Nadia, memergoki sang suami sedang bercinta dengan sekretarisnya sendiri, di ruangan khusus kantor pria itu.
Nadia, yang ingin memberi kabar kehamilannya kepada Dygta, justru di kejutkan dengan kenyataan yang menghancurkan hatinya berkeping-keping.
Nadia berlari tanpa memperdulikan klakson kendaraan, hingga sebuah sedan menabraknya.
Nadia terbangun di rumah sakit dan kehilangan janinnya.
Buruknya lagi, Dygta langsung menceraikannya saat itu juga.
Merasa tak ada pegangan dan kalut, Nadia mencoba bunuh diri dengan melompat dari jembatan layang.
Beruntung, seorang pria pemilik perusahaan yang juga seorang ketua mafia menyelamatkannya.
"Hargai hidupmu. Hiduplah untuk membalas mereka yang telah menyakitimu!" ucap Leonardo De Xarberg.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab#32. KIYD.
Terlihat Black meraih meja lalu mematahkan salah satu bagian dari benda segiempat tersebut.
Batang kayu beradu dengan tungkai kaki seorang pria yang hendak menyerang dari belakang Blue.
Pletakk!
Bugh!
Pria itu mengerang, merasai lututnya yang mungkin hancur terkena pukulan teramat keras dari benda tumpul.
" Thanks Bro!" seru Blue dengan peluh di dahinya.
" Awas belakangmu!" teriak Red pada Black.
Bruugghh!!
"Argh!"
Mendapatkan sebuah tendangan tiba-tiba, nyatanya sukses membuat Black tersungkur di lantai, darah merembes dari hidung serta pelipis kirinya karena sempat membentur ujung meja.
Dirinya lengah, sehingga mendapat serangan dari belakang punggungnya.
"Sial! Beraninya kalian main belakang seperti ini!" Black berteriak seraya kembali menyerang dengan membabi buta.
Sebuah tendangan mendarat dengan telak ke kepala pria yang menyerangnya dari belakang, membuat hidung pria berbadan tinggi besar itu mengeluarkan cairan merah.
Black, mengatur napasnya, tenaganya tinggal setengah.
"Kau cukup hebat, Black!" puji Red mengangkat jempolnya di sela meninju wajah pria di hadapannya.
Pria itu kembali bangkit setelah menyeka hidungnya yang kemungkinan patah itu. Ketika hendak berdiri, Black justru mengarahkan kakinya untuk memberikannya tendangan memutar.
KREKK!!
Musuh pun berputar di udara sesaat, sebelum akhirnya tersungkur dan tak bergerak lagi.
"Tinggal empat orang, tapi nampaknya mereka lebih tangguh!" seru Red di sela-sela aksi tarung mereka.
"Bersiaplah! Kadal koreng itu memanggil bantuan!" teriak Blue yang memperhatikan beberapa orang yang datang.
"Habislah kau!" Black berhasil melumpuhkan seorang lagi dengan tendangan di perut dan dada.
"Sial! Kenapa pasukan mereka datang lagi!" umpatnya kesal, yang tengah menginjak kepala salah satu lawannya yang baru saja ia jatuhkan hingga semaput.
"Tak berguna!" Adik dari Alberto yang bernama Barca, melempar botol whisky-nya, serta menendang meja hingga benda tersebut terjungkal.
"Melawan tiga bedebah saja kalian kelabakan!" marah Barca pada anak buahnya yang tersungkur di hadapannya itu. Ingin rasanya ia langsung menembak kepala mereka saja.
"Tuan, bantuan sudah datang!" lapor anak buah lain, yang melihat dari CCTV di luar Klab.
" Ayo, habisi mereka bertiga, jangan biarkan keluar dari tempat ini hidup-hidup!" Lalu Barca keluar bersama, kaki tangan andalannya.
"Kunci pintunya, dan pastikan pihak berwajib tidak mencium kejadian ini." titahnya pada sang anak buah, yang kemudian diangguki patuh.
Pria itu pun mengunci pintu klab tersebut, setelah Shine, bersama Dark dan kawan-kawannya telah lebih dahulu menyusup masuk.
BRAKK!!
Trek!
Barca yakin, bahwa pertarungannya akan di menangkan oleh anak buahnya. Dirinya benar-benar geram, dan memutuskan akan melibas anak buah Leonardo agar pria itu lemah.
Sehingga, dirinya dengan mudah akan menggagalkan rencana pernikahan mereka berdua.
"Hubungi pemilik klab, Nick. Kirimkan tagihannya padaku." Setelah memberi perintah, pria paruh baya itu memejamkan matanya dengan senyum yang tersungging dari kedua bibir hitamnya.
Seorang pria berkaus hitam ketat, hendak mengarahkan senjata api ke depan. Mengincar kepala pria tampan dengan rambut di kuncir kebelakang.
Seringai tercetak di wajahnya, ketika jarinya berhasil menarik pelatuk itu, dan ...
BAAKK!
Pletang!!
Senjata api itu mental menyusur lantai, ketika sebuah lemparan kursi besi mengenai bahu anak buah Barca itu. Entah terpental ke mana, karena cahaya tempat itu yang remang-remang membatasi pandangan mata.
"Sial!" umpat pria tersebut, sambil menengok kebelakang. Terdapat pria berkepala pelontos dengan gerahamnya bergemeletak ketika tau sosok yang membuat lengannya terasa nyeri.
Bahkan, rencananya gagal untuk menembak pecah kepala orang.
Pria itu bangkit seraya menggeram, lalu maju menyerang. Red, berhasil berkelit dari beberapa serangannya, bahkan wanita tomboi itu sempat mendaratkan pukulan serta tendangannya beberapa kali.
Bugh!
"Ssshh," ringisnya, ketika sebuah hujaman kaki dengan sepatu boots itu mendarat ke perutnya.
Ia sempat limbung dan hampir terjatuh, seandainya tangannya tidak segera memegang tembok.
"Habis kau! Berani menggagalkan rencanaku!" Teriak pria itu seraya kembali melayangkan serangan kakinya. Melihat sela bagus untuknya, Red, segera menyerang titik lemah pada area vital yang sedang terbuka lebar.
"ARGHH!"
Pria itu mengerang hebat di atas lantai, sambil memegangi bawah tubuhnya.
Red, kembali menginjak alat vitalnya hingga pria itu benar-benar tak bergerak lagi di buatnya.
"Rasakan! Serangan dari jurus menuju impoten milikku."
Merasakan ada serangan yang mendekat dari arah belakang tengkuknya, Red pun bersiap.
Melihat dari ekor matanya, lalu bergerak memutar sambil melayangkan tendangannya. Dengan dua jurus saja Red sudah dapat merobohkan anak buah Barca yang berbadan kekar ini.
"Lemah!"
Red memberi makian pada raga yang tersungkur di bawah kakinya.
Brak!
Bugh!
Dugh!
Kraakk!
Dua orang lagi roboh, dengan tangan dan kaki yang patah. Mereka menggeliat di lantai merasakan sakit di bagian tubuhnya.
"Beraninya mengeroyokku! Sekarang rasakan akibatnya!" Red pun tak ingin menghabiskan waktu. Ia segera menghampiri kawan-kawannya.
Dimana Black, Blue dan Juga Dark dikerubuti oleh beberapa orang.
Praanggg!!
Blue menghajar kepala salah satu pria bertato yang menyerangnya dengan botol pecah. Akan tetapi, sebuah pukulan benda tumpul tak ayal mendarat di punggungnya.
Pria berambut klimis itu tersungkur, bagus saja Red datang tepat waktu. Ketika dua orang lelaki berbadan besar hendak menyerang Blue secara bersamaan.
" Hiyaaa!"
Dengan beberapa jurus yang dikuasainya, wanita tomboi itu berhasil melumpuhkan dua orang sekaligus.
"Terima kasih!"
Blue menerima uluran tangan Red, yang membantu membangunkannya.
"Hati-hati, ada yang membawa senjata api. Namun, aku sudah membuat senjata itu terlempar jauh entah kemana. Semoga, di antara mereka tidak ada yang menemukannya," ucap Red pada Blue yang tengah terpana akan kepiawaian wanita itu dalam berkelahi.
Karena, baru kali ini dirinya melihat wanita maskulin yang sangat cantik ketika dilihat dari dekat.
Belum saja kau lihat Red kala full make up, Blue.
Jangan deh, bisa jadi saingan Black nanti. 😁
"Apa ini real? Kenapa seperti melihat karakter dalam game." gumamnya, ketika Red kembali menghajar beberapa pria.
Bahkan, wanita itu melompat ke atas meja. Ataupun bertumpu pada kursi, sebelum memberi tendangan memutar.
Satu kepala terpelintir dengan pitingan dari kedua kaki wanita itu, dan semuanya terjadi tepat di hadapan Black juga Blue.
Kedua mata pria maskulin itu membola, melihat aksi dari wanita berambut panjang yang sengaja di Gelung ke dalam.
"Waw, awesome!" serunya, memberi pujian spontan.
Red, hanya tersenyum smirk sesaat menanggapi ketakjuban dari kedua pria ini.
"Aku bisa sendiri." Red, menampik uluran tangan dari Black yang mana hendak membantunya untuk bangun.
"Huh, dia pasti sangat marah padaku." gumam Black. "Tapi, gak nyesel sih!" Black menaikkan sudut bibirnya ke atas menciptakan lengkungan sabit tipis.
"Blue!" teriak Red sambil melempar potongan kaki meja, yang kemudian di gunakan untuk menangkis lemparan botol minuman.
Pranggg!!
Beberapa botol berisi minuman yang tidak bisa dibilang murah itu. Melayang menabrak dinding hingga pecah berserakan.
Bagaikan memukul bola kasti, Blue terus melayangkan pukulan untuk menangkis botol yang di lempar oleh seorang pria di depan meja bar.
Melihat Blue agak kewalahan.
Red, berinisiatif mencari senjata api yang tadi terlempar.
Wanita itu mengarahkan senter pada ponselnya ke kolong meja.
"Ah, itu dia!" Akhirny, Red menemukannya di sudut, tepatnya di bawah pot besar. Kemudian ia pun berlari karena seorang anak buah Barca juga mengincar benda tersebut.
Bugh!
Red pun berhasil menjauhkan pria itu dengan memberi tendangan pada wajahnya, setelah sebelumnya ia mendapatkan tendangan lebih dulu di pinggangnya.
Mereka berdua menangkap senjata api itu bersamaan. Dengan sebelah tangan yang terus melancarkan pukulan demi pukulan.
Red membalik pergerakan tangannya, memutar badannya, lalu ...
Dor!!
Aaa ... siapa yang kena tembak?!😱
...Bersambung...
tp kecolongan mulu...😆😆😆