"Cih! Aku tak kan pernah mau menikah dengan lelaki yang sudah tua. Apalagi umurnya hampir sebaya dengan bapak ku."
Batin Nisha seakan tak terima saat mata liar Ridwan memandang kemolekan tubuh nya dengan penuh nafsu.
Nisha terpaksa melayani nafsu bejat pria setengah baya itu untuk membayar hutang ibu nya.
Semua tragedi hidup Nisha, berawal dari hasrat Ridwan yang ingin memperistrinya.
Pria itu cemburu buta saat Nisha tampak berduaan dengan kekasihnya Farel. Ridwan pun menuntut Nisha untuk membayar semua hutang budi yang pernah ia berikan pada Nisha dan keluarganya dengan cara ia harus menyerahkan tubuhnya pada Ridwan.
Nisha pun hamil di luar nikah dan terpaksa menikah dengan Ridwan. Lelaki tua yang tak di cintainya.
Bagaimana nasib Nisha selanjutnya ?
Jangan lupa kepoin ceritanya y 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEDATANGAN KAKAK IPAR
Malam semakin larut.
Nisha sengaja membaringkan tubuh nya di sofa tamu. Ia menunggu Ridwan yang sejak tadi pergi tak tahu entah kemana. Sedangkan Rani, sejak sore tadi sudah berpamitan kembali ke rumah nya.
Jelang tengah malam, Nisha mulai gelisah menunggu kedatangan Ridwan yang belum juga pulang. Hingga tanpa ia sadari, Ia pun tertidur di sofa tamu hingga dini hari.
Saat menjelang adzan subuh, Nisha terbangun ketika mendengar suara Ridwan memanggil nama nya. Ia pun segera bangkit membuka kan pintu untuk Ridwan.
Pria paruh baya itu tampak kusut dan masam memasuki rumah nya. Mata nya berpendar menatap sekeliling rumah dan langsung masuk ke dalam kamar tanpa bicara sedikit pun pada Nisha yang langsung mengunci pintu rumah nya.
Nisha pun segera mengikuti Ridwan ke dalam kamar dan melihat Ridwan sedang berganti pakaian.
"Abang mau makan gak?" tanya Nisha.
"Gak, Abang kenyang." Sahut Ridwan tanpa menoleh sama sekali ke arah Nisha.
Nisha menutup pintu kamarnya pelan. Lalu duduk di sisi pembaringan seraya memperhatikan Ridwan yang langsung menghempaskan tubuh nya berbaring di atas kasur.
Nisha menarik nafas panjang melihat reaksi Ridwan yang tak mau bicara sedikit pun dengannya. Tak ada penjelasan mengenai Rani, tak ada pertanyaan tentang keadaan nya yang baru saja mengalami keguguran. Lelaki itu bersikap tak peduli dan tak mau tau.
Sedikit perhatian yang di harapkan dari Ridwan tak kunjung Nisha dapatkan hingga suara dengkuran Ridwan yang tertidur pulas membuat Nisha beranjak pergi dari kamar untuk membuat sarapan.
☘️☘️☘️☘️☘️
Tiga hari telah berlalu.
Suasana dingin antara Nisha dan Ridwan belum berakhir. Nisha tak tahu apa yang ada dalam pikiran suami nya itu. Kehangatan rumah tangga yang biasa tanpa ke romantisan bukan lah masalah untuk Nisha. Karna Ridwan memang bukan pria romantis.
Ia tak mau ambil pusing dengan sikap Ridwan yang jadi kaku dan dingin terhadap nya.
Dreettt...!!
"Ayo masuk, buruan!"
"Benar, ini rumah baru nya?"
"Iya...!"
Bunyi pintu pagar dibuka di susul oleh suara-suara yang ramai memasuki halaman rumah membuat Nisha melongok lewat jendela.
Matanya menyipit memperhatikan sepasang pria dan wanita bersama dua orang anak kecil. Mereka seperti keluarga. Nisha bergegas membukakan pintu menyambut tamu yang tak ia kenal itu.
"Ini pasti Nisha, istri Ridwan. Iya kan, pantesan Ridwan klepek-klepek, masih muda cantik lagi." ucap si wanita itu.
Wanita yang Nisha pikir adalah ibu dari kedua anak kecil itu langsung menghampiri nya dan menyalaminya dengan hangat. Suami beserta anak-anak nya pun tampak tersenyum manis pada Nisha.
"Maaf, kakak sekeluarga ini siapa?" tanya Nisha bingung.
Ia mencoba bersikap ramah pada mereka yang sepertinya sangat mengenal suaminya Ridwan.
"Oalaa, lupa. Perkenalkan, aku Vita, kakak perempuan Ridwan. Dan ini suami ku Doni berserta anak-anak ku Vanya dan Soni. Ayo anak-anak salam sama Tante kalian." ucap nya tampak ramah.
Wajah Nisha langsung berubah gembira menyadari yang datang adalah kakak ipar nya.
Ia pun serta merta menyalami satu keluarga itu dan menyambut kehadiran mereka semua dengan hangat. Setelah mempersilahkan keluarga ipar nya masuk, Nisha pun jadi sibuk menghidangkan minuman dan makanan kecil untuk menyambut tamu nya.
"Siapa yang datang Nisha?" Ridwan yang baru saja habis mandi merasa heran melihat istri nya jadi sibuk.
"Itu bang, kakak mu Vita dan keluarganya." jawab Nisha.
"Vita?" Ridwan tampak mengerutkan kening nya dan bergegas menuju ke ruang tamu.
"Kok kakak bisa nyampe sini? Tau dari mana aku tinggal di sini?" Ridwan tampak kaget melihat kehadiran kakak perempuan nya.
"Ya dari siapa lagi, kalau bukan istri mu Rani." ucap Vita terdengar jengkel.
Ridwan langsung terdiam saat Vita bicara sambil mengangkat bibir nya miring ke atas.
"Istri mu itu jahat. Ia mengusir kami sekeluarga dari rumah nya." ungkap Vita setengah berbisik pada Ridwan seraya melirik ke arah Nisha yang mendadak masuk membawa aneka cemilan.
"Duh, jangan repot-repot dik Nisha!" ucap Vita ber basa basi.
Vita dengan mulut manis nya tampak ber basa basi di depan Nisha yang hanya melemparkan senyum ramah.
"gak repot kok kak, ayo silahkan di minum." ujar Nisha ramah.
Nisha mempersilahkan tamu nya untuk menikmati minuman berserta cemilan yang ia hidangkan di atas meja tamu, lalu pura-pura ke ruang dapur sengaja meninggalkan mereka sekeluarga agar bisa bebas ber bicara bersama Ridwan.
"Saat ini, kakak dan Bang Doni tak tahu harus tinggal dimana. Cuma kamu yang bisa kakak harap kan. Izinkan kami sekeluarga tinggal di sini bersama mu." ucap Vita mengejutkan Ridwan.
"Boleh ya Ridwan, kakak mohon." pinta Vita memelas.
"Emangnya kamu gak kasihan sama ponakan mu." ucap nya lagi memasang wajah menyedihkan.
Bujuk rayu Vita untuk mengizinkannya tinggal dirumah yang di tempati Ridwan dan Nisha samar-samar sempat terdengar di telinga Nisha.
Nisha hanya tercenung di ruang tengah menyimak percakapan mereka yang kelihatannya sengaja di tutup-tutupi dari Nisha.
"Ya udah, kalian tinggal di sini saja. Masalah Nisha tak usah kalian pikir kan. Dia cuma gadis kampung." ucap Ridwan kemudian.
Deg!
Ada sedikit rasa janggal di hati Nisha saat Ridwan menyebut nya gadis kampung. Nisha merasa di sepele kan oleh Ridwan di depan keluarga nya.
Tanpa kompromi atau pun bicara apa pun pada Nisha, mulai hari itu, rumah mereka pun ramai dan riuh oleh keluarga Vita yang tinggal menumpang di rumah mereka. Vita sekeluarga, tinggal di paviliun rumah yang terhubung ke dalam rumah.
Awal nya, Nisha tak mempermasalahkan keluarga Vita tinggal bersama mereka. Karna ia merasa, Ia tak punya hak atas rumah yang ia tempati itu. Tapi lama kelamaan, Nisha merasa tak nyaman dengan Vita yang jarang ngobrol dengan nya.
Kakak perempuan Ridwan itu, dengan seenaknya membawa Tv yang ada di ruang tengah ke dalam paviliun dan mengurung diri setiap hari menonton Tv bersama anak-anak nya.
Vita pun tak pernah masak bareng Nisha layak nya orang tinggal satu rumah. Vita selalu masak sendirian diam-diam tanpa sepengetahuan Nisha, lalu membawa masakannya ke dalam paviliun dan makan bersama suami dan anak-anak nya di sana.
Dan seperti nya, Ridwan seakan acuh tak acuh dengan kelakuan keluarga kakak nya yang sangat tak sopan itu. Ia justru makin jarang pulang dengan alasan, di rumah berisik. Hubungan Nisha dan Ridwan pun makin jauh dan merenggang karna mereka tak punya waktu untuk bicara berduaan.
Apalagi saat Ridwan dinas luar kota. Ia tak pernah memberi Nisha uang pegangan seperti biasa Ridwan lakukan. Semua stok makanan yang selalu di belikan Ridwan untuk makanan se hari-hari pun juga sering habis tak bersisa di makan oleh keluarga Vita sehingga Nisha tak pernah kebagian makanan. Sering kali Nisha terpaksa berhutang Indomie dan telur di warung untuk makan sehari-hari nya saking ia tak punya uang untuk beli beras.
Aneh nya lagi, suami nya Vita yang bernama Doni tak pernah keluar rumah untuk bekerja. Setiap hari Ia selalu asyik mengurus burung yang ia bawa sejak pindah ke rumah Ridwan. Hidup mereka sekeluarga tampak enak dan santai-santai saja.
Vita juga orang yang jorok dan pemalas. Ia tak pernah membantu Nisha untuk beres-beres rumah atau pun mencuci piring bekas yang ia pakai setiap kali keluarga mereka makan. Dan yang lebih aneh nya lagi, di saat stok makanan habis di kulkas, mereka selalu saja punya sesuatu untuk di makan padahal suami nya cuma pengangguran.
Apa jangan-jangan suami nya ahli waris yang kaya raya? Nisha jadi penasaran sekali dengan Vita dan suami nya.
.
.
.
Bersambung
Bagaimana kah hubungan Nisha dengan ipar nya ?
Cuss Kepoin kelanjutan kisahnya .