Kisah cinta akan membawa hati pada garis takdir nya masing - masing, seperti Dira yang selalu saja gagal dalam percintaan. Seorang gadis yang merasa dirinya sudah tak berarti, di benci mertua dan di campakan suami nya, memulai kisah cinta nya kembali meski selalu berujung pada penghianatan, namun Dira berharap akan takdir membawa nya pada cinta sejati nya, hingga pada akhir nya Tuhan benar - benar menjawab doa nya, mempertemukan Dira dengan cinta sejati nya, meski bukan yang pertama namun akan menjadi yang berarti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERTEMU DITA ...
Setiap kata yang terangkai dalam bayang yang mulai memudar. Setiap waktu terus berlalu yang hanya meninggal kan bekas. Setiap kehidupan yang datang sudah tersurat akan kehilangan. Biar waktu berlalu, kita coba nikmati saja biar berjalan apa ada nya.
Rasa rindu berselimut sendu, saat dua hati yang saling mencintai harus terpisah oleh keadaan. Penghianatan terkadang hadir menertawa kan bersama hilang nya rasa cinta.
Seperti kisah Aji dan Dita saat ini yang semakin jauh semenjak hadir nya Natalia dalam kehidupan Aji, sejak tahu Aji malah merespon perasaan Natalia yang memang sudah menaruh hati sejak melihat foto Aji. Dita yang merasa di hianati langsung pergi menjauh dari kehidupan Aji, namun bukan nya sedih atau bagaimana Aji justru senang dengan keadaan yang sekarang ini.
Di mana orang tua nya, juga sangat mendukung bubungan nya yang sekarang, tidak seperti waktu dengan Dira dulu. kini Aji dan Natalia pun sudah resmi bertunangan, bahkan pertunangan nya pun di laksana kan jauh sebelum mendapat surat putusan dari pengadilan bila Aji sudah resmi bercerai dari Dira.
Pagi itu Ajeng sengaja meminta Dira untuk mengantar nya ke pasar untuk membeli kain yang rencana nya akan di jadi kan seragam pas hari perningkahan nya sama Abdul. Sesampai nya di pasar mereka malah tak sengaja bertemu dengan Dita yang sedang menagih uang pinjaman dari para penjual di pasar tempat Dira dan Ajeng belanja.
Ya, setelah penghianatan Aji, Dita lalu memutus kan untuk pindah pekerjaan sebagai sales marketing di sebuah bank swasta yang melayani pinjaman kredit usaha.
" Dira ... " teriak Dita ketika melihat bayangan Dira di salah satu nasabah nya. Dira langsung menoleh ke arah sumber suara,
" Mbak Dita, di sini juga mbak, " jawab Dira balik bertanya, Ajeng yang baru pertama melihat Dita tampak menyoroti Dita dari atas sampai bawah. Memandang dengan penuh rasa heran, mengingat dari cerita Dira bila Aji dan Dita ada main di belakang Dira, juga Dita yang menyebab kan tragedi Dira menjadi alat untuk mereka bisa menjalani hubungan terlarang mereka.
" Oh, jadi ini toh orang yang nama nya Dita, lah mata si Aji apa udah burem kali ya, bisa nya membanding kan Dira dengan perempuan seperti ini, jelas sangat jauh berbeda, dari segi fisik maupun batin, aku yakin Dira jauh lebih baik dari si Dita ini. " batin Ajeng terlihat kesal bertemu dengan Dita.
" Iya, kan tiap satu minggu sekali tugas ku berkeliling di pasar ini, oh ya lagi cari apa nih Dir.. Kebetulan ya ketemu kamu di sini. " sahut Dita merasa sok akrab dengan Dira. Padahal dulu sewaktu Dira masih jadi istri Aji, menyapa pun tidak bila tengah berpapasan atau tak sengaja bertemu.
" Iya mbak, bisa kebetulan ya.. Ini aku lagi mau cari bahan mbak, " balas Dira datar. Merasa tak nyaman bicara panjang lebar ke Dita, orang yang telah meminta Aji untuk meningkahi Dira, sebagai tameng agar hubungan mereka bisa aman.
" Oh, cari bahan yang kaya gimana ya Dir.. Siapa tahu aku bisa bantu, gini - gini aku rumayan paham juga sama para pedagang di sini. " ucap Dita yang masih berusaha untuk tetap berkomunikasi dengan Dira, dia berniat untuk meminta maaf secara langsung dengan gadis yang pernah sengaja dia sakiti lahir batin nya.
" Emmm, sebelum nya kenalin dulu ini saudara aku nama nya mbak Ajeng, lha mbak Ajeng ini ingin nyari bahan yang bisa buat seragaman pas hari perningkahan nya. " jawab Dira menjelas kan.
" Hay, mbak Ajeng salam kenal aku Dita, tetangga Aji suami nya Dira. Owalah mau cari bahan buat baju seragaman to, kalau itu di lantai dua Dir, di sini mah kurang cocok bila untuk jumlah besar. Nah, kalau di lantai dua itu pilihan nya banyak, juga stok nya memadahi. Kalau mau ayo aku antar sekalian aku mau nangih angsuran ke lantai dua. " pinta Dita yang terkesan memaksa banget masih ingin bersama Dita.
" Hay mbak Dita salam kenal, terima kasih tapi saya rasa... " belum sempat Ajeng menyelesai kan kalimat nya, Dira sudah memotong nya lebih dulu.
" Wah, kebetulan nih kalau mbak Dita bisa bantu. Kebetulan dari tadi aku sama mbak Ajeng, sudah muter - muter pasar belum ketemu yang cocok. " ujar Dira sangat antusias. Ajeng pun hanya bisa pasrah bila mau sahabat nya seperti itu.
" Ya sudah kita langsung aja ke lantai dua yuk, nanti aku bantu pilihin kalau perlu aku akan bantu menawar nya juga. Tapi setelah itu, tolong temenin aku makan ya Dira, mbak Ajeng. Ada sesuatu yang ingin aku sampai kan ke kamu juga Dir. Gimana, kalian bisa kan. " pinta Dita setengah memohon.
" Boleh mbak, tapi mbak Dita yang traktir ya.. " seru Ajeng yang kala itu memang sudah sangat kesal mendengar omongan Dita, juga gaya bicara nya yang terkesan sok di buat - buat.
" Mbak Ajeng ini, jangan gitu lah. Masa mbak Dita yang di suruh ntraktir. Kan nggak enak, " sahut Dira menimpali.
" lho ya nggak masalah Dira, biarin saja nanti aku yang traktir kalian berdua. Tenang saja ya, " timpal Dita.
" Iya, mbak Dita.. Terima kasih, " ucap Dira.
Singkat cerita mereka pun sudah berada di warung kedai bakso belakang pasar. Tempat yang menjadi langanan Dita, bila sedang tugas di pasar ini. Pada akhir nya mereka makan hanya berdua Dita dan Dira, karena Ajeng sudah di jemput sama Abdul, yang nanti nya rencana akan sekalian mencari keperluan mereka yang masih belum lengkap.
" Dir, sebenar nya aku ngajak kamu makan siang sekarang ini, bukan tanpa alasan tapi aku memang sengaja untuk meminta maaf atas kesalahan ku sama kamu selama ini. " Ucap Dita, sembari menetral kan nafas nya untuk mengutarakan perasaan nya.
" Minta maaf untuk apa ya mbak, perasaan mbak Dita nggak pernah ada salah apa - apa sama aku. " jawab Dira, pura - pura belum mengetahui bila dia sudah tahu semau nya. Sengaja biar Dita mengakui sendiri kesalahan nya.
" Mungkin kamu memang nggak tahu Dira, tapi salah ku sama kamu tuh banyak banget, mungkin nggak akan kelar sampai seharian bila aku menjabar kan satu persatu kesalahan ku. Pada inti nya aku mau minta maaf karena selama ini sudah terlalu menyakiti kamu. Sebenar nya dulu aku dan mas Aji memang punya hubungan yang serius. Namun tetap saja jodoh nggak bisa di paksa kan, aku sama mas Aji juga pada akhir nya tak bisa bersama. Aku rasa mungkin apa yang sekarang aku rasa kan ini sama seperti apa yang kamu rasa kan dulu, waktu mengetahui Aji bersama perempuan lain, dan itu aku. Sekarang aku sudah menyesali perbuatan ku di masa lalu Dir, aku harap kamu bisa memaaf kan aku. Kamu boleh nggak suka sama aku, benci sama aku, tidak bisa memaaf kan aku, pasti aku bisa terima itu Dir. Maaf kan aku. " ungkap Dita jujur dari hati nya yang paling dalam.
" Iya, apapun kesalahan mbak Dita terhadap ku, aku sudah memaaf kan nya mbak, sama sekali nggak ada alasan aku untuk tidak memaaf kan mbak Dita, bukan kah Tuhan saja Maha pemaaf, lantas kenapa aku harus benci dan nggak suka sama mbak Dita, sama sekali tak pernah terfikir seperti itu sedikit pun dari aku mbak. " jawab Dira tulus
" Makasih Dira, sudah tidak membenci ku jadi mulai sekarang kita berteman nih. " ucap Dita,
" Sama - sama mbak Dita, teman Dira. " sahut Dira yang langsung di sambut oleh tawa renyah mereka berdua.
...****************...