Alinah seorang guru SD di kampungnya. Tidak hanya itu, Bahkan Alinah mengajak turut serta murid muridnya untuk menulis buku Antologi Alinah DKK. Alinah tidak memungut biaya sepeserpun atas bimbingan ini. Selain itu sosok Alinah juga sebagai seorang istri dari suami yang bernama Pak Burhan. Bagaimana aktivitas Alinah dalam keseharian itu akan terutang dalam buku ini. Alinah sebagai pendamping suami begitu sayang pada Pak Burhan. Bagaimana Alinah menjalani hari - hari selanjutnya tanpa ada Pak Burhan disisinya? Bagaimana pula Alinah meniti karir sebagai penulis novel? Simaklah buku ini untuk menatap dunia di luar sana .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mugiarni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 : Alinah dan Dunia Literasi
Cerita Alinah tentang Dunia Mistik
Alinah menaiki angkutan umum hendak menuju Pasir Bitung. Tiba-tiba Sopir mobil angkutan itu berhenti menepi di jalan. Setelah bertanya pada Pak supir angkot itu, ternyata tadi terdengar orang yang menyuruhnya untuk berhenti. Jadi dengan serta merta, Pak Supir angkot pun memberhentikan laju kendaraannya. Alinah mendengar seperti ada suara seorang penumpang yang sedang meminta untuk berhenti. Ternyata di angkot itu banyak orang lain yang mendengar nya pula.
Ada peristiwa yang pernah dialami oleh Alinah, saat itu jarum jam menunjukkan pukul 01.00 wib. Alinah tertidur di ruang depan. Dia terbangun, lalu beranjak untuk pindah ke kamar nya. Saat berdiri dan hendak menuju ke kamar pandangan matanya tertumbuk pada kaca depan rumah. Di balik kaca itu terlihat tangan yang melambai-lambai. Tak tampak wajah nya. Yang tampak hanya lah tangan yang melambai-lambai. Dengan serta merta Sakinah bergegas menuju ke kamar nya.
Bagaimana Alinah tidak merasa takut bila harus tinggal di tempat yang masih sepi. Jauh dari keramaian penduduk. Bila mau di bangun itu pertimbangan dananya. Sementara bila bisa membangun pun Alinah harus memulainya dari nol. Andai mereka meluangkan untuk membangun satu kamar pun bisa. Tap masih sepi.
Alinah pernah mendengar cerita dari seorang kawan. Bila hendak membuat rumah buatlah satu kamar dulu. Kemudian ditempati. Seiring dengan berjalan nya waktu nanti kan menjalar menjadi sebuah bangunan yang utuh.
Dulu Pak Burhan pernah mengalami saat-saat usahanya mendatangkan sejumlah uang. Yaitu usaha dengan cara nitip dagangan di warung-warung. Seperti alat tulis, aksesoris. Setiap hari la berkelana ke sejumlah warung untuk menarik dagangan yang telah dititipkannya. Kemudian mengisinya dengan dagangan yang telah dipersiapkan dari rumah. Berkat kerajinan usahanya itu dapat membuahkan hasil berupa sepeda motor. Tapi entah mengapa seiring waktu berjalan, Alinah terpengaruh usaha di penjualan lapak milik teman nya itu. Alinah pun tidak paham dengan temannya itu. Jadi usaha Alinah pun goyah.
Entah sudah beberapa kali, ada teman yang datang ke rumah. Ketika Alinah menanyakan tentang temannya itu, Alinah tidak menjawabnya. Tetapi, Alinah menduga bila teman yang mendatangi nya itu adalah untuk meminjam sejumlah uang.
Sebagai seorang guru, Alinah ingin fokus untuk berpikir pada hal-hal yang terkait dengan program kegiatan yang dirintisnya sebagai seorang guru. Apalagi Alinah memiliki cita cita yang lain selain menjalani profesinya sebagai seorang guru, Yaitu keinginan nya terkait dengan menggerakkan kegiatan literasi di sekolah. Dengan usianya yang tak lagi muda, Alinah ingin agar siswanya memiliki keterampilan menulis sejak diri. Dari mulai hal-hal yang sifatnya sederhana namun mampu mewujudkan nya kedalam sebuah buku. Ini melatih karya nyata anak. Dengan Suatu tujuan agar kelak ketika anak memasuki sekolah di jenjang yang lebih tinggi, anak akan tumbuh dengan pengalaman yang baru sementara anak telah mendapatkan bekal terkait dalam bidang tulis menulis. Alinah membimbing anak dengan menulis cerita sederhana. Pengalaman yang menyenangkan dan pengalaman yang tidak menyenangkan. Dalam menjalani aktivitasnya sebagai seorang guru, Alinah didukung oleh suami. Alinah seringkali dimintai tolong untuk menggosok baju, saat Alinah kelelahan, Pak Burhan seringkali pergi ke warung untuk menyiapkan makanan. Saat Alinah tak mampu menyiapkan makanan karena kondisi ny kurang sehat. Bahkan Alinah seringkali mencuci piring. Alinah tidak tega melihat Alinah terbaring di tempat tidurnya karena kondisi fisiknya yang lemah. Tidak gesit seperti orang-orang di luar sana.
***
Menggerakkan literasi di sekolah itu ternyata tidak mudah. Tapi menurut Alinah itu juga bukan perkara yang sulit. Intinya adalah perjuangan. Ada seorang yang berpendapat bila di sekolah tempat Alinah mengajar itu cenderung blok blokan. Pernah mendengar pendapat dari seorang guru bila seorang guru yang berliterasi itu menulis nya di bidang pembelajaran. Guru dalam berliterasi itu tidak menulis cerpen ataupun menulis novel. Sementara guru yang lain ada yang berpendapat bila menggerakkan literasi di sekolah itu sama halnya dengan mencari lelah. Karena mereka berfikir bila kegiatan apapun yang positif di sekolah itu tidak akan mendapatkan dukungan dari orang tua murid.
Di kesempatan lain Alinah pernah mendengar bila ada guru yang dibawakan golok oleh orang tua murid. Itu karena suatu kesalahan pahaman yang levelnya begitu ringan. Membayangkan hal itu Alinah pun sempat merinding dibuatnya.
Dalam situasi yang pernah Alinah rasakan sendiri, orang tua murid pernah ada yang menolak literasi di sekolah dengan suatu alasan pelajaran matematika itu lebih penting sifatnya dari literasi. Beragam bentuk penolakan yang telah dilakukan oleh orang tua murid.
Belum lagi dihadapkan pada suatu realitas kehidupan yang Alinah jalani. Di masyarakat ada orang yang mendukung Alinah. Ada pula yang mencibir
Alinah menurut nya, pekerjaan menulis itu pekerjaannya orang yang tidak memiliki anak. Sebagian ada yang merendahkan bila Alinah itu banyak kegiatan. Tapi Alinah tak mendapatkan bayaran dari kegiatan literasi di sekolah. Anggapan punya banyak job akan tetapi tidak mendapatkan uang dari literasi itu sendiri sangat melekat pada kehidupan Alinah.
Bahkan ada seseorang yang beranggapan bila Alinah menggerakkan literasi di Sekolah itu karena tidak ada yang di urusin.
Padahal Alinah berpendapat, Alinah selama ini meluangkan waktunya untuk menulis. Bukan menulis menunggu waktu luang.
Banyak pernak-pernik kehidupan yang Alinah jalani terkait dengan kegiatan literasi di Sekolah. Tapi Alinah tak pupus harapan. Alinah tetap akan melanjutkan kegiatan literasi di sekolah sampai dirinya tak mampu menulis lagi.
Dalam menumbuhkan gerakan literasi di sekolah, Alinah memiliki program yang pada akhirnya program itu membawa suatu harapan yang bisa dikuasai oleh anak didik. Anak mampu menulis dari hal yang sederhana kemudian di digabung menjadi buku antologi sebagai kegiatan di sekolah. Kemudian anak akan diajarkan untuk mengakses internet. Sebagai pengembangan literasi di sekolah, Alinah akan memupuk bakat anak melalui tausiah ustadzah cilik. Itu program dari Alinah. Tapi kembali lagi, untuk menjalankan program itu perlu didukung oleh berbagai pihak. Yaitu guru, orang tua siswa dan kepala sekolah. Alinah pun berharap agar anak didiknya memiliki kemampuan mengetik.
Seiring dengan perkembangan zaman Alinah pun hendak mengajarkan pada anak didiknya untuk membuat video animasi di sekolah. Itu melalui tahap perkenalan terlebih dahulu dengan cara menonton bareng video animasi di sekolah dengan menggunakan fasilitas proyektor di sekolah.
Semua itu ada di dalam pikiran Alinah. Dua ingin melihat anak itu lebih maju lagi dalam dirinya.
Meski Alinah merasa seorang diri saja dalam menggerakkan literasi di sekolah, namun Alinah tidak pupuk harapan untuk terus melangkah tanpa beban. Alinah sadar akan keterbatasan nya. Hingga suatu ketika Alinah membimbing anak murid untuk turut serta dalam lomba menulis cerpen di tingkat kecamatan. Karena bagi yang mendapatkan juara satu itu harus mengikuti lomba selanjutnya yang berada di tingkat kabupaten. Alinah pun mendampingi muridnya untuk mengikuti lomba di tingkat kabupaten. Pada saat mendampingi lomba itulah Alinah berkenalan dengan Seorang penulis buku cerita anak.
Mampir juga ya kak ke cerita aku, mari saling mendukung sesama penulis baru. Jangan lupa like & komen nya🤗🤗💋