun batin oleh sang suami. Firman Ramadhan, adalah seorang arsitektur yang menikahi Raisya setelah empat tahun pertunangan mereka. Mereka dijodohkan oleh Nenek Raisya dan Ibu Firman. Selama masa perjodohan tak ada penolakan dari keduanya. Akan tetapi Fir sebutan dari seorang Firman, dia hanya menyembunyikan perasaannya demi sang Ibu. Sehingga akhirnya mereka menikah tanpa rasa cinta. Dalam pernikahannya, tidak ada kasih sayang yang Raisya dapat. Bahkan nafkah pun tidak pernah dia terima dari suaminya. Raisya sejatinya wanita yang kuat dengan komitmennya. Sejak ijab qobul itu dilaksanakan, tentu Raisya mulai belajar menerima dan mencintai Firman. Firman yang memiliki perasaan kepada wanita lain, hanya bisa menyia-nyiakan istrinya. Dan pernikahan mereka hanya seumur jagung, Raisya menjadi janda yang tidak tersentuh. Akankah Raisya menemukan kebahagiaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berangkat KKN
Dari hasil musyawarah antara keluargaku dan keluarga Irfan acara pertunangan Sofi dan Irfan akan diselenggarakan setelah saya pulang KKN. Berarti sekitar dua bulan lagi.Sebagai seorang kakak aku hanya bisa mendo'akan yang terbaik untuk adikku. Sudah lumrah dalam lingkungan kami bertunangan dan menikah di usia muda. Yang menjadi pikiran orang tuaku hanya tanggapan orang, karna mereka takut orang-orang akan membandingksn nasibku dengan nasib Sofi. Orang tuaku juga khawatir karna aku anak pertama harus dilangkahi oleh adikku.
"Ummi abi, kalian jangan khawatir! Raisya baik baik saja.Tidak usah didengerin apa kata orang nantinya. Sofi kan masih baru mau tunangan, belum nikah. Misal Sofi mau nikah pun dan melangkahi Raisya itu udah tidak pamali ummi abi. Karna Raisya kan sudah pernah menikah."
"Iya tapi tetap saja kami tidak enak hati denganmu nak. Maafkan Abi sudah merubah statusmu seperti ini, andai abi dulu tegas mungkin lain ceritanya."
"Sudah abi jangan diungkit lagi masalah itu, Raisya ikhlas, ini sudah yang terbaik dari Allah. InsyaAllah ada hikmah di balik semua ini."
"Iya nak, semoga kamu juga akan segera bertemu jodoh yang terbaik."
"Amin..." aku, Sofi dan ummi mengamini.
Dua minggu sudah mas Andi tidak ada kabar sama sekali. Aku jadi kepikiran, tapi tidak mungkin aku datangi rumahnya. Karna selain malu aku juga segan karna orang tua mas Andi belum tau hubungan kami, begitu pula orang tuaku. Aku melarang Sofi untuk cerita kepada ummi dan abi. Karna sebelum kami melangkah ke hubungan yang lebih serius, aku takkan mengenalkannya kepada orang tuaku. Aku takut jika terjadi sesuatu yng tidak diinginkan, akan membuat mereka kecewa.
Besok aku akan mulai berangkat KKN, hari ini aku mulai mengemas segala sesuatu yang perlu aku bawa. Ada baju,jilbab,buku, selimut, payung, sandal, alat mandi, alat mak up, changer, laptop dan lain lain. Tak lupa bawa mie instan dan camilan. Karna aku akan pergi KKN sekitar 50 hari, dan katanya tidak boleh pulang sama sekali kecuali sangat mendesak.
"Sudah semua ini mbak bawaannya?"
"Emm.. kayaknya sih udah dik, tinggal bawa alat masak aja. Aku cuma kebagian bawa teflon hehe."
"Berapa orang sih mbak satu kelompok?"
"Ada sekitar 20 orang, 12 perempuan dan 8 laki-laki."
"Seru pastinya ya mbak? Jadi gak sabar pingin segera KKN hehe..."
"Bilang aja pingin segera lulus karna mau nikah ya kan? atau jangan-jangan nikahnya tahun ini juga nih?"
"Apaan sih mbak, nggak gitu juga kali. 20 orang itu satu kelas mbak?"
"Dari beberapa kelas dan jurusan, tapi semoga saja kami bisa solid karna dari kelasku cuma 2 orang, aku sama Taufik. Tadinya sama Mimi tapi kan Mimi lagi hamil muda jadi ditukar sma Taufik gitu, soalnya biar gampang kalau masih dekat dengan tempat tinggalnya.Orng hamil kan mudah capek dik, kasian juga. Jadi ada kompensasi dari dosen pembina seperti itu."
"Oh iya iya, semangat mbak. Zemoga lancar KKN nya. ya udah mbak istirahat aja, besok kan berangkatnya pagi, aku juga mau otewe ke pulau kapuk."
...****************...
Keesokan harinya, aku sudah siap untuk pergi ke kampus jam 7 pagi. Sofi mengantarku, karna aku akan berangkat dengan bus mini bersama yang lain.
Sebelum keberangjatan kami melakukan upacara pelepasan. Setelah itu kami masuk ke bus mini yang sudah ada nomer kelompok S03. Yang isinya 20 mahasiswa 1 dosen pembina dan 1 dosen pendamping.
Jarak dari kampus ke ke kota S hanya memerlukan 2 jam, karna ternyata lokasinya bukan di kotanya, melainkan di desanya.
Akhirnya kami sampai di tempat tujuan. Kami menurunkan barang bawaan satu persatu. Di sana kami langsung singgah di rumah kepala desa. Kami diberi tempat di rumah kosong tepat di depan rumah kepala desa, tapi untuk yang laki-laki tidurnya di musholla pribadi kepala desa yang letaknya di depan rumah kosong. Untuk barang mereka ditempat di kamar paling luar di rumah kosong ini. Konon rumah kosong ini ditempati saudaranya pak kades yang sedang merantau. Karna tinggal anaknya saja maka anaknya tinggal bersama di rumah pak kades. Kalau pulang ke sini maka rumahnya ditempati. perabotan masih lengkap ada lemari dan tempat tidur. tapi kami sepakat untuk tidur lesehan bersama di ruang keluarga.
Hari pertama kami punya tugas menyusun kepengurusan. Selanjutnya setiap seksi harus punya program untuk 50 hari ke depan. Aku kebagian sie Agama dan kebetulan aku ketuanya, anggotanya ada 3 orang. Kami juga membagi piket masak untuk para perempuan dan kebersihan untuk para laki-laki.
Hari ke tiga kami mulai menjalankan program. Kami sie agama berkunjung ke masjid. berbaur dengan anak-anak yang mengaji di sana. Dan kami juga membantu ustadz mengajar ngaji anak-anak perempuan. Jarak masjid ke rumah pak kades cukup jauh. sekitar 1 kilo meter. jadi kami pinjam motor yang disediakan di rumah pak kades, bonceng dua pun jadi. Maklum kalau si desa tidak ada tilang menilang.
Sampai detik ini pun belum ada kabar dari Mas Andi, aku masih kepikiran. Tapi karna banyaknya kegiatan aku hiraukan saja. Karna saat ini prioritasku adalah tugas KKN.
Malam ini kami nobar di luar, karna Televisi u tuk kami diletakkan di teras luar, agar kami bisa nonton bersama dengan teman lelaki kami. Sudah tidak ada kecanggungan antara satu dengan yang lain karna kami sudah saling kenalan.
"Woi ciwi ciwi bikinin kopi dong biar gak ngantuk." Bima selaku ketua kelompok memberi perintah.
"Siap komandan!" Jawabku dan dan lina. Karna memang piket kami hari ini.
Saat di dapur Taufik menghampiri kami.
"Jangan terlalu manis ya, lihat kamu udah manis lin nantik aku diabetes." goda Taufik kepada Lina.
"Cie ehm ehm, ada yang lagi PDKT nih." Aku menyenggol lengan Lina dengan sikut.
"Apaan sih Rai, Taufik memang suka becanda."
"Siapa bilang aku becanda, aku lagi usaha ini, siapa tahu pulang KKN bawa calon mantunya emak. Ya sudah mana kopinya biar aku yang bawa." pinta Taufik.
"Nih awas hati-hati bawanya! Kalau kesandung gak jadi minum kopi lho fik." candaku.
"Iya Bu Ustadzah. Eh Raisya aku ada perlu sama kamu, tapi besok saja deh, mumpung besok santai." Teman-temanku memang biasa memanggilku dengan candaan Bu Ustadzah, karna diantara mereka di kelasku, hanya aku yang lulusan pesantren.
"Ike Fik, ingatin aku besok ya!" Taufik mengacungkan jempolnya.
-
see yo again kakak, terima kasih sudah mampir dan sudah memberikan dukungan🤗😍
