Setelah mendapatkan notifikasi aneh yang menawarkannya untuk menjadi Raja Peradaban, Nova dikejutkan oleh Sistem yang terikat dengannya saat Secara misterius terbangun di pulau terpencil.
Demi bisa bertahap hidup dan memecahkan misteri kedatangannya dan teman-temannya ke pulau misterius ini, mereka pun bekerjasama untuk membangun peradaban baru demi bisa pulang ke rumah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon polacirius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Si Putih Bergabung Dalam Kelompok
Pagi harinya, hujan badai kemarin telah mereda. Kawasan kamp cukup berantakan oleh genangan air, kolam ikan yang Nova dan lainnya buat telah meluap dan membuat beberapa ikan melompat keluar.
“Kyaaa!”
Pagi itu, Fani menjadi orang pertama yang bangun. Ia hendak ke dapur untuk membuat sesuatu yang hangat pagi-pagi seperti ini. Namun, seekor kucing besar yang tengah berada di depan mulut gua malah membuatnya sangat terkejut.
“Apa? Ada apa?” panik Nova dan lainnya dengan wajah kelabakan.
Mereka terbangun oleh suara teriakan Fani yang memekakkan telinga, dan segera datang hanya untuk memeriksa apa yang terjadi.
“A-ada harimau di depan gua,” panik Fani. Ia berlari dan berlindung di belakang Nova. Mimik wajah Nova yang awalnya panik, seketika berubah tenang.
“Ku pikir ada apa,” ujarnya sambil menguap.
“Kau tidak dengar, Nov? Fani bilang ada harimau di kamp kita,” jelas Siska yang tidak kalah takut.
“Tenang saja. Aku jamin si putih tidak akan mengganggu ataupun mencelakai kita.”
“Siapa itu si putih?” semua orang memandang Nova, dan Nova baru ingat ia belum menceritakan apapun kemarin.
“Itu nama harimau putih itu. Kalian ingat bukan, saat Nova begitu rajin pergi ke hutan dengan membawa ikan?”
Meskipun Indra sudah berusaha menjelaskan, tetapi sepertinya semua orang belum juga menghilangkan rasa takutnya. Sampai akhirnya, Nova pergi menghampiri si putih dan mengelus kucing besar itu, barulah semua orang dapat bernapas lega.
[Host berhasil menaklukan sang Raja Hutan dan mendapatkan 5000 poin juga mendapatkan hadiah misterius]
Sebuah panel sistem muncul di depan Nova menampilkan semacam tanda aneh yang terlihat seperti lingkaran sihir yang sering Nova lihat di anime-anime.
[Host mendapatkan “Beast Bond Seal” sebuah segel yang ditanamkan kepada hewan peliharaan. Ketika segel berhasil dipasang, Host dapat melihat kondisi fisik, perasaan, penglihatan dan berkomunikasi dengan mereka.]
Tanpa membuang waktu lagi, Nova segera memasang Beast Bond Seal kepada si putih. Begitu segel terpasang dengan sempurna, apa yang dirasakan oleh Si Putih langsung muncul di kepala Nova.
Rupanya Si Putih kemarin malam sudah melindungi Nova dan lainnya dari amukan para beruang. Hal ini membuat tubuh Si Putih yang baru sembuh kembali terluka dan kelelahan.
Si Putih bahkan berjaga di mulut gua hanya demi mengawasi apakah sekelompok beruang yang mengamuk kemarin malam tidak datang kembali ke kamp.
“Ada apa dengan wajah mu itu,” tegur Indra dan duduk di sebelah Nova.
“Sepertinya kita harus segera berburu para beruang agar kejadian kemarin malam tidak terjadi lagi.”
Indra mengerutkan kening. Kejadian apa?
Apa kemarin Nova mimpi buruk karena ini pertama kalinya mereka merasakan hujan deras?
“Kau mimpi buruk?” tanya Indra dengan wajah prihatin.
Nova menggeleng. Ia mulai menjelaskan apa yang terjadi kemarin malam kepada Indra yang hanya pemuda itu percayai setengahnya. Namun, melihat luka cakaran di tubuh Si Putih. Indra putuskan untuk percaya sepenuhnya saja.
“Bagaimana cara kita melawan mereka? Kita hanya empat orang dan itu tidak cukup kuat.”
Nova menyeringai. “Aku tahu kau akan mengatakn itu, karena itu mari mencari sesuatu yang diperlukan untuk membuat racun dan juga mungkin ada baiknya kita membuat sebuah panah besi.”
“Di mana kita akan menemukan bijih besi?”
Mata Nova turun ke bawah, menatap celana kain yang dipakainya begitu juga dengan punya Indra.
“Jangan menatap bawah ku begitu, dasar mesum.”
Setelah merapikan kamp yang agak berantakan, mereka akhirnya dapat sarapan. Si Putih yang bekerja keras kemarin malam juga sarapan bersama mereka. Ia tidak terlalu kesal saat Dina datang mendekat untuk mengobati luka kucing besar itu.
“Bulunya sangat halus dan hangat, aku jadi tidak mau jauh-jauh darinya,” tukas Siska memeluk Si Putih yang sibuk makan.
Cuaca dingin setelah badai membuat semua orang merasa malas untuk berkerja, karena itu semua orang memaksakan diri untuk bekerja meskipun hawa dingin benar-benar membuat tubuh mereka terasa berat.
Fani, Tasya, Ogy dan Taki bertugas tetap di kamp bersama dengan Si Putih. Nova sudah memberi tahu semua orang saat sarapan tadi dan membagi tugas apa yang harus mereka lakukan. Anak kelas satu bertugas untuk membuat sebuah cetakan anak panah dan membuat bak mandi serta membakarnya.
Sedangkan Nova, Indra, Siska, Dina dan Silva pergi ke sekitar hutan untuk mencari katak panah beracun. Nova berencana untuk mengikuti sebuah cara berburu tradisional yang biasa dilakukan oleh suku-suku asli di Amerika Selatan, khususnya di daerah hutan-hutan Amazon.
Salah satu suku yang terkenal menggunakan racun dari katak panah beracun adalah suku Emberá di Panama dan Kolombia. Mereka menggunakan racun dari katak jenis Phyllobates terribilis untuk melumuri anak panah yang digunakan dalam berburu.
Nova harap ia berhasil menemukan beberapa ekor katak panah beracun untuk mengalahkan sekelompok beruang cokelat.
“Aku heran, bagaimana bisa sekelompok beruang mau menyerang kamp kita. Tidakkah mereka punya sarang sendiri?” Siska menyibak beberapa semak hanya untuk melihat-lihat apakah benar-benar ada katak yang Nova maksud.
Nova yang sibuk mencari dengan tenang menjelaskan alasan kenapa hewan buas datang ke kamp mereka. “Sepertinya alasan mereka menyerang kamp kita adalah karena kehilangan habitat akibat para manusia merebut habitat dan sarang mereka. Ketika habitat alami mereka berkurang, mereka terpaksa mencari makanan dan tempat tinggal di wilayah manusia.”
Nova melihat beberapa genangan di daun dan kembali melanjutkan, “Kekurangan sumber makanan di alam juga mendorong mereka untuk mendekati pemukiman manusia, mencari makanan di tempat sampah atau ladang pertanian. Perubahan iklim juga mampu mengubah pola migrasi dan perilaku hewan, serta kurangnya predator alami, dapat menyebabkan peningkatan populasi hewan tertentu yang kemudian merambah ke wilayah manusia. Selain itu, bau makanan, sampah yang tidak dikelola dengan baik, dan hewan peliharaan menarik perhatian hewan liar.”
“Tapi kita tidak menyerang mereka,” balas Siska.
“Kita tidak tahu berapa banyak jumlah manusia yang dikirim di pulau ini secara misterius. Satu angkatan kita saja jumlahnya sudah mencapai 500 lebih orang. Jumlah guru dan petugas sekolah yang jumlahnya sekitar 72 orang, ditambah jumlah dari angkatan pertama dan kedua. Aku yakin populasi di sini hampir mencapai 2000,” tutur Indra.
Ia akhirnya mendapatkan seekor katak panah beracun setelah mengawasi sekitar dengan tenang dan melihat ada telur katak di genangan air.
“Aku mendapatkan satu di sini,” ucapnya tersenyum puas. Nova segera menghampiri untuk melihat.
“Cuma satu?”
tapi mantep lah, soalnya ane suka cerita atau main game tema survival kek gini 😹